0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan46 halaman
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pangan pada tahap pengolahan dan penyimpanan makanan, termasuk penjamah, cara pengolahan, sarana dan lingkungan, peralatan, serta suhu penyimpanan yang tepat sesuai jenis makanan.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Mutu Pangan pada Setiap Tahapan Proses (Lanjutan)
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pangan pada tahap pengolahan dan penyimpanan makanan, termasuk penjamah, cara pengolahan, sarana dan lingkungan, peralatan, serta suhu penyimpanan yang tepat sesuai jenis makanan.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pangan pada tahap pengolahan dan penyimpanan makanan, termasuk penjamah, cara pengolahan, sarana dan lingkungan, peralatan, serta suhu penyimpanan yang tepat sesuai jenis makanan.
pada Setiap Tahapan Proses (Lanjutan) Karina Dwi Handini
Mata Kuliah Keamanan Pangan
Prodi DIII Gizi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Tahun 2021 Capaian Pembelajaran Mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pangan pada setiap tahapan proses, khususnya pada proses pengolahan, pengemasan, distribusi dan penyimpanan Bahan Kajian Pengolahan Makanan Penyimpanan Makanan Pengangkutan Makanan Penyajian Makanan Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pangan pada tahapan proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan dan penyajian makanan Kerusakan Pangan/Penurunan Mutu Pangan Segera setelah dipanen, bahan pangan akan mengalami serangkaian proses perombakan yang mengarah pada penurunan mutu. Sifat mutu pangan bisa dipertahankan, sulit diubah 3. Tahap Pengolahan Makanan Konsep Pengolahan Proses mengubah bentuk bahan makanan dari mentah menjadi bahan makanan siap saji yang dalam prosesnya dapat menggunakan penerapan panas atau tidak. Kegiatan terhadap bahan makanan yang telah dipersiapkan sebelumnya menurut prosedur yang telah ditetapkan dengan menambahkan bumbu standar sesuai resep, jumlah konsumen yang dilayani dan ada tidaknya perlakuan khusus Memasak = kegiatan/proses pemberian panas pada bahan makanan sehingga bahan makanan tersebut akan dapat dimakan, lezat di lidah, aman dimakan, mudah dicerna dan berubah penampilannya Cara pengolahan yang baik dan benar dapat menjaga mutu dan keamanan hasil olahan makanan. Cara pengolahan yang salah menyebabkan kandungan gizi dalam makanan hilang secara berlebihan Secara alamiah beberapa jenis vitamin (B dan C) rentan rusak akibat pemanasan. Bm yang langsung terkena air rebusan akan menurun nilai gizinya terutama vitamin larut air, sedangkan vitamin larut lemak kurang terpengaruh Mknn menjadi tidak aman dikonsumsi jika dalam pengolahannya ditambahkan BTP yang melampaui batas Tujuan Pengolahan 1. Mengurangi risiko kehilangan zat gizi bahan makanan 2. Meningkatkan nilai cerna dari bahan makanan 3. Meningkatkan dan mempertahankan warna, aroma, rasa, tekstur, dan penampilan makanan 4. Membebaskan dari mikroorgaisme dan zat yang berbahaya bagi tubuh sehingga aman untuk dikonsumsi 5. Meningkatkan atau menyeimbangkan zat gizi bahan makanan bila bercampur dengan bahan makanan lain. Teknik Pengolahan Cara mengolah/mengubah bahan makanan menjadi makanan dengan berbagai macam metode Teknik dasar pengolahan : panas basah (moist heat cooking), panas kering (dry heat cooking), dan panas minyak (oil heat cooking) Teknik Pengolahan Panas Basah (moist heat cooking) Merebus (boiling) Merebus dibawah Merebus dibawah titik didik 80-90C (poaching) titik didih dengan api kecil Mengukus (steaming) (simmering) Merebus dalam Merebus cairan sedikit sayuran/buah ke (braising) dalam air yang Menggulai telah mendidih (stewing) dalam waktu cepat Pressure cooking (blansir/blanching) Teknik Pengolahan Panas Kering (dry heat cooking) Baking pemanggangan dengan oven Grilling pemanggangan dengan kayu, listrik, gas Roasting pembakaran Teknik Pengolahan Panas Minyak (oil heat cooking) Frying Sauteing Stir frying Suhu, jumlah Shallow frying minyak/lemak, alat Deep frying Pan frying Pengolahan makanan yang baik adalah pengolahan makanan yang mengikuti kaidah prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik yaitu: 1. T4 pengolahan mknn/dapur harus memenuhi persyaratan teknis higiene sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran & mencegah masuknya lalat, kecoa, tikus dll 2. Pemilihan bahan makanan (sortir) untuk memisahkan/membuang bagian bhn yang rusak/atkir & utk menjaga mutu dan keawetan makanan serta meng(-) risiko pencemaran mknn 3. Peracikan bahan, persiapan bumbu, persiapan pengolahan, dan prioritas dalam memasak harus dilakukan sesuai tahapan dan harus higienis dan semua bahan yang akan diolah harus dicuci dengan air mengalir 4. Peralatan a) Peralatan yang kontak dengan mknn Peralatan masak & peralatan makan terbuat dari bahan yang aman untuk makanan (food grade) yaitu peralatan yang aman, tidak bereaksi dengan bahan makanan dan tidak berbahaya bagi kesehatan Lapisan permukaan peralatan tidak larut dalam suasana asam/basa atau garam yg lazim terdapat dlm mknn & tidak mengeluarkan bahan berbahaya & logam berat beracun spt timah hitam (Pb), arsenikum (As), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium (Cd), Antimon (Stibium) dll Talenan bahan selain kayu, kuat & tidak melepas bahan beracun Perlengkapan pengolahan: kompor, tabung gas, lampu, kipas angin bersih, kuat, berfungsi baik, tdk mnjd sumber pencemaran & tidak menyebabkan sumber bencana (kecelakaan) Peralatan bersih yg siap pakai tdk boleh dipegang di bagian yg kontak langsung dgn mknn / yg menempel di mulut Kebersihan alat artinya tidak boleh mengandung E. Coli dan kuman lainnya Keadaan peralatan harus utuh, tidak cacat, tidak retak, tidak gompal & mudah dibersihkan Alat Pengolahan Permenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
1. Peralatan tidak boleh melepaskan zat beracun ke
makanan. 2. Peralatan tidak boleh patah dan kotor. 3. Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau garam-garam yang lazim dijumpai dalam makanan. 4. Peralatan agar dicuci segera setelah digunakan, selanjutnya didesinfeksi dan dikeringkan. 5. Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dan disimpan pada rak terlindung dari vector. 6. Kebersihan peralatan dilakukan swap/usap dengan angka kuman maksimal 100/cm permukaan dan tidak ada E. coli. b) Wadah penyimpanan makanan Bertutup sempurna Dapat mengeluarkan udara panas dr mknn utk mencegah pengembunan (kondensasi) Terpisah utk setiap jenis mknn mknn jadi/masak, mknn basah & kering 5. Persiapan pengolahan harus dilakukan dgn menyiapan semua peralatan yg akan digunakan & bm yg akan diolah sesuai urutan prioritas 6. Pengaturan suhu dan waktu perlu diperhatikan krn setiap bm memp waktu kematangan yang berbeda. Suhu pengolahan minimal 90C agar kuman patogen mati & tdk boleh tll lama agar kandungan zat gizi tdk hilang akibat penguapan. 7. Prioritas memasak a) Dahulukan memasak mknn yg tahan lama spt goreng2an yg kering b) Mknn rawan spt mknn berkuah dimasak paling akhir c) Simpan bm yg belum waktunya dimasak di kulkas d) Simpan mknn jadi/masak yg blm waktunya dihidangkan dlm keadaan panas e) Perhatikan uap mknn jgn sampai masuk ke dlm mknn krn akan menyebabkan kontaminasi ulang f) Tdk menjamah mknn jadi/masak dgn tangan tetapi hrs menggunakan alat spt penjepit/sendok g) Mencicipi mknn menggunakan sendok khusus yg sllu dicuci 8. Higiene penanganan mknn a) Memperlakukan mknn scr hati2 & seksama sesuai dgn prinsip higiene sanitasi mknn b) Men4kan mknn dlm wadah tertutup & menghindari pen4an mknn terbuka dgn tumpang tindih karena akan mengotori mknn dlm wadah di bawahnya. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pengolahan 1. Waktu 2. Suhu 3. Prosedur kerja 4. Alat 5. Tenaga pengolah 6. Higiene sanitasi Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pangan pada Tahap Pengolahan Hal penting yang harus diperhatikan pada tahap ini adalah untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antara penjamah makanan, cara pengolahan makanan, sarana pengolahan, lingkungan dan alat pengolahan. Penjamah Makanan Dapat menjadi sumber cemaran fisik, kimia, biologis Oleh karena itu, harus memperhatikan kebersihan dan higiene memupuk kebiasaan yang baik dan memberikan pelatihan higiene sanitasi Cara Pengolahan Makanan Berperan dalam menentukan mutu dan keamanan produk pangan yang dihasilkan, oleh karena itu setiap tahap pengolahan ini harus selalu dikendalikan supaya benar Sarana Pengolahan dan Lingkungannya Sarana pengolahan dan lingkungan yang kotor dapat menjadi sumber cemaran baik fisik, kimia maupun biologis Oleh karena itu, sarana pengolahan pangan dan lingkungannya harus selalu bersih untuk menghindari berbagai cemaran Peralatan Pengolahan Peralatan pengolahan yang kontak langsung dengan pangan dapat menjadi sumber cemaran. Oleh karena itu, harus dijaga agar tetap bersih. Sedapat mungkin gunakan peralatan yang mudah dibersihkan. Peralatan yang terbuat dari baja tahan karat umumnya mudah dibersihkan. Karat dari peralatan logam dapat menjadi bahaya kimia dan lapisan logam yang terkelupas dapat menjadi bahaya fisik jika masuk ke dalam pangan. Bersihkan segera, peralatan yang telah digunakan. Mesin-mesin seperti pengaduk dan penggiling hendaknya dapat dibongkar agar bagian- bagiannya mudah dibersihkan. Bersihkan peralatan dengan sabun atau deterjen, bilas bersih. 4. Tahap Penyimpanan Makanan Masak Mknn rusak, busuk/basi, ditandai rasa, bau, lendir, perubahan warna, jamur Memenuhi persyaratan bakteriologis angka kuman E.coli pd mknn/mnmm 0/gr contoh mknn/mnmm Kandungan logam berat/residu pestisida, tdk blh melebihi ambang batas Prinsip FIFO & FEFO Wadah terpisah, bertutup sempurna, berventilasi Mknn jadi tdk dicampur dgn bm mentah Tabel Suhu Penyimpanan Makanan Masak Berdasarkan Jenisnya Suhu Penyimpanan Disajikan No. Jenis Makanan Akan Belum dalam segera segera waktu disajikan disajikan lama 1. Mknn kering 25 – 30 C 2. Mknn basah > 60 C - 10 C (berkuah) 3. Mknn cepat basi > 65,5 C -5 sd -1 C (santan, telur, susu) 4. Mknn disajikan 5 – 10 C < 10 C dingin Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pangan pada Tahap Penyimpanan Media simpan Masa simpan Lingkungan tempat penyimpanan suhu, kelembaban, kebersihan 5. Tahap Pengangkutan Makanan Setelah tahap pengolahan selesai, sebelum makanan siap dikonsumsi, maka makanan disimpan pada suatu tempat untuk menghindari terjadinya cemaran Serangkaian kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah konsumen yang dilayani (SPMI) Subsistem yang dilakukan untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu (ketahanan pangan) Tujuan Distribusi SPMI Makanan sampai kepada konsumen sesuai dengan pesanan/kebutuhan/kecukupan Untuk pasien, menerima sesuai dengan jenis diietnya Ketahanan pangan menjamin ketersediaan pangan dan akses pangan Memelihara kualitas makanan Mknn masak disukai bakteri, cocok utk berkembang Cara penyimpanan & pengangkutannya hrs memperhatikan wadah penyimpanan mknn masak terpisah sesuai jenis, wadah tertutup, alat pengangkutan khusus Pengangkutan Bahan Makanan Tidak bercampur B3 (bahan berbahaya & beracun) Kendaraan khusus pengangkut bm yg higienis Bm tdk blh diinjak, dibanting, diduduki Bm hrs dlm keadaan dingin, diangkut dgn menggunakan alat pendingin shg bm tdk rusak (daging, susu cair, dsb) Pengangkutan Makanan Jadi/Masak/Siap Santap Tidak bercampur B3 Kendaraan khusus pengangkut mknn jadi/masak & hrs sllu higienis Wadah terpisah, bertutup, hindari ditumpuk, diduduki, diinjak & dibanting Wadah hrs utuh, kuat, tdk karat, ukuran memadai dgn jmlh mknn yg akan ditempatkan. Wadah tdk dibuka tutup selama perjalanan. Isi tdk boleh penuh utk menghindari tjd uap mknn yg mencair (kondensasi) Utk wktu lama, suhu pengangkutan hrs diperhatikan & diatur agr mknn tetap panas pd suhu 60C atau tetap dingin pd suhu 40C Pedoman Cara Distribusi Pangan yang Baik Melakukan bongkar muat pangan yang tidak menyebabkan kerusakan pada pangan Mengendalikan kondisi lingkungan, distribusi dan penyimpanan pangan khususnya yang berkaitan dengan suhu, kelembaban, dan tekanan udara Mengedalikan sistem pencatatan yang menjamin penelusuran kembali pangan yang didistribusikan Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pangan pada Tahap Distribusi Masa simpan (self life)bahan pangan Kemasan / media transportasi Suhu Kelembaban Kebersihan lingkungan 6. Penyajian Makanan Merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan Mknn yg disajikan adlh mknn yg siap dan laik disantap Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Tempat Penyajian, a) perhatikan jarak & waktu tempuh dr t4 pengolahan ke t4 penyajian, b) hambatan yg mgkn tjd keterlambatan 2. Prinsip penyajian a) Prinsip pewadahan terpisah, bertutup, berventilasi b) Prinsip kadar air mknn yg berkadar air tinggi baru dicampur menjelang penyajian utk menghindari mknn cepat basi c) Prinsip edible part setiap bahan yg disajikan mrpk bhn yg dpt dimakan, utk menghindari kecelakaan saat mkn d) Prinsip pemisah mknn yg disajikan dlm dus hrs dipisah satu sama lain e) Prinsip panas penyajian mknn hrs disajikan dlm keadaan panas, utk mencegah pertumbuhan bakteri & meningkatkan selera mkn. Suhu > 60C. f) Prinsip bersih peralatan/wadah hrs higienis, utuh, tdk cacat/rusak g) Prinsip handling setiap penanganan mknn tdk blh kontak lgsg dgn tubuh h) Prinsip tepat penyajian disesuaikan dgn kelas pelayanan & kebutuhan. Tepat penyajian yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata hidang & tepat volume (sesuai jumlah) Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pangan pada Tahap Penyajian Lokasi Wadah Suhu Higiene dan sanitasi Sekian, Semoga Bermanfaat