DISUSUN OLEH
PAULUS SIDHARTA 1161050104
THEOFILI SABATINI P.M 1261050176
MINATI YOHANA N.S 1261050238
HESTY ELISABETH 1261050256
IDA BAGUS UDAYANA 1361050021
MARTINA KAROLIN K 1361050162
CUT FADMALA 1361050169
JUSTIN ANGGAHITO 1361050220
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
PERIODE 26 FEBRUARI- 31 MARET 2018
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2018
Gizi Remaja
Kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh remaja putri memuncak pada usia
12 tahun (2.550 kkal), kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18
tahun. Kebutuhan energi tersebut sebagian besar diperlukan untuk
mempertahankan kebutuhan zat gizi di dalam tubuh dan aktifitas fisik
daripada untuk pertumbuhan.
8
Kecukupan Gizi Remaja
Kebutuhan kalsium masa remaja:
◦ Kebutuhan akan kalsium diperuntukkan bagi peningkatan
perkembangan otot, rangka dan kelenjar endokrin
◦ Pada puncak pertumbuhan cepat ini, deposisi kalsium harian bisa
sampai 2 kali lipat (45% massa tulang ditambahkan pada periode
remaja)
Untuk remaja laki-laki Perempuan
10-12 tahun: 700 mg 700 mg
13-15 tahun: 700 mg 700 mg
16-19 tahun: 600 mg 600 mg
9
Kecukupan Gizi Remaja
Kebutuhan zat besi masa remaja:
◦ Kebutuhan akan zat besi
untuk remaja Laki-laki Perempuan
10-12 tahun: 14 mg 14 mg
13-15 tahun: 17 mg 19 mg
16-19 tahun: 23 mg 25 mg
10
Kecukupan Gizi Remaja
Kebutuhan zat seng masa remaja:
◦ Kebutuhan akan seng diperuntukkan bagi pertumbuhan
fisik dan pematangan seksual
Untuk remaja laki-laki Perempuan
10-12 tahun : 15 mg 15 mg
13-15 tahun : 15 mg 15 mg
16-19 tahun : 15 mg 15 mg
11
Kecukupan Gizi Remaja
Kebutuhan asam folat masa remaja:
◦ Kebutuhan akan asam folat diperuntukkan bagi pencegahan
risiko terjadinya kelainan pada sumsum tulang belakang bayi
pada remaja perempuan yang siap hamil
Untuk remaja laki-laki Perempuan
10-12 tahun : 90 mcg 100 mcg
13-15 tahun : 125 mcg 130 mcg
16-19 tahun : 165 mcg 150 mcg
12
Faktor yang pengaruhi intake
Kebiasaan makan:
◦ Pola makan yang tidak teratur
◦ Makan cemilan
◦ Makanan cepat saji
◦ Pengaruh media
Situasi khusus:
◦ Vegetarian
◦ Gangguan cara makan
◦ Adanya kegemukan
◦ Hiperlipidemia
◦ Atlet remaja
◦ Penggunaan bahan berbahaya
◦ Kehamilan
13
TAHAPAN PERKEMBANGAN REMAJA
• Biologis : Dimulainya fase pubertas, Pertumbuhan fisik yang sangat
Tahap Remaja cepat, meliputi penambahan berat dan tinggi badan, Peningkatan
keinginan / nafsu seksual
Awal (Early • Kognitif : Pertumbuhan kapasitas dalam berfikir abstrak, Pemikiran yang
Adolescence) terbatas pada apa yang terjadi saat ini dan minim untuk memikirkan masa
depan. Ketertarikan terhadap kecerdasan dan pengetahuan meningkat dan
10 – 13 tahun menjadi penting, Munculnya pemikiran moral yang lebih dalam.
• social dan emosional
Tahap Remaja
Tengah / Madya • Fisik & biologis : Tahap pubertas sudah selesai. Pertumbuhan fisik pada
remaja perempuan mulai melambat, sedangkan masih berlanjut pada
(Middle remaja pria.
Adolescence) • kognitif : Pertumbuhan dalam kapasitas berfikir abstrak terus berlanjut
• Karbohidrat
Tahap Remaja Awal • protein
(Early Adolescence) • Kalsium & vitamin D
10 – 13 tahun • Vitamin lainnya
• Zat besi dan asam folat
Remaja Remaja
Remaja
mengalami Kurang Energi
Overweight
anemia Kronis
Anoreksia Bulimenia
Kekurangan
zat besi
Kekurangan
vitamin B12 dan
asam folat
Akibat terjadinya anemia pada remaja
Menurunkan Menurunkan
Menurunkan aktivitas remaja kebugaran
berkaitan (menghambat
daya tahan dengan kerja prestasi olahraga
tubuh fisik dan prestasi dan
belajar produktivitas
Kegemukan merupakan dampak dari
terjadinya kelebihan asupan energi
dibandingkan dengan yang diperlukan tubuh,
sehingga kelebihan asupan energi tersebut
disimpan dalam bentuk lemak.
Tubuh memiliki kemampuan
menyimpan lemak yang tidak terbatas,
sehingga jika konsumsi lemak tinggi maka genetik
resiko terjadinya kegemukan semakin besar
Overweight
(Soegih dan Wiramihardja, 2009).
kesehatan
Obat-obatan
Lingkungan
psikologis
Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang
menderita kurang asupan gizi energi dan protein yang
berlangsung lama atau menahun. Seseorang dikatakan
menderita risiko kurang energi kronis bilamana lingkar lengan
atas LLA <23,5 cm. Kurang energi kronis mengacu pada lebih
rendahnya masukan energi, dibandingkan besarnya energi
yang dibutuhkan yang berlangsung pada periode tertentu,
bulan hingga tahun(Syahnimar, 2004).