Anda di halaman 1dari 29

GIZI REMAJA

DISUSUN OLEH
PAULUS SIDHARTA 1161050104
THEOFILI SABATINI P.M 1261050176
MINATI YOHANA N.S 1261050238
HESTY ELISABETH 1261050256
IDA BAGUS UDAYANA 1361050021
MARTINA KAROLIN K 1361050162
CUT FADMALA 1361050169
JUSTIN ANGGAHITO   1361050220
 
 
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
PERIODE 26 FEBRUARI- 31 MARET 2018
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2018
Gizi Remaja

Remaja merupakan kelompok manusia yang berada


diantara usia kanak-kanak dan dewasa (Jones, 1997).

 Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk


dengan rentang usia 10 – 19 tahun.
 Menurut Undang – Undang RI no. 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk
dengan rentang usia 10 – 18 tahun.
 Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN),
rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
 Menurut American Psychology Association (APA), definisi remaja pada
umumnya adalah setiap individu yang berusia 10-18 tahun, namun bisa
digabungkan menjadi rentang kehidupan dari usia 9 sampai 26 tahun,
tergantung dari sumber yang digunakan.
 Menurut United Nations Population Fund (UNFPA), definisi remaja adalah
individu dengan rentang usia 10 – 19 tahun.
 Menurut The World Programme of Action for Youth, World Bank dan
International Labor Organization (ILO), remaja yang mengacu kepada
“Pemuda” adalah individu yang berada diantara usia 15 sampai 24 tahun.
 Menurut buku ajar Ilmu Kesehatan Anak Nelson, remaja adalah individu
dengan rentang usia 10 – 20 tahun.
Pentingnya memperhatikan Masa
Remaja

 Merupakan masa transisi antara anak-anak dan dewasa


Gizi Seimbang pada masa ini akan sangat menentukan kematangan mereka
dimasa depan. Khususnya remaja perempuan.
 Total kebutuhan energi dan zat gizi remaja lebih tinggi dibandingkan
dengan rentan usia sebelum dan sesudahnya. Karena umumnya memiliki
aktivitas yang cukup banyak
 Masa remaja adalah saat terjadinya perubahan-perubahan cepat, sehingga
asupan zat gizi remaja harus diperhatikan benar agar mereka dapat tumbuh
optimal.
Tumpeng Gizi Seimbang
Kebutuhan Gizi Remaja
 Penentuan kebutuhan gizi remaja: didasarkan pada Recommended Daily
Allowances (RDA). RDA disusun berdasarkan perkembangan
kronologisnya, bukan kematangan.

 Kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh remaja putri memuncak pada usia
12 tahun (2.550 kkal), kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18
tahun. Kebutuhan energi tersebut sebagian besar diperlukan untuk
mempertahankan kebutuhan zat gizi di dalam tubuh dan aktifitas fisik
daripada untuk pertumbuhan.

 Menurut Soetjiningsih (2004), kebutuhan energi bervariasi tergantung


aktifitas fisik.
Kecukupan Gizi Remaja
 Kebutuhan energi masa remaja:
◦ Kebutuhan akan energi diperuntukkan bagi:
 Pemeliharaan kesehatan
 Pertumbuhan dan maturasi yang optimal
 Menunjang tingkat aktivitas fisik yang diinginkan
 Untuk remaja laki-laki Perempuan
 10-12 tahun: 2000 kalori 1900 kalori
 13-15 tahun: 2400 kalori 2100 kalori
 16-19 tahun: 2500 kalori 2000 kalori
Kecukupan Gizi Remaja

 Kebutuhan protein masa remaja:


◦ Kebutuhan akan protein diperuntukkan bagi pola pertumbuhan
fisiknya
 Untuk remaja laki-laki Perempuan
 10-12 tahun: 45 gram 54 gram
 13-15 tahun: 66 gram 62 gram
 16-19 tahun: 66 gram 51 gram

8
Kecukupan Gizi Remaja
 Kebutuhan kalsium masa remaja:
◦ Kebutuhan akan kalsium diperuntukkan bagi peningkatan
perkembangan otot, rangka dan kelenjar endokrin
◦ Pada puncak pertumbuhan cepat ini, deposisi kalsium harian bisa
sampai 2 kali lipat (45% massa tulang ditambahkan pada periode
remaja)
 Untuk remaja laki-laki Perempuan
 10-12 tahun: 700 mg 700 mg
 13-15 tahun: 700 mg 700 mg
 16-19 tahun: 600 mg 600 mg

9
Kecukupan Gizi Remaja
Kebutuhan zat besi masa remaja:
◦ Kebutuhan akan zat besi
 untuk remaja Laki-laki Perempuan
 10-12 tahun: 14 mg 14 mg
 13-15 tahun: 17 mg 19 mg
 16-19 tahun: 23 mg 25 mg

10
Kecukupan Gizi Remaja
Kebutuhan zat seng masa remaja:
◦ Kebutuhan akan seng diperuntukkan bagi pertumbuhan
fisik dan pematangan seksual
 Untuk remaja laki-laki Perempuan
 10-12 tahun : 15 mg 15 mg
 13-15 tahun : 15 mg 15 mg
 16-19 tahun : 15 mg 15 mg

11
Kecukupan Gizi Remaja
Kebutuhan asam folat masa remaja:
◦ Kebutuhan akan asam folat diperuntukkan bagi pencegahan
risiko terjadinya kelainan pada sumsum tulang belakang bayi
pada remaja perempuan yang siap hamil
 Untuk remaja laki-laki Perempuan
 10-12 tahun : 90 mcg 100 mcg
 13-15 tahun : 125 mcg 130 mcg
 16-19 tahun : 165 mcg 150 mcg

12
Faktor yang pengaruhi intake
 Kebiasaan makan:
◦ Pola makan yang tidak teratur
◦ Makan cemilan
◦ Makanan cepat saji
◦ Pengaruh media
 Situasi khusus:
◦ Vegetarian
◦ Gangguan cara makan
◦ Adanya kegemukan
◦ Hiperlipidemia
◦ Atlet remaja
◦ Penggunaan bahan berbahaya
◦ Kehamilan

13
TAHAPAN PERKEMBANGAN REMAJA
• Biologis : Dimulainya fase pubertas, Pertumbuhan fisik yang sangat
Tahap Remaja cepat, meliputi penambahan berat dan tinggi badan, Peningkatan
keinginan / nafsu seksual
Awal (Early • Kognitif : Pertumbuhan kapasitas dalam berfikir abstrak, Pemikiran yang

Adolescence)  terbatas pada apa yang terjadi saat ini dan minim untuk memikirkan masa
depan. Ketertarikan terhadap kecerdasan dan pengetahuan meningkat dan
10 – 13 tahun menjadi penting, Munculnya pemikiran moral yang lebih dalam.
• social dan emosional

Tahap Remaja
Tengah / Madya • Fisik & biologis : Tahap pubertas sudah selesai. Pertumbuhan fisik pada
remaja perempuan mulai melambat, sedangkan masih berlanjut pada
(Middle remaja pria.
Adolescence)  • kognitif : Pertumbuhan dalam kapasitas berfikir abstrak terus berlanjut

usia 14-18 tahun


Tahap Remaja • fisik dan biologisnya : Wanita muda pada umumnya sudah mencapai
Akhir (Late pertumbuhan maksimal, Pria muda masih melanjutkan pertumbuhan
tinggi dan berat badan, rambut pada tubuh serta massa otot.
Adolescence)  19 • Kognitif  Kemampuan untuk memikirkan suatu ide secara menyeluruh,
Peningkatan perhatian pada masa depan
– 21 tahun.
PEMILIHAN GIZI SESUAI TAHAPAN PERKEMBANGAN REMAJA

• Karbohidrat
Tahap Remaja Awal • protein
(Early Adolescence) • Kalsium & vitamin D
 10 – 13 tahun • Vitamin lainnya
• Zat besi dan asam folat

Tahap Remaja • Karbohidrat


Tengah / Madya • protein
(Middle • Kalsium & vitamin D
• Vitamin lainnya
Adolescence)  usia • Zat besi dan asam folat
14-18 tahun • Pada pria  butuh lebih banyak zat gizi

Tahap Remaja Akhir • Pertahanan Angka


(Late Adolescence)
 19 – 21 tahun. Kecukupan gizi
KECUKUPAN GIZI REMAJA
Pada remaja perempuan usia 10-12
tahun : 50-60 kkal/kg BB/hari
Pada remaja perempuan usia 13-18
tahun : 40 - 50 kkal/kg BB/hari.
Pada remaja laki-laki usia 10-12 tahun :
55-60 kkal/kg BB/hari
Pada remaja laki-laki usia 13-18 tahun :
45-55 kkal/kg BB/hari
CONTOH POLA MAKAN PADA
REMAJA
MASALAH GIZI

1.Kurang Energi Protein


(KEP)/Kurang energi kronis
(KEK)
2.Anemia (usia 15-24 th) 24,6 %
(Depkes 2002) ,
3.Obesitas
4.Pola makan tidak seimbang
5.Kebiasaan jajan (fast food, Pada remaja hamil yang
KEK dan anemia
junk food dll) , tidak makan pagi berisiko untuk
melahirkan bayi dengan
berat < 2500 g (BBLR)
Permasalahan gizi pada remaja

Remaja Remaja
Remaja
mengalami Kurang Energi
Overweight
anemia Kronis

Anoreksia Bulimenia
Kekurangan
zat besi

Sel darah merah


mudah pecah

Kekurangan
vitamin B12 dan
asam folat
Akibat terjadinya anemia pada remaja

Menurunkan Menurunkan
Menurunkan aktivitas remaja kebugaran
berkaitan (menghambat
daya tahan dengan kerja prestasi olahraga
tubuh fisik dan prestasi dan
belajar produktivitas
Kegemukan merupakan dampak dari
terjadinya kelebihan asupan energi
dibandingkan dengan yang diperlukan tubuh,
sehingga kelebihan asupan energi tersebut
disimpan dalam bentuk lemak.
Tubuh memiliki kemampuan
menyimpan lemak yang tidak terbatas,
sehingga jika konsumsi lemak tinggi maka genetik
resiko terjadinya kegemukan semakin besar

Overweight
(Soegih dan Wiramihardja, 2009).
kesehatan

Obat-obatan
Lingkungan

psikologis
Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang
menderita kurang asupan gizi energi dan protein yang
berlangsung lama atau menahun. Seseorang dikatakan
menderita risiko kurang energi kronis bilamana lingkar lengan
atas LLA <23,5 cm. Kurang energi kronis mengacu pada lebih
rendahnya masukan energi, dibandingkan besarnya energi
yang dibutuhkan yang berlangsung pada periode tertentu,
bulan hingga tahun(Syahnimar, 2004).

Anoreksia dan Bulimia merupakan kelainan pola makan


yang lebih sering terjadi pada perempuan. Kelainan ini
merupakan gangguan makan yang menyiksa/bentuk penyiksaan
diri sendiri yang dihasilkan ketakutan tubuh akan menjadi
gemuk setelah makan dan ketakutan mental ini terpancar melalui
penyiksaan fisik. Angkanya meningkat selama dekade terakhir, 1
dari 100 remaja perempuan umur antara 16-18 tahun menderita
anoreksia. Perbandingan dengan remaja laki-laki 10 : 1
(sidiartha, Soetijinigsih,2009)
PERILAKU DAN POLA MAKAN REMAJA

 Pola makan remaja tidak  Di negara berkembang, sering terjadi


menentu yang memicu gangguan perilaku makan seperti:
risiko terjadinya masalah ◦ anoreksia nervosa dan
nutrisi
◦ bulimia.
 Kebiasaan makan remaja:
 Ngemil
 Telat makan
 Makan tidak teratur
 Sering makan fast food
dibanding sayuran
 Diet yang salah
Ciri-ciri yang berkaitan dengan perilaku
makan
a. mengabaikan makan pagi
b. suka makanan jajan baik di sekolah maupun di
luar sekolah
c. suka makanan-makanan ‘trend’ yang biasanya
rendah serat, tinggi garam/gula dan lemak (fast
food, junk food)
d. diet yang tidak sehat (tidak makan

nasi, tidak makan malam, dll)


e. makan tidak teratur
Penanggulangan Masalah  Gizi pada Remaja
  Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat
Program edukasi gizi
Program suplementasi gizi
program fortifikasi bahan makanan
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang berisi
13 Pesan Dasar Gizi Seimbang (PDGS)

1. Makanlah aneka ragam makanan.


2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan
energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari
kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat
dari kecukupan energi.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai 6 bulan dan
tambahkan MP-ASI sesudahnya.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
11. Hindari minum-minuman beralkohol.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas         

Anda mungkin juga menyukai