Anda di halaman 1dari 64

Sumber: www.

shutterstockcom

Sudut dan Garis Sejajar


KOMPETENSI DASAR

• Menganalisis hubungan antarsudut


sebagai akibat dari dua garis sejajar
yang dipotong oleh garis transversal.
• Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan hubungan
antarsudut sebagai akibat dari dua
garis sejajar yang dipotong oleh garis
transversal.
PENGALAMAN BELAJAR
• Menjelaskan satuan sudut, nama sudut, dan jenis sudut
(lancip, tumpul, siku-siku, lurus, dan refleks),
• Menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan yang
melibatkan satuan sudut,
• Menjelaskan cara melukis dan membagi sudut yang
diketahui dengan menggunakan jangka,
• Menentukan hubungan besar sudut yang berpelurus
(bersumplemen), berpenyiku (berkomplemen), dan
bertolak belakang,
• Menerapkan konsep sudut pada kesejajaran dua garis
yang dipotong oleh garis ketiga,
• Menyelesaikan permasalahan yang melibatkan
pembagian segmen (ruas) garis menjadi beberapa bagian
yang sama dengan menggunakan jangka.
Seorang pemain sepak bola
berkebangsaan Belanda, Ronald
Koeman, dapat melesatkan bola ke
gawang lawan
dengan laju bola mencapai kecepatan
188 km/jam. Momen tersebut terjadi
saat ia membela klub Barcelona pada
final piala
Champion tahun 1991−1992.
Ronald Koeman memiliki talenta dalam
mengeksekusi tendangan bebas
dengan sepakan maut terbaik di dunia.
Untuk mencapai laju bola dengan
kecepatan maksimum tersebut, sudut
antara arah lesatan bola dengan
permukaan lapangan
harus mendekati 45º, selain didukung
oleh tenaga yang penuh dan latihan
yang teratur.
7.1 Tokoh Geometri: Euclid
• Euclid, namanya tak semasyhur Pythagoras
maupun Blaise Pascal, namun Euclid
menemukan berbagai teori atau konsep-
konsep dasar dalam geometri (ilmu ukur),
sehingga disebut sebagai “Bapak Geometri”.
• Euclid adalah tokoh geometri dari Yunani,
penulis buku pelajaran geometri yang terbesar
sepanjang abad, dan merupakan salah satu
murid dari akademi Plato di Athena.
• Buku-buku karangannya menjadi hasil karya
yang sangat penting dan menjadi acuan dalam
pembelajaran ilmu geometri. Pembelajaran
tentang konsep titik, garis, sudut, lingkaran,
dan sebagainya, sampai sekarang masih
merujuk pada “The Elements”, yaitu buku yang
ditulis oleh Euclid sekitar tahun 300 SM.
7.2 Satuan Sudut
7.2.1 Mengenal Sudut

Gambar
Gambar di di samping
samping menunjukkan
menunjukkan kotak
kotak
kemasan
kemasan makanan
makanan ringan
ringan sedang
sedang dipasangi
dipasangi
tutupnya.
tutupnya. Tutup
Tutup kotak
kotak kemasan
kemasan tersebut
tersebut dapat
dapat
dipasangkan
dipasangkan pada
pada bagian
bagian atas
atas kotak
kotak dengan
dengan
tepat
tepat jika
jika memiliki
memiliki sudut-sudut
sudut-sudut seletak
seletak yang
yang
sama
sama besar.
besar.

Gambar di samping sudut-sudut yang


seletak pada baut dan kunci pas memiliki
ukuran yang sama besar, sehingga kunci
pas tersebut dapat digunakan untuk
memutar atau membuka baut itu.
7.2.2 Tingkatan Satuan Sudut
Untuk menyatakan besar suatu sudut digunakan satuan derajat
(°), menit ( ), dan detik ( ).
Sudut yang besarnya 30 derajat 15 menit dapat ditulis 30° 15 .
Sudut yang besarnya 75 derajat 5 menit 20 detik dapat ditulis
75° 5’20’’ .
Sudut yang besarnya 115 derajat 25 detik dapat ditulis 115° 25

 
 
7.3 Menggambar dan Mengukur Sudut
7.3.1 Pengertian dan Penamaan Sudut
• Sudut dapat dibentuk oleh dua buah sinar garis yang
memiliki titik pangkal yang sama (berimpit).
• Gambar disamping menunjukkan bahwa pada setiap sudut
terdapat istilah-istilah atau penamaan untuk bagian-
bagiannya,
yaitu:
• Garis AC dan AB disebut kaki sudut.
• Titik A disebut titik sudut.

Sudut pada Gambar di samping dapat diberi nama dengan


dua cara, yaitu:
1. dengan satu huruf, yaitu sudut B ditulis ∠B,
2. dengan tiga huruf, yaitu:
(i) sudut ABC ditulis ∠ABC ( perhatikan arah garis berpanah),
(ii) sudut CBA ditulis ∠CBA.
7.3.2 Menggambar Sudut

Langkah-langkah menggambar
Langkah-langkah menggambar sudut
sudut tersebut
tersebut sebagai
sebagai berikut:
berikut:
1. Buatlah
1. Buatlah salah
salah satu
satu kaki
kaki sudutnya,
sudutnya, yaitu
yaitu AB!
AB!
2. Letakkan
2. Letakkan busur
busur derajat
derajat pada
pada garis
garis AB
AB sehingga
sehingga titik
titik pusat
pusat busur
busur derajat
derajat berimpit
berimpit

dengan titik
dengan titik B,
B, dan
dan garis
garis lurus
lurus yang
yang menghubungkan
menghubungkan pusat
pusat busur
busur dan
dan titik
titik 00 (nol)
(nol)

berimpit dengan
berimpit dengan garis
garis AB.
AB. Jadi,
Jadi, yang
yang berimpit
berimpit dengan
dengan garis
garis AB
AB bukan
bukan bagian
bagian tepi
tepi

bawah busur
bawah busur derajat.
derajat.
3. (i)
3. (i) Gambar
Gambar (i)
(i) menunjukkan
menunjukkan bahwa
bahwa letak
letak angka
angka nol
nol di
di bagian
bagian dalam,
dalam, maka
maka
buatlah
buatlah
kaki sudut
kaki sudut BC
BC melalui
melalui angka
angka skala
skala 50
50 yang
yang berada
berada didi bagian
bagian dalam.
dalam.
(ii) Gambar
(ii) Gambar (ii)
(ii) menunjukkan
menunjukkan bahwa
bahwa angka
angka nol
nol terletak
terletak di
di bagian
bagian luar,
luar, maka
maka
7.3.3 Mengukur Besar Sudut

Untuk
Untuk mengukur besar ∠PQR
mengukur besar ∠PQR padapada Gambar
Gambar (i),(i), ikutilah
ikutilah langkah-langkah
langkah-langkah berikut!
berikut!
1.
1. Impitkan
Impitkan titik
titik pusat
pusat busur
busur derajat
derajat dengan
dengan titik
titik QQ sehingga
sehingga kaki
kaki sudut
sudut QP
QP berimpit
berimpit
dengan
dengan garis
garis yang
yang menghubungkan
menghubungkan titik titik nol
nol (0)
(0) dan
dan pusat
pusat busur
busur derajat.
derajat.
2.
2. Perhatikan
Perhatikan angka
angka nol
nol (0)
(0) pada
pada busur
busur derajat
derajat yangyang dilalui
dilalui garis
garis QP,
QP, terletak
terletak di
di luar
luar
atau
atau
didalam?.
didalam?. Pada
Pada Gambar
Gambar (ii)
(ii) ternyata
ternyata angka
angka nol nol berada
berada di di bagian
bagian dalam,
dalam, maka
maka
angka
angka skala
skala yang
yang
digunakan
digunakan adalah
adalah angka
angka yang
yang terletak
terletak pada
pada bagian
bagian dalam.
dalam.
3.
3. Selanjutnya
Selanjutnya perhatikan
perhatikan kaki
kaki sudut
sudut QR!
QR!
Kaki
Kaki sudut
sudut QR
QR terletak
terletak pada
pada angka
angka skala
skala 45,
45, maka besar ∠PQR
maka besar ∠PQR == 45°.
45°.
Kamu bisa menguji
pemahaman dengan
mengerjakan soal
Latihan 1 pada
halaman 72
7.4 Sudut Sebagai Jarak Putar

KEGIATAN SISWA HALAMAN


73
7.5 Jenis-Jenis Sudut

Catatan:
Perlu diketahui, bahwa sudut
yang besarnya antara 180° dan
360°disebut sudut refleks.
 
Kamu bisa menguji
pemahaman dengan
mengerjakan soal
Latihan 2 pada
halaman 75
KEGIATAN SISWA HALAMAN
75
7.6 Hubungan Antar Sudut
7.6.1 Sudut yang Saling Berpelurus (Bersuplemen)

1. Pada gambar di samping, EB ⊥ DB dan besar


∠ABE = 38°. Tentukan:
a. besar ∠DBC, b. besar pelurus ∠ABE.

Jawab:
a. ∠ABE + ∠EBD + ∠DBC = 180°
38° + 90° + ∠DBC = 180°
128° + ∠DBC = 180°
∠DBC = 180° – 128°
∠DBC = 52°
Jadi, besar ∠DBC adalah 52°.
b. Pelurus`∠ABE = ∠EBC  ∠ABE dan ∠EBC membentuk sudut
lurus
= ∠EBD + ∠DBC  ∠EBC = ∠EBD + ∠DBC
= 90° + 52°
= 142°
Jadi besar pelurus ∠ABE adalah 142°
 
KEGIATAN SISWA
HALAMAN 77
7.6.2 Sudut yang Saling Berpenyiku (Berkomplemen)

 
 

Catatan:
Perlu diketahui, bahwa sudut yang besarnya antara 180° dan 360°
disebut sudut refleks.
7.6.3 Sudut yang Saling Bertolak Belakang
Pasangan ∠AOC dan ∠BOD yang kaki-kaki sudutnya saling
membentuk garis lurus seperti pada Gambar disebut pasangan
sudut yang bertolak belakang.
∠AOC + ∠BOC = 180°
∠AOC = 180° – ∠BOC ........................ (1)
∠BOD + ∠BOC = 180°
∠BOD = 180° – ∠BOC ........................ (2)
(1) ∠AOC = 180° – ∠BOC
(2) ∠BOD = 180° – ∠BOC Jadi, ∠AOC = ∠BOD (= 180° – ∠BOC)

Sudut-sudut yang bertolak belakang


sama besar.

Sudut-sudut yang bertolak belakang pada Gambar adalah:


1. ∠POR dan ∠QOS bertolak belakang, maka ∠POR =
∠QOS.
2. ∠POS dan ∠ROQ bertolak belakang, maka ∠POS = ∠ROQ
Contoh:
Pada gambar di samping, diketahui EO ⊥ AC dan besar ∠EOD = 51°.
Tentukan:
a. besar ∠BOC,
b. besar ∠AOB!

Jawab:
a. ∠BOC = ∠AOD (sudut bertolak belakang)
= ∠AOE + ∠EOD
= 90° + 51°
= 141°

b. ∠AOB + ∠BOC = 180° (sudut saling berpelurus)


∠AOB + 141° = 180°
∠AOB = 180° − 141°
= 39°
Kamu bisa menguji
pemahaman dengan
mengerjakan soal
Latihan 3 pada
halaman 79
7.7 Membagi Sudut dan Melukis Sudut Istimewa
7.7.1 Membagi Sudut

Perhatikan Gambar berikut!

 Gambar (i) menunjukkan ∠BAC dibagi dua sama besar oleh garis AD
menjadi ∠BAD dan ∠DAC.
 Besar sudut-sudut tersebut dapat diperiksa dengan menggunakan busur
derajat, masing-masing adalah 25° (Gambar (ii)).
 Dalam hal ini, garis AD disebut garis bagi.
Untuk melukis garis bagi sudut seperti di atas, dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut.
1. Lukis busur lingkaran dengan titik pusat P sehingga busur lingkaran tersebut
memotong kaki sudut PQ di S dan kaki sudut PR di T! (Gambar (i)).
2. Dengan titik S dan T sebagai titik pusat lingkaran dan panjang jari-jari sama
dengan
PS (boleh tidak sama), buatlah busur lingkaran yang saling berpotongan di titik U!
(Gambar (ii)).
3. Hubungkan titik P dan U, perpanjang sampai V, maka PU atau PV adalah garis
yang
membagi ∠QPR menjadi dua bagian yang sama besar, yaitu ∠QPU dan ∠RPU!
(Gambar (iii)).
Kamu bisa menguji
pemahaman dengan
mengerjakan soal
Latihan 4 pada
halaman 81
7.7.2 Melukis Sudut Istimewa
a. Melukis Sudut 90 °
Untuk melukis ∠ABC yaang besarnya 90°, terlebih dahulu buatlah garis AB
dan jadikan titik B sebagai titik sudutnya.

Langkah-langkah melukis ∠ABC yang besarnya 90° berikut!


1. Dengan titik B sebagai titik pusat lingkaran dan jari-jari BA (atau kurang dari BA),
buatlah busur lingkaran yang melalui titik A dan memotong perpanjangan AB
di titik B (Gambar (i))!
2. Dengan titik A dan B sebagai titik pusat lingkaran dan jari-jari lebih panjang dari AB,
buatlah busur lingkaran yang saling berpotongan di titik C (Gambar 7.23(ii))!
3. Hubungkan titik B dan C, maka besar ∠ABC = 90°!
b. Melukis
b. Melukis Sudut
Sudut 45
45 °°
Untuk melukis
Untuk melukis sudut
sudut 45°,
45°, lukislah
lukislah lebih
lebih dahulu
dahulu sudut
sudut 90°,
90°, kemudian
kemudian
lukislah garis
lukislah garis bagi
bagi sudut
sudut itu
itu sehingga
sehingga sudut
sudut yang
yang besarnya
besarnya 90°
90° terbagi
terbagi
menjadi dua
menjadi dua bagian
bagian yang
yang sama.
sama.

 
c. Melukis Sudut 60 °
Untuk melukis ∠BAC atau ∠ABC yang besarnya 60°, perhatikan urutan
pengerjaan
berikut! Catatan:
Pada Gambar 7.25(iii), jika titik B
dan C dihubungkan akan
membentuk
segitiga sama sisi, karena AB = AC
= BC, sehingga besar ∠BAC =
60°.
Langkah-langkah untuk melukis sudut 60° adalah sebagai berikut.
1. Buat busur lingkaran dengan titik pusat A dan jari-jari AB (Gambar (i))!
2. Dengan titik pusat B dan panjang jari-jari sama dengan di atas,
buatlah busur lingkaransehingga busur tersebut berpotongan
dengan busur pertama di titik C (Gambar (ii))!
3. Hubungkan titik A dan C, maka besar ∠BAC = 60°.
d. Melukis Sudut 30 °
Untuk melukis sudut 30°, lukislah lebih dahulu sudut 60°, kemudian lukislah
garis
bagi sudut itu sehingga sudut yang besarnya 60° terbagi menjadi dua bagian
yang
sama.
KEGIATAN SISWA
HALAMAN 84
e. Melukis Sudut 150 ° Langkah-langkah untuk
Untuk melukis ∠ABC yang besarnya 150°, lukislah melukis ∠ABC yang
lebih dahulu sudut 90°, kemudian tambahkan besarnya 150°
sudut tersebut dengan sudut 60°, di mana salah 1. Lukis ∠ABP = 90°
satu kaki sudutnya merupakan kaki sudut 90°. (Gambar (i))!
2. Lukis ∠PBC = 60°
(Gambar (ii))!
Dengan demikian,
diperoleh besar ∠ABC =
∠ABP + ∠PBC
= 90° + 60°
= 150°.

f.f. Melukis
Melukis Sudut
Sudut 75
75 °°
Untuk
Untuk melukis
melukis sudut
sudut 75°,
75°, lukislah
lukislah lebih
lebih dahulu
dahulu sudut
sudut 150°,
150°, yaitu
yaitu sudut
sudut 90°
90° ++
sudut
sudut 60°.
60°. Selanjutnya,
Selanjutnya, lukislah
lukislah garis
garis bagi
bagi sudut
sudut tersebut
tersebut sehingga
sehingga sudut
sudut yang
yang
besarnya
besarnya 150°
150° terbagimenjadi
terbagimenjadi dua dua bagian
bagian yang
yang sama.
sama. Untuk
Untuk lebih
lebih memahami
memahami
tentang
tentang melukis
melukis sudut
sudut 75°
75°
KEGIATAN SISWA
HALAMAN 85
Kamu bisa menguji
pemahaman dengan
mengerjakan soal
Latihan 5 pada
halaman 85
7.8 Kedudukan Dua Garis
7.8.1 Garis Sejajar

• Jika garis k dan l pada Gambar diperpanjang, maka kedua garis tersebut
tidak akan bertemu atau berpotongan, dan jaraknya selalu tetap atau
sama.
• Demikian juga untuk garis g dan h, jika kedua garis tersebut diperpanjang,
maka tidak akan bertemu atau berpotongan,dan jaraknya selalu tetap.
• Pasangan-pasangan garis seperti ditunjukkan pada Gambar merupakan
pasangan garis yang sejajar.
7.8.2 Garis Berpotongan
Dua buah
7.8.1 Garisgaris yang saling berpotongan mempunyai satu titik potong. Pada
Sejajar
Gambar berikut, garis a dan b berpotongan di titik K sedangkan garis p dan
q berpotongan di titik T.

7.8.3 Garis Berimpit

Garis AC dan BD pada Gambar berikut terletak pada satu garis, yaitu garis l.
Dengan demikian, titik A, B, C, dan D juga terletak pada satu garis lurus yang
disebut kolinear.
Dalam hal ini, dikatakan bahwa garis AC dan BD berimpit dengan garis l.
Garis-garis yang berimpit merupakan beberapa garis yang terletak pada satu garis
lurus, sehingga dari beberapa garis tersebut hanya terlihat satu garis. Pada
gambar di atas, garisgaris yang berimpit dengan garis l adalah AB, AC, AD, BC, BD,
dan CD.
7.8.4 Garis Bersilangan

• Pada Gambar di samping, garis g terletak pada bidang ABCD.


Titik P dan Q adalah titik tembus garis k dengan bidang ABCD
dan bidang DCEF.
• Garis g dan garis k tidak berpotongan, dan tidak akan
berpotongan walaupun diperpanjang.
• Kedudukan garis g dan k yang seperti itu disebut bersilangan.
Dua garis yang bersilangan terletak pada dua bidang yang
berbeda.
7.9 Garis-Garis Sejajar

• Dua buah garis yang terletak pada satu bidang datar dengan jarak yang
selalu tetap (sama) disebut garis-garis sejajar.
• Dua garis yang sejajar tidak akan berpotongan walaupun diperpanjang.
• Gambar (1) menunjukkan senam palang sejajar, di mana pada peralatan
senam tersebut terdapat dua batang kayu atau logam yang sejajar
• Gambar (2) menunjukkan kereta listrik yang posisi relnya sejajar. Jika posisi
rel tidak sejajar, roda kereta yang melintas di atas rel akan anjlok yang
dapat mengakibatkan kereta terbalik.
7.9.1 Sifat-Sifat Garis Sejajar

Aksioma 1
Melalui dua buah titik yang berbeda dapat dibuat tepat satu garis lurus.

Aksioma 2
Melalui sebuah titik di luar suatu garis hanya dapat dibuat
tepat satu garis yang sejajar dengan garis tersebut.

Teorema 1
Jika sebuah garis memotong salah satu dari dua garis yang sejajar,
maka garis itu akan memotong garis yang kedua juga.

Teorema 2
Jika sebuah garis sejajar dengan dua garis lainnya, maka kedua
garis itu sejajar.

Perhatikan gambar di samping!


Garis a // b dan garis a // c.
Berdasarkan teorema di atas, maka garis b // c.
7.9.2 Membuat Dua Garis Sejajar

Untuk membuat garis-garis yang sejajar, misalnya garis k dan l dapat dilakukan
dengan
langkah-langkah pengerjaan berikut.
1. Gambarlah garis k, kemudian letakkan penggaris segitiga sehingga salah satu tepi
penggaris itu hampir berimpit dengan garis k! (Gambar (i)).
2. Letakkan penggaris panjang di bawah penggaris segitiga, sehingga tepi penggaris
itu
berimpit dengan tepi penggaris segitiga! (Gambar (ii)).
3. Geserlah penggaris segitiga mengikuti arah penggaris panjang dengan jarak
disesuaikan dengan kebutuhan, kemudian buatlah garis l! (Gambar (iii)).
Kamu bisa menguji
pemahaman dengan
mengerjakan soal
Latihan 6 pada
halaman 89
7.9.3 Sudut-Sudut yang Terbentuk jika Dua Garis Sejajar Dipotong Garis Lain

1. Sudut-Sudut Sehadap
Perhatikan Gambar di samping!
∠A1 dan ∠B1 menghadap ke arah yang sama,
yaitu arah kiri atas.
Sudut-sudut seperti ∠A1 dengan ∠B1 disebut
sudut-sudut sehadap.
Pasangan sudut-sudut sehadap yang lain adalah:
∠A2 dengan ∠B2,
∠A3 dengan ∠B3, dan
∠A4 dengan ∠B4.

Pada Gambar di atas, sudut yang diberi tanda yang sama merupakan sudut-
sudut sehadap.
Perhatikanlah, sudut-sudut sehadap selalu dalam bentuk huruf F.
2. Sudut-Sudut Dalam Berseberangan
Perhatikan Gambar di samping!
∠A2 dan ∠B4 terletak sebelah menyebelah
terhadap garis m, dan berada di bagian dalam
antara garis k dan l.
Sudut-sudut seperti ∠A2 dengan ∠B4 disebut
sudut-sudut dalam berseberangan.
Sudut-sudut dalam berseberangan yang
lain adalah ∠A3 dengan ∠B1.

Pada Gambar di atas, sudut yang diberi tanda yang sama merupakan sudut-sudut
dalam berseberangan. Perhatikanlah, sudut-sudut dalam berseberangan selalu dalam
Bentuk huruf Z atau N.
3. Sudut-Sudut Luar Berseberangan
Perhatikan Gambar di samping!
∠A1 dan ∠B3 terletak sebelah menyebelah
terhadap garis m dan berada di bagian luar
garis k dan l. Sudut-sudut seperti ∠A1 dengan
∠B3 disebut sudut-sudut luar berseberangan.
Pasangan sudut-sudut luar berseberangan
yang lain adalah ∠A4 dengan ∠B2.

4. Sudut-Sudut Dalam Sepihak


Perhatikan Gambar di samping!
∠A2 dan ∠B1 terletak pada pihak yang sama
terhadap garis m dan terletak di bagian dalam
antara garis k dan garis l. Suduts-udut seperti
∠A2 dengan ∠B1 disebut sudut-sudut dalam sepihak.
Pasangan sudut-sudut dalam sepihak yang lain
adalah ∠A3 dengan ∠B4.
5. Sudut-Sudut Luar Sepihak
Perhatikan Gambar di samping!
∠A1 dan ∠B2 terletak pada pihak yang sama
terhadap garis m, dan terletak di bagian luar
antara garis k dan l. Sudut-sudut seperti ∠A1
dengan ∠B2 disebut sudut-sudut luar sepihak.
Pasangan sudut-sudut luar sepihak yang lain
adalah ∠A4 dengan ∠B3.
Kamu bisa menguji
pemahaman dengan
mengerjakan soal
Latihan 7 pada
halaman 92
7.9.4 Hubungan Besar Sudut-Sudut pada Dua Garis Sejajar

1. Sudut-Sudut Sehadap
Teorema 3
Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain, maka
Sudut-sudut yang sehadap sama besar.

1. Pada gambar di samping, jika besar ∠DAB = 75°,


tentukan besar sudut-sudut berikut!
a. ∠CBE b. ∠FDC
Jawab:
a. ∠CBE = ∠DAB (sudut sehadap)
= 75°
b. ∠FDC = ∠DAB (sudut sehadap)
= 75°
2. Gambar di samping adalah tangga rumah
yang tiang-tiang penyangganya saling
sejajar. Tentukan nilai m dan n!
Jawab:
§ m° = 140° (sudut sehadap)
Jadi, nilai m = 140.
§ n° = 180° – m° (sudut berpelurus)
= 180° – 140° = 40°
Jadi, nilai n adalah 40.

 
Kamu bisa menguji
pemahaman dengan
mengerjakan soal
Latihan 8 pada
halaman 94
2. Sudut Dalam Berseberangan
Teorema 4
Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain, maka sudut-sudut
dalam berseberangan sama besar.
Diketahui: garis a // b dipotong oleh garis c
Buktikan: besar ∠A2 = ∠B4!
Bukti: ∠A2 = ∠B2 (sudut sehadap)
∠B2 = ∠B4 (sudut bertolak belakang)
Jadi, besar ∠A2 = ∠B4. sudut dalam berseberangan

3. Sudut Luar Berseberangan


Teorema 5
Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain, maka
sudut-sudut luar berseberangan sama besar.
Diketahui: garis a // b dipotong oleh garis c .
Buktikan: besar ∠A1 = ∠B3!
Bukti: ∠A1 = ∠B1 (sudut sehadap)
∠B1 = ∠B3 (sudut bertolak belakang)
Jadi, besar ∠A1 = ∠B3. sudut luar berseberangan
1. Pada gambar di samping, garis a // b dipotong
oleh garis c di A dan B. Jika besar ∠A1 = 110°,
tentukan besar ∠B4!
Jawab:
∠B4 = ∠A2 sudut dalam berseberangan
= 180° – ∠A1 (sudut berpelurus)
= 180° – 110° = 70°

2. Pada gambar di samping, garis a // b, p // q, dan


besar ∠D1 = 112°. Tentukan besar sudut berikut!
a. ∠A2 b. ∠B4
Jawab:
a. ∠A2 = ∠D4 sudut dalam berseberangan
= 180° – ∠D1
= 180° – 112° = 68°
b. ∠B4 = ∠A2 sudut luar berseberangan
= 68°
Kamu bisa menguji
pemahaman dengan
mengerjakan soal
Latihan 9 pada
halaman 96
4. Sudut-Sudut Dalam Sepihak

Teorema 6
Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain, maka
jumlah besar sudut-sudut dalam sepihak adalah 180°.
Diketahui: garis a // b dipotong oleh garis l di titik A dan B.
Buktikan: ∠A2 + ∠B1 = 180°.
Bukti: ∠A2 + ∠A1 = 180° (sudut berpelurus)
∠A1 = ∠B1 (sudut sehadap)
Jadi, ∠A2 + ∠B1 = 180°. sudut dalam sepihak

5. Sudut-Sudut Luar Sepihak

Teorema 7
Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain,
Maka jumlah besar sudut-sudut luar sepihak adalah 180°.
1. Pada gambar di samping, garis a // b dan
besar ∠P1 = 125°. Hitunglah besar ∠Q4!
Jawab:
∠P1 + ∠Q4 = 180° (luar sepihak)
125° + ∠Q4 = 180°
∠Q4 = 180° – 125°
∠Q4 = 55°

2. Pada gambar di samping, AB // DC, AD // BC,


dan besar ∠B = 135°. Hitunglah:
a. besar ∠A, b. besar ∠D.

Jawab:
a. ∠A + ∠B = 180° (dalam sepihak)
b. ∠A + ∠D = 180° (dalam sepihak)
∠A + 135° = 180° 45° + ∠D = 180°
∠A = 180° – 135° ∠D = 180° – 45°
= 45° = 135°
Jadi, besar ∠A = 45°. Jadi, besar ∠D = 135°.
Kamu bisa menguji
pemahaman dengan
mengerjakan soal
Latihan 10 pada
halaman 98
7.10 Membagi Garis

7.10.1 Memindahkan Sudut

Perhatikan gambar di samping!


Lukislah ∠LKM yang sama besarnya dengan ∠BAC
pada gambar di samping dengan menggunakan jangka, penggaris, dan
pensil!
Gambar di atas menunjukkan langkah-langkah pengerjaan lukisan membuat
sudut yang sama besar.
1. Buatlah garis KL sebagai kaki sudut (Gambar (i))!
2. Pada ∠BAC (Gambar (ii)), lukislah busur lingkaran dengan titik pusat A
sehingga memotong kaki sudut AB di D dan kaki sudut AC di E!
3. Dengan panjang jari-jari yang sama dengan AD, lukislah busur lingkaran
dengan titik pusat K dan memotong KL di titik P (Gambar (iii))!
4. Dengan panjang jari-jari yang sama dengan DE (lihat Gambar (iv)), lukislah
busur lingkaran dengan titik pusat P sehingga memotong busur lingkaran
dengan pusat K di titik Q (Gambar (v))!
5. Buatlah garis dari titik K yang melalui Q, yaitu garis KM (Gambar (vi))!
Sudut LKM yang sama besar dengan ∠BAC sudah terlukis (besar ∠LKM =
∠BAC).
7.10.2 Membagi Garis Menjadi Beberapa Bagian Sama Panjang

Bagilah ruas garis AB di samping menjadi 3 bagian yang


sama panjang!
1. Buatlah garis AB dan garis bantu AM! (Gambar (i)).
2. Pada garis AM, jangkakan tiga ruas garis yang sama panjang,
yaitu AP = PQ = QR dengan ukuran yang disesuaikan! (Gambar (i)).
3. Hubungkan titik B dan R! (Gambar (i)).
4. Dengan titik sudut P dan Q (Gambar (ii)), lukislah ∠APS dan ∠PQT yang
sama besar dengan ∠ARB sehingga diperoleh garis PS//QT//RB di mana
AP = PQ = QR.
5. Hubungkan titik P dan S, kemudian Q dan T (Gambar (iii)),
sehingga memotong AB di titik P1 dan Q1. Dengan demikian,
diperoleh panjang AP1 = P1Q1 = Q1B.

Ruas garis AB telah dibagi menjadi 3 bagian yang sama panjang,


yaitu AP1, P1Q1, dan Q1B.
7.10.3 Membagi Garis dengan Perbandingan Tertentu

Bagilah ruas garis AB di samping menjadi dua


bagian dengan perbandingan 2 : 3!

1. Buat garis AB dan garis bantu AP!


(Gambar (i)).
2. Pada garis AP, jangkakan AC = 2 bagian
dan CD = 3 bagian, atau AC : CD = 2 : 3.
(Gambar (i)).
3. Hubungkan titik B dan D! (Gambar (i)).
4. Pada titik C, lukislah ∠ACE yang sama
besar dengan ∠ADB sehingga diperoleh
garis CE//DB di mana panjang AC : CD = 2 :
3. (Gambar (ii)).
5. Hubungkan titik C dan E sehingga
memotong AB di titik C1. Dengan demikian,
diperoleh panjang AC1 : C1B = 2 : 3.
(Gambar (ii)).
Ruas garis AB telah dibagi menjadi 2 bagian
dengan perbandingan 2 : 3.
7.10.4 Perbandingan Seharga Garis

Gambar di samping menunjukkan


AB dibagi menjadi 5 bagian yang sama panjang
AB = BC = CD = DE = EF.
AT dibagi menjadi 5 bagian yang sama panjang
AP = PQ = QR = RS = ST
Berdasarkan uraian di atas, dapat dibentuk
perbandingan-perbandingan berikut:
• AB : BE = 1 : 3 • AB : AC = 1 : 2
AP : PS = 1 : 3 AP : AQ = 1 : 2
Maka diperoleh AB : BE = AP : PS. Maka diperoleh AB : AC = AP : AQ.
• AC : CF = 2 : 3 • AC : AF = 2 : 5
AQ : QT = 2 : 3 AQ : AT = 2 : 5
Maka diperoleh AC : CF = AQ : QT. Maka diperoleh AC : AF = AQ : AT.
• AD : DF = 3 : 2 • AE : AD = 4 : 3
AR : RT = 3 : 2 AS : AR = 4 : 3
Maka diperoleh AD : DF = AR : RT. Maka diperoleh AE : AD = AS : AR.
1. Pada gambar di samping, BP // CQ. Panjang
AB = 4 cm, BC = 5 cm, dan AP = 6 cm.
Hitunglah panjang PQ!

Jawab: AB : BC = AP : PQ
4 : 5 = 6 : PQ
4 × PQ = 5 × 6 perkalian suku tepi = perkalian suku tengah
PQ = 30 : 4 = 7,5
2. Pada gambar di samping, panjang AP = 8 cm,
PQ = 6 cm, AM = x cm, dan MN = (x − 3) cm.
Hitunglah nilai x!
Jawab: AP : PQ = AM : MN
8 : 6 = x : (x − 3)
8(x − 3) = 6 × x perkalian suku tepi = perkalian suku tengah
8x − 24 = 6x
8x − 6x = 24
2x = 24
x = 12
Kamu bisa menguji
pemahaman dengan
mengerjakan soal
Latihan 11 pada
Halaman 103

Anda mungkin juga menyukai