Anda di halaman 1dari 13

SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN
PELAPORAN DAN
PENANGANAN BENCANA
ASAP BERBASIS CITIZEN
SCIENCE

TEKNIK INFORMATIKA
U N I V E R S I TA S I S L A M I N D O N E S I A

BAMBANG IRAWAN - 11523039


SMOKE DISASTER
Page 1
Banyaknya wilayah di Indonesia yang rentan
1 mengalami bencana kebakaran hutan dan
bencan asap.

Latar Belakang
MANAGER Bencana kebakaran hutan dan bencana asap
2 menyebabkan kerugian dari sektro riil dan
non rill bagi pemerintah.

Meningkatkan efektivitas pengelolaan


3 pelaporan dan penanganan bencana asap
secara cepat, tepat dan efisien.
Page 2
D A E R A H R AWA N B E N C A N A D A N J U M L A H K O R B A N
B E N C A N A A S A P D A N K E B A K A R A N H U TA N

JUMLAH KORBAN
DAERAH RENTAN
29 Juni- 27 September 2015
BENCANA

Sebanyak 44.871 orang terkena risiko asap. Dari angka itu,


• Provinsi Riau sebanyak 37.396 orang lainnya menderita ISPA, 656 orang
• Provinsi Jambi menderita pneumonia, 1.702 orang terkena asma, 2.207
• Provinsi Kalimantan Barat orang menderita penyakit mata, dan penyakit kulit
• Provinsi Kalimantan Tengah
sebanyak 2.911 orang (Alexander H, 2016).
• Provinsi Kalimantan Selatan

KERUGIAN NEGARA
2015
Melampaui 16 miliar dolar AS.
Kerugian itu dihimpun dari berbagai sektor riil dan
non riil, diantaranya; sektor pertanian, kehutanan,
transportasi, perdagangan, industri, pariwisata dan
sektor-sektor lainnya seperti kerusakan lingkungan
karena punahnya keanekaragaman hayati yang
diperkirakan bernilai 295 juta dolar AS (Alexander H,
Page 3
2016).
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana mengukur efektivitas pengelolaan


pelaporan dan penanganan bencana asap
dengan menggunakan sistem informasi.

2. Bagaiamana menyatukan relawan RTIK yang


tersebar untuk membantu menangani bencana
asap secara efektif dan tepat sasaran dengan
teknik sistem informasi terpusat.
Page 4
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah merancang dan membuat
sebuah sistem informasi pengelolaan pelaporan dan
penanganan bencana asap berbasis citizence science
yang mampu membantu masyarakat dalam
penangan bencana asap dan permintaan bantuan
sera kebutuhan lainnya yang bersifat mobile, cepat
dan tanggap.

MANFAAT PENELITIAN

1. Prototype sistem dapat diusulkan kepada pihak-


pihak terkait seperti BNPB atau relawan RTIK untuk
dimanfaatkan dalam gerak dan aktivitasnya
terhadap pengelolaan pelaporan dan penanganan
bencana asap.
2. Menambah hasanah wawasan dalam bidang
pemanfaatan IT untuk penanggulangan berbagai
bencana, khususnya bencana kebakaran hutan dan
Page 5

bencana asap.
METODE PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI

Metode Prototyping
Pembangunan sistem informasi
pengelolaan pelaporan dan
penanganan bencana asap
berbasis citizen science ini memilih
menggunakan metodologi
Prototyping.

Sumber: Wixom, Barbara Harley,


Roth Roberta (2014)

Page 6
Skema Kinerja Sistem

Page 7
DEMO
PROGRAM
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PELAPORAN
DAN PENANGANAN BENCANA ASAP BERBASIS
CITIZEN SCIENCE

SMOKE DISASTER
Page 8
HASIL PENGUJIAN

Skala Bobot Penilaian Pengujian Melalui Kuesioner


Nilai Jawaban Keterangan
1. Kurang dari 20% Sangat Tidak Setuju

2. 21% - 40% Tidak Setuju


3. 41% - 60% Netral

4. 61% - 80% Setuju


5. 81% – 100% Sangat Setuju

Page 9
Page 10
HASIL PENGUJIAN

Dari hasil pengujian melalui kuesioner dengan menggunakan metode Web-Qual 4.0 serta penghitungan hasil persentase
kuesioner dengan menggunakan skala Likert didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata dalam “Uji Efektivitas” dari 20 responden menunjukan persentase yang mencapai 80% dari
hasil pembulatan yang berarti mayoritas responden “Setuju” bahwa sistem informasi dapat meningkatkan
efektivitas pengelolaan pelaporan dan penanganan bencana asap oleh pihak-pihak yang terkait.

2. Nilai rata-rata dalam “Uji Informasi” dari 20 responden menunujukan rata-rata persentase 80% yang
berarti bahwa mayoritas responden “Setuju” jika materi dan informasi yang diberikan bermanfaat, tepat
sasaran dan dapat membantu pekerjaan pihak-pihak terkait dalam menangani bencana asap serta
sebagai pemusatan informasi bencana asap. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi ini
mampu dijadikan sebagai kontrol dalam pengumpulan data untuk keperluan selanjutnya oleh pihak-pihak
yang terkait.

Page 11
KESIMPULAN
Sistem ini dapat membantu pihak-pihak
terkait atau relawan RTIK dalam melakukan
pengumpulan data kejadian seputar kebakaran
hutan dan bencana asap agar dapat segera
ditangani.

Sistem ini dapat dijadikan sebagai alat media


pemustaan relawan.

Page 12
TERIMA KASIH

Page 13

Anda mungkin juga menyukai