Anda di halaman 1dari 8

SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

KEPERCAYAAN DAN TRADISI ADAT MASYARAKAT


DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

BELA MELIZA HANDAYANI (191341104)


ILPANSYAH (191341112)
LISTY ROWINA PUTRI (191341119)
NURUL RIZKA (191341126)
SEPTI APRIANTI (191341133)
YOSIANA WULAN NINGSIH (191341140)
KEPERCAYAAN DAN
TRADISI ADAT
Epistemologi adalah yang mempelajari ilmu pengetahuan dan berkepercayaan. Dalam sebuah
gagasan yang berasal dari dialog Theaetetus oleh Plato, filosofi tradisional telah menetapkan
bahwa kebebenaran dari berkepercayaan adalah dibenarkan. Berkepercayaan adalah bagian dari
berkepercayaan jika berkepercayaan itu benar, dan jika berkepercayaan memiliki alasan
pembenar (wajar dan harus masuk akal pernyataan/bukti/petunjuk) maka untuk berkepercayaan
itu memang benar.

Tradisi atau kebiasaan (Latin: traditio, "diteruskan") adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk


sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari
suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi
adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering
kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.
KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
Sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau
Bangka dan Pulau Belitung serta ratusan pulau-pulau kecil, total pulau yang
berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung
terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera
Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki
pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini
ialah Pangkalpinang. Pemerintahan provinsi ini disahkan pada tanggal 9
Februari 2001. Setelah dilantiknya Pj. Gubernur yakni H. Amur Muchasim,
SH (mantan Sekjen Depdagri) yang menandai dimulainya aktivitas roda
pemerintahan provinsi.
KEPERCAYAAN ADAT MASYARAKAT
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Bangka Belitung memiliki wilayah hukum adat pokok  tersendiri. Orang melayu
sendiri berkembang diantara masyarakat Bangka Belitung dikarenakan adanya
beberapa kemiripan budaya, ciri, sifat ataupun beberapa persamaan aspek seperti
agama, bahasa, dan adat-isitiadat dengan orang Melayu. Istilah Melayu  pun
dipakai oleh masyarakat Bangka Belitung untuk merujuk  pada ‘siapa saja’ yang
beragama Islam. Bahkan, di Bangka setiap orang yang masuk Islam dan
melakukan khitan maka mereka akan disebut masuk Islam. Bangka mempunyai
beraneka ragam suku, salah satunya adalah Suku Mapur. Orang-orang yang
beragama Islam  pada suku ini digolongkan sebagai orang Melayu, sedangkan yang
tidak beragama Islam digolongkan sebagai orang Lom (Lom adalah singkatan dari
belom masuk Islam).
Lanjutan...

Namun di manggar (belitung), disana masih ada adat “Antu Bubu” dimana
suatu festival mengalahkan hantu besar, bukan maksud hantu yang benar-
benar hantu. Itu hanyalah sebuah wadah besar berbentuk boneka yang diisi roh
halus, lalu dibakar. Lalu dibalik boneka itu akan keluar uang dan berbagai
macam makanan. Selain itu masyarakat Bangka Belitung sangat suka sekali
berocok tanam dan mencari ikan dilaut, itu bisa dibuktikan bahwa hasil laut
termasuk ikan, Bangka Belitung memiliki kualitas yang baik di Indonesia. Oleh
karena itu, masyarakat Bangka Belitung Kebanyakan Nelayan. Mereka juga
sangat bergantung pada alam dan mereka masih memiiki kearifan local yang
masih kental dan masih banyak mengandung bau mystic.
Lanjutan...

Kepercayaan masyarakat Bangka Belitung :


Kepercayaan Roh Nenek Moyang
Kepercayaan Religi
Kepercayaan terhadap Dinamisme
Kepercayaan terhadap Anamisme

Hal-hal ini terjadi karena sangat kuat nya pengaruh Islam di Bangka Belitung,
namun di sisi lain pengaruh kepercayaan perdukunan di tiap-tiap kampung pun
juga berintegrasi dengan ajaran-ajaran Islam. Sehingga menyebabkan akulturasi
tradisi kepercayaan dengan ajaran Islam menjadi cukup signifikan.
TRADISI ADAT MASYARAKAT
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Pengaruh “Jawa” pada tradisi Islam pun sekarang ini masih terasa di daerah
Bangka Belitung, seperti pada suatu tradisi :
ritual “Tangga Tebu” dengan mengedepankan simbolisme kepercayaan
sugestif yang dibawa oleh budaya Raja-Raja Jawa
Maras Taun (upacara mengerjakan dan menggarap ladang)
Buang Jong (upacara yang dilakukan ketika ingin menangkap ikan),
Gawai Penganten (upaca ketika ingin menyelenggarakan perkawinan)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai