Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU BUNUH DIRI

1. PENGERTIAN
Perilaku destruktif – diri :
Setiap aktifitas yang jika tidak dicegah, dapat mengarah kepada kematian (Stuart
Sundeen, 2015)

Perilaku destruktif – diri diklasifikasikan langsung dan tidak langsung.


Perilaku destruktif diri langsung mencakup :
• Menembak diri
• Terjun
• Menusuk dengan pisau
• Dll.
Perilaku destruktif diri tidak langsung meliputi perilaku sebagai berikut :

• Merokok
• Mengebut
• Berjudi
• Tindakan kriminal terlibat dalam aktifitas rekreasi berisiko tinggi
• Penyalahgunaan zat
• Perilaku yang menyimpang secara sosial
• Perilaku yang menimbulkan stress
• Gangguan makan
• Ketidakpatuhan pada pengobatan medis
II. EMPAT MACAM TINGKATAN PERILAKU MENCEDERAKAN DIRI : BUNUH
DIRI
A. Chronik self-destructive behavior penggunaan zat, merusak diri, berjudi
B. Suicidal threat
Perubahan perilakunya meliputi : perasaan terbuai, perangai yang suka meledak-
ledak, kemunduran dalam sekolah/penampilan dalam pekerjaan
C. Suicidal gesture
Perilaku berupa : menggoreskan tangan, tidak ada perhatian pada dirinya.
D. Suicidal attem
contoh : individu yang overdosis, menggunakan pil tidur atau tidak dapat
menentukan waktu untuk dirinya

III. FAKTOR RESIKO


A. Status Pernikahan
 Belum menikah 2x lebih besar dari menikah
 Single, janda/duda, cerai rata-rata 4-5x lebih besar dari menikah
B. Agama
 Agama memegang peranan kuat dalam meningkatkan kekuatan seseorang yang
rasa percaya dirinya kurang
C. Jenis Kelamin
 Tingkat bunuh diri pria 70% dan wanita 30%, untuk bunuh diri langsung dan
sebaliknya
 Wanita bunuh diri karena overdosis, pria menggunakan senjata api
D. Etnik
 Penelitian menunjukkan resiko bunuh diri tertinggi pada etnik kulit putih
Amerika dibandingkan dengan pribumi dan asia
E. Usia
 Laju bunuh diri wanita menetap dan pria meningkat khususnya pada masa
remaja, puncaknya usia 30-40 tahun berakhir usia 65 tahun, meningkat kembali
pada sisa hidupnya
 Faktor resiko pada remaja karena agama kurang, penyakit psikiatri (pemakai
obat, penyalahgunaan alkohol) riwayat keluarga, tidak punya pekerjaan
F. Status sosial-ekonomi
 Status sosial ekonomi tinggi dan status sosial ekonomi rendah lebih tinggi bunuh
dirinya dibandingkan status sosial ekonomi menengah
 Pekerjaan profesional seperti eksekutif bisnis, resesiko tinggi bunuh diri,
sedangkan bunuh diri rendah pekerja kebun, tukang kebun, kayu
G. Faktor resiko yang lain
 Gangguan alam perasaan (depresi mayor dan gangguan bipolar)
 Klien psikoaktif penyalahgunaan zat, skizofrenia gangguan organik pada otak,
gangguan kepribadian, dan klien dengan panik
 Insomnia berat tanpa depresi
 Psikosis dengan halusinasi
 Pengguna alkohol, kombinasi pengguna alkohol dan barbiturate

IV. FAKTOR PENYEBAB : TEORI BUNUH DIRI

A. Teori Psikologi
1. Marah yang diarahkan pada diri sendiri, Freud mengatakan :
 Rasa benci pada diri yang terus menerus, seperti orang kemasukan setan
 Perasaan yang ditekan terus menerus untuk melakukan bunuh diri
 Bunuh diri bisa dilakukan pada diri sendiri/orang lain
2. Kehilangan harapan dan perasaan bersalah
 Kehilangan harapan, individu tidak berdaya, merasakan perubahan yang tidak
sesuai pada dirinya
 Perasaan berasalah dan menuduh diri aspek dari kehilangan harapan
3. Keputusasaan
 Faktor dasar terjadinya bunuh diri (Ghost dan Victor, 1994, dalam Stuart
Sundeen, 2015 )
4. Riwayat agresi dan kekerasan
 Perilaku bunuh diri dilakukan pada individu dalam keadaan sadar melakukan
kekerasan
 Marah merupakan faktor penting psikologi untuk perilaku bunuh diri
5. Perasaan malu dan penghinaan
 Dapat dilihat mekanisme ekspresi wajah
 Rasa malu akibat kegagalan sosial yaitu status dan pendapatan
B. Teori Sosial (Faktor Penyebab)
Kategori bunuh diri secara sosial :
1. Bunuh diri egoistik
 Integrasi terhadap sosial kurang
 Hubungan sosial buruk
2. Bunuh diri altruistik
 Lawan dari bunuh diri egoistik
 Individu, kelompok karena adanya ikatan budaya,
agama dan politik
 Juga karena kepatuhan terhadap adat dan kebiasaan
3. Bunuh diri anomik
 Akibat lingkungan tidak dapat memberikan
kenyamanan pada individu (perceraian, kehilangan
pekerjaan)
 Perasaan perpisahan dan kurang dukungan kelompo

APLIKASI PROSES KEPERAWATAN DENGAN KLIEN BUNUH DIRI


A. Pengkajian
Meliputi :
Demografi
Gejala yang tampak atau diagnosa medis psikiatri
Ide bunuh diri atau tindakan bunuh diri
Sistem pendukung interpersonal
Analisa pendukung interpersonal
Analisa krisis bunuh diri
Riwayat psikiatri/pengobatan/keluarga
Mekanisme koping

Mekanisme koping
Bagaimana individu menangani masalah krisis situasi?
Bagaimana situasi itu berada dan masalah yang lain

Skor :
0 : Tidak ada ide
1 : ada ide, tidak ada tentament dan terancam
2 : memikirkan dengan aktif, tidak ada percobaan
3 : mengancam
4 : aktif mencoba bunuh diri

Isyarat

PENGKAJIAN BUNUH DIRI Ancaman

Percobaan

Diagnosa Keperawatan : Risiko Bunuh Diri

Tujuan Tindakan Keperawatan


Tujuan untuk pasien :
Dapat meningkat harga dirinya
Dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang konstruktif
Dapat perlindungan dari lingkungannya
Tujuan untuk keluarga :
Berperan serta melindungi anggota keluarganya yang beresiko bunuh diri

Tindakan Keperawatan Pada Isyarat Bunuh Diri


Pasien :

Diskusikan cara mengatasi bunuh diri


Tingkatkan harga diri
Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah
Keluarga
Ajarkan tanda dan gejala bunuh diri
Ajarkan cara melindungi perilaku bunuh diri

Tindakan Kperawatan Pada Ancaman Bunuh Diri


Pasien
Temani pasien terus-menerus sampai dapat dipindahkan ke empat aman
Jauhkan dari benda berbahaya
Pastikan pasien sudah minum obat/bila dapat obat
Dapatkan bantuan untuk membawa kerumah sakit
Jelaskan kepada pasien bahwa perawat akan melindungi sampai tidak ada
keinginan bunuh diri
Keluarga
Anjurkan untuk mengawasi pasien secara ketat
Anjurkan keluarga untuk menyingkirkan benda-benda yang membahayakan
Diskusikan siapa yang dapat membawa ke rumah sakit jika perlu
Anjurkan kepada keluarga untuk mendukung pasien minum obat

Tindakan Keperawatan Pada Percobaan Bunuh Diri


Pasien
Jauhkan benda yang berbahaya
Temani pasien terus menerus
Berikan tempat yang aman
Keluarga
Ajarkan cara melindungi pasien
Anjurkan mencari bantuan
Anjurkan mencari rujukan fasilitas kesehatan
EVALUASI
Pasien
Harga diri meningkat
Mampu menyelesaikan masalah
Keluarga
Berperan serta melindungi anggota keluarganya yang beresiko bunuh diri

Anda mungkin juga menyukai