Anda di halaman 1dari 2

KEPERCAYAAN DAN KEBIASAAN ADAT MASYARAKAT BANGKA BELITUNG

Bangka Belitung memiliki wilayah hukum adat pokok  tersendiri.  Namun, selama ini mereka
sering mengaku sebagai orang melayu. Pengakuan itu sendiri berkembang diantara masyarakat
Bangka Belitung dikarenakan adanya beberapa kemiripan budaya, ciri, sifat ataupun beberapa
persamaan aspek seperti agama, bahasa, dan adat-isitiadat dengan orang Melayu. Seorang
Melayu pastilah seseorang yang beragama Islam. Istilah Melayu  pun dipakai oleh masyarakat
Bangka Belitung untuk merujuk  pada ‘siapa saja’ yang beragama Islam. Bahkan, di Bangka
setiap orang yang masuk Islam dan melakukan khitan maka mereka akan disebut masuk Islam.
Bangka mempunyai beraneka ragam suku, salah satunya adalah Suku Mapur. Orang-orang yang
beragama Islam  pada suku ini digolongkan sebagai orang Melayu, sedangkan yang tidak
beragama Islam digolongkan sebagai orang Lom (Lom adalah singkatan dari belom masuk
Islam).

Sementara, sebelum masuk nya Islam  pada abad ke-16 penduduk asli yang mendiami wilayah
Bangka Belitung dikenal dengan sebutan ‘orang darat’ (ataupun ‘orang gunung’) dan ‘orang laut’
yang dimana megacu  terhadap wilayah tempat mereka tinggal. Pada abad ini pula terjadi
Penyebaran Imperium Melayu Malaka. Penyebaran  ini menyebabkan pembentukan Kesultanan
Islam di berbagai daerah pada abad berikutnya. Beberapa tahun setelah nya, Raden Patah dari
Demak menguasai Melayu Palembang dan membawa pengaruh “Jawa” nya terhadap sistem
Kesultanan Islam saat itu. Dikarenakan dahulu Bangka Belitung berada dibawah naungan dan
terbentuk oleh dominasi Kesultanan Palembang maka pengaruh “Jawa” yang dibawa oleh Raden
Patah terhadap sistem Kesultanan Islam di Palembang pun masih terasa terhadap sistem
pemerintahan di Bangka Belitung.

Pengaruh “Jawa” pada tradisi Islam pun sekarang ini masih terasa di daerah Bangka Belitung,
seperti pada tradisi keluarga kerajaan ketika mereka melakukan syukuran kelahiran anak, maka
mereka juga melakukan suatu tradisi ritual “Tangga Tebu” dengan mengedepankan simbolisme
kepercayaan sugestif yang dibawa oleh budaya Raja-Raja Jawa, ataupun pada upacara-upacara
lainnya seperti Maras Taun (upacara mengerjakan dan menggarap ladang) , Buang Jong (upacara
yang dilakukan ketika ingin menangkap ikan), Gawai Penganten (upaca ketika ingin
menyelenggarakan perkawinan), dan sebagainya. Hal-hal ini terjadi karena sangat kuat nya
pengaruh Islam di Bangka Belitung, namun di sisi lain pengaruh kepercayaan perdukunan di
tiap-tiap kampung pun juga berintegrasi dengan ajaran-ajaran Islam. Sehingga menyebabkan
akulturasi tradisi kepercayaan dengan ajaran Islam menjadi cukup signifikan.

Besar nya pengaruh Islam terhadap kebudayaan Bangka Belitung pun ditunjukkan dengan
masyarakat Bangka selalu memberikan penghormatan terhadap  Agama Islam dengan rasa
syukurnya yang begitu menonjol kepada Allah dengan melakukan berbagai macam tradisi. Sama
hal nya seperti masyarakat Bangka, masyarakat Belitung pun mempunyai pengaruh tersendiri
setelah Islam masuk. Pada masyarakat Belitung, Islam masuk dan langsung menyentuh kepada
sistem pemerintahannya yang dimana secara politis budaya menyebabkan Islam tubuh seiring
dengan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pada masa itu.

Namun di manggar (belitung), disana masih ada adat “Antu Bubu” dimana suatu festival
mengalahkan hantu besar, bukan maksud hantu yang benar-benar hantu. Itu hanyalah sebuah
wadah besar berbentuk boneka yang diisi roh halus, lalu dibakar. Lalu dibalik boneka itu akan
keluar uang dan berbagai macam makanan. Selain itu masyarakat Bangka Belitung sangat suka
sekali berocok tanam dan mencari ikan dilaut, itu bisa dibuktikan bahwa hasil laut termasuk ikan,
Bangka Belitung memiliki kualitas yang baik di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat Bangka
Belitung Kebanyakan Nelayan. Mereka juga sangat bergantung pada alam dan mereka masih
memiiki kearifan local yang masih kental.dan masih banyak mengandung bau mystic.

Sumber:
https://anggunessay90.wordpress.com/2012/09/29/sejarah-tentang-bangka-belitung/
http://wisatadanbudaya.blogspot.co.id/2009/10/orang-melayu-bangka.html?m=1
http://pahamibudaya.blogspot.co.id/2016/10/mengenal-budaya-melayu-dan-ciri-cirinya.html
http://digilib.uinsby.ac.id/240/4/Bab%201.pdf
Auziya'u Husni, Citra Asmara Indra, Manik, Jeanne DN. 2011. Sekaput Ancup of Bangka
Belitung. Jogjakarta: Khomsa.

Anda mungkin juga menyukai