Anda di halaman 1dari 14

The Association Between

Sanitation, Hygiene, and


Stunting In Children
Under Two-Years
| Journal Reading

I L M U K E S E H ATA N M A S YA R A K AT
Nov, 28th 2019| PKBI
A B S T R A K
Metode : Penelitian ini merupakan studi cross-sectional yang
meneliti 9.688 anak di bawah usia dua tahun. Kami memperoleh
Latar Belakang : data dari Analisis Riset Kesehatan Dasar Indonesia yang dirilis pada
Penelitian ini
tahun 2013 dan diterapkan sebagai analisis regresi logistik ganda.
bertujuan untuk Prevalensi stunting di antara anak di bawah dua tahun pada 2013
mengidentifikasi adalah 33,3%.
hubungan antara
sanitasi,
kebersihan, dan Hasil : Analisis ini menunjukkan bahwa stunting berkaitan erat
stunting pada anak dengan berat badan lahir rendah, usia, jenis kelamin, ASI eksklusif,
di bawah dua status sosial ekonomi, pengelolaan sampah, dan pengelolaan
tahun di Indonesia limbah, sanitasi yang tepat dan kebersihan memiliki dampak yang
signifikan terhadap stunting kalangan anak-anak di bawah dua
tahun terutama di Indonesia, dengan pengelolaan sampah dan
berat lahir rendah menjadi indikator yang paling penting.
Apa itu Stunting
?
Stunting pada anak adalah salah satu hal yang paling berperan
dalam menghalangi perkembangan.

Stunting disebabkan oleh asupan gizi yang tidak memadai


selama jangka waktu dari konsepsi sampai usia 24 bulan.

[1] Organisasi Kesehatan Dunia. Global Nutrition Targetkan 2025: Kebijakan Stunting Singkat. Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia, 2014.
[2] Bloem MW, de Pee S, Hop LT, Khan NC, Laillou A, Minarto, et al. strategi kunci untuk mengurangi stunting di Asia Tenggara: pelajaran dari workshop negara-negara ASEAN. Makanan
Nutr Bull. 2013; 34 (2 Suppl): S8-16
1

EPIDEMIOLOGI
Pada Tahun 2015 ada 159 juta anak-anak
stunting pada usia balita.

Tahun 2013 prevalensi 37.2% Balita


Pendek (Stunting)

Tahun 2010 prevalensi 35,8% Balita


Pendek (Stunting)

Tahun 2007 prevalensi 36,8% Balita


Pendek (Stunting)

Indonesia termasuk ke dalam 17 negara


yang mengalami beban ganda
permasalahan gizi Sumber: Riskesdas 2013
(Global Nutrition Report, 2014)
Sanitasi, adalah sumber utama untuk air minum
seperti segala macam bentuk air yang dikemas, air untuk keran
minum, dari perusahaan terkemuka pasokan air dan pompa, sumur
tanah, mata air, dan penampungan air.

Hygine, Mencuci tangan yang tepat dengan sabun


sebelum makan dan persiapan makanan dan setelah menggunakan
kamar mandi merupakan bagian dari hygine untuk menghilangkan
bakteri..
Studi telah menemukan Di Indonesia Penelitian Kesehatan melaporkan
bahwa sanitasi dan
bahwa hanya 59,8% keluarga telah sanitasi
kebersihan intervensi yang
mencapai 99% dari populasi
dapat mengurangi gejala 12,9% keluarga tidak memiliki toilet
diare sebesar 30%, sehingga
menurunkan prevalensi
stunting 2-4% .
  66,8% keluarga tidak memiliki akses ke air
minum

Sanitasi dan kebersihan lingkungan di Indonesia


merupakan daerah yang membutuhkan
perhatian mendesak.

[3] Stewart CP, Iannotti L, Dewey KG, Michaelsen KF, Onyango AW. Contextualising makanan pendamping ASI dalam kerangka yang lebih luas untuk pengerdilan pencegahan. Matern Anak Nutr. 2013; 9: 27-45
[4] Hitam RE, Victora CG, Walker SP, Bhutta Z, Christian P, de Onis M, et al. Ibu dan gizi anak dan kelebihan berat badan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. The Lancet. 2013; 382: 427-51.
M E TO D E
Desain
Studi Cross Sectional
Penelitian
Data Sekunder, Analisis Riset Kesehatan Dasar di Indonesia
dilakukan pada tahun 2013

Sampel populasi keluarga termasuk


anak-anak di bawah usia dua tahun dari 33 provinsi di Indone

Metode Total Sampling


30.801 anak di bawah usia dua tahun
dan semua responden diminta
untuk memiliki data yang namun hanya 9688 memiliki data lengkap
lengkap
[5] Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI, 2013
[6[Humphrey JH. gizi anak, enteropati tropis, toilet, dan mencuci tangan. Lancet Lond Engl. 2009; 374: 1032-5.
K A R A K T E R I ST I K
Karakteristik Termasuk Usia, Jenis kelamin, Berat badan lahir, Tidak
inisiasi menyusui dini, Pengalaman ASI Eksklusif, Diare dan
pada Anak-anak
Riwayat infeksi saluran pernafasan (ISPA)

Karakteristik Termasuk tinggi ibu (<150 cm), status pekerjaan, tingkat


Keluarga pendidikan, jumlah anggota keluarga dan status sosial
ekonomi mereka.

SPPS versi 16.0.


ANALISIS DATA Analisis data selesai menggunakan analisis
bivariat dan regresi logistik.
[7] UNICEF-WHO-Bank Dunia. SIAPA. anak bersama malnut- rition perkiraan-Levels dan tren. New York: UNICEF- WHO-Bank Dunia, 2015.
[8] Fewtrell L, Kaufmann RB, Kay D, Enanoria W, Haller L, Colford JM. Air, sanitasi, dan intervensi kesehatan untuk mengurangi diare di negara-negara kurang berkembang.
HASIL
Berdasarkan Analisis dari Karakteristik Anak-anak
Kami menemukan bahwa 57,8% dari subyek di bawah dua tahun,
dengan 51,4% dari anak-anak yaitu laki-laki, lalu 6,4% dari anak-anak memiliki berat
badan lahir rendah, 39,2% tidak mendapat manfaat dari inisiasi menyusui dini, dan 69,9%
anak-anak tidak ASI eksklusif mengkhawatirkan, 11% dari anak-anak mengalami diare dan
26,3% mengalami riwayat ISPA. Setelah analisis lebih lanjut dari karakteristik keluarga
ditemukan bahwa 30,9% dari ibu diklasifikasikan sebagai singkat, 7,0% tidak memiliki
pendidikan yang layak, 35,8% yang ibu bekerja, dan 5,5% keluarga memiliki lebih dari 8
anggota.

Berdasarkan Analisis dari Keluarga


ditemukan bahwa 30,9% dari ibu dengan tinggi kurang, 7,0% tidak memiliki pendidikan yang
layak, 35,8% yang ibu bekerja, dan 5,5% keluarga memiliki lebih dari 8 anggota keluarga.

[9] Pruss-Preferensi A, Bos R, Gore F, air Bartram J. Aman, kesehatan yang lebih baik: biaya, manfaat dan keberlanjutan intervensi untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan. Jenewa: Organisasi Kesehatan
Dunia, 2008.
Hasil ini konsisten dengan data dari Analisis Riset
Kesehatan Dasar 2013 yang menemukan
prevalensi itu 32,9%, penelitian namun lain
dilakukan di tiga provinsi lain tempat Indonesia

DISKUSI angka di 28,4% .


 

|
Hasil dari penelitian ini menemukan Setelah disesuaikan untuk variabel,
bahwa prevalensi stunting pada populasi ditemukan bahwa pengelolaan sanitasi,
sampel adalah 33,3%.
limbah, dan kebersihan memiliki hubungan
langsung dengan stunting prevalensi.

[10] Bhutta ZA, Ahmed T, Black RE, Cousens S, Dewey K, Giugliani E, et al. Pekerjaan apa? Intervensi untuk gizi dan kelangsungan hidup ibu dan anak. Lancet Lond Engl. 2008; 371: 417-40.
[11] Nadiyah N, Briawan D, Martianto D. Faktor Risiko Stunting PADA Anak Usia 0-23 Bulan Di Provinsi Bali, Jawa Barat, Dan Nusa Tenggara Timur. Jurnal Gizi Dan Pangan. 2014; 9: 125-32.
Penelitian lain yang dilakukan di Indonesia
menemukan adanya Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi
Rendah Dan Peningkatan Stunting Pada Anak

Keterbatasan Penelitian :
 Pertama, desain studi cross-sectional tidak bisa menjelaskan efek kausal antara gagal
tumbuh dan variabel lainnya.
 Kedua, karena data yang terbatas dari Penelitian Kesehatan yang hanya beberapa variabel
dapat diuraikan seperti tidak adanya makanan gratis yang diberikan kepada anak-anak ASI
eksklusif yang dipengaruhi status gizi mereka
 Ketiga, kualitas air tidak diuji secara menyeluruh di laboratorium melainkan dengan
penglihatan dan penciuman.

[12] Torlesse H, Cronin AA, Sebayang SK, Nandy R. Penentu stunting pada anak-anak Indonesia: bukti dari survei cross-sectional menunjukkan peran penting untuk air, sanitasi dan sektor kesehatan di pengerdilan
pengurangan. Kesehatan Masyarakat BMC. 2016; 16: 669.
K E S I M P U L A N

Gizi, status sosial ekonomi, dan lingkungan yang sehat adalah kunci
untuk memastikan anak di bawah dua tahun memenuhi standar
pertumbuhan direkomendasikan.

Intervensi untuk mengurangi kebutuhan stunting masa kanak-kanak


menjadi multifaktorial dan termasuk pendidikan tentang gizi dan
lingkungan yang sehat juga status sosial ekonomi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai