Anda di halaman 1dari 21

PERCOBAAN 2 (TETES

MATA)
Kelompok 4
Hana Astari
Iir Rohimah
Ilham Fauzan
Kenken Aina Rahmawati
Lailatul Hikmatin Fauziah
Farmasi 2A
TUJUAN

■ Dapat menghitung tonisitas tetes mata


■ Dapat membuat dan melakukan evaluasi mutu tetes
mata
DASAR TEORI
Tetes mata (Guttae Ophthalmicae) adalah sediaan steril berupa larutan atau
suspense yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lendIr mata
di sekitar kelopak mata dan bola mata (FI.III, 1979). Tetes mata digunakan untuk
menghasilkan efek diagnostik dan terapeutik lokal dan yang lain untuk
merealisasikan kerja farmakologis yang terjadi setelah berlangsungnya penetrasi
bahan obat, dalam jaringan yang umumnya terdapat disekitar mata (Voight, 1994).
Tetes mata harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan yaitu :
1. Steril
2. Sedapat mungkin isohidris
3. Sedapat mungkin isotonis
Bila obatnya tidak tahan pemanasan, maka sterilitas dicapai dengan
menggunakan pelarut steril, dilarutkan obatnya secara aseptis, dan menggunakan
penambahan zat pengawet dan botol atau wadah yang steril. Isotonis dan pH yang
dikehendaki diperoleh dengan menggunakan pelarut yang cocok.
Pada dasarnya sebagai obat mata biasanya dipakai :
1. Bahan-bahan yang bersifat antiseptika (dapat memusnahkan kuman-
kuman pada selaput lender mata), misalnya asam borat, protargol,
kloramfenikol, basitrasina, dan sebagainya.
2. Bahan-bahan yang bersifat mengecutkan selaput lender mata
(adstringentia), misalnya seng sulfat.
Untuk pembuatan obat mata ini perlu diperhatikan mengenai
kebersihannya, pH yang stabil, dan mempunyai tekanan osmose yang
sama dengan tekanan osmose darah. Pada pembuatan obat cuci mata
tak perlu disterilkan, sedangkan pada pembuatan obat tetes mata harus
disterilkan. (Anief, 1999)
Pelarut yang sering digunakan adalah :
1.   Larutan 2% Asam Borat (pH = 5)
2.   Larutan Boraks – Asam Borat (pH = 6,5)
3.   Larutan basa lemah Boraks – Asam Borat (pH = 8)
4.   Aquadestillata
5.   Larutan NaCl 0,9%
(Widjajanti, 1989)
FORMULASI
TETES MATA KHLORAMFENIKOL
R/ Chloramphenicolum : 50 mg

Acidum Boricum : 150 mg

Natrii Tetraboras : 30 mg

Phenylhydrargyri Nitras : 200 µg

Aqua destilata hingga : 10 ml

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk.

Catatan: 1. Disterilkan dengan Cara Sterilisasi B atau C


2. Pada etiket harus juga tertera : Daluwarsa
Dikarenakan akan disesuaikan
dengan uji evaluasi,maka Aqua destilata
ad 100 ml :

TETES MATA KHLORAMFENIKOL


R/ Chloramphenicolum : 500 mg

Acidum Boricum : 1500 mg

Natrii Tetraboras : 300 mg

Phenylhydrargyri Nitras : 2000 µg

Aqua destilata hingga : ad 100 ml


MONOGRAFI BAHAN
1. Kloramfenikol
Pemerian :

 Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih hingga putih kelabu atau putih
kekuningan; tidak berbau; rasa sangat pahit. Dalam larutan asam lemah, mantap. (FI Edisi III)

 Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih hingga putih kelabu atau putih
kekuningan; tidak berbau; rasa sangat pahit; larutan praktis netral terhadap lakmus; stabil dalam larutan
netral atau larutan agak asam. (FI Edisi IV)

Kelarutan :

 Menurut FI Ed IV

■ Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam propilenglikol, dalam aseton dan dalam etil
asetat.

 Menurut FI Ed III

■ Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95 %) dan dalam 7 bagian
propilenglikol; sukar larut dalam kloroform dan dalam eter.
■ Sifat Kimia & Fisika.

 pH : Antara 4,5 dan 7,5 (FI ed IV)

 pH sediaan : Antara 7,0 dan 7,5; kecuali obat tetes mata tanpa larutan dapar
atau digunakan untuk hewan antara 3,0 dan 6,0. (FI ed IV)

 Suhu lebur : 149° C - 153° C

 Kestabilan : Terurai oleh cahaya (FI ed III)

■ Khasiat dan penggunaan: Antibiotikum.

■ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

■ Penandaan Pada etiket harus juga tertera : Daluarsa.


2. Asam Borat
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak
berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam dan pahit kemudian manis.
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih,
dalam 16 bagian etano (95%) P dan dalam 5 bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Sifat fisika dan kimia (Excipients 35th Ed) : pH = 3.5–4.1 (5% b/v
larutan cairan)

Titik didih : 170,9° C. Ketika dipanaskan perlahan sampai 181.0°C,


asam borak kehilangan air menjadi bentuk asam metaborik (HBO2); pada
140°C, tetraboric acid (H2B4O7) terbentuk; dan pada temperatur yang
lebih tinggi, boron trioxide (B2O3) terbentuk
Khasiat : Pengawet antimikroba, Antiseptikum eksternal.
3. Natrium Tetraborat
Pemerian : Hablur transparan, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin
dan basa. Dalam udara kering merapuh

Kelarutan :

 Menurut FI Edisi III

Larut dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air endidih dan dalam lebih kurang 1 bagian
gliserol; praktis tidak larut dalam etanol (95 %)
 Menurut Excipients 35th Ed

1 dalam 1 bagian gliserin, 1 dalam 1 bagian air mendidih, 1 dalam 16 bagian air, praktis tidak
larut dalam etanol (95 %), etanol (99,5 %) dan dalam diethyl eter.

Sifat fisika dan kimia (Excipients 35th Ed) : pH = 9.0–9.6 (4% w/v aqueous solution)

Khasiat dan penggunaan : agen pengalkali, pengawet antimikroba, agen buffer, desinfectant,
agen pengemulsi, agen penstabil. Antiseptikum eksternal.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


4. Phenylhydrargyri Nitras (FI IV : 668)
Pemerian : Serbuk hablur putih, dipengaruhi oleh cahaya. Larutan
jenuh memberikan reaksi asam terhadap lakmus.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalametanol
dan dalam gliserin, lebih mudah larut dengan adanya asam nitrat
atau alkali hidroksida.
Fungsi : Preservatif pada sediaan mata
Persen konsentrasi : 0,002 %
PERHITUNGAN TONISITAS

ΔTf =

■ Kloramfenikol 0,5%
ΔTf =
= 0,02878 = 0,03

■ Acidium Boric 1,5 %


ΔTf 1% = 0,28
ΔTf 1,5% =
■  Natri Borat 0,3%
ΔTf Natri Borat 1% = 0,24
ΔTf Natri Borat 0,3% =
B = 0,52 – (0,03 + 0,42 + 0,07) = 0 (isotonis)
PENIMBANGAN BAHAN

Nama Bahan Penimbangan


Kloramfenikol 500 mg
Asam Borat 1500 mg
Natrium tetraborat 300 mg
Phenylhydrargyri Nitras 2000 µg
Aquadest ad 100 ml
ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
■ Timbangan ■ Kloramfenikol
■ Erlenmeyer
■ Asam Borat
■ Beaker glass
■ Na Tetra Borat
■ Botol tetes mata
■ Batang pengaduk ■ Phenylhydrargyri Nitras
■ Gelas ukur
■ Aqua destilata
■ Corong
■ Kertas pH/pH meter
■ Autoklaf
■ Kaca alroji
■ Cawan penguap
■ Spatel logam
PROSEDUR
Siapkan akua pro
Siapkan alat dan Timbang semua
injeksi/aquadest
bahan bahan
steril

Larutan tadi Larutkan asam


dimasukkan ke borat dan natri
dalam borat dengan API, Kaliberasi botol
kloramfenikol kemudian
sedikit demi campurkan
sedikit

Lapisi corong dengan


Masukkan sisa API, kertas saring dan Tambahkan API
lakukan pengecekan dibasahi dengan API. sampai batas
pH Saring larutan ke kaliberasi
dalam erlenmeyer
EVALUASI
1. Uji Kejernihan ( Lachman vol.3 hal 1355)
 Diputar botol secara vertical 180° berulang-ulang di depan suatu latar
belakangyang gelap
 Serpihan gelas akan berjatuhan yang mula-mula turun dan berkumpul didasar
botol
 Bahan melayang akan berkilau bila terkena cahaya dengan latar belakang
gelap untuk larutan jernih dan latar belakang putih untuk larutan bewarna

2. Uji pH
 Indicator pH dimasukkan ke dalam sediaan
 Dilihat apakah pH sediaan sudah sesuai dengan literature yakni pH untuk
sediaan yaitu 6. (Depkes RI, 1978)
3. Uji sterilisasi
 Siapkan sampel sediaan dalam wadah/beaker glas

 Tempelkan kertas uji sterilisasi pada sediaan

 Tutup wadah dengan menggunakan kertas payung/plastik

 Amati beberapa saat

 Jika terjadi perubahan warna pada kertas sterilisais maka sediaan


tersebut tidak steril.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departeman
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim,1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 448, 515, 771, 1000

Voight, R., 1994. Buku Pengantar Teknologi Farmasi,


diterjemahkan oleh Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta : UGM
Press
Widjajanti, Nuraini. 1989. Obat-Obatan. Kanisius. Jakarta
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai