Anda di halaman 1dari 21

Journal Reading

Clinical Practice Guideline—Febrile Seizures:


Guideline for the Neurodiagnostic Evaluation
of the Child With a Simple Febrile Seizure

Disusun Oleh :
Bobby Satria Aji J510185027
Ilmin Nafiah J510195001

Pembimbing :
dr. Sudarmanto Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK RSUD DR HARJONO PONOROGO


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
Pedoman Praktik Klinis — Kejang
Demam:
Pedoman untuk Evaluasi Neurodiagnostik Anak
dengan Kejang Demam Sederhana
Definisi Masalah
Pedoman ini memberikan rekomendasi evaluasi
neurodiagnostik pada bayi dan anak-anak yang sehat
secara neurologis berusia 6 hingga 60 bulan dengan
kejang demam sederhana.

Pedoman ini tidak dimaksudkan untuk pasien yang:


1. Memiliki kejang demam kompleks
2. Memiliki kejang yang berhubungan dengan cedera
neurologis sebelumnya/kelainan sistem saraf
pusat/riwayat kejang tanpa demam.
Latar Belakang

Kejang demam  kejang yang disertai demam (suhu ≥ 100,4°F


atau 38°C dengan metode apa pun), tanpa disertai infeksi sistem
saraf pusat, yang terjadi pada bayi dan anak-anak berusia 6
hingga 60 bulan.

Definisi kejang demam sederhana

“Kejang umum primer yang berlangsung kurang dari


15 menit dan tidak kambuh dalam waktu 24 jam”
Anak-anak yang mengalami kejang demam
sederhana tidak memiliki bukti adanya
peningkatan mortalitas, hemiplegia, atau
keterbelakangan mental.

Selama evaluasi pada periode lanjutan, risiko


utama yang terkait dengan kejang demam
sederhana adalah rekurensi pada sepertiga
kasus.

Para penulis menyimpulkan bahwa kejang


demam sederhana adalah peristiwa yang tidak
berbahaya dengan prognosis yang sangat
baik.
Metodologi
Komite ini melakukan tinjauan
komprehensif dari literatur
American Academy of Pediatrics berbasis bukti yang diterbitkan
(AAP) kembali membentuk sub- dari tahun 1996 hingga Februari
komite Kejang Demam. 2009
Sub Komite Kejang
Demam
Komite ini diketuai oleh seorang Sebanyak 203 artikel jurnal
ahli neurologis anak dan terdiri medis ditinjau pada panduan
dari seorang awal dan untuk perbaruan
neuroepidemiologist, 3 ini, 372 artikel tambahan ikut
neurologis anak lain, dan ditinjau
seorang dokter anak yang
berpraktik.
Kualitas Bukti Banyaknya Kesimbanga
manfaat n manfaat
atau dan bahaya
bahaya
A. RCT yang didesain
dengan baik atau studi
diagnostik pada populasi Kuat
yang relevan
B RCT atau studi diagnostik
dengan limitasi minor;
Metodologi
sangat konsisten dengan
bukti-bukti dari studi
observasi Opsi Pernyataan kebijakan AAP
C. Studi observasional
Rekomendas "Rekomendasi Klasifikasi untuk
Pedoman Praktik Klinis" 5 diikuti
(kasus kontrol dan desain i dalam menentukan tingkat
kohort) Opsi Tidak
rekomendasi
direkomendasika
D. Opini ahli, laporan kasus,
alasan dari prinsip-prinsip
n
utama Kuat
X. Kasus pengecualian di Rek
mana validasi studi tidak
dapat dilakukan dan
terdapat kejelasan
Pernyataan Tindakan
1A
Pungsi lumbal harus dilakukan pada anak yang mengalami kejang
dan demam dan:
1. memiliki tanda dan gejala meningeal atau
2. anak-anak dengan riwayat atau pemeriksaannya menunjukkan
adanya meningitis atau infeksi intrakranial.

Tingkat Bahaya/Risiko/Bia Peran preferensi


Bukti banyak
bukti Bberasal Tidak ada
dari studi Prosedurya
invasif dan pasien Pengecualia
seringkali nyeri dan Walaupun orang tua n
observasional
bisa mahal. mungkin tidak ingin Ketidakjelas
Manfaat anaknya menjalani pungsi an
lumbal, harus dilakukan
Adanya tanda-tanda Penilaian KIE bahwa jika meningitis
Tidak ada
disengaja
dan gejala meningeal
manfaat vs tidak didiagnosis dan
menunjukkan adanya
diterapi, dapat berakibat Tingkat
meningitis, yang bahaya
Lebih banyak
mungkin akan
fatal kebijakan
manfaat daripada
berakibat fatal jika Rekomendasi
merugikan.
dibiarkan tidak diobati. kuat
Pernyataan Tindakan
1B
Pada bayi yang berusia antara 6 dan 12 bulan yang datang dengan kejang dan
demam, pungsi lumbal dipertimbangkan ketika:
1. Anak dianggap kurang imunisasi Haemophilus influenzae tipe b (Hib) atau
Streptococcus pneumoniae (yaitu, belum menerima imunisasi terjadwal
yang direkomendasikan)
2. Ketika imunisasi status tidak dapat ditentukan karena peningkatan risiko
meningitis bakteri.

Tingkat Bahaya/Risiko/Bia Peran preferensi


Opini
bukti ahli, D
laporan Tidak ada
kasus Prosedurya
invasif dan pasien Pengecualia
seringkali nyeri dan Walaupun orang tua n
bisa mahal. mungkin tidak ingin Ketidakjelas
Manfaat anaknya menjalani pungsi an
lumbal, harus dilakukan
Adanya tanda-tanda dan Penilaian KIE bahwa jika meningitis disengaja
Data tidak cukup
gejala meningeal
menunjukkan adanya manfaat vs tidak didiagnosis dan untuk
diterapi, dapat berakibat mendefinsikan
meningitis, yang mungkin bahaya
Lebih banyak
Tingkat
fatal durasi terapi yang
fatal atau menyebabkan manfaat daripada
merugikan. menyebabkan
disabilitas jangka panjang kebijakan masking tanda dan
yang signifikan bila tidak Pilihan gejala meningitis
Pernyataan Tindakan
1C
Pungsi lumbal dipertimbangkan pada anak yang mengalami
kejang dan demam dan belum diobati dengan antibiotik,
karena antibiotik
pengobatan dapat menutupi tanda dan gejala meningitis.

Tingkat Bahaya/Risiko/Bia Peran preferensi


AlasanD
bukti dari Hanya berlaku untuk anak
pengalaman klinis, Prosedurya
invasif dan pasien Pengecualia
berusia 6 hingga 12 bulan.
seri kasus seringkali nyeri dan Walaupun orang tua n
bisa mahal. mungkin tidak ingin
Subkomite merasa klinis
Manfaat anaknya menjalani pungsi
akan mengenali gejala
lumbal, harus dilakukan
Antibiotik dapat menutupi Penilaian KIE bahwa dengan
meningitis pada anak >
tanda dan gejala meningeal 12tahun
tetapi mungkin tidak cukup manfaat vs pemberian antibiotik
untuk membasmi meningitis; Lebih banyak
bahaya gejala meningitis menjadi Ketidakjelas
diagnosis meningitis, jika manfaat daripada Tingkat
tidak tampak
merugikan. an
bakteri dalam etiologi, kebijakan
kemungkinan akan berakibat Pilihan
disengaja
Tidak ada
fatal jika tidak diobati.
Pernyataan Tindakan 1

Sekitar 25% anak-anak


Imunisasi dengan meningitis Studi terbaru yang
Kepatuhan terhadap memiliki kejang, mengevaluasi hasil akhir pada
semua imunisasi anak-anak dengan kejang
demam sederhana
terjadwal tidak Meski demikian, beberapa mengikutsertakan populasi
sepenuhnya diantaranya tidak berespons dengan prevalensi imunisasi
menghilangkan atau koma ketika dievaluasi yang tinggi.
kemungkinan oleh dokter untuk kejang,
Data untuk anak-anak yang
meningitis bakteri dari dan lainnya paling sering tidak diimunisasi atau
diagnosis banding memiliki tanda-tanda klinis diimunisasi parsial masih
meningitis yang jelas Imunisasi
kurang
(kejang fokal, kejang
berulang, ruam petekie,
atau kekakuan nuchal)
Tingkat Bahaya/Risiko/Bia Peran preferensi
Bukti banyak
bukti Bberasal
dari studi ya dan
EEG mahal pasien Pengecualia
Tidak ada
meningkatkan Meskipun EEG memiliki
observasional
kecemasan orang tua hanya sedikit manfaat
n
Ketidakjelasan
Manfaat prognostik (terbatas)
Satu studi menunjukkan Penilaian dalam situasi ini, orang disengaja
Tidak ada
kemungkinan adanya tua perlu diedukasi bahwa
hubungan dengan EEG manfaat vs pemeriksaan ini tidak Tingkat
akan mengubah hasil
paroksismal dan angka bahaya
Lebih banyak
akhir kebijakan
Sangat
kejang tanpa demam yang kerugian daripada
manfaat direkomendasikan
lebih tinggi.

Pernyataan Tindakan
2 pada anak yang sehat secara
Elektroensefalogram (EEG) tidak boleh dilakukan
sebagai evaluasi
neurologis dengan kejang demam sederhana.
Pernyataan Tindakan 3
Pemeriksaan berikut tidak boleh dilakukan secara rutin untuk tujuan tunggal
mengidentifikasi penyebab kejang demam sederhana:
1. Pengukuran elektrolit serum, kalsium, fosfor, magnesium, atau
2. Pengukuran glukosa darah
3. Jumlah sel darah lengkap.

Tingkat Bahaya/Risiko/Bia
bukti
Bukti B berasal
banyak ya
Pemeriksaan Pengecualia
Tidak ada
laboratorium invasif
dari studi
dan mahal serta tidak
Peran preferensi n
observasional
memberikan manfaat pasien Ketidakjelasan
yang riil Meskipun orang tua disengaja
Tidak ada
mungkin ingin tes darah
dilakukan untuk
menjelaskan kejang,
Manfaat mereka harus diedukasi
Jumlah sel darah lengkap
dapat mengidentifikasi anak- Penilaian bahwa pemeriksaan darah
anak yang berisiko manfaat vs
diarahkan untuk Tingkat
mengidentifikasi sumber
bakteremia; Namun, kejadian Lebih banyak
bahaya demam anak mereka. kebijakan
Sangat
bakteremia pada anak-anak kerugian daripada direkomendasikan
yang demam yang lebih manfaat
muda dari 24 bulan adalah
sama dengan atau tanpa
Pernyataan Tindakan 2 dan 3
Ketika didapatkan
demam, keputusan
Pernyataan tentang perlunya
Tidak ada bukti2bahwa pemeriksaan
pembacaan EEG yang laboratorium pengujian
dilakukan baik pada saat harus diarahkan untuk
presentasi setelah kejang mengidentifikasi sumber
demam sederhana atau bulan demam daripada sebagai
berikutnya dapat bagian dari evaluasi rutin
memprediksi kekambuhan Pernyataan
kejang itu sendiri.
kejang demam atau 3
munculnya kejang tanpa
demam/epilepsi dalam 2
tahun ke depan
Tingkat Bahaya/Risiko/Bia Peran preferensi
Bukti banyak
bukti Bberasal
dari studi ya ini mahal
Pemeriksaan pasien Pengecualia
Tidak ada
dan CT memaparkan Meskipun orang tua
observasional
anak-anak terhadap mungkin ingin
n
Ketidakjelasan
Manfaat radiasi dan MRI neuroimaging dilakukan
Neuroimaging mungkin dapat membutuhkan sedasi untuk menjelaskan disengaja
Tidak ada
mendukung deteksi dini lesi Penilaian kejang, mereka harus
struktural yang menetap,
manfaat vs
diyakinkan bahwa Tingkat
seperti displasia, atau sangat pemeriksaan ini
jarang, abses atau tumor.
Lebih banyak
bahaya membawa risiko dan tidak kebijakan
Sangat
kerugian daripada akan mengubah hasil direkomendasikan
manfaat akhir

Pernyataan Tindakan
4
Pencitraan neurologis tidak boleh dilakukan dalam
evaluasi rutin
anak dengan kejang demam sederhana.
Pernyataan Tindakan 4

Namun, data menunjukkan


bahwa:

Belum ada data yang 1. pemindaian CT dikaitkan


dipublikasikan yang dengan paparan radiasi yang
mendukung maupun dapat meningkatkan risiko
meniadakan kebutuhan CT kanker di masa depan.
atau MRI dalam evaluasi 2. MRI dikaitkan dengan
anak-anak dengan kejang adanya risiko dari sedasi dan
demam sederhana. biaya tinggi.
Kesimpulan
Dokter yang mengevaluasi bayi
atau anak kecil setelah kejang
demam sederhana harus
mengarahkan perhatian mereka
untuk usaha mengidentifikasi
penyebab demam anak.
REFERENCES
1. American Academy of Pediatrics, Provisional Committee on
Quality Improvement and Subcommittee on Febrile
Seizures. Practice parameter: the neurodiagnostic
evaluation of a child with a first simple febrile seizure.
Pediatrics. 1996;97(5): 769–772; discussion 773–775
2. Michael Marcy S, Kohl KS, Dagan R, et al; Brighton
Collaboration Fever Working Group. Fever as an adverse
event following immunization: case definition and guidelines
of data collection, analysis, and presentation. Vaccine.
2004;22(5–6):551–556
3. Nelson KB, Ellenberg JH. Predictors of epilepsy in children
who have experienced febrile seizures. N Engl J Med.
1976;295(19): 1029–1033
4. Consensus statement: febrile seizures— long-term
management of children with fever-
associatedseizures.Pediatrics.1980; 66(6):1009–1012
5. American Academy of Pediatrics, Steering Committee on
Quality Improvement and Management. Classifying
recommendations for clinical practice guidelines. Pediatrics.
2004;114(3):874–877
6. Trainor JL, Hampers LC, Krug SE, Listernick R. Children with
first-time simple febrile seizuresareatlowriskofseriousbacterial
illness.AcadEmergMed.2001;8(8):781–787
7. Shaked O, Peña BM, Linares MY, Baker RL. Simple febrile
seizures: are the AAP guidelines regarding lumbar puncture
being followed? Pediatr Emerg Care. 2009;25(1): 8–11
8. Kimia AA, Capraro AJ, Hummel D, Johnston
P,HarperMB.Utilityoflumbarpuncturefor first simple febrile seizure
among children 6 to 18 months of age. Pediatrics. 2009;
123(1):6–12
9. Warden CR, Zibulewsky J, Mace S, Gold C, Gausche-Hill M.
Evaluation and management of febrile seizures in the out-
ofhospital and emergency department settings. Ann Emerg Med.
2003;41(2):215–222
10. RutterN,SmalesOR.Roleofroutineinvestigations in children
presenting with their firstfebrileconvulsion.ArchDisChild.1977;
52(3):188–191
11. Green SM, Rothrock SG, Clem KJ, Zurcher RF, Mellick L.
Can seizures be the sole manifestation of meningitis in febrile
children? Pediatrics. 1993;92(4):527–534
12. Kuturec M, Emoto SE, Sofijanov N, et al. Febrile seizures: is
the EEG a useful predictor of recurrences? Clin Pediatr (Phila).
1997; 36(1):31–36
13. Frantzen E, Lennox-Buchthal M, Nygaard A. Longitudinal
EEG and clinical study of children with febrile convulsions.
Electroencephalogr Clin Neurophysiol. 1968;24(3): 197–212
14. ThornI.Thesignificanceofelectroencephalography in febrile
convulsions. In: Akimoto H, Kazamatsuri H, Seino M, Ward A,
eds. Advances in Epileptology: XIIIth International Epilepsy
Symposium. New York, NY: Raven Press; 1982:93–95
15. Jaffe M, Bar-Joseph G, Tirosh E. Fever and convulsions:
indications for laboratory investigations. Pediatrics. 1981;67(5):
729–731
SEKIAN…..

TERIMA
KASIH…..

Anda mungkin juga menyukai