Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN


PERILAKU BUNUH DIRI

Di Sampaikan Oleh :

Ns. Sri Supami, SKep, S.Pd, MKes


PENGERTIAN
Perilaku destruktif – diri :
Setiap aktifitas yang jika tidak dicegah, dapat mengarah
kepada kematian (Stuart Sundeen, 2015)

Perilaku destruktif – diri diklasifikasikan langsung dan tidak


langsung.

Perilaku destruktif diri langsung mencakup :


• Menembak diri
• Terjun
• Menusuk dengan pisau
• Dll.
Perilaku destruktif diri tidak langsung meliputi
perilaku sebagai berikut :
• Merokok
• Mengebut
• Berjudi
• Tindakan kriminal terlibat dalam aktifitas rekreasi
berisiko tinggi
• Penyalahgunaan zat
• Perilaku yang menyimpang secara sosial
• Perilaku yang menimbulkan stress
• Gangguan makan
• Ketidakpatuhan pada pengobatan medis
EMPAT MACAM TINGKATAN PERILAKU
MENCEDERAKAN DIRI : BUNUH DIRI
A. Chronik self-destructive behavior
penggunaan zat, merusak diri, berjudi

B. Suicidal threat
Perubahan perilakunya meliputi : perasaan
terbuai, perangai yang suka meledak-
ledak, kemunduran dalam
sekolah/penampilan dalam pekerjaan
C. Suicidal gesture
Perilaku berupa : menggoreskan
tangan, tidak ada perhatian pada
dirinya.

D. Suicidal attem
contoh : individu yang overdosis,
menggunakan pil tidur atau tidak
dapat menentukan waktu untuk
dirinya
FAKTOR RESIKO

A.Status Pernikahan
 Belum menikah 2x lebih besar dari
menikah
 Single, janda/duda, cerai rata-rata 4-5x
lebih besar dari menikah

B.Agama
Agama memegang peranan kuat dalam
meningkatkan kekuatan seseorang
yang rasa percaya dirinya kurang
C.Jenis Kelamin
 Tingkat bunuh diri pria 70% dan wanita 30%,
untuk bunuh diri langsung dan sebaliknya
 Wanita bunuh diri karena overdosis, pria
menggunakan senjata api

D.Etnik
 Penelitian menunjukkan resiko bunuh diri
tertinggi pada etnik kulit putih Amerika
dibandingkan dengan pribumi dan asia
E.Usia
Laju bunuh diri wanita menetap dan pria meningkat
khususnya pada masa remaja, puncaknya usia 30-40 tahun
berakhir usia 65 tahun, meningkat kembali pada sisa
hidupnya
Faktor resiko pada remaja karena agama kurang, penyakit
psikiatri (pemakai obat, penyalahgunaan alkohol) riwayat
keluarga, tidak punya pekerjaan

F.Status sosial-ekonomi
Status sosial ekonomi tinggi dan status sosial ekonomi
rendah lebih tinggi bunuh dirinya dibandingkan status
sosial ekonomi menengah
Pekerjaan profesional seperti eksekutif bisnis, resesiko
tinggi bunuh diri, sedangkan bunuh diri rendah pekerja
kebun, tukang kebun, kayu
G. Faktor resiko yang lain
Gangguan alam perasaan (depresi mayor
dan gangguan bipolar)
Klien psikoaktif penyalahgunaan zat,
skizofrenia gangguan organik pada otak,
gangguan kepribadian, dan klien dengan
panik
Insomnia berat tanpa depresi
Psikosis dengan halusinasi
Pengguna alkohol, kombinasi pengguna
alkohol dan barbiturat
FAKTOR PENYEBAB : TEORI
BUNUH DIRI
A.Teori Psikologi
1.Marah yang diarahkan pada diri sendiri, Freud mengatakan :
Rasa benci pada diri yang terus menerus, seperti orang
kemasukan setan
Perasaan yang ditekan terus menerus untuk melakukan
bunuh diri
Bunuh diri bisa dilakukan pada diri sendiri/orang lain
2.Kehilangan harapan dan perasaan bersalah
Kehilangan harapan, individu tidak berdaya, merasakan
perubahan yang tidak sesuai pada dirinya
Perasaan berasalah dan menuduh diri aspek dari
kehilangan harapan
3.Keputusasaan
Faktor dasar terjadinya bunuh diri (Ghost dan
Victor, 1994, dalam Stuart Sundeen, 2015 )
4.Riwayat agresi dan kekerasan
Perilaku bunuh diri dilakukan pada individu
dalam keadaan sadar melakukan kekerasan
Marah merupakan faktor penting psikologi
untuk perilaku bunuh diri
5.Perasaan malu dan penghinaan
Dapat dilihat mekanisme ekspresi wajah
Rasa malu akibat kegagalan sosial yaitu
status dan pendapatan
6.Sterssor perkembangan
Remaja dan dewasa muda kerena
konflik, perceraian/perpisahan dan
penolakan
Usia 40-50 th karena masalah ekonomi
Usia 60 th karena masalah penyakit
medis/fisik, meningkat menjadi faktor
penyebab perilaku bunuh diri usia >60 th
B. Teori Sosial (Faktor Penyebab)

Kategori bunuh diri secara sosial :


1.Bunuh diri egoistik
Integrasi terhadap sosial kurang
Hubungan sosial buruk

2.Bunuh diri altruistik


Lawan dari bunuh diri egoistik
Individu, kelompok karena adanya ikatan budaya,
agama dan politik
Juga karena kepatuhan terhadap adat dan
kebiasaan
3.Bunuh diri anomik
Akibat lingkungan tidak dapat
memberikan kenyamanan pada individu
(perceraian, kehilangan pekerjaan)
Perasaan perpisahan dan kurang
dukungan kelompok
RENTANG RESPON BUNUH DIRI

Respon adaptif Respon maladaptif

Pengambilan Perilaku
Pencederaa Bunuh
Peningkata risiko yang destruktif diri
n diri diri
n diri meningkatkan yang tidak
pertumbuhan langsung

Stuart – Sundeen, 2015


APLIKASI PROSES KEPERAWATAN
DENGAN KLIEN BUNUH DIRI
A.Pengkajian
Meliputi :
 Demografi
 Gejala yang tampak atau diagnosa medis psikiatri
 Ide bunuh diri atau tindakan bunuh diri
 Sistem pendukung interpersonal
 Analisa pendukung interpersonal
 Analisa krisis bunuh diri
 Riwayat psikiatri/pengobatan/keluarga
 Mekanisme koping
Mekanisme koping
 Bagaimana individu menangani masalah
krisis situasi?
 Bagaimana situasi itu berada dan masalah
yang lain

Skor : 0 : Tidak ada ide


1 : ada ide, tidak ada tentament dan
terancam
2 : memikirkan dengan aktif, tidak ada
percobaan
3 : mengancam
4 : aktif mencoba bunuh diri
Isyarat

PENGKAJIAN Ancaman
BUNUH DIRI

percobaan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko Bunuh Diri


Tujuan Tindakan Keperawatan
Tujuan untuk pasien :
Dapat meningkat harga dirinya
Dapat menggunakan cara penyelesaian
masalah yang konstruktif
Dapat perlindungan dari lingkungannya

Tujuan untuk keluarga :


Berperan serta melindungi anggota
keluarganya yang beresiko bunuh diri
Tindakan Keperawatan Pada Isyarat Bunuh
Diri

Pasien :
Diskusikan cara mengatasi bunuh diri
Tingkatkan harga diri
Tingkatkan kemampuan menyelesaikan
masalah

Keluarga
 Ajarkan tanda dan gejala bunuh diri
 Ajarkan cara melindungi perilaku bunuh diri
Tindakan Kperawatan Pada Ancaman
Bunuh Diri
Pasien
Temani pasien terus-menerus sampai dapat dipindahkan ke empat aman
Jauhkan dari benda berbahaya
Pastikan pasien sudah minum obat/bila dapat obat
Dapatkan bantuan untuk membawa kerumah sakit
Jelaskan kepada pasien bahwa perawat akan melindungi sampai tidak
ada keinginan bunuh diri

Keluarga
Anjurkan untuk mengawasi pasien secara ketat
Anjurkan keluarga untuk menyingkirkan benda-benda yang
membahayakan
Diskusikan siapa yang dapat membawa ke rumah sakit jika perlu
Anjurkan kepada keluarga untuk mendukung pasien minum obat
Tindakan Keperawatan Pada Percobaan
Bunuh Diri
Pasien
Jauhkan benda yang berbahaya
Temani pasien terus menerus
Berikan tempat yang aman

Keluarga
Ajarkan cara melindungi pasien
Anjurkan mencari bantuan
Anjurkan mencari rujukan fasilitas kesehatan
Prinsip Tindakan
Masalah Tindakan Keperawatan Tindakan
Keperawatan untuk Pasien Keperawatan untuk
Keluarga
Resiko SP I p SP I k
1. Membina hubungan saling 1. Mendiskusikan masalah
Bunuh Diri percaya yang dirasakan keluarga
2. Mengidentifikasi benda-benda dalam merawat pasien
yang dapat membahayakan 2. Menjelaskan pengertian,
pasien tanda dan gejala resiko
3. Mengamankan benda-benda bunuh diri, dan jenis
yang dapat membahayakan perilaku bunuh diri yang
pasien dialami pasien beserta
4. Melakukan kontrak treatment proses terjadinya
5. Mengajarkan cara 3. menjelaskan cara-cara
mengendalikan dorongan merawat pasien resiko
bunuh diri
6. Melatih cara mengendalikan
dorongan bunuh diri
Tindakan Keperawatan untuk Tindakan Keperawatan
Pasien untuk Keluarga
SP II p SP II k
1. Mengidentifikasn aspek positif pasien 1. Melatih keluarga mempraktekkan
2. Mendorong pasien untuk berpikir positif cara merawat pasien dengan resiko
terhadap diri bunuh diri
3. Mendorong pasien untuk menghargai diri 2. Melatih keluarga melakukan cara
sebagai individu yang berharga merawat langsung kepada pasien
SP III p resiko bunuh diri
4. Mengidentifikasi pola coping yang biasa SP III k
diterapkan pasien 3. Membantu keluarga membuat
5. Menilai pola coping yang biasa dilakukan jadwal aktifitas di rumah termasuk
6. Mengidentifikasi pola coping yang minum obat
konstruktif 4. Mendiskusikan sumber rujukan
7. Mendorong pasien memilih pola coping yang bisa dijangkau oleh keluarga
yang konstruktif
8. Menganjurkan pasien menerapkan pola
coping konstruktif dalam kegiatan harian
Tindakan Keperawatan untuk Tindakan Keperawatan
Pasien untuk Keluarga
SP IV p
1. Membuat rencana masa depan yang
realistis bersama pasien
2. Mengidentifikasi cara mencapai rencana
masa depan yang realistis
3. Memberi dorongan pasien melakukan
kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis
 
EVALUASI
Pasien
Harga diri meningkat
Mampu menyelesaikan masalah
Dalam keadaan aman dan selamat

Keluarga
Berperan serta melindungi anggota
keluarganya yang beresiko bunuh diri

Anda mungkin juga menyukai