Suhu Dan Kebutuhan Energy Untuk Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu Dan Kebutuhan Energy Untuk Pengaturan Suhu Tubuh
DAN SISTEM
PENGATURAN SUHU
TUBUH
dr. Robitah Asfur, M. Biomed
Dept. Fisiologi
FK. UMSU
METABOLISME
Manusia memerlukan energi yang berasal dari
lingkungannya untuk
kehidupannya. Energy, didefinisikan sebagai
kapasitas untuk melakukan kerja. Sumber energi
tubuh adalah karbohidrat, lemak, protein
(termasuk vitamin, mineral dan air). Agar dapat
digunakan, sumber energi harus dirubah menjadi
ATP (adenosin triphosphat) melalui bantuan
katalisator berupa enzim. ATP merupakan
komponen berenergi tinggi yang diperlukan
untuk kontraksi otot dan melaksanakan fungsi sel
yang lain.
Perubahan sumber energi dilaksanakan melalui
rantai metabolisme. Energi dalam tubuh
dibutuhkan untuk :
(1) kinerja (bio)-kimiawi, untuk mensintesis
komponen sel yang diperlukan,
menempertahankan dan mengubah sumber
energi di dalam tubuh,
(2) Kinerja mekanis, untuk kerja otot;
(3) Kinerja elektrokimia, untuk kerja saraf, otot,
transpor aktif, pertukaran ion, membentuk
perbedaan konsentrasi ion, dan transmisi
impuls syaraf.
Energi dapat dijumpai dalam
beberapa macam, antara lain :
Energi potensial : adalah kapasitas melakukan
kerja,
Energi kinetik : adalah energi untuk bergerak,
Energi termal : berupa panas (berasal dari
transfer energi ke ATP),
Energi kimia: adalah energi potential molekules
yang dapat diukur dengan satuan Kalori (=Kal).
Beberapa reaksi kimia yang memerlukan energi
ATP hanya menggunakan beberapa ratus kalori
dari 8 kkal yang tersedia untuk kerja, sehingga
sisa energi ini akan dirubah dalam bentuk panas.
Mekanisme umum perubahan zat gizi (karbohidrat, lemak
dan protein) menjadi energi di semua sel pada dasarnya
sama, yaitu menggunakan oksigen sebagai salah satu zat
utama untuk membentuk energi.
Energi digunakan untuk membentuk sejumlah besar
Adenosine TriPosphate (ATP). Selanjutnya, ATP tersebut
digunakan sebagai sumber energi bagi banyak fungsi sel.
ATP merupakan senyawa kimia labil yang terdapat di semua
sel, dan semua mekanisme fisiologis yang memerlukan
energi untuk kerjanya mendapatkan energi langsung dari
ATP. ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri dari basa
nitrogen adenin, gula pentosa ribosa dan tiga rantai fosfat.
Dua rantai fosfat yang terakhir dihubungkan dengan bagian
sisa molekul oleh ikatan fosfat berenergi tinggi yang sangat
labil sehingga dapat dipecah seketika bila dibutuhkan
energi untuk meningkatkan reaksi sel.
Enzim-enzim oksidatif yang mengkatalis
perubahan Adenosine Diphospate (ADP) menjadi
ATP dengan serangkaian reaksi menyebabkan
energi yang dikeluarkan dari pengikatan hidrogen
dengan oksigen digunakan untuk mengaktifkan
ATPase dan mengendalikan reaksi untuk
membentuk ATP dalam jumlah besar dari ADP.
Bila ATP di urai secara kimia sehingga menjadi
ADP akan menghasilkan energi sebesar 8
kkal/mol, dan cukup untuk berlangsungnya
hampir semua langkah reaksi kimia dalam tubuh.
Dalam produksi energi, terdapat dua macam
metabolisme, yaitu:
1. Anaerob (tanpa oksigen), hanya untuk karbohidrat, terjadi
di sitosol.
2. Aerob (dengan oksigen), karbohidrat, lemak, dan protein,
terjadi di mitokondria.
Setiap mol glukosa dalam proses anaerob yang terjadi di
sitoplasma/sitosol menghasilkan 2 ATP, sedangkan pada proses
aerob yang terjadi di mitokondria menghasilkan 36 ATP,
sehingga total produksinya sebanyak 38 ATP (304 kkal/mol).
Tiap mol glukosa dapat memberikan energi sebesar 686 kkal,
sehingga energi yang tersisa dirubah dalam bentuk panas,
kecuali di otot yang digunakan untuk melakukan beberapa
bentuk kerja di luar tubuh. Hasil dari proses metabolisme yang
terjadi di otot, berupa kumpulan proses kimia yang mengubah
bahan makanan menjadi dua bentuk, yaitu energi mekanik dan
energi panas. Proses dari pengubahan makanan dan air menjadi
bentuk energi. Sedangkan untuk setiap mol lemak menghasilkan
2340 kkal (3,5 kali dibanding glukosa) atau sebanyak 146 ATP.
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H20 + ENERGY
Sebagian besar energi yang dirubah menjadi
panas digunakan untuk :
• membentuk panas inti di dalam tubuh.
• menyiapkan suhu optimal untuk kerja enzim.
• merenggangkan sistem arteri sehingga
menyebabkan reservoar energi potensial. Pada
saat darah mengalir melalui pembuluh darah
kapiler, gesekan dari lapisan darah yang mengalir
satu sama lain terhadap dinding pembuluh
mengubah energi ini menjadi panas.
Simpanan energi kinetik untuk pergerakan
molekul-molekul.
Mitokondria dinamakan “pusat energi” bagi sel,
karena menyaring energi dari zat gizi dan oksigen
dan selanjutnya menyediakan sebagian besar
energi (95%) yang diperlukan agar sel dapat
melakukan fungsinya. Jumlahnya dalam setiap sel
berbeda (dari puluhan sampai ribuan), tergantung
pada jumlah energi yang diperlukan oleh setiap
sel, dan mitokondria mengadakan replikasi sendiri
sampai tercapai jumlah yang dapat memenuhi
kebutuhan energi sel.
Di dalam sel, bahan makanan secara kimia
bereaksi dengan oksigen dibawah pengaruh
berbagai enzim yang mengawasi kecepatan
reaksi dan menyalurkan energi yang dikeluarkan
dalam arah yang tepat. Energi yang dihasilkan
membentuk ATP, yang kemudian ditransfer
keluar mitokondria menuju semua bagian
sitoplasma dan nukleoplasma. Adapun, energi
digunakan untuk memberi tenaga pada fungsi-
fungsi sel. Oleh karena itu, ATP dinamakan
sebagai bentuk energi sel karena dapat disimpan
dan dibentuk kembali.
Berdasarkan energi panas yang
dihasilkan energi dapat dikelompokkan
dalam :
(1) Endergonic – energi panas berada di
dalam tubuh; dan (2)Exergonic – energi
panas dikeluarkan dari dalam tubuh.
Jalur Reaksi Metabolisme Sebagian