Anda di halaman 1dari 52

Seorang Laki-

Laki 63 Tahun
dengan Stroke
Non Hemoragik
ANJAR PUSPITANINGRUM
INTERNSIP RSI PKU
MUHAMMADIYAH KAB. TEGAL
Rangkuman Kasus
ANAMNESIS

• IDENTITAS
• NAMA : TN. B
• UMUR : 63 TAHUN
• JENIS KELAMIN: LAKI-LAKI
• ALAMAT : SIDAKATON 03/12, DUKUHTURI
• PEKERJAAN : SWASTA
• STATUS PERNIKAHAN : MENIKAH
• NO. RM : 15.00.61
• TANGGAL MASUK : 14 SEPTEMBER 2019
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA : KELEMAHAN ANGGOTA GERAK KANAN


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:
• Pasien datang dengan keluhan sulit bicara dan anggota gerak kanan terasa lemas dan
nyeri sejak 1 hari SMRS. Awalnya bicara pelo sedikit sehingga tidak dibawa
kerumah sakit tetapi subuh tadi pasien merasa kemampuan bicaranya semakin sulit.
Bibir menyon ke kiri. Tidak ada riwayat terjatuh dan kepala terbentur sebelumnya.
Keluhan pusing, mual dan muntah disangkal. Anggota gerak kanan sekarang terasa
tebal-tebal. Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya . BAB dabn BAK tidak ada
keluhan.
• Riwayat penyakit dahulu : pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya disangkal.
Riwayat infeksi (-). riwayat kejang (-), trauma kepala (-), riwayat jatuh (-) riwayat DM
(-), HT (+) tidak terkontrol, penyakit jantung, penyakit ginjal disangkal. Riwayat
penyakit lainnya disangkal. Riwayat mondok di RS disangkal, riwayat tindakan bedah
disangkal

• Riwayat penyakit keluarga : riw. Keluarga dengan keluhan serupa disangkal. Riwayat
HT (+), Riwayat DM, penyakit ginjal dan penyakit jantung disangkal.

• Riwayat personal sosial : kebiasaan merokok (+). konflik dalam keluarga (-) konflik
lingkungan sekitar (-) konflik lingkungan pekerjaan/ beban pekerjaan (-). riwayat angkat
junjung barang berat (-).
• REVIEW SYSTEM :
• Sistem serebrospinal : compos mentis, GCS : E4V- (afasia)m6
• Sistem kardiovaskular : hipertensi (160/100 mmhg saat di UGD)
• Sistem respirasi : tidak ada keluhan.
• Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan.
• Sistem urinaria : tidak ada keluhan.
• Sistem muskuloskeletal : kaki kanan dan kiri terasa sakit dan terasa tebal
• Sistem hormonal : tidak ada keluhan
• Sistem integumentum : tidak ada keluhan
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
• KU : compos mentis, GCS: E4VafasiaM6
• Tanda vital :
• TD : 160/100 mmhg
• Nadi : 83x/m
• RR : 20x/m
• Suhu : 36,5° C
• Berat Badan : 70 Kg
• Tinggi Badan : 160 Cm
• BMI : 27.3 kg/m2 (Obesitas)
• RAMBUT : RONTOK (-)
• KULIT : TURGOR KULIT CUKUP, PUCAT (-)
• MATA : XANTELASMA (+/+), KONJUNGTIVA PALPEBRA, ANEMIS (-/-)
SKLERA IKTERIK (-/-)
• TELINGA : NYERI TEKAN TRAGUS (-/-), DISCHARGE (-/-)
• HIDUNG : NAPAS CUPING HIDUNG (-), DISCHARGE (-/-), EPISTAKSIS(-)
• MULUT : PURSED LIP BREATHING (-), GUSI BERDARAH (-), MUKOSA
KERING (-), SIANOSIS (-), ATROFI PAPIL LIDAH (-), BIBIR PUCAT
(-), STOMATITIS (-)
• TENGGOROK : T1-1, TONSIL DAN FARING HIPEREMIS (-), NYERI TELAN (-)

• LEHER : JVP R+3 CM, REFLEK HEPATOJUGULAR (+), PEMBESARAN


LIMFONODI (-/-), PEMBESARAN TIROID (-), DEVIASI TRAKEA
PARU DEPAN
Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor (+/+), redup pada basal paru (+/+)
Auskultasi : SD vesikuler (+/+) menurun di SIC VI-VII, ronki basah halus (+/+) di kedua basal
paru, wheeezing (+/-)

PARU BELAKANG
Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor (+/+), redup setinggi vertebra thoracalis IX-X
Auskultasi : SD vesikuler (+/+), ronki basah halus (+/+) di kedua basal paru setinggi vertebra
thoracalis IX-X
JANTUNG
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC VI 2 cm lateral LMCS, melebar (+),
kuat angkat (+), pulsasi epigastrial (-), pulsasi parasternal (-), sternal lift (-) thrill (-)
Perkusi :
Batas atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan : linea parasternalis dekstra
Batas kiri : sesuai ictus cordis
Pinggang jantung : convex
Auskultasi : HR : 118x/menit, BJ I-II reguler, bising (-), gallop (-)

ABDOMEN
Inspeksi : dinding abdomen cembung, venektasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani di semua region, pekak sisi (+), pekak alih (-), area traube timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas
  Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Oedema -/- +/+
Capillary refill time <2”/<2” <2”/<2”
Ptekiae -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Clubbing finger -/- -/-
• TANDA RANGSANG MENINGEAL :
• KAKU KUDUK (-)
• BRUDZINSKY I (-)
• BRUDZINSKY II (-)
• BRUDZINSKY III (-)
• BRUDZINSKY IV (-)
• KERNIG(-)
Pemeriksaan Nervus Cranialis
Nervus cranial Kanan Kiri
N. Olfaktorius Dbn Dbn
N. Optikus
• Daya penglihatan Dbn Dbn
• Warna Dbn Dbn

N. Oculomotor
• Ptosis - -
• Gerakan bola mata Dbn Dbn
• Pupil 3mm, bulat, reflek 3mm, bulat, reflek cahaya
cahaya reaktif(+) reaktif(+)

N. Trochlearis
• Gerakan bola mata Dbn Dbn
lateral bawah

N. Trigeminus
• Sensibilitas Dbn Dbn
• Menggigit + +
• Buka mulut + +

N. Abducen
• Gerakan mata ke + +
lateral
Nervus cranial Kanan Kiri
N. Facialis
• Kedipan mata + +
• Kerut dahi + +
• Kerut alis + +
• Tutup mata + +
• Senyum + +
• Sensorik 2/3 lidah + +
N. Vestibulokoklear
• Daya dengar (s) Dbn Dbn
N. Glossofaringeus
• Sengau - -
• uvula Jatuh kebelakang Jatuh kebelakang
N. Vagus
• Bersuara +(tidak jelas) + (tidak jelas)
• menelan + +
N. Accesorius Dbn Dbn
N. Hipoglossus
Sikap lidah Dbn Dbn
Tremor - -
Fasikulasi - -
Artikulasi tidak jelas tidak jelas
Menjulurkan lidah Dbn Dbn
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

PEMERIKSAAN EKSTREMITAS

  Ekstremitas superior Extremitas inferior


Gerakan N/N N/N
Power 2.2.2/5.5.5 2.2.2/5.5.5
Tonus N/N N/N
Trofi Eutrofi Eutrofi
Klonus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN
REFLEKS
  Biseps Triseps Radius Ulna Patella Achilles

Reflek +++/++ +++/++ +++/++ +++/++ +++/++ +++/+++

Fisiologis + + + + +

 Reflek Patologis Kanan  Kiri


Hoffman (-) (-)
Tromner (-) (-)
Babinski (-) (-)
Gonda (-) (-)
Chaddock (-) (-)
Bing (-) (-)
Oppenheim (-) (-)
Rossolimo (-) (-)
Gordon (-) (-)
Mendel-Becterew (-) (-)
• PEMERIKSAAN RANGSANG KENAIKAN TEKANAN INTRATEKAL:
• PEMERIKSAAN VALSAVA : TIDAK DILAKUKAN
• PEMERIKSAAN NAFZIGER : TIDAK DILAKUKAN
• PEMERIKSAAN LERMIT : TDAK DILAKUKAN
• PEMERIKSAAN CEDERA N. ISCHIADICUS
• TES LASEGUE (-)
• TES PATRICK (-)
• TES KONTRAPATRICK (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LAB (14 SEPTEMBER
2019)
Darah Rutin Hasil
AL 8 x 10^3/uL
Hb 16.3 g/dl
Ht 46,4 %
AT 182 x 10^3/uL
Eritrosit 5.41 juta/uL
MCV 85.7 fl
MCH 30.1 pg
MCHC 35.2 g/dL
RDW 13.4 %
MPV 7.6 fL
PDW 10/0 fL
Kimia darah
GDS 112 mg/dl
Ur.Cr 19.2/0.63 mg/dl
OT/PT 16/10 U/l
X-Foto Thoraks
(14 September 2019)

APEX TENANG
HILER HAZE (-)
CORAKAN PULMO NORMAL
COR CTR > 0,5
KESAN :
• CARDIOMEGALY
CT SCAN KEPALA
(14 September 2019)
-LESI HIPODEN PADA CAPSULA
EXTERNA DEXTRA DAN SINISTRA
-GIRY DAN SULCY NORMAL,
SISTEMA VENTRIKEL DAN
FISSURA SILVI NORMAL
-STRUKTURA MEDIANA TAK
DEVIASI

KESAN :
• INFARK CEREBRI PADA CAPSULA
EXTERNA DEXTRA DAN SINISTRA
DIAGNOSIS
• ALGORITMA GAJAH MADA :
PENURUNAN KESADARAN (-), NYERI KEPALA (-), REFLEKS BABINSKI (-) =
STROKE ISKEMIK

• SKOR SIRIRAJ ={ (2,5 X DERAJAT KESADARAN) + (2 X VOMITUS)


+ (2 X NYERI KEPALA) + (0,1 X TEKANAN DIASTOLIK) }– (3 X PETANDA
ATEROMA) – 12
= {(2,5 X 0) + (2 X 0) + (2 X 0 ) + (0,1 X 100)}- (3 X 1) –12
= -2,3  STROK NON HEMORAGIK
• DIAGNOSIS KERJA :
DIAGNOSIS KLINIS : AFASIA MOTORIK ET CAUSA SNH DENGAN
HIPERTENSI GRADE II DAN OBESITAS
DIAGNOSIS TOPIK : DI CAPSULA EXTERNA DEXTRA DAN
SINISTRA
DIAGNOSIS ETIOLOGI : STROKE NON HEMORAGIK
PENATALAKSANAAN

DI IGD :
• O2 3 LPM DI BANGSAL :

• INF RL 20 TPM + DRIP NS 1 AMP • INF NACL 0.9% 16 TPM

• INJ CEFTRIAXON 2 X 1 GR • INJ CITICOLIN 2 X 500 MG

• INJ MECOBALAMIN 1 X 1 AMP • INJ RANITIDIN 2 X 1 AMP

• INJ CITICOLIN 2 X 500 MG PO :

• INJ RANITIDIN 2 X 1 AMP • ASPILET 1 X 80 MG

PO : • CANDESARTAN 1 X 16 MG

• AMLODIPIN 1 X 10 MG
CATATAN KEMAJUAN
16 SEPTEMBER 2019

S : BICARA PELO (+) LEMAH ANGGOTA GERAK KANAN (+)


O : GCS : E4V- (afasia)m6
TD : 140/90 MMHG
RR : 24X/MENIT
SPO2 99%
HR : 89 X/MENIT
T : 37.5 C
TORAKS : PULMO SD VESIKULER +/+ RONKHI -/- WHEEZING -/-
COR BJ I, II REGULER, BISING (-), GALLOP (-)
EKSTREMITAS : MOTORIK 2222/5555
A : SNH
HIPERTENSI GRADE II
P : - TERAPI LANJUT
15 SEPTEMBER 2019

S : BICARA PELO (+) LEMAH ANGGOTA GERAK KANAN (+)


O : GCS : E4V- (afasia)m6

TD : 160/100 MMHG
RR : 24X/MENIT
SPO2 99%
HR : 94 X/MENIT
T : 36 C
TORAKS : PULMO SD VESIKULER +/+ RONKHI -/- WHEEZING -/-
COR BJ I, II REGULER, BISING (-), GALLOP (-)
EKSTREMITAS : MOTORIK 2222/5555
A : SNH
HIPERTENSI GRADE II
P : - TERAPI LANJUT
CANDESARTAN 1 X 16 MG
17 SEPTEMBER 2019 A : SNH
HIPERTENSI GRADE II
S : BICARA PELO (+) LEMAH ANGGOTA GERAK KANAN
(+)
O : GCS : E4V- (afasia)m6
P : APS PULANG
TD : 160/100 MMHG OBAT PULANG :
RR : 24X/MENIT CANDESARTAN 1X16 MG
SPO2 99% ASPILET 1 X 80 MG
HR : 94 X/MENIT
T : 36,8 C
TORAKS : PULMO SD VESIKULER +/+ RONKHI -/-
WHEEZING -/-
COR BJ I, II REGULER, BISING (-), GALLOP (-)
EKSTREMITAS : MOTORIK 2222/5555
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Stroke adalah gejala dan atau tanda gangguan fungsi otak fokal
maupun global yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung progresif atau
menetap > 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa penyebab lain
selain gangguan vaskular.

Stroke diakibatkan oleh terhambatnya suplai darah ke otak, biasanya


karena pecahnya pembuluh darah atau karena gumpalan. Penghentian
suplai oksigen dan nutrisi ini mengakibatkan kerusakan pada jaringan
otak. (Who)
KLASIFIKASI
Stroke diklasifikasikan sebagai berikut :
Berdasarkan kelainan patologis
A. Stroke hemoragik
1) perdarahan intra serebral
2) perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)
B. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak,
penyumbatan)
1) stroke akibat trombosis serebri
2) emboli serebri
Berdasarkan waktu terjadinya :
1) transient ischemic attack (TIA)
- Gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa menit samapai
beberapa jam saja.
- Gejala yang muncul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam tempo <
24 jam
2) reversible ischemic neurologic deficit (RIND)
antara 7 hari – 3 minggu
3) stroke in evolution (SIE) / progressing stroke
stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat
semakin berat dan bertambah buruk (beberapa jam – hari)
4) completed stroke
Ganguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen
ETIOLOGI
• Stroke non hemoragik  disebabkan
oleh penyumbatan pembuluh darah
akibat adanya emboli, ateroskelosis,
atau oklusi trombotik pada pembuluh
darah otak
• Stroke hemoragik  disebabkan oleh
kenaikan tekanan darah yang akut atau
penyakit lain yang menyebabkan
melemahnya pembuluh darah
PATOFISIOLOGI
Kerusakan sel otak  defisit
neurologis

Defisit neurologis biasanya


terjadi pada sisi yang
berlawanan dengan daerah
infark, karena adanya
penyilangan jalur motor
neuron.
CONTROL CENTER OF BRAIN
FAKTOR RESIKO
DIAGNOSIS

Anamnesis
• Gejala yang mendadak pada saat awal, lamanya awitan dan aktivitas saat serangan
• Deskripsi gejala yang muncul beserta kelanjutannya : progresif memberat, perbaikan, atau menetap
• Gejala penyerta : penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual, muntah, rasa berputar, kejang, gangguan
penglihatan, atau gangguan fungsi kognitif
• Ada tidaknya faktor risiko stroke
Pemeriksaan fisik
• Tanda vital
• Pemeriksaan kepala dan leher (mencari cedera kepala akibat jatuh, bruit karotis, peningkatan tekanan vena
jugularis, dan lain-lain)
• Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan neurologis, meliputi :
• Pemeriksaan kesadaran
• Pemeriksaan nervus kranialis
• Pemeriksaan kaku kuduk (biasanya positif pada perdarahan
subarachnoid)
• Pemeriksaan motorik, reflek dan sensorik
• Pemeriksaan fungsi kognitif sederhana berupa ada tidaknya
afasia atau dengan pemeriksaan mini mental state examination
(MMSE) saat di ruangan.
Pemeriksaan penunjang
• Scan tomografik
• Angiografi serebral ( karotis atau vertebral )
• Laboratorium
• Ekg (elektrokardiogram ) Foto rongten thorax
• Pemeriksaan radiologi
PENATALAKSANAAN

Tata laksana umum


Dengan 5B
• Breath : oksigenasi
• Blood : usahakan aliran darah ke otak semaksimal mungkin dan
pengontrolan tekanan darah pasien
• Brain : menurunkan tekanan intra kranial dan menurunkan udema
serebri.
• Bladder : dengan pemasangan dc
• Bowel : saluran pencernaan dan pembuangan
Tata laksana khusus
a. Stroke iskemik
- Tatalaksana hipertensi
- Tatalaksana hiperglikemia (infus nacl 0,9%) dan hipoglikemia (bolus dekstrosa / infus
glukosa 10-20% sampai kadar gula darah 80 – 110 mg/dl)
- Trombolisis pada stroke akut
Recombinant tissue plasminogen activator (rtpa) dengan dosis 0,9 mg/kgbb
direkomendasikan pada pasien dengan presentasi stroke antara 3-4,5 jam. Kontra
indikasi : usia > 80 tahun, konsumsi antikoagulan oral, pasien dengan bukti jejas
iskemik > 1/3 area arteri serebri media, riw stroke dengan DM
- Antitrombosit (aspirin, tiklopidin, dipiridamol, klopidogrel, silostazol)
- Obat neuroprotektor
B. Perdarahan intraserebral
- Diagnosis dan penilaian gawat darurat
- Tatalaksana medis perdarahan intrakranial
 penggantian faktor koagulasi dan trombosit jika pasien mengalami defisiensi. Apabila terdapat gangguan koagulasi
diberikan vit k 10 mg iv pada pasien dengan INR meningkat, fresh frozen plasma 2 – 6 unit
 Pencegahan tromboemboli vena dengan stoking elastis
 Heparin subkutan dapat diberikan apabila perdarahan telah berhenti sebagai pencegahan tromboemboli vena
- Kontrol tekanan darah dan kadar glukosa darah
- Pemberian antiepilepsi bila terdapat kejang
- Prosedur/operasi
 Perdarahan serebelum dengan perburukan neurologis
 Adanya kompresi batang otak
 Hidrosefalus akibat obstruksi ventrikel
STROKE STRIKES F.A.S.T.
YOU SHOULD, TOO. CALL 9-1-1
• F = Face: ask the person to smile
• A = Arm: ask the person to raise both arms
• S = Speech: ask the person to speak a simple
sentence
• T = Time: to call 911

Every minute matters!


REHABILITASI

Tujuan rehabilitasi ialah :


• Memperbaiki fungsi motoris, bicara, dan fungsi lain yang terganggu
• Adaptasi mental; sosial dari penderita stroke, sehingga hubungan
interpersonal menjadi normal.
• Sedapat mungkin harus dapat melakukan aktivitas sehari-hari.

Prinsip dasar rehabilitasi :


• Mulailah sedini mungkin
• Sistematis
• Ditingkatkan secara bertahap
TERIMAKASIH...

Anda mungkin juga menyukai