Anda di halaman 1dari 45

INTOKSIKASI

ALKOHOL
Zevania Hersahputra Nivaemania Duha (406181018)
Jatinder Pall Singh (406181065)
Petrus Mario Tromp Ipsan (406182017)
DEFINISI
• Keracunan alkohol merupakan konsekuensi yang bisa
diprediksi bila seseorang meminum alkohol dalam volume
besar dalam jangka waktu pendek.

• Derajat beratnya alkohol berhubungan erat dengan kadar


alcohol.
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI

Pria : Wanita (4X)


Indonesia : 3,4 juta orang pecandu alkohol
80% usia 20-24 tahun
ETIOLOGI
Jenis – jenis alkohol yang dapat menyebabkan
keracunan
• ETANOL
Etanol (etil etanol) merupakan hidrokarbon dengan berat
molekul rendah yang berasal dari fermentasi gula

minuman, ekstrak makanan, obat batuk dan pilek, serta


pembersih mulut

diizinkan beredar di IndoAesia.

Golongan A Golongan B Golongan C

5% 5-20 % 20-55 %
• METANOL

(metil alkohol) adalah alkohol industri yang dibuat secara sintetis dan
biasanya tersedia dalam konsentrasi tinggi

Pelarut cat, pembersih, bahan bakar mobil dan produk industri lainnya

Murah, bau dan rasa mirip etanol

Campuran miras (miras oplosan)


• ALKOHOL LAINNYA
Etilen glikol (produk industri)
Dietilen glikol (produk industri)
Propilen glikol (kandungan obat seperti etomidate, diazepam,
phenobarbital, dll)

Keracunan akibat jenis alkohol tersebut jarang dijumpai


PATOFISIOLOGI
Absorbsi
• Kira-kira 10% alkohol yang dikonsumsi diabsorpsi di lambung,
dan sisanya di usus kecil.
• Konsentrasi puncak alkohol didalam darah dicapai dalam
waktu 30-90 menit

• Jika konsentrasi alkohol menjadi terlalu tinggi didalam


lambung, mukus akan disekresikan dan katup pilorik ditutup
(pilorospasme)
Distribusi
Metabolisme
• 90% di hati,

Metanol Etanol

NAD+ NAD+
ADH ADH
NAD + H+ NAD + H+

Formaldehyde Acetaldehyde

FMD ALDH

Formic Acid Acetic Acid

CO2 + H2O Acetyl Co-A


Sistem Saraf Pusat
• Depresan SSP
• Efek anti anxietas  seperti barbiturat dan benzodiazepin.
• Batas tipis  antara efek anestesi dan efek letal (depresi
pernafasan)
• Neurotoksik
• Kronis 
1. berkurangnya fungsi kognitif dan decision making
2. Demensia
3. Penciutan otak
4. Ensefalopati Wernicke
5. Psikosis Korsakoff
• Manifestasi ES  tergantung durasi dan umur penderita
• Tua lebih rentan
Sistem Kardiovaskular
• Kardioprotektif  peningkatan HDL
Fenomena (“French paradox”)
• Hipertensi  mekanisme pasti belum diketahui
• Aritmia  perpanjangan interval QT, perpanjangan
repolarisasi ventrikel dan stimulasi simpatik
• Kardiomiopati  hipokinesis global pada
echocardiografi (akibat ester-ester etil asam lemak).
• Insidens stroke hemoragik dan stroke iskemik meningkat
pada peminum alkohol > 40-60 gr/hari.
Otot Rangka
• Miopati  atrofi serabut tipe II
• Mekanisme  penurunan sintesis protein otot
Suhu Tubuh
• Perasaan hangat  peningkatan aliran darah kutan dan gastrik
• Konsumsi dalam jumlah besar  depresi pengaturan suhu
pusat suhu tubuh turun lebih besar  hipotermia

Diuresis
• Menghambat pelepasan vasopresin dari kelenjar hipofisis
posterior  diuresis meningkat
• Pecandu kronik  toleransi efek diuretik
• Putus obat  sulit BAK
Sistem Gastrointestinal
• Penurunan peristaltik esogafus dan penurunan tekanan
esofagus bg. Bawah  konsentrasi alkohol yang tinggi
• Varises esofagus
• Stimulasi sekresi gastrin dan histamin  nyeri epigastrik 
gastritis akut dan kronik
• Diare kronis akibat malabsorpsi di usus halus  perubahan
struktur dan fungsi usus halus  vili mukosa usus menjadi
pipih, kadar enzim pencernaan menurun  reversibel
• Pengguna alkohol berat  pankreatitis akut dan kronik 
akibat efek metabolik langsung alkohol pada sel-sel asinar
pankreatik.
HATI
• Dose dependent
• Toksisitas intrinsik  dapat merusak hati tanpa
adanya defisiensi makanan
• Efek utama :
1. Infiltrasi lemak  perlemakan hati
2. Hepatitis
3. Sirosis hepatis  penyebab : fibrosis akibat
nekrosis jaringan dan inflamasi kronis
Darah
• Alkohol secara langsung merusak sumsum tulang, terutama
prekursor eritrosit dan prekursor leukosit, sehingga
menimbulkan anemia dan leukopenia.
MANIFESTASI
KLINIS
efek alkohol pada jangka pendek ?

• Pada dosis kecil, alkohol nampaknya memang memiliki efek yang


“menguntungkan”… Menghangatkan badan dan membuat orang
jadi lebih berani merupakan sedikit alasan mengapa alkohol
banyak digunakan dalam berbagai situasi sosial.
• alkohol akan diserap melalui lambung dan masuk ke saluran
darah dan tersebar ke seluruh jaringan tubuh.
• Efek alkohol tergantung pada berbagai faktor, antara lain ukuran
tubuh, berat badan, usia, jenis kelamin, juga jumlah alkohol yang
dikonsumsi.
• Efek penggunaan alkohol dalam dosis kecil-sedang meliputi :
pusing dan meracau (talkative), mungkin sampai mual dan
muntah.
• Alkohol secara signifikan dapat menganggu kemampuan
koordinasi dan pengambilan keputusan (judgment) yang
diperlukan ketika seseorang menyetir mobil dan menjalankan
peralatan mesin. Selain itu juga meningkatkan berbagai aksi
agresivitas, termasuk penganiayaan dan pembunuhan.
efek alkohol pada jangka
panjang?
• Penggunaan alkohol berat dapat menyebabkan kecanduan
(adiksi).
• Penghentian alkohol secara tiba-tiba dapat menyebabkan
gejala putus-alkohol, seperti kecemasan berat, gemetar,
halusinasi, kejang-kejang, dll.
• Penggunaan alkohol dosis besar dalam jangka panjang juga
akan merusak banyak organ tubuh, terutama hati dan otak.
• Seorang wanita yang hamil dan suka minum alkohol, akan
meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan “fetal alcohol
syndrome” di mana bayinya mungkin akan mengalami
retardasi mental dan abnormalitas fisik lain yang tidak bisa
dikoreksi.
• Intoksikasi alkohol akut  stupor/koma
• Kulit  dingin, lembab, kering (karena dehidrasi), hipotermia
• Bau napas  bau alkohol
• Laju respirasi , denyut jantung 
• Koma alkoholik  pd BAC > 300 mg/dL atau 0,3%
Etanol
• <50 mg/dl
Gangguan dalam melakukan tugas yang memerlukan keterampilan, Banyak
bicara, Relaksasi

• >100 mg/dl
Gangguan persepsi terhadap lingkungan, Ataksia, Gangguan dalam pengambilan
keputusan, Kehilangan koordinasi, Perubahan mood, personalitas dan perilaku,
nistagmus, Bicara kacau

• >200 mg/dl
Amnesia, diplopia, disatria, hipotermia, mual, muntah

• >400 mg/dl
Depresi pernapasan, koma, meninggal

Efek sekunder  hipoglikemia setelah 6-36 jam setelah diminum


Metanol
• Dosis toksik metanol berkisa 15-500 cc larutan yang
mengandung metanol 40% sampai 60-600 cc metanol murni

• Mabuk ringan, mengantuk


• Asidosis metbaolik, anion gap, gangguan penglihatan
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Jumlah
• Waktu
• Jenis alkohol
• Riwayat pemakaian alkohol
• Episode keracunan berulang
• Pandangan kabur (pada keracunan metanol)
Pemeriksaan fisik
• Vital sign
• Hiperemidiskus optikus dan edema peripapiler
• Stigma alkohol (nafas bau alkohol, wajah memerah, tremor,
ecchymoses, neuropati perifer)
Laboratorium
• Pemeriksaan darah lengkap, urinalisis dan kadar glukosa darah

• Etanol
peningkatan osmolalitas serum, asidosis laktat, dan hipoglikemia.
Diagnosis pasti dengan pemeriksaan kadar etanol dalam serum

• Metanol
Peningkatan osmolalitas serum, anion gap, asam laktat serum,
dan asidosis metabolik. Diagnosis pasti dengan pemeriksaan
kadar metanol serum
Diagnosis banding
• ketoasidosis diabetik
• koma hiperglikemia
• hiperosmolar non ketotik
• hipoglikemia
• gagal ginjal akut
• Stroke
• perdarahan subaraknoid
• meningoensefalitis
• pankreatitis akut
TATALAKSANA
Penatalaksanaan umum
• Stabilisasi
Airway, breathing, circulation

• Dekontaminasi
Cegah absorbsi (karbon aktif) pengeluran isi lambung (induksi
muntah, kumbah lambung)

• Eliminasi
Hemodialisa

• Antidotum
Fomepizole, thiamin (vitamin B1)
Penatalaksanaan spesifik
• ETANOL

Metodoxine 300-900 mg IV dosis tunggal


Dextrose 5% untuk mencegah hipoglikemia dan memperbaiki
kondisi ketoasidosis
Bila terjadi penurunan kesadaran berikan Thiamine dosis 500
mg dalam 100cc normal saline diberikan dalam waktu 30 menit
setiap 8 jam selama 2-3 hari
Respon : 250 mg iv atau im selama 3-5 hari atau sampai perbaikan
Profilaksis : 250 mg iv atau im selama 3-5 hari
Hemodialisa pada keracunan berat
METANOL
• Penghambat ADH
• Dengan indikasi dugaan klinis yang kuat keracunan metanol
dengan disertai paling sedikit 2 keadaan berikut:
• pH arterial <7,3
• HCO3 serum <20 mEq/L
• Osmolal gap >20 mOsm/L

• Fomepizole diberikan dengan dosisi loading 15mg/kg IV diikuti


dengan10 mg/Kg setiap 12 ujam, penyesuaian dosis dilakukan
untuk hemodialisa atau setelah terapi lebih dari 2 hari.
• Pengobatan dengan Co-factor
• Pasien yang mendapatkan penghambat ADH sebaiknya
mendapatkan terapi Co-factor yaitu asam folinic 50 mg IV atau
asam folat 50 mg IV setiap 6 jam.
• Sodium bikarbonat
• Koreksi asidosis metabolik
• Menghambat penetrasi asam format ke dalam jaringan ikat
end organ seperti retina

• Dosis 1-2 meq/kg IV bolus pada setiap pasien dengan pH < 7,3
• Dosis rumatan 133 meq sodium bikarbonat dalam 1 liter D5W
dengan kecepatan 150-250 ml/jam

• Infus dihentikan bila tercapai kadar pH arteri atau vena > 7,3
• Hemodialisa
• Hemodialisa adalah cara tercepat untuk mengeliminasi
metanol

• Indikasi
asidosis metabolik
abnormalitas penglihatan
gagal ginjal
gangguan elektrolit yang tidak membaik dengan pengobatan
konvensional
dan/atau kadar metanol serum >50 mg/dl.
KOMPLIKASI
Etanol
• Komplikasi keracunan etanol meliputi:
• Hipoglikemia
• asidosis laktat
• Imbalance elektrolit
• Takiaritmia
• vasodilatasi perifer
• holiday heart syndrom (yang ditandai dengan takiaritmia atrial atau
ventrikular dan timbulnya fibrilasi atrial baru setelah minum etanol)
• depresi pernapasan
• pneumonia aspirasi
• gastritis erosif
• tukak lambung
• Pankreatitis
• ensefalopati wernick’s
• kejang-kejang dan koma.
Metanol
• Komplikasi keracunan metanol meliputi:
• kebutaan permanen
• asidosis laktat
• Hipokalemia
• asidosis metabolik
• depresi kardiovaskular
• gagal napas akut
• pneumonia aspirasi
• gagal ginjal akut
• perdarahan intrakranial dan koma.
PROGNOSIS
Etanol
• Prognosis buruk bila terjadi asidosis metabolik yang berat dan
terdapat penyakit penyerta pemakaian alkohol kronik
• Komplikasi sindroma ketoasidosis alkoholik pada kercaunan
akut etanol dijumpai <10%
• Angka kematian sindrom ketoasidosis dilaporkan sebesar 1%.
Metanol
• Prognosis buruk bila kadar pH <7,1, asidosis laktat yang berat,
hipotensi yang berat dan kadar serum metanol >50 sampai
100 mg.dl dan keterlambatan penanganan lebih dari 24 jam
setelah keracunan
• Kematian disebabkan oleh komplikasi
• Angka kematian keracunan metanol dilaporkan sebesar 48%
• Sekuele yang dijumpai pada pemantauan selama 6 tahun
setelah keluar rumah sakit adalah gangguan neurologis baru
(36%) dan gangguan penglihatan (36%).

Anda mungkin juga menyukai