N A M A :

WINDIYANTO PRATOMO,S.IK
T T L :
BANDUNG, 1 JANUARI 1974
JABATAN : GADIK
MUDA
ALAMAT : ASPOL
PUSDIK LANTAS A/ 9
STATUS : K–1/3
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. AKPOL
1995
2. PTIK
2003
RIWAYAT JABATAN : 3. SESPIM POLRI 2009
1. PAMAPTA TABES SMG 1996-97 4. DIKJUR DAS PA PJR LANTAS 1996
2. KANIT PATWAL TBS SMG1997-98 5. DIKJUR LAN PA JEMEN REK 1997
3. KASAT LANTAS RES PWD1998-01 6. KURSUS IDIK LAKA PIVM (SERPONG) 2000
4. KASAT LANTAS RES JBR 2003-05 7. KIBI POLRI 2001
5. KASI GAR DIT LTS BALI 2005-06 8. KURSUS GAKKUM LANTAS 2005
KEAMANAN : SUATU KEADAAN TERBEBASNYA
SETIAP ORG, BRG, & / ATAU RAN
DARI GANGGUAN PERBUATAN
MELAWAN HUKUM
KESELAMATAN : SUATU KEADAAN TERHINDARNYA
SETIAP ORG DARI RESIKO LAKA
SELAMA BERLL YG DISEBABKAN
MAN, RAN, JLN &/ATAU LINGK
KETERTIBAN : SUATU KEADAAN BERLL YG
BERLANGSUNG SCR TERATUR
SESUAI DGN HAK & KWJB SETIAP
PENGGUNA JLN
KELANCARAN : SUATU KEADAAN BERLL &
PENGGUNAAN ANGKUTAN YG BEBAS
DARI HAMBATAN & MACET DI JLN
 KECELAKAAN LALU LINTAS
SEBAGAI
MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT

PENELITIAN BADAN KESEHATAN DUNIA (WORLD

HEALTH ORGANIZATION), TAHUN 1990
MENYIMPULKAN BAHWA :

LAKA LANTAS MRP PENYEBAB KEMATIAN

PERINGKAT KE SEMBILAN DI DUNIA &
DIPREDIKSI AKAN MENJADI PENYEBAB
KEMATIAN KE TIGA TERTINGGI DI DUNIA PADA
TAHUN 2020 SETELAH KEMATIAN AKIBAT
SERANGAN JANTUNG DAN DEPRESI (MURAY DAN
LOPEZ 1996)
 PERUBAHAN PERINGKAT
10 PENYEBAB PENYAKIT DUNIA
PERINGKAT 1990 PERINGKAT 2020
PENYAKIT PENYAKIT
1 I S P A BAWAH 1 JANTUNG
2 DIARE 2 DIPRESI
3 BAYI BARU LAHIR 3 LAKA LANTAS
4 DIPRESI 4 RUSAK OTAK
5 JANTUNG 5 PARU PARU
6 RUSAK OTAK 6 I S P A BAWAH
7 TBC 7 TBC
8 CAMPAK 8 PERANG
9 LAKA LALNTAS 9 DIARE
10 KELAINAN BAWAAN 10 HIV

SUMBER : MURAY & LOPEZ 1996, BAHAN LAPORAN WHO, 2004

 FENOMENA GUNUNG ES

TIDAK TERSEDIA DATA AKURAT SEBABKAN MASALAH

LAKA LANTAS SPT FENOMENA GUNUNG ES

YANG MUNCUL DIPERMUKAAN TIDAK MENCERMINKAN

KONDISI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS YANG
SEBENARNYA, SEHINGGA SECARA SEMU SEOLAH-
OLAH TIDAK ADA YANG PERLU DIKUATIRKAN

TETAPI BERDASARKAN PENGAMATAN BADAN

KESEHATAN DUNIA DI NEGARA- NEGARA
BERKEMBANG TETAP TERJADI PENINGKATAN JUMLAH
KORBAN LALU LINTAS BAIK MENINGGAL DUNIA
MAUPUN LUKA-LUKA
 LAKA LANTAS DAPAT DICEGAH
LAKA LANTAS MRP SUATU PENYAKIT MASYARAKAT
YG DPT DICEGAH, WALAUPUN JUMLAH KEMATIAN
AKIBAT LAKA SEOLAH TDK MUNGKIN DICEGAH

CONTOH: DI AS YG MRP NEGARA MAJU. SAAT INI,

29% KEMATIAN AKIBAT BERBAGAI JENIS
KECELAKAAN DISEBABKAN LAKA LANTAS. KORBAN
LAKA LANTAS MENGISI SEKITAR 22% RAWAT INAP RS
& 12% DI UGD (MACKENZIE, 2000)

DI NEGARA BERKEMBANG SEMAKIN PARAH KRN

FAKTOR KUMULATIF SPT : TINGGINYA TK
URBANISASI, PENINGKATAN JUMLAH RANMOR DI
KOMBINASIKAN DGN TK KEMISKINAN, LEMAHNYA
SISTEM KELOLA TRANS & KETERBATASAN UGD /RS
 LAKA LANTAS DI INDONESIA

DI INDONESIA LAKA LANTAS JG MRP SALAH SATU

PENYEBAB KEMATIAN UTAMA SEBAGAIMANA
PREDIKSI BADAN KESEHATAN DUNIA (WHO)

SUATU STUDI DGN MENGAMBIL SAMPEL DI

BEBERAPA WILAYAH DI INDONESIA OLEH
DEPARTEMEN KESEHATAN & BADAN KESEHATAN
DUNIA MEMPERLIHATKAN BHW LAKA LANTAS MRP
SALAH SATU PENYEBAB KEMATIAN TERTINGGI &
LEBIH MEMPRIHATINKAN DIBANDINGKAN KONDISI
GLOBAL
PERSENTASE PENYEBAB KEMATIAN POK USIA 15-44 TH
PENYEBAB KEMATIAN UNTUK KELOMPOK USIA > 5 TH
 PERUBAHAN SAJAH AKIBAT LAKA LANTAS

SUMBER : STUDI PUSTRAL U G M (SUTOMO, 2004)

 PERUBAHAN PARADIGMA
REALISASIKAN PROGRAM PENANGGULANGAN
LAKA LANTAS (WHO,2004)
1. PERISTIWA LAKA LANTAS PD HAKEKATNYA DPT
DIHINDARI SCR PREVENTIF.
HAL INI DISEBABKAN KRN LAKA LANTAS MRP
MASALAH YG DIBUAT OLEH MANUSIA &
PERISTIWANYA DPT DITERIMA SCR RASIONAL
SHG SEYOGYANYA DPT PULA DITANGGULANGI

2. KESELAMATAN LANTAS MRP MASALAH SCR

MULTISEKTORAL & JUGA BERUPA MASALAH
KESEHATAN MASYARAKAT.
SEMUA SEKTOR TERMSK KESEHATAN HRS
DIBERDAYAKAN & BERTGJWB SCR PENUH DLM
SELURUH AKTIVITAS TERMSK PROG CEGAHNYA
3. KESALAHAN PENGEMUDI & PENGGUNA JLN
LAIN YG BERSIFAT UMUM SEHARUSNYA TDK
BOLEH SEBABKAN LAKA LANTAS YG
BERDAMPAK MD / LB TERJADI.
SISTEM LL SEHARUSNYA DIRENC & DIRANC
SEDEMIKIAN RUPA UTK DPT BANTU PENGGUNA
JLN HINDARI KESALAHAN BERTINDAK AKIBAT
KONFLIK DLM PUTUSKAN MANUVER YG
DIANGGAP UTAMAKAN KESELAMATAN
(FORGIVING ROAD DESIGN)

4. TUBUH MANUSIA YG RENTAN SEYOGYANYA

DIJADIKAN BATAS PARAMETER MAKS DLM
RENC & RANC DGN DAL KECEPATAN
KENDARAAN MRP TTK TOLAK PENETAPAN
PARAMETER SISTEM LL
5. LAKA LANTAS HRS DIHADAPI SCR KESETARAAN
SOSIAL.
KESETARAAN UTK DPTKAN PERLINDUNGAN &
AKSES KE FASILITAS PARAMEDIK UTK SELURUH
KORBAN LAKA LANTAS

6. PENGGUNAAN TEKNOLOGI DARI NEGARA

BERPENGHASILAN TINGGI KE NEGARA
BERPENGHASILAN RENDAH HRS DIADOPSI DGN
MEMPERHATIKAN KONDISI SETEMPAT &
SEYOGYANNYA DIDSRKAN HSL PENELITIAN
BERBASIS KEBUTUHAN SETEMPAT

7. PENGETAHUAN SETEMPAT / KEARIFAN LOKAL

HRS DIJADIKAN LANDASAN BERTINDAK DI DLM
PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI SOLUSI
PENANGGULANGAN LAKA LANTAS
LINTAS SEKTORAL DLM UPAYA REDUKSI LAKA
LANTAS

SUMBER : WHO (2004)

KONDISI KESELAMATAN LANTAS DI INDONESIA
(PENDEKATAN SNAP SHOT)
Potret 1: Pertumbuhan kendaraan bermotor
berhubungan langsung dengan jumlah korban
meninggal dunia akibat kecelakaan lalulintas jalan.
 Potret 2: Usia korban fatalitas kecelakaan lalu lintas

Usia Korban Kecelakaan (fatal)

6000

5000

4000

3000
2000

1000

Proporsi Usia Korban Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Lalulintas

Jalan Tahun 2004 dan 2005
Potret 3: Pengemudi kendaraan bermotor tanpa SIM
 Potret 4: Kecelakaan pejalan kaki

Korban meninggal dunia dan luka berat di wilayah

Polda Metro Jaya
1,400
1,200
1,000
800
600
400
200
0
Angkutan Kendaraan Angkutan Sepeda Pejalan
Umum Pribadi Barang Motor Kaki
meninggal dunia luka berat

PEJALAN KAKI PERLU DPT PERHATIAN KHUSUS KRN MILIKI

RESIKO MD / LB TERTINGGI (TDK MILIKI PERLIND DIRI) &
KORBAN TERBESAR KASUS TABRAKLARI
 Potret 5: Sebagian besar Kecelakaan Lalulintas
disebabkan oleh Kesalahan Pengemudi atau Manusia
(human error)

Faktor Kejadian Meninggal Luka Luka

Dunia Berat Ringan

Manusia 93 % 92 % 90 % 90 %
Kendaraan 4% 5% 6% 7%
Jalan & Lingk 3% 3% 4% 3%

SUMBER: DITLANTAS POLRI, DATA TAHUN 2004 DAN 2005

Potret 6: Perbandingan internasional
DEFINISI KESELAMATAN (SAFETY) & LAKA LANTAS

A
"Rasa Aman"

Menakutkan

B' D
A' C' Pertanyaan
Skandal
(Fiasco)
Peningkatan B D'
C

Keselamatan

PERUBAHAN ANTARA KESELAMATAN DAN “RASA AMAN”

SUMBER: HAEUR, 1997
PIRAMIDA KONFLIK LALU
LINTAS
PERUBAHAN KONFLIK (HAZARD) KEPADA LAKA LANTAS

Penyebab ( tingkatan sistem)

hazard (tingkatan sub sistem) Hazard kecelakaan k

(tingkatan sistem)
Penyebab

kecelakaan i

batas
sub sistem batas sistem

Penyebab Konsekuensi

SUMBER : SAMRAIL, 2004

 SISTEM KESELAMATAN LALU LINTAS
TERDIRI DARI TIGA SUB-SISTEM, YAITU:
SUB-SISTEM PENGGUNA JALAN (MANUSIA),
SUB-SISTEM KENDARAAN DAN
SUB-SISTEM LINGKUNGAN JALAN
KETIGA SUB SISTEM TSB MRP PENYEBAB LAKA LANTAS
 FAKTOR - FAKTOR KONTRIBUTOR LAKA
YG SALING BERSINGGUNGAN (JOHNSTON, 2006)
 FAKTOR
MANUSIA
BARBARA SABEY (1999) MENGATAKAN BAHWA :

“FAKTOR MANUSIA MEMEGANG PERANAN PENTING

DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS. KEMAMPUAN
PENGEMUDI DALAM UPAYA MENGHINDARI
KECELAKAAN TERGANTUNG DARI TINGKAT
KEMAHIRANNYA, KETEPATAN MENGAMBIL
PUTUSAN DALAM MENGANTISIPASI KONFLIK LALU
LINTAS, ALUR BERPIKIR YANG RUNTUN DAN
KESEHATAN JASMANI.....”.
DARI 42.000 KASUS LAKA
LANTAS YG TERJADI DI AS
SETIAP TAHUN, SEBANYAK
18.000 ATAU 42 % DISEBABKAN
PENGEMUDI YANG
TERPENGARUH ALKOHOL.

JUMLAH TSB MENJADI ALASAN

BAGI PEMERINTAH AMERIKA
SERIKAT UTK MEWAJIBKAN
PENGGUNAAN ALAT DETEKSI
ALKOHOL DI SETIAP MOBIL
MULAI 2018 MENDATANG.
 ELEMEN PENGGUNA JALAN :
PHISIOLOGIS & PSIKOLOGIS

PHISIOLOGIS PSIKOLOGIS
SISTEM SYARAF MOTIVASI
PENGLIHATAN KEPANDAIAN
PENDENGARAN PENGALAMAN/PROSES
PEMBELAJARAN
INDERA LAINNYA (PENCIUMAN EMOSI
DAN SENTUHAN)
FAKTOR KELELAHAN KEDEWASAAN
FAKTOR MODIFIKASI: PENGARUH PERILAKU
OBAT/PSIKOTROPIKA
 PENGLIHATAN
Dari berbagai indera manusia, hal yang paling
penting dan terkait di dalam mengemudi kendaraan
adalah kemampuan penglihatan (vision).

HUB KECEPATAN DGN JARAK & SUDUT PANDANG

Kecepatan bergerak Jarak Titik Fokal Kemampuan

(km/jam) Penglihatan (meter) Sudut Pandang
V (derajat)
d α
40 180 100
50 230 90
75 365 60
100 500 40
 d

KERUCUT PENGLIHATAN (CONE VISION)

PENGEMUDI
 PERSEPSI & REAKSI
PERSEPSI
SUATU PROSES INTI INTERAKSI ANTARA MANUSIA
(PENGEMUDI) DAN LINGKUNGAN JALAN
WAKTU REAKSI
WAKTU DIMANA TERJADI KESENJANGAN ANTARA
PENERIMAAN DGN TINDAKAN
WAKTU PERSEPSI
INTELEKSI
PROSES BERFIKIR UTK KENALI TINDAKAN YG TEPAT
EMOSI
RESPON FISIK & MENTAL YG SANGAT KUAT (PENGARUHI
P’MUDI LAIN)
VOLISI
SITUASI DI MANA PENGEMUDI SDH YAKIN UTK MELAKUKAN
SUATU TINDAKAN TERTENTU & MELAKSANAKANNYA
AHLI TEKNIK LALU LINTAS & PERANCANG JALAN
SANGAT TERTARIK UTK TAHU TOTAL WAKTU YG
DIAMBIL SESORANG DLM MELAKUKAN SELURUH
PROSES YAITU :

PERSEPSI – INTEKSI – EMOSI - VOLISI

DISEBUT : WAKTU P I E V

ATAU SANGAT UMUM DISEBUT SEBAGAI

WAKTU PERSEPSI - REAKSI

CONTOH :
PD WKT T0 : PENGEMUDI LIHAT GANGGUAN PERTAMA
KALI
(PJK SEBRANGI JLN, HEWAN PD BADAN JLN, RAN
MOTONG LINTASAN DR SAMPING DAN LAIN SEBAGAINYA)

PD WKT T1 : PENGEMUDI CATAT KENYATAAN TERDPT

GANGGUAN YG HALANGI GERAK RAN

PD WKT T2 : PENGEMUDI BERPIKIR TTG SITUASI &

KONSIDER BERBAGAI ALTERNATIF TINDAKAN SEBELUM AMBIL
PUTUSAN UTK BERHENTI

PD WKT T3 : PENGEMUDI LAKS TINDAKAN DGN

MENGINJAK PEDAL REM

T1 – T0 ADALAH WAKTU PERSEPSI

T2 – T1 ADALAH WAKTU INTELEKSI
T3 – T2 ADALAH WAKTU VOLISI
T – T ADALAH WAKTU PIEV
 FAKTOR KENDARAAN
KETERKAITAN KENDARAAN THD MASALAH
KESELAMATAN LANTAS DIBAGI DUA LINGKUP :
1.KESELAMATAN PRIMER (PRIMARY SAFETY)
ATAU KESELAMATAN AKTIF (ACTIVE SAFETY).
DITEKANKAN THD UPAYA CEGAH
TIMBULNYA LAKA LANTAS (REM, KEMUDI &
STABILITAS)

2.KESELAMATAN SEKUNDER (SECONDARY

SAFETY) ATAU KESELAMATAN PASIF (PASSIVE
SAFETY).
DITEKANKAN THD UPAYA UTK CEGAH
TIMBULNYA KORBAN AKIBAT LAKA LANTAS
KONSEP PERLENGKAPAN KESELAMATAN KENDARAAN
(LAMM ET AL., 2004)
 FAKTOR LINGKUNGAN JALAN

FAKTOR LINGKUNGAN JLN (ROAD

ENVIRONMENT) MRP FAKTOR LINGKUNGAN
BINAAN / LINGKUNGAN YG DICIPTAKAN OLEH
MANUSIA SHG DPT DIRENCANAKAN (PLAN) &
DIRANCANG (DESIGN) SEDEMIKIAN RUPA SHG
MAMPU CIPTAKAN NILAI KESELAMATAN TINGGI &
MENGELIMINIR KEMUNGKINAN KESALAHAN YG
DPT TERJADI OLEH PARA PENGGUNA JALAN,
BAIK PARA PEJALAN KAKI, PENGGUNA RAN TDK
MOR & PENGGUNA RANMOR
PERENCANAAN JALAN
RANCANGAN JALAN
 KOMPONEN LINGKUNGAN JALAN
ADA 5 (LIMA) KOMPONEN LINGKUNGAN JALAN YG
DPT MEMPENGARUHI TK KESELAMATAN JALAN,
YAITU:
1. ARUS LALU LINTAS - VOLUME LALU LINTAS,
KOMPOSISI KENDARAAN DAN KECEPATAN LALU
LINTAS
2. RANCANGAN JALAN – ALINYEMEN,
PERMUKAAN JALAN, JENIS DAN FREKUENSI
PERSIMPANGAN;
3. TATA GUNA LAHAN SEPANJANG JALAN –
KAWASAN PERKOTAAN (URBAN), LUAR KOTA
(RURAL), KAWASAN KOMERSIAL DAN LAIN
SEBAGAINYA;
4. PERATURAN DAN UPAYA PENINDAKAN
HUKUM (ENFORCEMENT MEASURES), DAN;
PERMASALAHAN KHUSUS SEPEDA MOTOR
MASALAH UTAMA ADALAH JENIS RAN INI TDK MILIKI
PELINDUNGAN YG MEMADAI SAAT TERJADI LAKA
UPAYA PREVENTIF MENJADI SATU-SATUNYA CARA
UTK LINDUNGI DARI KEMUNGKINAN LB / MD
TEKNIK TEPAT PENGENDARA SPM UTK CEGAH
LAKA LANTAS ADALAH DGN BATASI KECEPATAN &
KEMUDAHAN UTK TERLIHAT & DILIHAT OLEH
PENGGUNA JALAN LAINNYA (CONSPICUITY)
SALAH SATU CARANYA ADALAH MENYALAKAN
LAMPU SETIAP SAAT DIGUNAKAN BAIK PADA
MALAM MAUPUN SIANG HARI.
GUNAKAN HELM & BAJU PELINDUNG WARNA
TERANG, SARUNG TANGAN & SEPATU MRP UPAYA
CEGAH KORBAN LUKA & MD
 TINJAUAN KOMPREHENSIF
FAKTOR PENYEBAB LAKA DIBAGI JADI 3 (TIGA) :
MANUSIA, KENDARAAN & LINGKUNGAN JALAN

KEJADIAN LAKA DPT PULA DIBAGI JADI 3 (TIGA) :

1. KEJADIAN SEBELUM KECELAKAAN
UPAYA CEGAH (PREVENTION) LAKA LANTAS /
GIAT KESELAMATAN SCR AKTIF (ACTIVE SAFETY)
2. KEJADIAN SEWAKTU TERJADI KECELAKAAN
UPAYA MEMINIMALKAN TERJADINYA KORBAN
/ GIAT KESELAMATAN SCR PASIF (PASIVE SAFETY)
3. KEJADIAN SESUDAH KECELAKAAN
UPAYA AGAR KORBAN TETAP DPT
TERSELAMATAN (LIFE SAVING) BERKAITAN DGN
UPAYA RESCUE & KESIAPAN RS DLM MENANGANI
KORBAN LAKA LANTAS
TIGA LEVEL PROGRAM KESELAMATAN
MATRIKS HADDON
CONTOH :
SUATU KEJADIAN LAKA MENYEBABKAN SEBUAH
MOBIL PENUMPANG TDK DPT DIKENDALIKAN &
KELUAR DARI BADAN JALAN SHG TERJADI LAKA

BERDASARKAN MATRIKS HADDON DPT DILIHAT

DENGAN CARA:
  
SEBELUM KEJADIAN KECELAKAAN (PREVENSI
KECELAKAAN):

FAKTOR MANUSIA: APAKAH DLM HAL INI SUPIR DLM

KEADAAN SEHAT MENGENDARAI KENDARAAN SPT :
TDK LETIH (AKIBAT LEWATI BTS WKT
MENGENDARAI MAKSIMUM & TDK CKP ISTIRAHAT),
MEMILIKI SURAT IJIN MENGEMUDI YG SESUAI & TDK
DLM KONDISI MODIFKASI KRN EFEK SAMPING DARI
OBAT/PSIKOTROPIKA ATAUPUN ALKOHOL ?
FAKTOR KENDARAAN: APAKAH AKIBAT
KURANGNYA PERAWATAN TERJADI GANGGUAN
THD SISTEM MEKANIK YG MENYEBABKAN SULIT
DIKENDALIKAN, ATAUPUN SISTEM REM YG TDK DPT
BERFUNGSI BAIK?

FAKTOR LINGKUNGAN JALAN: APAKAH KONDISI

GEOMETRIK JALAN & PERKERASAN JALAN DLM
KONDISI YG BAIK ? APAKAH KETIGA KRITERIA
KESELAMATAN RANCANGAN DIPENUHI? APAKAH
JALAN TERSEBUT MEMILIKI RAMBU & MARKA YG
MEMADAI ? 
SEWAKTU KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS
(PREVENSI KORBAN KECELAKAAN) :

FAKTOR MANUSIA: APAKAH PENGEMUDI &

PENUMPANG LAINNYA, KHUSUSNYA DI DEPAN
MENGENAKAN SABUK PENGAMAN ?

FAKTOR KENDARAAN: APAKAH KENDARAAN

DILENGKAPI DGN KANTONG UDARA (AIR BAG) YG
DPT MELINDUNGI BENTURAN PENGEMUDI &
PENUMPANG DLM KABIN (CRASHWORTHINESS) ?
 
FAKTOR JALAN: APAKAH JALAN MEMILIKI PAGAR
KESELAMATAN PD POSISI YG DIPERLUKAN
(ANTARA LAIN TEPI JALAN YG TERJAL,
PELINDUNGAN TEBING & DRAIANE TERBUKA)
SETELAH KEJADIAN KECELAKAAN (UPAYA UTK
MELINDUNGI NYAWA SESORANG ( LIVE SAVING)

FAKTOR MANUSIA: KEMUDAHAN MENDAPATKAN

AKSES KE RS / UGD SECEPATNYA TANPA PERLU
PENGURUSAN ADMINISTRASI YG RUMIT & JAMINAN
FINASIAL BAGI KORBAN LAKA LANTAS TERLEBIH
DAHULU

FAKTOR KENDARAAN: KEMUDAHAN TIM PENOLONG

(RESCUE) UTK DPT MENGELUARKAN KORBAN YG
BERADA DLM KENDARAAN
 
FAKTOR JALAN: TERSEDIANYA LAJUR DARURAT
BAGI KENDARAAN PENOLONG & AMBULANS SHG
SECEPATNYA DPT DIBAWA KE RS / INSTALASI
GAWAT DARURAT
 PT. JASA MARGA

DATA
HUKUM POLRI
LAKA
POSITIF
LANTAS

INSTANSI LAIN

TDK HANYA UTK PENELITIAN TTG KESELAMATAN

LALU LINTAS, TAPI JG UTK BERBAGAI ASPEK
TERMSK SBG BHN PROSES HUKUM DI PENGADILAN
MAUPUN PROSES UTK DAPAT ASURANSI
INVESTIGASI ( PENYIDIKAN DAN PENELITIAN ) LAKA LANTAS

PENYIDIKAN LAKA LANTAS PENELITIAN LAKA LANTAS

TUJUAN ::
TUJUAN : MENELITI PENYEBAB LAKA
PENYIDIKAN KASUS PIDANA LANTAS AKIBAT
PRASARANA & SARANA
JALAN

Hasil :
1 . Data kecelakaan lalulintas
2 . Laporan polisi untuk
Hasil :
santunan asuransi Program - program
3 . Berkas perkara pidana
peningkatan keselamatan
untuk diajukan dalam Lalu lintas
persidangan
4 . Masukan bagi penelitian
lanjutan

PELAKU UTAMA PELAKU

, UTAMA/
PENYIDIK KEPOLISIAN POLISI, DISHUB, BINA MARGA

Tenaga ahli di bidangnya

apabila diperlukan termasuk Pakar Keselamatan Lalu
pembina jalan dan lalu lintas Lintas / Perguruan Tinggi
DATA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS

1. DATA DARI PERUSAHAAN ASURANSI

2. RUMAH SAKIT, INFORMASI HANYA BERKAITAN
DGN KORBAN YG DAPAT PERAWATAN &
MENINGGAL DUNIA DI RUMAH SAKIT

3. KEMUNGKINAN PELAPORAN LANGSUNG (SELF

REPORTING) DARI MASYARAKAT YG TERLIBAT
KECELAKAAN LALU LINTAS
 KEBUTUHAN DATA
SISTEM DATA DASAR LAKA LANTAS HRS MILIKI
INFORMASI SEDEMIKIAN RUPA AGAR MAMPU
DIGUNAKAN UTK :
1)INVESTIGASI & PENILAIAN LOKASI UTK
DIKEMBANGKAN PROGRAM PERBAIKAN (COUNTER
MEASURES) BAGI PENINGKATAN KESELAMATAN LALU
LINTAS
2)PENILAIAN IMPLIKASI KESELAMATAN LALU LINTAS
UTK PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN &
MANAJEMEN LALU LINTAS
3)PEMANTAUAN KESELAMATAN LALU LINTAS
CATATAN: UTK PENGGUNA KENDARAAN TDK BERMOTOR
JUGA PERLU DI DATA DGN INFORMASI JENIS KENDARAAN
TDK BERMOTOR (SEPEDA) & INFORMASI LAINNYA
MENGIKUTI INFORMASI BAGI PEJALAN KAKI
DATA LAKA LANTAS SETIDAKNYA
TERDIRI DARI :
1. DESKRIPSI KECELAKAAN
2. DESKRIPSI JALAN
3. KONDISI LINGKUNGAN
4. INFORMASI KENDARAAN
5. INFORMASI PENGEMUDI
6. INFORMASI PENUMPANG
7. INFORMASI PEJALAN KAKI (PEDETRIAN)
8. DETAIL KONDISI KORBAN LAKA LANTAS
 BENTUK LAPORAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DI INDONESIA

1. PENCATATAN LAPORAN POLISI

HINGGA SAAT INI, INFORMASI YG PALING BAIK UTK
DIGUNAKAN ADALAH LAPORAN POLISI YG DICATAT
OLEH PETUGAS KEPOLISIAN DI TK POLRES.
SEBENARNYA LAPORAN POLISI ATAU LP DIGUNAKAN
BUKAN UTK PENELITIAN KESELAMATAN LALU LINTAS,
TAPI DIGUNAKAN UTK INVESTIGASI MAUPUN
PENYIDIKAN YG DPT MENGALIR KE PROSES
PENUNTUTAN HUKUM SESUAI DGN HUKUM ACARA
PIDANA INDONESIA SBG HUKUM POSITIF (PRO
JUSTITIA). LAPORAN INI DIGUNAKAN PULA OLEH PARA
KORBAN UTK DPT SANTUNAN DARI PT. JASA RAHARJA
2. PENCATATAN LAKA LANTAS LAINNYA 
SALAH SATU INSTANSI YG JUGA MELAKUKAN
PENCATATAN LAKA LANTAS UTK KEPENTINGAN
INTERNAL ADALAH PT. JASA MARGA (PERSERO) SBG
OPERATOR JALAN TOL DI INDONESIA.
PADA HAKEKATNYA PENCATATAN MENGIKUTI KAIDAH
PENCATATAN KECELAKAAN PADA UMUMNYA.
WALAUPUN DEMIKIAN PADA HAKEKATNYA
PENCATATAN MENDAPAT TAMBAHAN INFORMASI
BERKAITAN DGN PENGOPERASIAN JALAN TOL DGN
CIRI KHAS, ANTARA LAIN MEMASUKAN INFORMASI
EMERGENCY RESPONSE/RESCUE KE DLM
LAPORANNYA.
LAPORAN INI MILIKI 99 VARIABEL & BEBERAPA
VARIABEL DISIMPAN DLM PERANGKAT LUNAK 3L TAPI
DETAIL TERDAPAT & DISIMPAN DI KANTOR CABANG
PERMASALAHAN LAPORAN LAKA LANTAS 
PENCATATAN LAKA LANTAS UMUMNYA SANGAT SULIT
UTK MENGINFORMASIKAN SEMUA KEJADIAN YG ADA
SHG DATA YG DIHIMPUN PIHAK KEPOLISIAN TDK
MENCERMINKAN TK KESELAMATAN YG ADA. TERDAPAT
KEJADIAN YG TDK TERLAPORKAN DAN/ATAU
DILAPORKAN KE POLISI (UNDER-REPORTING)

SELAIN ITU TERDAPAT KEMUNGKINAN KESALAHAN

PENCATATAN YG MENGAKIBATKAN BIAS DI DLM
MENGAMBIL SUATU KESIMPULAN DARI PERISTIWA
KEJADIAN KECELAKAAN. KEDUA MASALAH INI YG
SEHARUSNYA SELALU DILAKUKAN UPAYA PERBAIKAN
BAIK DARI SEGI KUANTITAS DATA DGN MENGURANGI
TK UNDER-REPORTING, MAUPUN DARI SEGI KUALITAS
DATA DGN MENGURANGI KESALAHAN PENCATATAN
 TINJAUAN PERBANDINGAN DATA POLISI & RS
DI BELANDA TAHUN 1994

Tingkat Penderitaan Korban Jumlah

Polisi %
(severity) Total
Meninggal Dunia 1,300 1,300 100
Menjalani rawat inap (in-patient) 12,000 23,000 52
Menjalani berobat jalan (out-
19,000 145,000 13
patient)
Tanpa perlu pengobatan rumah
18,000 472,000 4
sakit
TOTAL 50,300 640,000 8
PERKIRAAN JUMLAH KORBAN MENINGGAL DUNIA
LUKA BERAT DAN LUKA RINGAN
MASALAH YG TIMBUL BERKAITAN DGN
DATA LAKA LANTAS, A.L :
1. TINGKAT PENCATATAN KECELAKAAN LALULINTAS
TDK SEMUA LAKA LANTAS DPT TERCATAT DLM
STATISTIK PELAPORAN. MASALAH INI BERTAMBAH
BESAR UTK LAKA YG TDK TERLALU SERIUS.
DEMIKIAN JUGA DGN LAKA THD PENGGUNA JALAN
YG ‘TDK TERPROTEKSI’ / RENTAN THD
KEMUNGKINAN LAKA LANTAS SPT PEJALAN KAKI,
PENGGUNA SEPEDA & SEPEDA MOTOR

2. DEFINISI-DEFINISI DLM PENCATATAN LAKA LANTAS

MASALAH TIMBUL TERUTAMA KRN DEFINISI UTK
MENETAPKAN JENIS LAKA FATAL (KORBAN MD),
LB, LR & ‘HANYA KERUGIAN MATERIAL’ BERBEDA
ANTARA SATU NEGARA DGN NEGARA LAINNYA
DIAGRAM SKEMATIK SUMBER-SUMBER KESALAHAN
DATA KECELAKAAN LALU LINTAS

Tahapan pencatatan data Kehilangan atau ketidak-

kecelakaan lalu lintas akurasi informasi

Semua kecelakaan lalu lintas

yang terjadi di jalan umum

Kecelakaan lalu lintas yang Kecelakaan lalu lintas yang

dapat terlaporkan tidak terlaporkan

Kecelakaan lalu lintas yang Ketidak lengkapan laporan

terlaporkan yang dibuat

Beberapa elemen data tidak Kehilangan informasi

tercatat elemen data tertentu

Kesalahan di dalam
Data yang tidak akurat
merekapitulasi data
KEMUNGKINAN PENCATATAN DATA
DARI PIHAK KEPOLISIAN DAN RUMAH
SAKIT
 UPAYA JUMLAH
KATKAN SUSTAINABLE LAKA
SELAMAT (BERLANJUT) LANTAS
LANTAS TURUN

STRATEGI TDK ADA MAN

SWEDIA VISION ZERO MD KRN LAKA

REN,BANG, OPS JALAN

KAIDAH
PERHATIKAN TOLERANSI
B’LALULINTAS
KESALAHAN UMUM MANUSIA

UNDANG- UNDANG /
PERATURAN LL
UNDANG- UNDANG /
BERBASIS MODA
PERATURAN LL
TRANSFORTASI
DI INDONESIA

TDK MILIKI UU/PP

UNSUR
LINTAS MODA &
KESELAMATAN
SECTOR SPT
HANYA AMANAH
MASALAH
SISTEM OPSNAL
KESELAMATAN LL

3E
UPAYA
PENANGGULANGAN
- ENGINEERING
KOMPREHENSIF - EDUCATION
- ENFORCEMENT
PROGRAM 3E DITERAPKAN DLM “MENTAL MAP”
POPULAR DGN NAMA “MATRIKS HADDON”
DIKEMBANGKAN OLEH WILLIAM HADDON JR.
KONSEP AWAL :
UPAYA MEREDUKSI LAKA LANTAS.
BILA TETAP TERJADI LAKA, MAKA KONSEP
BERIKUTNYA :
BGM UPAYA UTK MENGURANGI KORBAN LAKA.
KONSEP AKHIR :
BILA ADA KORBAN, BGM AGAR MEREKA DPT
BERTAHAN HIDUP.
BERKAITAN DGN KONSEP AKHIR, MAKA PERLU
TAMBAH SATU E, YAITU PELAYANAN DARURAT
(EMERGENCY RESPONSE).
 REKAYASA MANUSIA
DATA HASIL PENELITIAN
GAR & LAKA LANTAS

3E + 1i PENGEMUDI

KEGIATAN :

KOORDINASI
KLIPENG
UJI TEORI & PRAKTEK
 PELAYANAN MENYELENGGAR
BIDANG AKAN
IDENTIFIKASI + SIM PELAYANAN
REGISTRASI PRIMA

BAGI
PELAYANAN PESERTA UJI/
KESELAMATAN CALON
PRINSIP-PRINSIP PEMILIK SIM
EDUKASI DAN
PRINSIP-PRINSIP
KESELAMATAN
PELAYANA
KESELAMATAN N YG
ADMINI TEORI PRAKTEK
KEMANUSIAAN INOVATIF STRASI

EFEKTIF DAN
EFISIEN
STANDAR ISO
TRANSPARAN DAN
AKUNTABEL
SIM KELILING
DIDUKUNG INOVASI SIM KOMUNITAS
DENGAN ILMU
PENGETAHUAN SIM CORNER
DAN TEKNOLOGI AVIS
GERAI SIM DSB
 HUBUNGAN KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM
KESELAMATAN LALULINTAS . SUMBER: OECD, 1999

Lingkungan sosial
budaya
Pengguna Jalan

Hukum dan
peraturan
Perilaku KESELAMATAN
pengguna jalan LALULINTAS
Penindakan hukum
oleh aparat Kepolisian
Jaringan kendaraan
jalan

Lingkungan
Binaan
PROSES PENINDAKAN DAN PENEGAKAN HUKUM
DAN PERATURAN SUMBER OECD (1999)

Kehadiran Polisi Penindakan Secara Publikasi

Aktif

Peluang Ketakutan Hukuman

Secara Subjektif

Penolakan Pendidikan

Perubahan Perilaku

Perubahan
Norma-Norma

Perubahan Dalam
Kecelakaan Lalulintas/
Keselamatan Lalulintas