Syarat Tentang Klinik Di Tempat Kerja
Syarat Tentang Klinik Di Tempat Kerja
Klinik Di Tempat
Kerja
INDUSTRI
FAKTOR BAHAYA
PEKERJA
KECELAKAAN PAK
KERJA
PRODUKTIVITAS
Permenaker No. 15 Tahun 2008 Tentang P3K Di
Tempat Kerja
Permenaker No. 09 Tahun 2014 Tentang Klinik
PMK No. 28 Tahun 2011 Tentang Klinik
LANDASAN Permenkes RI No. 48 Tahun 2016 Tentang K3
HUKUM Perkantoran
Permenkes No. 70 Tahun 2016 Tentang Standar Dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
Buku Pedoman Klinik Perusahaan Oleh Dirjen K3
Fasilitas dan tenaga P3K di tempat kerja harus tersedia jika mempekerjakan pekerja 100 orang atau lebih
mempekerjakan pekerja kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya tinggi.
Klinik perusahaan tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan terutama bidang pelayanan kesehatan kerja
minimal (peningkatan, pencegahan, pengobatan, pemulihan)
Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan Prasarana Klinik meliputi; instalasi sanitasi, instalasi
nonmedis yang memadai sesuai dengan jenis listrik, pencegahan dan penanggulangan kebakaran,
pelayanan yang diberikan, harus memenuhi standar ambulan, khusus untuk Klinik dengan rawat inap
mutu, keamanan, dan keselamatan serta dikalibrasi terdapat sistem gas medis, sistem tata udara, sistem
secara berkala. pencahayaan, prasarana lainnya sesuai kebutuhan.
PERSYARATAN RUANG KLINIK UMUM
Tahapan pelayanan kesehatan kerja : a. Kebutuhan ruang : Luas ruang min. 3 x 4 m².
1. Tingkat I : Kegiatan pelayanan risiko kecelakaan, b. Ruang Loket Pendaftaran : Luas ruangan min.
kerja fisik berat, sanitasi dan kebersihan dasar, 3 x 4 m².
bahaya kimia/fisik/biologis c. Ruang Penerimaan obat : : Luas ruang min. 3 x
2. Tingkat 2 : Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar 4 m².
3. Tingkat 3 : Kegiatan pelayanan tentang d. Gudang Kesehatan : Luas ruang min. 2 x 3 m².
pencegahan tanpa mengabaikan pengobatan e. Kamar mandi : Luas ruang min. 2 x 3 m².
4. Tingkat 4 : Kegiatan pelayanan pencegahan f. WC : Luas ruang min. 2 x 3 m².
komprehensif, pelayanan kuratif, promosi g. Kebutuhan Penunjang lainnya : Listrik,
kesehatan, promosi kemampuan kerja dan sanoitasi air dan wastafel, ambulan,
pembangunan organisasi kerja yang sehat resusisator, IPAL, tempat sampah, alat
komunikasi, APD.
Jumlah Petugas P3K Di Tempat Kerja Berdasarkan
Klasifikasi Tempat Kerja :
1) Tempat kerja dgn potensi bahaya rendah : pekerja
25 – 150 orang 1 petugas P3K. Pekerja lebih dari
150 1 orang untuk setiap 150 orang atau kurang
Persyaratan P3K di Tempat Kerja :
2) Tempat kerja dgn potensi bahaya tinggi : Jumlah
1) Lokasi ruang P3K mudah dijangkau
pekerja ≤100 orang 1 petugas P3K. Pekerja >100
dari area kerja dan jalan keluar
1 orang untuk setiap 100 orang atau kurang
2) Luas minimal cukup untuk
menampung satu tempat tidur pasien
dan masih terdapat ruang gerak bagi
seorang petugas P3K serta
penempatan fasilitas P3K Persyaratan Isi Kotak P3K :
3) Tanda dan papan nama jelas dan 1) KOTAK A (66 buah) untuk 25 pekerja/buruh atau
mudah dilihat kurang
2) KOTAK B (104 buah) untuk 50 pekerja/buruh atau
kurang
3) KOTAK C (122 buah) untuk 100 pekerja/buruh atau
kurang
1 kotak B setara dengan 2 kotak A. 1 kotak C setara
dengan 2 kotak B
Standar K3 Perkantoran; keselamatan kerja, kesehatan kerja, kesehatan
lingkungan kerja perkantoran dan Ergonomi Perkantoran. Tujuannya untuk
mencegah dan mengurangi penyakit akibat kerja dan penyakit lain, serta
kecelakaan kerja pada karyawan, dan menciptakan perkantoran yang aman,
nyaman dan efisien untuk mendorong produktifitas kerja.
Semua kantor harus memiliki Setiap industri wajib memenuhi standar dan
karyawan yang terlatih P3K menerapkan persyaratan kesehatan lingkungan
dan mempunyai sertifikat P3K kerja industry
yang bertaraf nasional. Untuk memenuhi standar persyaratan kesehatan
lingkungan kerja industry dilakukan pemantauan
Peningkatan Kesehatan Kerja minimal yang harus secara berkala melalui; cara pengamatan,
dilakukan di Perkantoran meliputi; Peningkatan pengukuran, dan surveilans faktor fisik, kimia,
pengetahuan kesehatan kerja, pembudayaan PHBS di biologi, dan penanganan beban manual, serta
Tempat Kerja, penyediaan ruang ASI dan pemberian indikator pajanan biologi sesuai potensi bahaya yang
kesempatan memerah ASI selama waktu kerja di ada di lingkungan kerja; dan pemeriksaan,
perkantoran, serta aktivitas fisik. pengamatan, pengukuran, surveilans, dan analisis
risiko pada media lingkungan. Pemantauan dilakukan
paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.