Nama : Sdr. T
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Karanganyar
Hiperten Diabetes
si : Melitus :
disangkal RIWAYAT disangkal
PENYAKIT
DAHULU
Asma: Alergi:
disangkal disangkal
Keluhan
serupa:
disangkal
Alergi: Hipertensi:
disangkal disangkal
Riwayat
Penyakit
Keluarga
Diabetes
Asma:
Melitus :
disangkal
disangkal
Riwayat
Pemakaian Obat
• Pasien sudah
pernah berobat ke
poli sebelumnya.
Riwayat
Kebiasaan Sosial
• Pasien terkadang
minum es dan
sering makan
gorengan.
• Status Generalis
• Keadaan umum : Cukup
– • Kesadaran : Compos Mentis
• Vital Sign
• Tekanan darah : 100/70 mmHg
• Nadi : 81 kali/ menit
• Suhu : 38,4 oC (sore)37,4(pagi)
PEMERIKSAAN
FISIK • RR : 20 kali/menit
• Berat badan : 41 kg
• Tinggi badan : 167 cm
Kepala/Leher
Mata
Paru
Tonsila palatina Kanan: T3, hiperemi (-), kripte melebar (+), permukaan tidak
rata (+)
Kiri: T3, Hiperemi (-), kripte melebar (+), permukaan tidak rata
(+)
Laring (laringoskopi indirek)
• Epiglotis : dbn
• Aritenoid : dbn
• Plika vokalis : dbn
• Gerak plika vokalis : dbn
• Subglotis : dbn
• Tumor : tidak ada
Hidung
– Inspeksi : deformitas (-), bekas luka (-), sekret (-), edema (-)
– Palpasi : krepitasi (-), nyeri tekan (-)
Hidung Kanan Hidung Kiri
Pemeriksaan Hidung
Hidung luar Bentuk normal, hiperemi (-), deformitas Bentuk normal, hiperemi (-), deformitas (-), nyeri
(-), nyeri tekan (-), krepitasi (-) tekan (-), krepitasi (-)
Rinoskopi Anterior
Vestibulum nasi Normal, ulkus (-) Normal, ulkus (-)
Cavum nasi Bentuk (normal), hiperemia (-) Bentuk(normal), hiperemia (-)
Meatus nasi media Mukosa hiperemis (-), sekret (-), massa (- Mukosa hiperemis (-), sekret (-), massa (-).
).
Konka nasi inferior Edema (-), mukosa hiperemi (-), sekret Hipertrofi (-), mukosa hiperemi (-), sekret
mukopurulen (-) mukopurulen (-)
Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus (-) Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus (-)
a. Rinoskopi Posterior Muara tuba eustachii tampak tidak ada oklusi
Tidak tampak pemebesaran kelenjar adenoid
Concha superior dalam batas normal
Tidak tampak ada massa
Telinga
Pemeriksaan Bagian Telinga
Telinga Kanan Telinga Kiri
Inspeksi Bentuk telinga normal, Bentuk telinga normal,
deformitas (-), bekas luka deformitas (-),bekas
(-), bengkak (-), luka (-), bengkak (-),
hiperemis (-),sekret (-) hiperemis (-),sekret (-)
Hematologi
Hemoglobin 13,8 14.0-17.5 g/Dl
Hematocrit 43,3 40-52 Vol%
Leukosit 5.83 4.4-11.3 10^3/uL
Trombosit 245 140-336 10^3/uL
Eritrosit 5,31 4.5-5.9 10^6/uL
Index
MCV 81.0 82.0-92.0 Fl
MCH 26,0 28.0-33.0 Pg
MCHC 32,1 32.0-37.0 g/dL
Hitung jenis
Neutrofil% 47,2 50-70 %
Limfosit% 43,5 25-40 %
Monosit% 4,7 3-9 %
Eosinofil% 4.2 0.5-5.0 %
Basofil% 0.4 0.0-1.0 %
Neutrofil# 2,75 2-7 10^3/uL
Limfosit# 2,45 1.25-4 10^3/uL
Monosit# 0.28 0.3-1 10^3/uL
Eosinofil# 0.24 0.02-0.5 10^3/uL
Basofil# 0.02 0.0-10 10^3/uL
CT 03,00 2-8 Menit
BT 02,00 1-3 Menit
GDS 98 70-150 Mmol/L
Ginjal
Diagnosis Banding
• Tonsilitis kronik
• Tonsilofaringitis
• Difteri
Diagnosis
• Tonsilitis kronik
A.Tatalaksana
Medikamentosa
• Cefadroxil Tab 2x1
• Paracetamol Tab 3x1
• Dexamethasone 0,5 mg 3 x 1 tablet
Pembedahan
• Tonsilektomi
A.PROGNOSIS
• Quo ad Vitam : dubia ad bonam
• Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam
• Quo ad Functionam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
– Anatomi Dan Fisiologi Tonsil
– Tonsil merupakan massa bulat yang kecil, khususnya jaringan
limfoid. Tonsil adalah bagian dari faring. Faring dibagi menjadi tiga
bagian yaitu nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Tonsil
terdapat di bagian nasofaring dan orofaring. Nasofaring terletak di
belakang rongga hidung, di atas palatum molle sedangkan
orofaring terletak di belakang cavum oris dan terbentang dari
palatum molle sampai pinggir atas epiglottis
Berdasarkan lokasinya, tonsil dibagi menjadi
Tonsil faringeal (adenoid)
Tonsil palatina (tonsil faucial)
Tonsil lingual (tosil pangkal lidah)
Tonsil tuba eustachius (lateral band dinding faring /
Gerlach’s tonsil
Definisi Tonsilitis
Tonsilitis Akut
Tonsillitis septik
Tonsilitis Bakterial
• Disebabkan kuman grup A Streptokokus, βhemolitikus yang dikenal sebagai strep throat,
pneumokokus, Streptokokusviridan, Streptokokus piogenes.
Tonsilitis Membranosa
• Tonsillitis difteri
• Disebabkan Corynebacterium diphteriae yang termasuk dalam kelompok kuman gram positif
dan berada biasanya di aluran nafas atas, seperti hidung, faring dan laring.
• Tonsillitis septik
• Disebabkan streptokokus hemolitikus
• Angina Plaut Vincent (Stomatitis Ulsero Membranosa)
• Disebabkan bakteri jenis spirochaeta atau triponema yang terdapat pada penderita dengan
tingkat hygine mulut yang kurang dan defisiensi vitamin C.
• Penyakit Kelainan Darah
• Tidak jarang tanda pertama dari leukimia akut, perdarahan di mukosa mulut, gusi dan
dibawah kulit sehingga pada pemeriksaan akan tampak bercak kebiruan
Tonsilitis Kronik
Tonsilitis kronis merupakan peradangan tonsil yang menetap akibat
infeksi yang berulang. Peradangan tersebut biasanya diakibatkan oleh
pengobatan tonsilitis akut yang tidak memadai. Infeksi yang berulang
atau infeksi yang menetap pada hidung dan sinus paranasal
merupakan penyebab paling penting dan paling sering
mengakibatkan infeksi berulang pada tonsil
Epidemiologi
Hipertrofi tonsil
Tonsillitis difteri
Penatalaksanaan
Tonsilitis
Tonsilektomi merupakan prosedur
operasi yang praktis dan aman.
Indikasi tonsilektomi dulu dan
sekarang tidak berbeda, namun
terdapat perbedaan prioritas relatif
dalam menentukan indikasi
tonsilektomi pada saat ini. Dulu
diindikasikan untuk terapi tonsilitis
kronik dan berulang.
Komplikasi Sleep Apnea
Abses peritonsil
Abses parafaring
Abses intratonsilar
Laringitis
Tonsilitis kronis dengan serangan akut
Otitis Media Akut
Tonsilolith (kalkulus tonsil)
Kista tonsilar
Fokal infeksi dari demam rematik dan glomerulonefritis.
Prognosis
Tonsilitis kronis merupakan peradangan tonsil yang menetap akibat infeksi yang berulang.
Peradangan tersebut biasanya diakibatkan oleh pengobatan tonsilitis akut yang tidak memadai.
Infeksi yang berulang atau infeksi yang menetap pada hidung dan sinus paranasal merupakan
penyebab paling penting dan paling sering mengakibatkan infeksi berulang pada tonsil
Penyebab tersering pada tonsilitis ialah infeksi Streptokokus beta hemolitikus grup A. Kondisi ini
sebagian besar dialami oleh anak-anak. Penyakit ini dapat dicetus oleh beberapa hal, salah
satunya ada kebiasaan anak yang sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak
sehat dan kurang terjaganya kebersihan mulut.
Penegakkan diagnosis tonsilitis dari pemeriksaan fisik dan anamnesis. Penyakit ini memiliki prognosa
yang baik apabila didiagnosa dan diterapi secara cepat dan cepat dan juga bagian terpenting adalah
pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga agar penyakit ini dapat dicegah dan tidak terulang
kembali.