Anda di halaman 1dari 33

DASAR DASAR MOTOR BAKAR

ADE HERMAWAN, S.St.Pi, MT


DARMAWAN, , S.St.Pi, MT
MOTOR BAKAR

Pesawat Kalor yang mengubah


Tenaga Panas
dari Pembakaran Bahan Bakar di Ruang Bakar
menjadi
Tenaga Mekanis
dengan Prinsip Kerja tertentu
Proses 1. Di dalam Ruang Bakar (Internal Combustion Engine)
Pembakaran 2. Di luar Ruang Bakar (External Combustion Engine)

1. Bahan Bakar Minyak (Bensin, Minyak Tanah, Solar dll)


Bahan Bakar 2. Bahan Bakar Gas (Elpiji, Butan, dll)
3. Bahan Bakar Padat (Batubara, Briket dll)

1. Motor Uap  James Watt (Inggris – 1760)


2. Motor Bensin / Otto  Nicolaus August Otto (Perancis – 1876
Prinsip Kerja 3. Motor Diesel  Rudolf Diesel (Jerman – 1897)
4. Motor Wankel / Rotary  Felix Wankel (Jerman – 1974)
Diagram P-V
• Diagram P-V adalah suatu diagram yang
menyatakan hubungan antara perubahan
volume dengan perubahan tekanan yang
terjadi di dalam silinder, pada setiap
langkah torak selama satu siklus. Secara
umum guna keperluan analisa motor
bakar, diagram P-V dianggap sebagai
siklus ideal
Siklus

Siklus adalah suatu proses yang


terjadi berulang - ulang secara
kontinyu dan setiap proses
tersebut merubah kondisi gas
didalam ruang bakar.
Siklus dari suatu mesin diesel
terdiri dari 4 (empat) tahapan
yaitu ; pengisian, kompresi,
usaha dan pembuangan.
Diagram P – V menunjukkan hubungan antara volume ( V ) dengan
tekanan ( P ) dalam silinder pada tiap siklus

P V1 = volume silinder ( volume


bar langkah + ruang bakar )
V2 = volume ruang bakar
75 V3 = volume langkah piston
Q1  
Pa = tekanan udara luar
 
U i = proses pengisian udara
35 sewaktu langkah hisap
k  
k = proses kompresi
i b Q2 diperlihatkan tekanan
Pa O kompresi maksimum
V2 V3 35 bar, dilanjutkan dengan
pembakaran sampai 75 bar
V1
Q1 = artinya terjadi penambahan energi yang cukup besar sewaktu terjadi
pembakaran pada akhir langkah kompresi dan awal langkah usaha
u = garis yang memperlihatkan proses usaha
b = ( kearah kiri ) adalah proses pembuangan gas asap
Q2 = daya yang dihasilkan
Q1 = artinya terjadi penambahan energi yang cukup besar sewaktu
terjadi
pembakaran pada akhir langkah kompresi dan awal langkah
usaha
u = garis yang memperlihatkan proses usaha
b = ( kearah kiri ) adalah proses pembuangan gas asap
Q2 = daya yang dihasilkan

Ketentuan-ketentuan yang perlu diperhatikan bahwa :


 a. Pada diagram ini dianggap tidak ada kerugian aliran udara pada
waktu langkah pengisian maupun langkah buang
b.Dari diagram ini dapat dihitung besar tekanan indikator rata-rata
yang mendorong piston yang besarnya tergantung luas indikator.
c.Semakin besar luas diagram berarti semakin besar pula
tekanannya, semakin besar pula daya Indikatornya
d. Gambar diagram ini dianggap tidak ada kerugian ( keadaan ideal )
Diagram Indikator
Untuk mengetahui bagaimana proses perubahan tekanan
didalam silinder itu terjadi mari kita perhatikan uraian berikut ini:

P (tekanan) I. Langkah hisap

Piston bergerak dati TMA ke TMB oleh


perputaran poros engkol dan secara
praktis katup masuk terbuka sebelum
* III mulai langkah hisap

Volume didalam silinder akan


II
bertambah, tekanan turun lebih kecil
IV dari tekanan udara luar (vacuum)
1 bar I menyebabkan udara masuk kedalam
V
silinder melalui katup isap
Volum
Va e
Vb
II. Langkah kompresi
 
Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup masuk dan katup buang akan
menutup, volume silinder mengecil dan temperatur dan tekanan udara
kompresi akan bertambah. Pada akhir langkah kompresi mesin diesel
tekanan dalam silinder 30 bar dan temperatur 550 C.
 
Beberapa saat sebelum akhir langkah kompresi bahan bakar diinjeksikan
kedalam silinder, maka akan terjadi atomisasi bahan bakar didalam
silinder karena semprotan bahan bakar yang sangat cepat.
Campuran terbentuk karena atomisasi atau uap bahan bakar dan udara
panas akan dapat mengawali pembakaran. Pada waktu piston hampir
mencapai TMA, campuran bahan bakar/udara didalam silinder akan terbakar
dengan cepat.
III. Langkah usaha
 
Pada akhir langkah kompresi dan setelah terjadi
pembakaran spontan, piston untuk kedua kalinya bergerak
dari TMA ke TMB (langkah usaha)
Tekanan gas didalam silinder relatif tinggi sehingga piston
didorong ke bawah, piston bergerak kebawah dan ruang
didalam silinder bertambah, tekanan dan temperatur gas
akan berkurang dengan cepat.
Energi panas akan diubah menjadi energi mekanik yang
dapat memutar poros engkol.
IV. Langkah Buang
 
Sebelum piston mencapai TMB katup buang terbuka, sehingga
gas pembakaran akan mengalir keluar melalui katup buang
menuju saluran pembuangan selanjutnya ke udara luar.
Dengan terbukanya katup buang sebelum akhir langkah usaha,
maka gas bekas akan mengalir keluar, pada waktu yang
bersamaan piston kembali bergerak menuju TMA
Selama langkah buang, katup buang terbuka dan sisa gas bekas
akan terdorong keluar oleh desakan piston. Karena tekanan
didalam silinder lebih besar dibanding udara luar, maka
diperlukan energi untuk menggerakkan piston, energi tersebut
disuplai oleh Fly Wheel atau dari silinder lainnya.
Diagram PV Ideal
Diagram PV Real
 
MEKANISME
SIKLUS
MOTOR BENSIN MOTOR DIESEL

12 Langkah Hisap


23 Langkah Kompresi
34 Pembakaran
Siklus Otto : Perubahan Volume Tetap
Siklus Diesel : Perubahan Tekanan Tetap
45 Langkah Ekspansi
521 Langkah Buang
PRINSIP KERJA

MOTOR OTTO MOTOR DIESEL

Motor Pembakaran Dalam Motor Pembakaran Dalam


(Internal Combustion Engine) ( Internal Combustion Engine )
yang menggunakan yang menggunakan
Bensin (Gasoline) sebagai BBM Solar (Diesel Fuel) sebagai BBM
dengan prinsip kerja sbb : dengan prinsip kerja sbb :
BBM dicampur dengan udara BBM disemprotkan (diinjeksikan)
dalam komposisi tertentu (dikabutkan) ke dalam ruang bakar yang berisi
di Karburator atau di Intake Manifold udara dengan tekanan dan temperatur tinggi
kemudian dimasukkan ke ruang bakar sehingga BBM tersebut
dengan terbakar dengan sendirinya
Mekanisme dan Langkah Kerja tertentu
sehingga saat
Busi memercikkan bunga api listrik Motor Penyalaan Kompresi
maka campuran BBM-Udara tersebut (Compression Ignition Engine)
akan terbakar Motor Tekanan Tetap
(Siklus Diesel)
Motor Penyalaan Busi
(Spark Ignition Engine)
Motor Volume Tetap
(Siklus Otto)
LANGKAH
KERJA
2 - TAK 4 - TAK

Mekanisme pergerakan Mekanisme pergerakan


Torak dalam Silinder Torak dalam Silinder
yang terdiri dari yang terdiri dari
2 kali langkah Torak 4 kali langkah Torak
dalam 1 kali putaran Poros Engkol dalam 2 kali putaran Poros Engkol
untuk 1 kali Pembakaran BBM untuk 1 kali Pembakaran BBM
di Ruang Bakar di Ruang Bakar
2 - TAK
MOTOR BENSIN
MOTOR DIESEL MOTOR BENSIN
1. BAHAN BAKAR SOLAR 1. BAHAN BAKAR BENSIN
2. MENGGUNAKAN NOZZLE / (PREMIUM, PERTAMAX/PLUS,
INJECTOR BIOETHANOL, BBG)
3. TEKANAN & SUHU UDARA 2. MENGGUNAKAN BUSI
KOMPRESI LEBIH TINGGI 3. TEKANAN SUHU UDARA
4. YANG DIHISAP UDARA MURNI KOMPRESI LEBIH RENDAH
5. SUARA & GETARAN LEBIH 4. SUARA & GETARAN LEBIH
TINGGI HALUS
6. HARGANYA LEBIH MAHAL 5. HARGANYA LEBIH MURAH
7. TENAGA YANG DIHASILKAN 6. TENAGA YANG DIHASILKAN
LEBIH TINGGI LEBIH RENDAH
8. PERAWATAN LEBIH MUDAH 7. PERAWATAN LEBIH RUMIT
MOTOR 2 TAK MOTOR 4 TAK
1. HANYA SALURAN ISAP & 1. DILENGKAPI KATUP / KLEP /
BUANG VALVE ISAP DAN BUANG
2. MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR 2. MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR
CAMPUR (BENSIN + OLI) MURNI
UNTUK MOTOR BENSIN 3. SUARA & GETARANNYA LEBIH
3. SUARA & GETARANNYA LEBIH HALUS
BERISIK 4. DUA KALI PUTARAN POROS
4. SATU KALI PUTARAN POROS ENGKOL (2 X 360O)
ENGKOL (360O) MENGHASILKAN SATU KALI
MENGHASILKAN SATU KALI LANGKAH USAHA
LANGKAH USAHA 5. LEBIH IRIT BAHAN BAKAR
5. UMUMNYA LEBIH BOROS 6. EMISI GAS BUANG LEBIH
BAHAN BAKAR RENDAH
6. EMISI GAS BUANG LEBIH 7. KONSTRUKSI MESIN LEBIH
TINGGI RUMIT
7. KONSTRUKSI MESIN LEBIH
RINGKAS
2 - TAK
MOTOR DIESEL
4 - TAK
MOTOR OTTO
4 - TAK
MOTOR DIESEL
KINERJA
2 - TAK 4 - TAK
KELEBIHAN
&
2 - TAK KEKURANGAN 4 - TAK

KELEBIHAN : KELEBIHAN :
1. Mekanisme dan komponennya 1. Konsumsi BBM relatif lebih sedikit
lebih sederhana dalam jangka waktu yang sama
2. Tenaga yang dihasilkan lebih 2. Sistem pemasukan gas baru dan
besar dalam jangka waktu dan pengeluaran gas sisa lebih sempurna
CC yang sama karena memiliki sistem katup
3. Pemakaian minyak pelumas mesin
KEKURANGAN : relatif lebih sedikit karena
1. Konsumsi BBM-nya lebih menggunakan sistem pelumasan
banyak dalam jangka waktu dan tersendiri (tidak tercampur BBM)
CC yang sama
2. Mesin lebih cepat panas dalam KEKURANGAN :
jangka waktu yang sama 1. Mekanisme dan komponennya
3. Sistem pemasukan gas baru dan lebih rumit
pengeluaran gas sisa, relatif
kurang sempurna karena
lubangnya bergantung pada
posisi torak
4. Pemakaian minyak pelumas mesin
relatif lebih banyak karena
bercampur dengan BBM sehingga
ada yang ikut terbakar
PENGGUNAAN
DI KAPAL PERIKANAN

MOTOR BENSIN MOTOR DIESEL

Umumnya tipe Dapat berupa tipe


Outboard – Marine Engine Inboard dan Outboard (Long Tail)
(Motor Tempel dan Long Tail) yang berasal dari
Stationary Diesel Engine,
Automotif Diesel Engine, atau
Marine Diesel Engine

Outboard Motor adalah motor penggerak kapal yang terletak di luar


lambung kapal dan poros baling-baling kapaln
tidak menembus dinding lambung kapal.

Inboard Motor adalah motor penggerak kapal yang terletak di dalam


lambung kapal sehingga poros baling-baling
kapalnya menembus dinding lambung kapal
(linggi baling-baling).
OUTBOARD TYPE
( MOTOR TEMPEL )
OUTBOARD TYPE
( LONG TAIL )
INBOARD TYPE
KONSTRUKSI
MOTOR BENSIN
LONG TAIL LONG TAIL
2-TAK 4-TAK MOTOR TEMPEL
KONSTRUKSI
STATIONARY MOTOR DIESEL AUTOMOTIVE

MARINE
PERBANDINGAN
MOTOR OTTO
&
MOTOR DIESEL 1. Motor Otto relatif lebih ringan
dan kompak dibanding Motor Diesel
2. Motor Otto menghasilkan daya
lebih besar pada RPM tinggi
3. Motor Otto memiliki akselerasi yang
lebih tinggi
4. Motor Diesel mengkonsumsi BBM
lebih sedikit dari Motor Otto (72%
dari minimum konsumsi Motor Otto)
5. Efisiensi Thermal Motor Diesel lebih
tinggi dari Motor Otto
(Diesel = 34% ; Otto = 23%)
6. Motor Diesel menghasilkan
getaran/suara yang kasar pada
beban rendah
7. Umumnya Motor Diesel bekerja pada
beban besar (putaran rendah)
SATUAN DAYA
• 1PS = HP = PK = DK
• PS = PFERDESTÄRKE
• HP = HORSE POWER
• PK = PAAR-DE-KRACHT
• DK = DAYA KUDA
• 1 PS = 0,985 HP (1HP=1,0142 PS)
• 1HP = 550 Ft.Lb/sec = 0,746 KW
• 1 PS = 75 Kg.m/sec = 0,7355 KW
7 BAGIAN UTAMA MOTOR DIESEL

1. Cylinder Block Asyembly


2. Cylinder Head Asyembly
3. Piston & Connecting Rod
4. Crankshaft
5. Oil Pan
6. Timming Chain Asyembly
7. Fly Wheel

Anda mungkin juga menyukai