OLEH:
Azillah Syukria Novitri 04054821820095
Amanda Nathania 04054821820107
PEMBIMBING:
dr. H. M. Hasnawi Haddani, Sp.S(K)
Laki-laki Islam
66 tahun Menikah
Status Internus
Kesadaran : Compos mentis
Skala Koma Glasgow : 15 (E4M6V5)
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Suhu : 36,3 °C
Pernafasan : 20 x/menit
Nadi : 84/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Berat Badan : 58 kg
Tinggi Badan : 160 cm
IMT : 22,65 kg/m2
Keadaan Spesifik
11 Oktober 2019
Kepala dan leher: Konjungtiva palpebra pucat (-), tidak ada tanda trauma,
tidak ada bekas suntikan, tidak ada perdarahan
Thorax:
Paru
I: Statis dan dinamis simetris kanan = kiri, RR = 20x/menit
P: Stem fremitus kanan = kiri
P: Sonor di kedua lapang paru
A: Vesikuler (+) normal, wheezing (-), ronki (-)
Jantung
I: Ictus kordis tidak terlihat
P: Ictus kordis tidak teraba
P: Batas jantung normal
A: Bunyi jantung I-II normal, HR = 84 x/menit, murmur (-), gallop (-)
Keadaan Spesifik
11 Oktober 2019
Abdomen : Datar, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral pucat (-), edema pretibial (-)
Genitalia : Tidak diperiksa
Status Psikiatrikus
Sikap : kooperatif
Ekspresi Muka : wajar
Perhatian : ada
Kontak Psikik : ada
Status Neurologikus
11 Oktober 2019
KEPALA
Bentuk : Normochepali Deformitas : (-)
Ukuran : normal Fraktur : (-)
Simetris : simetris Nyeri fraktur : (-)
Hematom : (-) Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
Tumor : (-) Pulsasi : (-)
LEHER
Sikap : Normal Deformitas : (-)
Torticolis : (-) Tumor : (-)
Kaku kuduk: (-) Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
N. Olfaktorius Kanan Kiri
Status Penciuman Normal Normal
Neurologikus Klonus
Paha Tidak ada Tidak ada
11 Oktober 2019
Kaki Tidak ada Tidak ada
Refleks fisiologis
KPR Normal Normal
APR Normal Normal
Refleks patologis
Babinsky Tidak ada Tidak ada
Chaddock Tidak ada Tidak ada
Oppenheim Tidak ada Tidak ada
Gordon Tidak ada Tidak ada
Schaeffer Tidak ada Tidak ada
Rossolimo Tidak ada Tidak ada
Mendel Bechterew Tidak ada Tidak ada
Refleks Kulit Perut
Atas Tidak ada kelainan
Tengah Tidak ada kelainan
Bawah Tidak ada kelainan
Status Neurologikus
11 Oktober 2019
KOLUMNA VERTEBRALIS
SENSORIK Kyphosis : Tidak ada
Hipestesi pola sarung tangan Lordosis : Tidak ada
dan kaus kaki
Gibbus : Tidak ada
Deformitas : Tidak ada
FUNGSI VEGETATIF
Tumor : Tidak ada
Miksi : Tidak ada kelainan
Meningocele : Tidak ada
Defekasi : Tidak ada kelainan
Hematoma : Tidak ada
Nyeri ketok : Tidak ada
Status Neurologikus
11 Oktober 2019
GEJALA RANGSANG
MENINGEAL
Kaku kuduk : Tidak ada
GAIT DAN KESEIMBANGAN
Kerniq : Tidak ada
Disdiadokinesia : Tidak ada
Lasseque : Tidak ada
Disemetri : Tidak ada
Brudzinsky
Romberg Test : Tidak ada
Neck : Tidak ada
Cheek : Tidak ada
Symphisis : Tidak
dilakukan
Leg I : Tidak ada
Leg II : Tidak ada
Status Neurologikus
11 Oktober 2019
FUNGSI LUHUR
Afasia motorik : Tidak ada
GERAKAN ABNORMAL
Afasia sensorik : Tidak ada
Tremor : Tidak ada
Apraksia : Tidak ada
Chorea : Tidak ada
Agrafia : Tidak ada
Athetosis : Tidak ada
Alexia : Tidak ada
Ballismus : Tidak ada
Afasia nominal : Tidak ada
Dystoni : Tidak ada
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil
Pemeriksaan Hematologi Rutin
Penunjang Hemoglobin (Hb) (g/dL) 12,6-17,4 13,1
Hematokrit (Ht) (%) 41-51 40
Eritrosit (RBC) (/mm3) 4,4-6,3 x 106 4,94 x 106
Leukosit (WBC) (/mm3) 4,73-10,89 x 103 8,45 x 103
Trombosit (PLT) (/L) 170-396 x 103 302 x 103
Hitung Jenis
Basofil 0-1 0
Eosinofil 1-6 2
Netrofil 50-70 71
Limfosit 20-40 20
Monosit 2-8 7
Faal Hemostasis
PT (detik) 12-18 13,4
APTT (detik) 27-42 32,5
INR 1,00
Fibrinogen (mg/dL) 200-400 372
D-dimer (g/mL) <0,5 0,35
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil
Kimia Klinik
Kesan:
Sesuai dengan gambaran axonal demyelinating polyneuropathy
sensorik motoric.
DIAGNOSIS
Diagnosis
Diagnosis Topik:
Tambahan:
Saraf Tepi
(-)
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologis Farmakologis
Edukasi:
• Jaga kebersihan kulit, hindari
trauma kaki seperti memakai
sepatu sempit.
• Mengontrol gula darah dan Gabapentin 1x300 mg PO
rutin pemeriksaan HbA1c
Neurodex 1x1 tab PO
secara berkala minimal 3
bulan sekali.
Konsultasi dengan dokter
penyakit dalam untuk
tatalaksana diabetes mellitus
PROGNOSIS
Prevalensi
Diperkirakan
neuropati
setelah
diabetik ini akan
menderita
meningkat
diabetes selama
sejalan dengan
25 tahun,
lamanya
prevalensi
penyakit dan
neuropati
tingginya
diabetik 50%
hiperglikemia
Faktor Risiko
Kualitas
Usia Lama diabetes kontrol
metabolik
Konsumsi
Berat badan Kadar HDL
rokok
Penyakit
kardiovaskular
Patofisiologi
1. Faktor Metabolik
• Proses terjadinya neuropati diabetik berawal
dari hiperglikemia yang berkepanjangan
aktivasi jalur poliol meningkat, yaitu terjadi
aktivasi enzim aldose-reduktase, yang
merubah glukosa menjadi sorbitol, yang
kemudian dimetabolisme oleh sorbitol
dehidrogenase menjadi fruktosa keadaan
hipertonik intraseluler edema saraf
Patofisiologi
2. Kelainan Vaskuler
• Mekanisme kelainan mikrovaskuler akibat
penebalan membrana basalis; trombosis
pada arteriol intraneura; peningkatan
agregasi trombosit dan berkurangnya
deformitas eritrosit; berkurangnya aliran
darah saraf dan peningkatan resistensi
vaskular; stasis aksonal, pembengkakan dan
demielinisasi pada saraf akibat iskemia akut.
Patofisiologi
3. Mekanisme Imun
• Mekanisme patogeniknya ditemukan adanya
antineural antibodies pada serum sebagian
penyandang DM. Autoantibodi yang beredar ini
secara langsung dapat merusak struktur saraf
motorik dan sensorik yang bisa dideteksi
dengan imunoflorensens indirek dan juga
adanya penumpukan antibodi dan komplemen
pada berbagai komponen saraf suralis.
Patofisiologi
4. Peran Nerve Growth Factor (NGF)
• NGF diperlukan untuk mempercepat dan
mempertahankan pertumbuhan saraf.
• Pada penyandang diabetes, kadar NGF serum
cenderung turun dan berhubungan dengan derajat
neuropati.
• NGF juga berperan dalam regulasi gen Substance P
dan Calcitonin-Gen-Regulated peptide (CGRP).
Peptide ini mempunyai efek terhadap vasodilatasi,
motilisasi intestinal dan nosiseptif, yang kesemuanya
itu mengalami gangguan pada neuropati diabetik.
Klasifikasi
Klasifikasi neuropati diabetik berdasarkan gambaran klinik, yaitu :
• STADIUM I : NEUROPATI FUNGSIONAL / SUBKLINIS, yaitu gejala timbul
sebagai akibat perubahan biokimiawi. Pada fase ini belum ada kelainan patologik
sehingga masih reversibel.
• Kematian neuron atau tingkat lanjut, yaitu terjadi penurunan kepadatan serabut
saraf akibat kematian neuron. Pada fase ini ireversibel. Kerusakan serabut saraf
pada umumnya dimulai dari distal menuju ke proksimal, sedangkan proses
perbaikan mulai dari proksimal ke distal. Oleh karena itu lesi distal paling
banyak ditemukan, seperti polineuropati simetris distal.
Manifestasi Klinis
1. PENANGANAN TERHADAP DM
• memperbaiki metebolisme dengan mengendalikan hiperglikemia
· status gizi
· tekanan darah
· kadar kolesterol
1 2 3
Diagnosis Pengendalian Pengendalian
neuropati gula darah dan keluhan
diabetik sedini perawatan kaki neuropati/nyeri
mungkin sebaik-baiknya neuropati
diabetik.
TERIMA KASIH