Anda di halaman 1dari 13

CASE REPORT

BRONCHITIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kedokteran Radiologi

Pembimbing:
dr.Hardiyanto, Sp. Rad

Diajukan Oleh:
Putri Andansari J510185051

KEPANITRAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
CASE REPORT
BRONCHITIS

Diajukan Oleh :

Putri Andansari J510185051

Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal
.........................................

Dipersentasikan dihadapan:

dr.Hardiyanto, Sp. Rad (………………………)

2
BRONCHITIS
Putri Andansari*
* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Ilmu Kedokteran Radiologi

Abstrak
Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang menyerang bronkus yang
disebabkan oleh virus dan polutan. Penyebab bronchitis berdasarkan faktor lingkungan meliputi polusi
udara, merokok dan infeksi. Infeksi sendiri terbagi menjadi infeksi bakteri (staphylococcus, pertusis,
tuberculosis, mikroplasma), infeksi virus (RSV, parainfluenza, influenza, adeno) dan infeksi fungi
(monilia). Bronkitis kronik adalah kondisi dimana terjadi sekresi sputum yang berlebihan pada cabang
bronkus disertai batuk berdahak sedikitnya 3 bulan berturut-turut dalam waktu 2 tahun, yang
menyebabkan gangguan seperti sesak napas, sputum, spasme, penurunan ekspansi sangkar thoraks, dan
penurunan aktivitas fungsional. Di Indonesia resiko penularan bronkitis cukup tinggi yaitu 1.6 juta
orang/tahun. Beberapa penelitian menunjukan bahwa 20% hingga 25% laki-laki berusia antara 40 hingga
65 tahun mengidap penyakit ini
Kata Kunci; Bronchitis, etiologi, faktor resiko

Abstract
Bronchitis is an infectious disease that attacks the respiratory tract bronchi, which are caused by
virus and pollutants. Causes of bronchitis based on environmental factors include air pollution, smoking
and infection. Infection itself is divided into bacterial infections (staphylococcus, pertussis, tuberculosis,
microplasma), viral infections (RSV, influenza, influenza, adeno) and fungal infections (monilia).
Chronic bronchitis is a condition in which excessive sputum secretion occurs in the bronchial branch
with cough sputum at least 3 consecutive months within 2 years, leading to disorders such as shortness
of breath, sputum, spasm, decreased thoracic expansion cage, and decreased functional activity. In
Indonesia the risk of contracting bronchitis is high at 1.6 millio people/year. Any studies show that 20%
to 25% of men aged 40 to 65 years suffer from disease.
Keywords: Bronchitis, etiology, riks factors

Pendahuluan tidak menghirup oksigen selama beberapa


Paru-paru merupakan salah satu organ vital menit dapat menyebabkan kematian, belum lagi
bagi kehidupan manusia yang berfungsi pada semakin tercemarnya udara yang kita hirup
sistem respirasi, bertugas sebagai tempat serta berbagai bibit penyakit yang berkeliaran
pertukaran oksigen dan mengeluarkan di udara. Ini semua dapat menimbulkan
karbondiksida yang merupakan hasil sisa berbagai penyakit pada paru. Salah satunya
proses pernapasan yang harus dikeluarkan dari adalah penyakit yang terletak di bronkus yang
tubuh, sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen dinamakan bronchitis.
terpenuhi. Udara sangat penting bagi manusia,

3
Bronkitis adalah suatu penyakit yang kekambuhan infeksi saluran pernapasan bawah.
ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal Kisaran infeksi virus, bakteri, dan mikroplasma
yang bersifat patologis dan biasanya kronik. Di dapat menyebabkan episode bronkitis akut.
Negara berkembang seperti Indonesia infeksi Eksaserbasi bronkitis kronik hampir pasti
saluran pernafasan bawah masih merupakan terjadi selama musim dingin. Bronkitis kronis
masalah kesehatan masyarakat yang penting. sering terjadi pada para perokok dan penduduk
Resiko penularan setiap tahun di Indonesia di di kota-kota yang dipenuhi kabut asap.
anggap cukup tinggi. Di Indonesia yang Beberapa penelitian menunjukan bahwa 20%
terinfeksi bronkhitis sekitar 1.6 juta hingga 25% laki-laki berusia antara 40 hingga
orang.Menurut World Health Organization 65 tahun mengidap penyakit ini.
(WHO). Saat ini, penyakit bronkitis diderita Penyebab terjadinya bronkhitis paling
oleh sekitar 64 juta orang di dunia. Penggunaan sering pada saat musim pancaroba, musim
dingin, biasanya disertai dengan infeksi
tembakau, polusi udara dalam ruangan/luar
pernapasan atas, dan secara etiologi dapat
ruangan dan debu serta bahan kimia adalah disebabkan oleh berbagai hal antara lain:
faktor resiko utama
1. Infeksi virus
Sedangkan definisi bronkhitis adalah Influenza virus, parainfluenza virus,
peradangan satu atau lebih bronkhus, dapat respiratory syncytial virus (RSV),
bersifat akut dan kronik. Gejala-gejala yang adenovirus, coronavirus, rhinovirus, dan
lain-lain.
biasanya termasuk demam, batuk dan 2. Infeksi bakteri
ekspektorasi. Bronkhitis akut adalah serangan Bordatella pertussis, Bordatella
bronkhitis dengan perjalanan penyakit yang parapertussis, Haemophilus influenzae,
Streptococcus pneumoniae, atau bakteri
singkat atau kurang berat (beberapa hari hingga
atipik (Mycoplasma pneumoniae,
beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari, gejala- Chlamydia pneumonia, Legionella)
gejala termasuk demam, batuk berkepanjangan, 3. Infeksi fungi (monilia)
4. Alergi
mengi, peningkatan sputum dan pilek.
5. Noninfeksi
Serangan berulang menunjukkan bahwa terjadi Polusi udara, rokok, dan lain-lain.
bronkhitis kronis. Bronkhitis kronis adalah Sedangkan faktor penderita meliputi usia,
jenis kelamin, kondisi alergi dan riwayat
suatu bentuk penyakit obstruksi paru kronik,
penyakit paru yang sudah ada. Penyebab
pada keadaan ini terjadi iritasi bronkhial bronkitis akut yang paling sering adalah
dengan sekresi yang bertambah dan batuk infeksi virus yakni sebanyak 90%
produktif selama sedikitnya tiga bulan atau sedangkan infeksi bakteri hanya sekitar <
10% (Jonsson J et al., 2008).,
bahkan dua tahun berturut-turut, biasanya
keadaan ini disertai emfisema paru. Pasien Bronkitis biasanya didahului oleh suatu
dengan bronkitis kronik lebih rentan terhadap infeksi saluran nafas bagian atas oleh virus

4
dan infeksi bakteri sekunder oleh S. hiperkapnia sekunder terjadi karena
Pneumonia atau hemophilus influenza. hipoventilasi. Resistensi vaskuler paru
Adanya bahan-bahan pencemar udara juga meningkat ketika vasokonstriksi yang terjadi
memperburuk keadaan penyakit begitu juga karena inflamasi dan konpensasi pada daerah-
dengan menghisap rokok. Polusi Udara yang daerah yang mengalami hipoventilasi
terhirup selama masa inkubasi virus kurang membuat arteri pulmonalis menyempit.
lebih 5 sampai 8 hari. Unsur-unsur iritan ini Sehingga penyebaran udara pernapasan
menimbulkan inflamasi pada precabangan maupun aliran darah ke alveoli tidak merata
trakeobronkial, yang menyebabkan atau terjadi inflamasi dan Timbul hipoksia dan
peningkatan produksi sekret dan penyempitan sesak napas.
atau penyumbatan jalan napas. Seiring
Pada pasien yang terdiagnosis bronkhitis
berlanjutnya proses inflamasi perubahan pada
tanda dan gejala klinis yang timbul tergantung
sel-sel yang membentuk dinding traktus
pada luas dan beratnya penyakit, lokasi
respiratorius akan mengakibatkan resistensi
kelainannya dan ada tidaknya komplikasi
jalan napas yang kecil dan ketidakseimbangan
lanjut. Tanda dan gejala tersebut yaitu
ventilasi-perfusi yang berat sehingga
1. Batuk produktif
menimbulkan penurunan oksigenasi daerah
Pada bronkhitis mempunyai ciri
arteri. Efek tambahan lainnya meliputi
antara lain batuk produktif berlangsung
inflamasi yang menyebar luas, penyempitan
lama, jumlah sputum bervariasi,
jalan napas dan penumpukan mucus di dalam
umumnya jumlahnya banyak terutama
jalan napas. Dinding bronkus mengalami
pada pagi hari sesudah ada perubahan
inflamasi dan penebalan akibat edema serta
posisi tidur atau bangun dari tidur. Kalau
penumpukan sel-sel inflamasi. Selanjutnya
tidak ada infeksi sekunder sputumnya
efek bronkospasme otot polos akan
mukoid, sedangkan apabila terjadi
mempersempit lumen bronkus. Pada awalnya
infeksi sputumnya purulen, dapat
hanya bronkus besar yang terlibat inflamasi
memberikan bau yang tidak sedap.
ini, tetapi kemudian semua saluran napas turut
2. Haemaptoe
terkena. Jalan napas menjadi tersumbat dan
Terjadi pada 50% kasus bronkhitis,
terjadi penutupan, khususnya pada saat
kelainan ini terjadi akibat nekrosis atau
ekspirasi. Dengan demikian, udara napas akan
destruksi mukosa bronkhus mengenai
terperangkap di bagian distal paru. Pada
pembuluh darah sehingga pembuluh
keadaan ini akan terjadi hipoventilasi yang
darah pecah dan timbul perdarahan.
menyebabkan ketidakcocokan dan akibatnya
Perdarahan yang timbul bervariasi mulai
timbul hipoksemia. Hipoksemia dan

5
dari yang paling ringan sampai Diagnosis dari bronkitis dapat ditegakkan
perdarahan cukup banyak atau massif. dengan:
Pada bronkhitis kering, haemaptoe 1. Anamnesa pasien mempunyai gejala batuk
justru tanda satusatunya karena yang timbul tiba-tiba dengan atau tanpa
bronkhitis jenis ini letaknya di lobus atas sputum dan tanpa adanya bukti pasien
paru, drainasenya baik, sputum tidak menderita pneumonia, common cold, asma
pernah menumpuk dan kurang akut dan eksaserbasi akut.
menimbulkan reflek batuk, pasien tanpa 2. Pada pemeriksaan fisik
batuk atau batuknya minimal. Pada Pada stadium awal biasanya tidak
tuberkolosis paru dan bronkhitis ini khas. Dapat ditemukan adanya demam,
merupakan penyebab utama komplikasi gejala rinitis sebagai manifestasi
haemaptoe. pengiring, atau faring hiperemis. Sejalan
3. Sesak napas atau dyspnea dengan perkembangan serta progresivitas
Pada 50% kasus ditemukan sesak batuk, pada auskultasi dapat terdengar
napas. Hal tersebut timbul dan beratnya ronki, wheezing, ekspirium diperpanjang
tergantung pada seberapa luas bronkhitis atau tanda obstruksi lainnya. Bila lendir
yang terjadi dan seberapa jauh banyak dan tidak terlalu lengket akan
timbulnya kolap paru dan desturksi terdengar ronki basah.
jaringan paru yang terjadi akibat infeksi Pemeriksaan fisik
berulang (ISPA), biasanya a) Keadaan umum baik: tidak tampak
menimbulkan fibrosis paru dan sakit berat dan kemungkinan ada
emfisema nasofaringitis.
4. Kadang juga ditemukan suara mengi b) Keadaan paru: ronki basah kasar
(wheezing), akibat adanya obstruksi yang tidak tetap (dapat hilang atau
bronkhus. Mengi dapat lokal atau pindah setelah batuk, wheezing dan
tersebar tergantung pada distribusi krepitasi)
kelainnya. 3. Pemeriksaan laboratorium
5. Demam berulang a) Rontgen dilakukan untuk
Bronkhitis merupakan penyakit membantu menegakkan diagnosa
yang berjalan kronis, sering mengalami dan untuk menyingkirkan
infeksi berulang pada bronkhus maupun diagnosa penyakit lain
paru, sehingga sering timbul demam b) Pemeriksaan dahak
c) Untuk pasien anak yang
diopname, dilakukan dengan tes

6
C-reactive protein, kultur darah, mengatasi pegal, demam, atau sakit
kultur sputum, dan tes serum kepala. Aspirin, paracetamol atau 8
aglutinin untuk membantu ibuprofen dapat digunakan sesuai kondisi
mengklasifikasikan penyebab dan keperluan pasien. Obat penekan batuk
infeksi apakah dari bakteri atau tidak diberikan pada batuk yang banyak
virus. Jumlah leukositnya berada lendir, karena batuk diperlukan untuk
> 17.500 dan pemeriksaan mengeluarkan sputum. Bila ditemukan
lainnya dilakukan dengan cara tes wheezing pada pemeriksaan fisik, dapat
fungsi paru-paru dan gas darah diberikan bronkodilator β2-agonis, tetapi
arteri. diperlukan evaluasi yang seksama
d) Analisa gas darah terhadap respon bronkus untuk mencegah
e) Fungsi pleura atau aspirasi paru pemberian bronkodilator yang berlebih.
Terapi yang diberikan adalah: 1. Antibiotika
1. Non-farmakologi Antibiotic diberikan kepada
Terapi non-farmakologi dapat penderita dengan infeksi bakteri
dilakukan dengan cara 2. Quinolon
a) Pasien harus berhenti merokok Golongan quinolon merupakan
b) Hindari paparan yang bisa antimikrobial oral. Dari prototipe
memperburuk keadaan awal yaitu asam nalidiksat
c) Taruhlah kompres uap di atas dada berkembang menjadi asam pipemidat,
pasien dua kali sehari, dan taruhlah asam oksolinat, cinoksacin,
kompres lembab di atas dada sepanjang norfloksacin. Generasi awal
malam sambil menjaga tubuhnya mempunyai peran dalam terapi gram-
jangan sampai kedinginan negatif infeksi saluran kencing.
d) Rehabilitasi paru-paru secara Berikutnya yaitu generasi kedua
komprehensif dengan olahraga dan terdiri dari pefloksasin, enoksasin,
latihan pernapasan sesuai yang ciprofloksasin, sparfloksasin,
diajarkan tenaga medis. lemofloksasin, fleroksasin dengan
e) Istirahat yang cukup. spektrum aktifitas yang lebih luas
2. Farmakologi untuk terapi infeksi community-
Pengobatan bronkitis lini pertama acquired maupun infeksi nosokomial.
adalah tanpa penggunaan antibiotik. Lebih jauh lagi ciprofloksasin,
Terapi simptomatik seperti analgesik dan ofloksasin, peflokasin tersedia
antipiretik dapat digunakan untuk sebagai preparat parenteral yang

7
memungkinkan penggunaanya secara 5. Bronkodilator
luas baik tunggal maupun kombinasi Bronkodilator mempunyai aksi
dengan agen lain. merelaksasi otot-otot polos pada
3. Mukolitik saluran pernapasan. Ada tiga jenis
Bronkitis dapat menyebabkan bronkodilator yaitu:
produksi mukus berlebih. Kondisi ini a. Simpatomimetika
menyebabkan peningkatan penebalan Beta-2 agonis
mukus. Perubahan dan banyaknya (Simpatomimetika) Obat-obat
mukus sukar dikeluarkan secara simpatomimetika merupakan obat
alamiah, sehingga diperlukan obat yang mempunyai aksi serupa
yang dapat memudahkan pengeluaran dengan aktifitas simpatis. Sistem
mukus. Mukus mengandung saraf simpatis memegang peranan
glikoprotein, polisakarida, debris sel, penting dalam menentukan ukuran
dan cairan/eksudat infeksi. Mukolitik diameter bronkus. Ujung saraf
bekerja dengan cara memecah simpatis yang menghasilkan
glikoprotein menjadi molekulmolekul norephinepherin, epinefrin dan
yang lebih kecil sehingga menjadi isoproterenol disebut adrenergik.
encer. Mukus yang encer akan Adrenergik memiliki dua reseptor
mendesak dikeluarkan pada saat yaitu alfa dan beta. Reseptor beta
batuk, contoh mukolitik adalah terdiri beta 1 dan beta 2. Beta 1
asetilsistein. adrenergik terdapat pada jantung,
4. Ekspektoran beta 2 adrenergik terdapat pada
Ekspektoran bekerja dengan cara kelenjar dan otot halus bronkus.
mengencerkan muku dalam bronkus Adrenergik menstimulasi reseptor
sehingga mudah dikeluarkan, salah beta 2 sehingga terjadi
satu contoh ekspektoran adalah bronkodilatasi.
guaifenesin. Guaifenesin bekerja b. Metilsantin
dengan cara mengurangi viskositas Metilxantin Teofilin
dan adhesivitas sputum sehingga merupakan golongan metil santin
meningkatkan efektivitas mukociliar yang banyak digunakan,
dalam mengeluarkan sputum dari disamping kafein dan dyphylline.
saluran pernapasan. Kafein dan dyphylline kurang
paten dibandingkan dengan
teofilin.

8
c. Antikolinergik kronik,.Selanjutnya akan terjadi gagal
Pada bronkhitis bisa terjadi beberapa jantung kanan.
komplikasi yang dapat dijumpai pada pasien, 9. Kegagalan pernafasan merupakan
antara lain: komlikasi paling akhir pada bronchitis
1. Bronchitis kronik yang berat dan luas
2. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, 10. Amiloidosis keadaan ini merupakan
bronchitis sering mengalamiinfeksi perubahan degeneratif, sebagai komplikasi
berulang biasanya sekunder terhadap klasik dan jarang terjadi. Pada pasien yang
infeksi pada saluran nafas bagian ata. Hal mengalami komplikasi ini dapat
ini sering terjadi pada mereka drainase ditemukan pembesaran hati dan limpa
sputumnya kurang baik. serta proteinurea.
3. Pleuritis Prognosis ini dapat meliputi beberapa
4. Efusi pleura atau empisema aspek, yaitu:
5. Abses metastasis diotak, akibat septikemi 1. Quo ad vitam
oleh kuman penyebab infeksi supuratif Quo ad vitam merupakan ramalan
pada bronkus. Sering menjadi penyebab mengenai hidup matinya penderita. Pada
kematian kasus bronkhitis yang berat dan tidak
6. Haemaptoe terjadi kerena pecahnya diobati, prognosisnya jelek, survivalnya
pembuluh darah cabang vena (arteri tidak akan lebih dari 5-10 tahun. Kematian
pulmonalis), cabang arteri (arteri pasien karena pneumonia, empisema,
bronchialis) atau anastomisis pembuluh gagal jantung kanan, haemaptoe dan
darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan lainnya.
tidak terkendali merupakan tindakan beah 2. Quo ad sanam
gawat darurat. Quo ad sanam merupakan ramalan
7. Sinusitis merupakan bagian dari mengenai kesembuhan pasien. Pada pasien
komplikasi bronchitis pada saluran nafas bronkhitis tergantung pada berat ringannya
8. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila serta luasnya penyakit waktu pasien
terjadi anastomisis cabangcabang arteri berobat pertama kali. Bila tidak ada
dan vena pulmonalis pada dinding bronkus komplikasi, prognosis brokhitis akut pada
akan terjadi arterio-venous shunt, terjadi anak umumnya baik. Pada bronkhitis akut
gangguan oksigenasi darah, timbul yang berulang. Bila anak merokok (aktif
sianosis sentral, selanjutnya terjadi dan pasif) maka dapat terjadi
hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan kecenderungan untuk menjadi bronkhitis
terjadi hipertensi pulmonal, kor pulmoner kronik kelak pada usia dewasa

9
3. Quo ad fungsionam dan bersin kemudian sembuh tidak
Quo ad fungsionam merupakan sampai sesak. Pasien bekerja sebagai
ramalan yang ditinjau dari segi buruh pabrik tekstil, pasien bekerja
fungsionalnya. Pada kasus bronkhitis ini, pada bagian pemerosesan kapas
prognosis quo ad fungsionamnya baik, menjadi benang sehingga banyak debu
dapat pulih seperti sebelumnya. kapas yang berterbangan, pasien
PEMBAHASAN selama bekerja selalu menggunakan
1. IDENTITAS PASIEN masker. Pusing, nyeri dada, BAB dan

Nama : Ny. A BAK pasien tidak ada keluhan.


Jenis Kelamin : Perempuan c. Riwayat penyakit dahulu:

Usia : 25 tahun 1) Riwayat keluhan serupa: diakui

Pekerjaan : buruh pabrik 2) Riwayat pengobatan dengan

Alamat : Jaten OAT: disangkal

ANAMNESIS 3) Riwayat Komorbid lain: HT, DM:


Anamnesis dilakukan secara disangkal

autoanamnesis. 4) Peny.Ginjal : disangkal

a. Keluhan utama 5) Peny.Jantung: disangkal

Batuk berdahak 6) Riwayat Asma: disangkal


b. Riwayat penyakit sekarang 7) Riwayat Alergi obat dan
Pasien datang ke RSUD makanan: disangkal

Karanganyar dengan keluhan batuk itu 8) Riwayat operasi: disangkal


juga disertai dengan dahak, pilek dan d. Riwayat Keluarga

juga bersin-bersin terus-menerus, 1) Riwayat sakit serupa: disangkal


keluhan dirasakan sudah 7 hari SMRS. 2) Riwayat asma dalam keluarga:
Pasien juga mengeluh ingus yang disangkal
keluar encer dan badannya terasa panas 3) Riwayat alergi dalam keluarga:
ketika malam hari. Batuk dan sesak ini disangkal

dari hari ke hari semakin memberat dan 4) Riwayat Komorbid: HT, DM:
tidak ada perbaikan. Keluhan dirasakan disangkal
semakin memberat pada malam hari 5) Peny.Ginjal: disangkal
disertai sesak nafas dan mengganggu 6) Peny.Jantung: disangkal
waktu istirahat. e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Riwayat keluhan yang sama Adanya penderita batuk lama maupun
diakui pasien tapi hanya batuk,pilek sesak disangkal.

10
2. PEMERIKSAAN FISIK Perkusi: Batas jantung normal
a) Keadaan umum Auskultasi :Suara jantung
 KU: Sedang normal, bising (-)
 Kesadaran: Compos mentis Abdomen
(GCS 15: E4 V5 M6) Inspeksi :perut datar (-)
b) Vital sign Palpasi :Supel, nyeri tekan
 Tekanan darah: 120/70 mmHg epigastrium (-), hepatosplenomegali

 Nadi: 88 kali per menit (-)

 Pernafasan: 23 kali per menit Perkusi : timpani

 Suhu: 37,3 oC Auskultasi:bising usus (+) normal

c) Pemeriksaan fisik Ekstremitas


Akral hangat, edema tungkai (-),
 Kepala
clubbing finger (-)
Konjungtiva anemis (-/-), Sklera
ikterik (-/-), nafas cuping hidung 3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(-). a. Laboratorium
 Leher Pemeriksaan BTA sputum : negatif
Retraksi dada (-), deviasi trakea (- Laboratorium darah rutin
), peningkatan JVP (-), Hb : 13,6 gr %
Pembesaran kelenjar limfe (-). Leukosit : 9.500/mm3

 Thorax Trombosit : 240.000/mm3

Paru Hematokrit: 36,8 gr %

Inspeksi : bentuk thorax Laboratorium kimia darah


normal, gerakan dada kanan = kiri Glukosa : 121

Palpasi : fremitus kiri dan mg/dl

kanan sama b. Rontgen thorax Pemeriksaan


Perkusi : sonor pada kedua Radiologi:

lapang paru
Auskultasi :ekspirasi
memanjang, wheezing (+/+),
ronkhi (+/+)
Jantung
Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis tidak kuat
angkat
11
Terdapat gambaran Cor: Normal virus kurang lebih 5 sampai 8 hari. Unsur-unsur
Paru: Corakan Vaskuler kasar, Infiltrat (-) iritan ini menimbulkan inflamasi pada
Diafragma-sinus normal precabangan trakeobronkial, yang
4. PENATALAKSANAAN menyebabkan peningkatan produksi sekret dan
Non Farmakologi : Hindari faktor pencetus penyempitan atau penyumbatan jalan napas
Farmakologi : Pada pemeriksaan fisik didapatkan
 O2 3Lpm adanya ekspirasi memanjang dan ronkhi,

 Nebulizer falbiven : pulmicort 1 : 1 whezing pada kedua lapangan paru. Sementara

 Infus RL 20 tpmInj metil prednisolon 125 pada pemeriksaan penunjang rontgen thoraks

mg/8 jamInj ranitidin 25 mg/ 12 jam didapatkan corakan vaskuler kasar, tidak ada

 Inj ceftriaxon 2g/24 jam infiltrate dan diafragma normal


bronkhitis adalah peradangan satu atau
 Ambroxol tab 3 x 1 tab
lebih bronkhus, dapat bersifat akut dan kronik.
 Salbutamol 2 x 100 mg
Gejala-gejala yang biasanya termasuk demam,
 Aminophilin 3 x 100 mg
batuk dan ekspektorasi. Bronkhitis akut adalah
KESIMPULAN serangan bronkhitis dengan perjalanan penyakit
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis yang singkat atau kurang berat, gejala-gejala
bronchitis dengan alergi inhalan karena pasien termasuk demam,batuk, mengi, penigkatan
pernah mengalami keluhan yang sama dan juga sputum dan pilek.
pekerjaan pasien sebagai buruh pabrik tekstil, Terapi pengobatan bronchitis yaitu
pada bagian pemerosesan kapas menjadi secara non-farmakologi salah satunya adalah
benang sehingga banyak debu kapas yang menghindari paparan inhalan yang bisa
berterbangan yang memicu batuk, pilek, bersin memperburuk keadaan, dan secara
pada pasien, dan juga keluhan semakin farmakologinya diberi antibiotic, antimikroba,
memberat disertai rasa sesak pada malam hari. mukolitik dan ekspektoran, dan bronkodilator
Secara etiologi bronchitis dapat disebabkan
oleh berbagai hal salah satunya Infeksi virus: Daftar Pustaka

influenza virus, parainfluenza virus, respiratory Albert, B., A. Johnson., J. Lewis., M. Raff., K.

syncytial virus (RSV), adenovirus, coronavirus, Roberts., and P. Walter. 2008. The Cell 4th

rhinovirus. Edition. Garland Science Taylor and

Adanya keluhan sesak nafas dipicu Francis Group. USA, pp: 1102-1105.

karena adanya bahan-bahan pencemar udara Hartono. 2015. Peningkatan Kapasitas Vital

juga memperburuk keadaan penyakit. Polusi Paru pada Pasien PPOK Menggunakan

Udara yang terhirup selama masa inkubasi metode Pernapasan Pursed Lips. Jurnal

12
Terpadu Ilmu Kesehatan. Volume 4 Wohl, Meb. 2006. Bronchiolitis.Dalam:
Nomor 1, Mei 2015. Hal 62 Chernick V,Boat TF, WIlmott RW,Bush
World Health Statistics 2015: World Health A, penyuting. Kendig’s Disorder of
Organization; 2015. Respiratory Tract in Children.Edisi ke -7.
Ikawati Zullies. 2011. Penyakit Sistem Philadelphia: saunder; h.423-32
Pernafasan dan Tatalaksana Terapinya. Vender, JS. 2007. Oxygen delivery systems,
Yogyakarta: Bursa Ilmu. inhalation therapy, and respiratory therapy.
Arsyad Z. 2001. Manifestasi Klinis Penyakit In Hagberg, ed. Benumof’s Airway
Paru. Dalam: Buku Ajar Penyakit Dalam. Management. 2nd ed. Philadelphia, Pa:
Editor Suyono S, Waspadji S, dkk. Jilid II. Mosby Elsevier:chap 13.
Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit Djojodibroto D., 2009.Respirologi. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas EGC. pp.219-220
Indonesia. Shewrwood, Lauralee. 2014. Fisiologi
B First Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7. Lasserson dan Garrod. (2007). Role of
Volume 2. Alih bahasa oleh Brahm U physiotherapy in the management of
Pendit. Jakarta: EGC. chronic lung diseases: an overview of
Djojodibroto, D. 2009. Respirologi systematic reviews. US National Library of
(Respiratory Medicine). Jakarta: Buku Medicine. Volume 101, Issue 12, Pages
Kedokteran EGC Iskandar Junaidi, 2010, 2429–2436. National Institutes of Health.
Penyakit paru dan saluran, PT. Bhuana Marni. 2014. Buku Ajar Keperawatan Pada
Ilmu Populer, Jakarta Anak Dengan Gangguan Pernapasan.
Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2015. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9.
Singapura: Elsevier Saunders.

13

Anda mungkin juga menyukai