Kelompok 8
1. Ajeng ayu
2. Hilman robbany
3. Novia agustina
4. Vanie dewi
Definisi 8.2
•
2. Menunjukkan DA,r Injektif
Ambil X dan Y dua titik di v dengan X ¹ Y. Harus dibuktikan
bahwa DAr (X) ≠ DAr (Y). Andaikan Xʹ = Yʹ dengan Xʹ = DAr (X)
dan Yʹ = DAr (Y). XʹYʹ = 0 (sebab Xʹ=Yʹ). Menurut definisi
dilatasi, XʹYʹ = r(XY). Karena XʹYʹ = 0 maka r(XY) = 0 atau XY =
0. Hal ini disebabkan r≠0. Ini berakibat X = Y (kontradiksi
dengan yang kita ambil, yaitu X ¹ Y).
•
Sifat dilatasi berikutnya yang akan kita pelajari
adalah kesebangunan. Untuk memperlihatkan hal
tersebut, ambillah dua titik sebarang di bidang,
misalnya P dan Q. Harus diperlihatkan PʹQʹ = r(PQ)
dengan r > 0, Pʹ = DAr(P) dan Qʹ = DAr(Q).
•
Berdasarkan teorema urutan P terletak diantara A
dan Qʹ sehingga PʹQʹ = AQʹ-APʹ (lihat gambar!!)
PʹQʹ = r(AQ) – r(AP) = r(AQ-AP) = r(PQ).
3) A,P, dan Q tak segaris. Untuk kasus ini, kita tentukan dahulu peta-peta titik A, P,
dan Q, yaitu DAr(A) = Aʹ, DAr(P) = Pʹ, dan DAr(Q) = Qʹ, sehingga APʹ = r(AP) dan
AQʹ = r(AQ).
Teorema 8.4
•
•
“Jika DA,r adalah sebuah dilatasi dengan pusat A(a, b) dan
faktor skala r maka untuk P(x, y) sebarang titik di bidang,
berlaku DA,r(P) = ((rx + a(1 – r),ry + b(1 – r)). “
•
•
•
“Untuk setiap dilatasi DA,r, balikannya adalah DA-1”
•
Di atas, telah kita bicarakan secara umum mengenai komposisi dua dilatasi,
yaitu dilatasi atau translasi. Bagaimana kalau yang dikomposisikan adalah dua
dilatasi dengan pusat berbeda, tetapi hasil kali faktor skalanya 1? Hal semacam
ini akan kita bahas pada teorema berikut.
Teorema 8.10
•
•