Anda di halaman 1dari 9

RESUME BAB XIV TRANSFORMASI KESEBANGUNAN

Nama : Bagas Muhammad Priyambodo (4111422048)


Syifani Nurusyahidah (4111422050)
Tri Wahyuni (4111422081)
Wellyan Ferdinand (4111422084)
Mata Kuliah : Geometri Transformasi

14.1 Definisi dan Sifat-sifatnya


A. Definisi
Transformasi T adalah suatu transformasi kesebangunan, apabila ada sebuah konstanta
k > 0 dan titik P, Q adalah titik-titik pada bidang sedemikian sehingga P' ,Q' =kPQ .
Dimana L ( P )=P' L ( Q )=Q ' .
Gambar:

Maka dapat ditentukan P' Q' =kPQ .

B. Teorema 14.1: Sebuah kesebangunan T


1) Memetakan garis pada garis
Diketahui: t sebuah garis pada bidang, titik A , B ∈ t , dua titik yang berbeda.
Akan dibuktikan: T ( t )= A ' B' , sehingga akan dibuktikan T(t)⊆ A' B ' dan
' '
A B ⊆T (t ).
Pilih, sebuah titik P∈t . Apabila P terletak antara A dan B maka AP+ PB=AB .
Jika A' =T ( A ) , B' =T ( B ) , P' =T ( P)
maka, A' P ' + P' B ' =k ( AP ) + k ( PB )
= k (AP+ PB)
¿ kAB
Oleh karena itu, A' B' =kAB maka A' P ' + P' B ' . Jadi, P' terletak antara A' B' ,
artinya A' , P ' , B ' terletak pada satu garis lurus.
Pilih, sebuah titik Q ' ∈ A ' B ' . Oleh karena T sebuah transformasi, jadi surjektif
maka ada Q sehingga Q' =T (Q ) .
Andaikan Q' terletak diantara A' dan B' . Jadi, A' Q' +Q' B ' =A ' B' .
Apabila Q ∈t maka, AQ+QB > AB , jadi k ( AQ )+ k ( QB )> k ( AB ) .
Sehingga, A' Q' +Q' B ' > A ' B' . Berlawanan dengan A' Q' +Q' B ' =A ' B' .
Jadi, haruslah Q ∈t .
2) Mengawetkan ukuran sudut
Misalkan diketahui ∠ ABC dan T ( ∠ ABC )=∠ A ' B ' C '
Maka A' B' =k ( AB ) , B ' C ' =k ( BC ) , A ' C' =k ( AC )
Sehingga ⊿ A ' B' C ' ∞ ⊿ ABC .Jadi, ∠ A' B' C' =∠ ABC
Akibatnya, dua garis yang saling tegak lurus tetap tegak lurus.
3) Mengawetkan kesejajaran
Misalkan T suatu kesebangunan dan misalkan ada dua garis l dan m, dengan l//m.
Misalkan T(l) memotong T(m) di sebuah titik A ' , maka ada A ∈l sehingga
T (A )∈ T (l) dan T (A )∈ T ( m), jadi A ∈l dan A ∈m . Artinya, l dan m
berpotongan. Hal tersebut bertentangan maka, haruslah l//m.

C. Definisi
Diketahui sebuah titik A dan sebuah bilangan positif r. Suatu dilatasi D dengan factor
skala r dan pusat A adalah padanan yang bersifat
1) D ( A )= A

2) Jika P ≠ A , P' =D(P) adalah titik pada sinar AP sehingga A P' =r ( AP)
D. Akibat I DAr adalah suatu kesebangunan
Untuk membuktikan hal tersebut, akan dibuktikan dua hal,
1) DAr adalah suatu transformasi
1) 1) Misalkan terdapat titik X dan Y dengan X’= D Ar(X) dan Y’= DAr(Y) dan
misalkan X’=Y’. Jadi X’Y’=0. Oleh karena X’Y’=r(XY) dan r>0 maka XY=0.
Artinya, X=Y. Jadi, DAr iinjektif.

2) Andaikan Y sebarang titik. Misalkan X sebuah titik pada sinar AY sehingga
AX=r(AY). Jadi, DAr(X)=Y sebab AY=r(AX). Jadi, setiap titik Y memiliki
prapeta.
Sehingga DAr surjektif terbukti bahwa DAr suatu transformasi.

2) Jika P, Q dua titik pada bidang yang berbeda maka P' Q' =rPQ ,dengan P' =¿ DAr (P)
dan Q’= DAr(Y)
a) Jika P=A maka P’=A’=A. Sehingga, P’Q’=A’Q’=r(PQ).

b) Jika Q∈ AP , andaikan P terletak antara A dan Q sehingga AP+PQ=AQ.
Jadi, AP < AQ dan r(AP) < r(AQ), maka AP’<AQ’
Artinya, P’ terletak antara A dan Q’ sehingga
P’Q’=AQ’-AP’
= r(AQ)-r(AP)
= r (AQ-AP)
= r (AQ)
c) Andaikan A, P, Q tidak segaris. Karena AP’=r(AP) dan AQ’=r(AQ) maka
AP ' AQ '
=
AP AQ
Sehingga,⊿ A P ' Q' −⊿ APQ .
Jadi,
P ' Q ' AP'
= =r
PQ AP
Maka, untuk setiap pasang titik P, Q, akan kita peroleh P' Q' =r (PQ). Jadi, dapat
dikatakan dilatasi adalah kesebangunan.

E. Akibat II
Jika g sebuah garis dan g’= DAr (g) maka g’=g apabila A∈ g dan g’//g apabila A∈ g .
1) Andaikan A ∈ g , Andaikan B∈ g maka DAr(A)=A’=A∈ g ' .
DAr(B)=B’ dan B’∈ g ' , tetapi menurut ketentuan dari DAr B’ terletak pada sinar
→ ' ' ' ' '
AB ⊂ g .Sehingga B’∈ g . Jadi, A ∈ g , B ∈ g , A ∈ g , B ' ∈ g.
Ini berati g=g’.
2) Andaikan A ∈ g . Misalkan B∈ g dan , C ∈ g ,maka B ' =¿ DAr (B), C’= DAr(C) sehigga
B’∈ g , C ' ∈ g' .
Karena AB’=r(AB), AC’=r(AC), maka B’C’=g’//g, sebab
AB ' AB
=
AC ' AC
14.2 Hasil Kali Transformasi dengan Dilasi
Andaikan P=(x , y ) dan andaikan ada dilasi D0 , r.. Hendak mencari koordinat-koordinat
'
P =D0 , r (P).

P terletak pada sinar ⃗


OP sehinggaO P ' =rOP . Jadi, jika P' =( x' , y ' ) maka x ' =rx dan
'

' '
y =ry . Sehingga, P =(rx ,ry ).
Sekarang andaikan A=(a ,b) dan diketahui dilasi D A ,r . Kalau P} =(x , y ¿ dengan
D A ,r ( P )=P sedangkan P= ( x , y ) . Apakah hubungan antara x , y , x dan y ?

Untuk ini kita lakukan translasi G A 0 kemudian dilasi D0 , r disusul dengan translasi G0 A , maka kita
dapat menulis D A ,r =G0 A D0 ,r G A 0 .
Jadi, untuk P= ( x , y ) kita peroleh berturut-turut :
D A ,r =[ ( x , y ) ] =G0 A D0 , r G A 0 [ ( x , y ) ]

¿ G0 A D0 , r [ ( x−a , y−b ) ]

¿ G0 A [ r ( x−a ) , r ( y−b ) ]

¿ [ r ( x−a )+ a , r ( y−b ) +b ]

¿ [rx + a (1−r ) , ry +b ( 1−r ) ]


Teorema 14.2
Jika D A ,r adalah sebuah dilasi dengan pusat A(a , b) dan faktor skala r maka untuk P= ( x , y ),
sebarang titik di bidang, berlaku D A ,r ( P )=[ rx + a ( 1−r ) , ry +b ( 1−r ) ] .

Diketahui, padanan T yang memetakan P ( x , y ) pada titik P' =T ( P )=( rx +c , ry +d ) dengan r >0
dan r ≠ 1. Maka, padanan T tersebut adalah suatu dilasi. Untuk menentukan pusat dilasi tersebut,
c d
kita ubah c dan d menjadi c= 1−r dan d= 1−r . Dengan demikian,
1−r 1−r
c d
T ( P ) =[rx + (1−r ) , ry + ( 1−r ) ].
1−r 1−r

Berdasarkan teorema 14.2, pusat dilasi T adalah ( 1−rc , 1−r


d
).
Teorema 14.3 Hasil kali dua dilasi adalah sebuah dilasi
Bukti :
Andaikan diketahui dilasi D A ,r dan DB ,s . Kita pilih sebuah sistem koordinat ortogonal dengan

AB sebagai sumbu x dan titik asal kita pilih di A .Andaikan B=(b , 0) dan A=(0 , 0).
Jika P= ( x , y ) maka D A ,r ( P )=(rx , ry) dan DB ,s ( P )=[ sx +b ( 1−s ) , sy ] .

Jadi, DB ,s . D A , r ( P )=DB ,s [ rx ,ry ] =[ s ( rx )+ b ( 1−s ) , s ( ry ) ] .

Apabila rs ≠1 , kita dapat menulis :


b ( 1−s )
DB ,s . D A , r ( P )=[ ( rs ) x+ ( 1−rs ) , ( rs ) y ]
1−rs
b ( 1−s )
Jadi, hasil kali DB ,s . D A , r adalah suatu dilasi dengan pusat C=( , 0)
1−rs
Sehingga hasil kali dilasi berpusat di C dengan faktor skala rs . Kalau rs=1 dan A ≠ B , maka
b ≠ 0. Jika P= ( x , y ) kita peroleh DB ,s . D A , r ( P )=[ x +b ( 1−s ) , y ]. Ini berarti bahwa DB ,s . D A , r
adalah suatu translasi dengan arah yang sejajar dengan garis AB ´ .

Akibat 1 : Jadi, kalau D A ,r dan DB ,s dengan A=B , maka DB ,s . D A , r adalah sebuah dilasi DC , rs
dengan C ∈ AB´ apabila rs ≠1 . Apabila rs=1 , maka hasil kali dua dilasi itu adalah suatu translasi
´
yang sejajar dengan AB.
Akibat 2 : Jika diketahui D A ,r dan D A ,s maka D A ,s . D A ,r adalah suatu dilasi dengan skala faktor
rs , jika rs ≠1. Apabila rs=1 , maka hasil kali ini adalah transformasi identitas.
−1
Akibat 3 : Untuk sebuah dilasi D A ,r berlaku D A .r =D A .1/r . Apabila diketahui dua dilasi D A ,r
1

dan DB ,s bagaimana menentukan pusat dilasi hasil kali dua dilasi tersebut?
´ . Jadi C
´ dan C ∈ PP'
Misalkan P' =D B ,s . D A , r ( P )=DC , rs (P) menurut uraian di atas C ∈ AB
adalah titik potong AB´ dan PP' ´ : di sini Pdapat dipilih sebarang, kemudian P ' .

 Telah dibuktikan bahwa hasil kali dua dilasi adalah suatu dilasi atau suatu translasi. Apabila
suatu dilasi dikalikan dengan sebuah refleksi atau rotasi maka hasil kalinya bukan suatu
dilasi atau suatu isometri.

Teorema 14.4 : Hasilkali sebuah dilasi dan sebuah isometri adalah sebuah kesebangunan
Analisis pendahuluan:
 Sebuah isometri adalah sebuah kesebangunan dengan skala 1.
Bukti :
Misalkan DO , k adalah dilasi dengan pusat O dan faktor skala k dan T adalah isometri.
Akan dibuktikan bahwa DO , k .T adalah kesebangunan
Jelas bahwa DO , k adalah dilatasi. Karena
DO , k adalah dilatasi, misalkan P adalah suatu titik, maka jarak OP akan dikalikan dengan k
sehingga diperoleh DO , k (P).

Jelas bahwa T adalah suatu isometri. Karena T


isometri, maka T tidak mengubah jarak antara titik-titik (Teorema 4.1). Akibatnya jika Q
adalah titik lain, jarak T (P) ke T (Q) akan sama dengan jarak P ke Q. Hal ini menunjukkan
bahwa T adalah kesebangunan.

Misalkan H=D O ,k . T
Jika menerapkan T pada DO , k (P) dan DO , k (Q), maka diperoleh T ( D O ,k ( P ) ) dan T ( D O ,k ( Q ) ).
Karena T adalah kesebangunan, maka rasio jarak antara T ( D O ,k ( P ) ) dan T ( D O ,k ( Q ) ) konstan.
Akibatnya H adalah kesebangunan.
Jadi terbukti bahwa Hasil kali sebuah dilasi dan sebuah isometri adalah kesebangunan.

Akibat dari teorema 14.4 : Hasil kali suatu refleksi dan suatu dilasi atau hasil kali suatu rotasi
dan suatu dilasi adalah kesebangunan.

Contoh : Buktikan bahwa garis-garis berat sebuah segi-3 melalui satu titik.
Bukti :

K M
Z Y
X

B N C

Andaikan M titik tengah AC dan N titik tengah BC . Andaikan X titik pada AN sehingga
AX=2(XN ) dan Y ∈ BN sehingga BY =2(YM ).
Akan dibuktikan bahwa X =Y .
Diperoleh X =D A , 2/ 3 ( N ) dan Y =D B , 1/ 2(C )

Jadi X =D A , 2/ 3 . DB ,1/ 2 (C)

Sedangkan D−1 −1
A ,2/ 3=D A ,3 /2 dan D B , 1/ 2=D B , 2

Jadi,
C=DB ,2 D 3 ( C ) , maka
A,
2

Y =D 2 . D 1 DB ,2 D 3 ( X)
A, A,
3 2 2
DB ,3 /2=D B ,1 /3 DB , ,2
D A ,3 /2=D A ,1 /2 D A ,3

Maka

Y= D
( B,
1
3
D B ,, 2 D
) A,
1
2
DB, 2 D
( A,
1
2
D A ,3 (X )
)
¿D
B,
1
3
(D B, 2 D
A,
1
2
)( D B, 2 D
A,
1
2
)( D A, 3 ) (X )

¿D 1 S B , A S B , A D A ,3 ( X )
B,
3

¿D 1 S 2 B , A D A ,3 ( X)
B,
3

¿D
B,
1
3
(D B, 3 D
A,
1
3
)D A, 3 (X )

(
¿ D
B,
1
3
DB , 3 D
)( A,
1
3
)
DA, 3 ( X )

¿X

2
Dengan cara serupa, jika Z ∈CK , K titik tengah AB sedangkan CZ= ( CK ) atauCZ=2 ZK ,
3
maka Z=X

Jadi terbukti garis-garis berat sebuah segitiga melalui satu titik.


Teorema 14.5
Misalkan Δ ABD dan Δ XYZ sebangun, maka terdapat tepqt satu kesebangunan T sehingga
T ( A )=X , T ( B )=Y , dan T ( C )=Z .
Bukti
Akan dibuktikan dua hal berikut
1. Eksistensi kesebangunan
Karena Δ ABC dan Δ XYZ sebangun, maka terdapat k > 0 sehingga XY =kAB , YZ=kBC dan
XZ=kAC . Buat dilasi D A ⋅ k sehingga D A ⋅ k ( Δ ABC )=Δ A ' B ' C ' . Maka
' ' ' ' ' '
A B =kAB , B C =kBC , A C =kAC
Jadi, Δ A ' B' C ' ≅ Δ XYZ
Berdasarkan eksistensi isometri, terdapat isometri M sehingga M ( A ' )=X , M ( B ' ) =Y , dan
M ( C' )=Z . Jika hasil kali M ⋅ D A ⋅k =T , maka T adalah suat kesebangunan dan ( A ) =X ,
T ( B )=Y , dan T ( C )=Z
2. Ketunggalan kesebangunan
Misalkan S adalah kesebangunan lain, maka
S ( Δ ABC )= Δ XYZ

Akan dibuktikan S=T . Ambil titik P sembarang dan dibuktikan S ( P )=T (P). Misalkan
'' '' '' '' ' ' ' '
P =T ( P ), A =T ( A ), B =T ( B ), C =T ( C ) , P =S ( P ), A =S ( A ), B =S ( B ), dan C =S (C ) .
Karena T dan S kesebangunan, maka
'' '' '' ' ' '
A P =X P =kAP , A P = X P =kAP
Jadi, P ' ' dan P ' terletak di lingkaran L1, L2, dan L3 dengan pusat X , Y , dan Z dengan jari-jari
kAP , kBP , dan kCP .
Karena ketiga lingkaran bersekutu pada paling banyak satu titik, maka P' =P ' ' . Jadi, S=T .
Teorema 14.6
Setiap kesebangunan dapat ditulis sebagai hasil kali sebuah dilasi dan tidak lebih dari tiga
refleksi garis.
Bukti
Misalkan titik A , B, C yang tidak segaris dan T sebuah kesebagunan dengan faktor skala k
dan A' ' =T ( A ), B' '=T ( B ), C '' =T ( C ) . Kemudian terdapat dilasi D A ⋅ k sehingga
' ' '
Δ A B C =D A ⋅ k ( Δ ABC )

Jadi,
' ' ' '' '' ''
ΔA BC ≅A B C
Maka terdapat isometri M yang memetakan Δ A ' B ' C ' pada Δ A ' ' B ' ' C ' ' . Sehingga dapat
ditulis

M ( Δ A' B' C' ) =Δ A' ' B' ' C ''

Maka M ⋅ D A ⋅k ( Δ A ' B' C ' )=Δ A ' ' B '' C ' '

Karena M suatu isometri yang dapat dinyatakan hasil kali paling banyak tiga refleksi garis,
maka teorema 14.6 terbukti

Anda mungkin juga menyukai