0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan20 halaman
Dokumen tersebut membahas klasifikasi dan pengobatan infeksi jamur. Ada dua klasifikasi infeksi jamur yaitu sistemik dan lokal, dengan infeksi lokal jumlahnya lebih banyak. Beberapa jamur penyebab infeksi antara lain Candida, Aspergillus, dan Cryptococcus. Pengobatan infeksi jamur sistemik menggunakan antijamur seperti amfoterisin B, flusitosin, imidazol dan triazol. Sedangkan untuk infeksi k
Dokumen tersebut membahas klasifikasi dan pengobatan infeksi jamur. Ada dua klasifikasi infeksi jamur yaitu sistemik dan lokal, dengan infeksi lokal jumlahnya lebih banyak. Beberapa jamur penyebab infeksi antara lain Candida, Aspergillus, dan Cryptococcus. Pengobatan infeksi jamur sistemik menggunakan antijamur seperti amfoterisin B, flusitosin, imidazol dan triazol. Sedangkan untuk infeksi k
Dokumen tersebut membahas klasifikasi dan pengobatan infeksi jamur. Ada dua klasifikasi infeksi jamur yaitu sistemik dan lokal, dengan infeksi lokal jumlahnya lebih banyak. Beberapa jamur penyebab infeksi antara lain Candida, Aspergillus, dan Cryptococcus. Pengobatan infeksi jamur sistemik menggunakan antijamur seperti amfoterisin B, flusitosin, imidazol dan triazol. Sedangkan untuk infeksi k
>> BEBERAPA JAMUR PENYEBAB INFEKSI BEBERAPA JAMUR PENYEBAB INFEKSI MIKOSIS
Mikosis superfisial Mikosis Profunda
(Aspergilosis paru) 1.AMFOTERISIN B Bersifat fungistatik/fungisidal tergantung dosis & sensivitivitas jamur FARMAKOKINETIKA Absorpsi melalui saluran cerna sedikit. T ½ 24 - 48 jam. Kadar mantap dicapai setelah beberapa bulan. Dapat melewati plasenta, CSS & vitreus. Ekskresi melalui ginjal lambat sekali. EFEK SAMPING Infus kulit panas, keringatan, sakit kepala, demam, flebitis ,penurunan fungsi ginjal > 80% pasien ,dll. Efek toksik ginjal dapat ditekan dengan pemberian bersama flusitosin. INDIKASI
1.Terapi awal infeksi jamur
yang mengancam kehidupan 2.Koksidiomikosis, Aspergilosis, kandidiosis dll. 3.Obat terpilih (Drug of choice) untuk Blastomikosis. PERHATIAN Selama pengobatan pasien harus di rawat di rumah sakit Monitoring ketat urinalisis, darah dan kimia darah (K,Mg,ureum dan kreatinin) Menjelang tercapai dosis optimal Bila terjadi insuffisiensi ginjal, terapi stop 2.FLUSITOSIN Spektrum sempit Efektif untuk kriptokokosis, kandidiasis, Aspergilosis Bila diberikan bersama Amfoterisin B bersifat supraaditif. EFEK SAMPING Toksisitas < amfoterisin B Dapat menimbulkan anemia, leukopenia dan trombositopenia Tidak bersifat nefrotoksik. Keamanan pada ibu hamil belum terbukti. 3.IMIDAZOL & TRIAZOL Spektrum luas Terdiri dari : ketokonazol, mikonazol, fluokonazol , dll. Banyak digunakan sebagai anti jamur sistemik. Vorikonazol relatif baru, tosisitas lebih rendah. ANTI JAMUR UNTUK INFEKSI DERMATOFIT & MUKOKUTAN 1.Griseofulvin in vitro efektif terhadap berbagai jenis jamur. Absorpsi melalui sal cerna kurang baik Efek samping : Leukopenia & granulo sitopenia. Sediaan tablet 125 mg & 500mg ANTI JAMUR UNTUK INFEKSI DERMATOFIT & MUKOKUTAN 2.Imidazol & triazol 3.Tolnaftat 4.Nistatin Mekanisme kerja : Nistatin + sterol perubahan permeabilitas membran sel sel kehilangan berbagai molekul kecil ANTI JAMUR LAIN
Asam benzoat & as
salisilat (whitfield) 2 : 1 Asam benzoat fungistatik Asam salisilat keratolitik Asam undesilenat Haloprogin PERTIMBANGAN TERAPI Infeksi berat gol imidazol Lesi hiperkeratosis kuku anti jamur topikal + zat keratolitik Infeksi jamur dgn tanda radanghebat anti jamur + kortikosteroid Tinea versikolor (panu) selenium sulfid TUGAS INDIVIDU Seorang ibu datang ke MPB untuk memeriksakan anaknya berusia 3 tahun karena tidak mau makan. Hasil pemeriksaan pada bafian mulut langit-langit berwarna bercak putih tebal meluas di seleruh permukaan mukosa langit, Nadi 110x per menit, S:38 C, RR: 26x permenit. Tentukan terapi farmakologi yang paling tepat sesuai dengan materi diatas (sebutkan jenis nya, nama dagang dan dosis pemberiannya) Jelaskan sifat atau prinsip kerja obat tersebut!