BARRE
SYNDROME
IDENTITAS PASIEN
Nama :An R
No. CM : 1-09-76-54
Tanggal Lahir : 19 Februari 2009
Umur Kronologis :7 tahun 8 bulan 5 hari
Suku : Aceh
Agama : Islam
Alamat :Krueng Barona Jaya, Aceh
Besar
Tanggal Masuk RS :21 Oktober 2016
Tgl Pemeriksaan :25 Oktober 2016
Tanggal Keluar :30 Oktober 2016
ANAMNESIS
• Keluhan utama : Kelemahan kedua anggota gerak bawah
• Keluhan tambahan : Nyeri pada bagian belakang betis, demam (+), batuk (+),
pilek (+) mencret (+)
• Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dibawa oleh keluarga ke IGD RSUDZA dengan keluhan
kelemahan anggota gerak bawah sejak ± 4 jam sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan tersebut muncul secara tiba-tiba, pasien tidak bisa menggerakkan anggota
gerak bawah setelah bangun tidur pada pagi hari. Keluhan diawali dengan rasa
kesemutan pada ujung kaki hingga ke paha atas. Sebelum terjadi kelemahan
anggota gerak bawah, pasien mengeluhkan muntah sebanyak satu kali dan berisi
makanan.
Pasien tiga hari yang lalu mengalami demam, demam bersifat naik turun,
demam turun dengan obat penurun panas. Namun satu hari sebelum masuk
rumah sakit, pasien dapat beraktivitas seperti semula, pasien pergi sekolah. Selain
itu, pasien juga mengeluhkan batuk dan pilek, kaki terasa dingin, mencret sebanyak
dua kali, dengan konsistensi cair.
ANAMNESIS
• Riwayat penyakit dahulu
Keluhan yang sama (-) penyakit campak (+) pada usia 9 bulan
• Riwayat pemakaian obat
Pasien sudah diberikan obat penurun panas berupa paracetamol syrup dan
amoxicillin 3x1/2 tablet, obat batuk syrup tetapi keluarga tidak ingat nama
obatnya.
• Riwayat Kehamilan
Selama hamil ibu melakukan ANC teratur ke bidan dan dokter spesialis kandungan.
ANAMNESIS
• Riwayat Persalinan
Pasien merupakan anak kedua, lahir cukup bulan dengan usia gestasi 34-35 minggu
secara pervaginam dengan berat badan lahir 3600 gram, saat lahir segera
menangis.
• Riwayat Imunisasi
Menurut keterangan dari ibu pasien, pasien imunisasi lengkap sesuai usia.
Elektrolit
QUO AD
SANACTIONAM
DISKUSI
Amerika Serikat, Australia,
dan Eropa menunjukkan
insiden terjadinya SGB
adalah 1-3/100.000 penduduk
per tahun dan hasil serupa
juga ditemukan di negara-
negara lain di Asia.
Angka kejadian
sedikit lebih tinggi
pada laki-laki
dibandingkan
Insiden sindrom Guillain-
Barré diperkirakan 0,25-
perempuan (laki-laki :
0,65 per 1000 kasus perempuan = 1,5 : 1).
karena infeksi C. jejuni,
dan 0,6-2,2 per 1000
kasus Cytomegalovirus.
DEFINISI
ETIOLOGI
Pada sebagian besar kejadian SGB,
terdapat riwayat infeksi yang
mendahului beberapa minggu
sebelumnya
Pemeriksaan LCS
Peningkatan kadar protein, Kecepatan konduksi yang
dapat mencapai 200-300 berkurang
mg/100 ml
Terapi Imunoterapi :
Dosis yang diberikan 0,4-0,5 gram/kg/kali selama 4-5 hari
berturut-turut dengan total dosis 2 gr/kg.
Terapi plasmafaresis:
Plasmafaresis dini telah ditemukan untuk menurunkan
keparahan gejala. Plasmafaresis dilakukan 3-5 kali dalam kurun
waktu 5-10 hari, dengan dosis 40-55 ml/kg/kali.
Terima kasih