Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 2

Perubahan Pendapatan dan Stattus sosial dan


gizi
ANANDA PUTRI(191341102)
FIRQIH MAHARANI (191341110)
LESTARI GUSFANOVA(191341117)
NABILA (191341124)
RISMA HAFIFAH (191341131)
WINDY SUGANDA(191341138)
Perubahan pendapat status sosial dan gizi

Pendapat adalah semua pemasukan, baik uang maupun barang, yang


dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari.
 Ada dua factor yaitu:
1. Refleksi Pola Pangan
2. Perubahan social dan kebudayaan berkait dengan pola konsumsi
pangan dan gizi penduduk
Refleksi Pola Pangan

Status gizi adalah keadilan tubuh yang merupakan refleksi dari apa
yang kita makan sehari-hari. Status gizi dikatakan baik apabila pola
makan kita seimbang. Artinya banyak dan jenis makanan yang kita
makan sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh.
Status gizi seseorang dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain
tingkat pendapatan. Pengetahuan gizi dan budaya setempat.
Perubahan Sosial Dan Kebudayaan Berkaitan Dengan Pola Konsumsi Pangan Dan Gizi
Penduduk

Terbagi Menjadi 5:
1. Makanan Sebagai identitas kelompok
2. Makanan sebagai keunggulan etnik
3. Perubahan produksi pangan
4. Perubahan konsumsi pangan
5. perubahan distribusi pangan
Urbanisasi dan gizi

Beberapa factor penyebab urbanisasi adalah ekonimi dan kota lebih


besar bila dibandingkan pedesaan. Pertumbuhan penduduk kota
karena urbanisasi akan membawa dampak positif maupun negatif.
Dampak positif menyangkut banyaknya tenaga kerja sebagai modal
pembangunan, sebaliknya urbanisasi juga dapat menimbulkan
kemiskinan kota yang akhirnya memberikan konsekuensi terhadap
poal kehidupan perkotaan yang jelek seperti permukinan kumuh dan
perilaku kesehatan.
Apakah urbanisasi berpengaruh terhadap status gizi ?

Urbanisasi sangat berpengaruh pada status gizi dikarenakan jika suatu


keluarga melakukan urbanisasi tetapi tidak memiliki keahlian saat
berada dikota orang sehingga mengakibatkan anaknya kurang
mengkonsumsi makan cukup gizi lalu bias berdampak pada status gizi
anaknya tersebut.
Budaya Makanan Asing

Makanan asing adalah segala sesuatu yang dapat dimakan yang bukan
berasal dari lingkunagan itu sendiri. Biasanya ketika seseorang
mendapat pengertahuan baru tentang sesuatu, kemudian dia
menanggapinya dengan positif, maka orang tersebut akan
meninggalkan kebiasaan lamanya dan menjadi kebiasaan baru yang
didapatkan.
Contohnya cepat saji

Cepat saji maksudnya adalah makanan yang singkat dalm penyajian


dan tidak perlu menunggu proses pemasakan yang lama.
Disamping itu juga ada makanan ceoat saji yang pembukusnya
menggunakan aluminium foil, sterofoam, san lain sebagainya. Yang
berbahaya untuk tubuh.
Dampak makanan asing

Dampak makanan asing yang ada di Indonesia juga memberikan


banyak hal positif seperti kemajuan pengetahuan tentang makanan-
makanan yang biasa dikonsumsi oleh orang-orang luar negri. Tetapi
banyak juga dampat negative yang ditimbulkan oleh danya makanan
asing ini.
Jadi , sebenarnya masyarakat boleh mencicip atau mengkonsumsi
makanan asing tetapi tidak dengan meninggalkan makanan-makanan
tradisional yang tetap memiliki kandunagn yang sehat atau tidak ada
bahan tammbahan lain seperti pengawetan.
Penelitian yang sudah terjadi

Status gizi anak secara tidak langsung berkaitan dengan faktor sosial ekonomi keluarga. Jika status sosial
ekonomi rendah maka kebutuhan makanan keluarga akan kurang terpenuhi sehingga anak akan memiliki status
gizi kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dan status sosial ekonomi
keluarga murid SD di pusat dan pinggiran kota Padang. Suatu penelitian analitik secara cross sectional telah
dilakukan terhadap 220 orang murid di SDN 08 Alang Lawas sebagai perwakilan SD di pusat kota Padang dan
SDN 36 Koto Panjang sebagai perwakilan SD di pinggiran kota Padang. Pengumpulan data dilakukan melalui
kuisioner, pengukuran tinggi, dan berat badan anak. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik
Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan status gizi murid SD di pusat kota dengan tingkat sosial ekonomi baik
sebesar 84,2% status gizi baik dan 6% status gizi kurang, sedangkan keluarga dengan tingkat sosial ekonomi
rendah didapatkan 15,7% status gizi baik dan 0% status gizi kurang. Pada daerah pinggiran kota dengan status
ekonomi baik didapatkan 15,8% status gizi baik dan 64,7% status gizi kurang, sedangkan pada keluarga dengan
status ekonomi rendah didapatkan 84,3% status gizi baik dan 100% status gizi kurang. Dari uji Chi-Square
didapatkan nilai pearson Chi-Square (x2) = 71.004 lebih besar dari nilai x2 tabel = 7,815 dan nilai probabilitas
(p) = 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas yang bermakna yaitu p < 0,05 berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan status sosial ekonomi keluarga murid SD di pusat dan pinggiran kota
Padang. Status gizi anak juga berhubungan dengan tingkat ekonomi keluarga, tingkat pendidikan ayah dan ibu
serta jumlah anak dalam keluarga
Pengaruh Langsung Positif Pola Makan terhadap Status Gizi Anak

Pengaruh Langsung Positif Pola Makan terhadap Status Gizi Anak Hasil analisis
hipotesis menghasilkantemuan bahwa pola makan berpengaruh secara
langsung positif terhadap status gizi anak usia dini. Berdasarkan hasil temuan
tersebut dapat disimpulkan bahwa status gizi anak usia dini dipengaruhi secara
langsung positif oleh pola makan. Meningkatnya pola makan akan
mengakibatkan peningkatan status gizi anak usia dini. Hasil penelitian ini
senada dengan pendapat beberapa ahli di antaranya membetuk pola makan
yang baik yang baik untuk seorang anak menuntut kesabaran orang tua. Pada
usia prasekolah anak-anak seringkali mengalami fase sulit makan. Kalau
problem sulit makan ini berkepanjangan, maka dapat mengganggu tumbuh
kembang anak karena jumlah dan jenis gizi yang masuk dalam tubuhnya
kurang, menyebabkan status gizi anak akan rendah (Yabanci, Kaisac: 2003).
Sekian
dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai