Anda di halaman 1dari 48

BAB IV

SOURCE MODELS

CHEMICAL PROCESS SAFETY


FUNDAMENTAL WITH APPLICATIONS
SOURCE MODELS
- Sumber Kecelakaan :
1. Bahan Beracun
2. Bahan mudah terbakar
3. Bahan ekplosif
- Source models merupakan bagian penting dari prosedur
pemodelan sebab akibat (Seperti tertera pada figure 4.1)
- Kecelakaan dimulai dengan adanya insiden anatara lain :
1. Pipa : bocor, patah atau rusak
2. Tangki : bocor, rusak
3. Reaksi tak terkendali
4. Sumber api dari luar
SOURCE MODELS
Bagaimana bahan keluar dari proses
1. Kecepatan pengeluaran dari sistem
2. Kuantitas total yang keluar
3. Waktu pengeluaran
4. Keadaan saat pengeluaran
Pengenalan Source Models
 Source models disusun persamaan dasar dan empiris yang
menggambarkan proses physicochemical yang terjadi selama
pelepasan material.
 Source models diperlukan untuk menggambarkan pelepasan zat
di plant tapi terkadang hasilnya hanya berupa perkiraan karena
data propertis tidak cukup tergambar atau proses fisiknya tidak
dapat dipahami sepenuhnya.
 Mekanisme pelepasan zat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
pelepasan pada celah lebar dan pelepasan pada celah terbatas
(kecil) figure 4.2.
 Keadaan fisik material akibat dari mekanisme pelepasan terlihat
pada figure 4.3
Pengenalan SOURCE MODELS
Pengenalan SOURCE MODELS
Pengenalan Source Models
Beberapa Dasar SOURCE MODELS
(1) Aliran Cairan melalui sebuah lubang
(2) Aliran Cairan melalui sebuah lubang pada
suatu tangki
(3) Aliran cairan melalui pipa
(4) Aliran uap melalui lubang
(5) Aliran gas melalui pipa
(6) Flashing liquid
(7) Penguapan genangan cairan
(1) Aliran Cairan Melalui Sebuah Lubang
 Berikut persamaan neraca energi mekanik pada aliran
cairan :

 Untuk cairan tak kompresibel:

 Pertimbangan unit proses yang mengakibatkan lubang kecil,


seperti tergambar pada figure 4.4. Tekanan liquid dikonversi
menjadi energi kinetik sebagai fluida yang keluar dari
lubang. Gaya gesek antara cairan yang keluar dan dinding
lubang mengkonversi sebagian energi kinetik menjadi energi
panas, hasilnya berkurangnya kecepatan.
 P = Pg, tekanan luar adalah atmosferik.
 Perubahan ketinggian diabaikan, z = 0.
(1) Aliran Cairan Melalui Sebuah Lubang
(1) Aliran Cairan Melalui Sebuah Lubang
 Kehilangan akibat friksi dinyatakan melaui
koefisien C1:

 Sehingga dgn pers.neraca energi mekanik


diperoleh:

 Dengan begitu Qm dapat dinyatakan :


(1) Aliran Cairan Melalui Sebuah Lubang
 Koefisien discharge Co merupakan fungsi komplek
dari bilangan Reynold dari fluida yang keluar melalui
lubang dan dimeter lubang. Beberapa pedoman yang
disarankan :
1. Untuk sharp-edge orifices dan bilangan Reynold lebih
dari 30000, nilai Co sebesar 0.61
2. Untuk well-rounded nozzle Co sebesar 1
3. Untuk pipa pendek yang tersambung ke vessel
(dengan rasio panjang-diameter tidak kurang dari 3)
Co diperkirakan sebesar 0.81
4. Ketika Co tidak diketahui atau tidak pasti gunakan
nilai 1 untuk memaksimalkan perhitungan aliran.
(2) Aliran Cairan melalui sebuah lubang
pada suatu tangki
 Sebuah tangki seperti terlihat pada figure 4.5. Lubang terdapat
pada tangki pada ketinggian hl dibawah tinggi cairan.
 Aliran cairan melalui lubang dinyatakan dengan persamaan
neraca energi mekanik dan asumsi inkompresibel.
(2) Aliran Cairan melalui sebuah lubang
pada suatu tangki
 Koefisien Discharge dinyatakan:

 Dari pers. neraca energi mekanik, u dapat dinyatakan menjadi :

 Qm dapat dinyatakan melaui pers :

 Untuk tangki dengan Luas crosssectional tetap At :


 Perubahan massa dalam tangki :

 Substitusi pers Qm dan m ke pers perbuhan massa diperoleh:


(3) Aliran Cairan melalui sebuah lubang
pada suatu tangki
 Hasil integrasi :

 Ketinggian level air :

 Subtitusi pers ketinggian level air ke persamaan perubahan massa air :

 tc waktu pengosongan, dapat diperoleh pada hL = 0

 Jika tekanan tangki atmosferik (pressure gauge= 0):


(3) Aliran Cairan melalui sebuah lubang
pada suatu tangki
Persamaan umum untuk menyatakan waktu pengosongan tangki
untuk vessel pada semua geometri disusun sebagai berikut :
 Asumsi ruang atas liquid pada tekanan atmosfer, kombinasikan
persamaan 4-12 dan 4-14, didapat :

 Disusun ulang dan integrasi ;


 Persamaan umum :

 Untuk vessel silinder vertikal :


 Subtitusi ke pers. umum menjadi :

 Apabila lubang di bawah ;


(4) Aliran Cairan Melalui Pipa
(4) Aliran Cairan Melalui Pipa
 Substitusi persamaan neraca massa energi mekanik dan pers. Untuk fluida
cairan tak kompresibel :

 Faktor friksi dinyatakan : dimana

 Untuk cairan mengalir melalui pipa kelebihan hilang, K f, :


 Untuk laminar : Untuk turbulen :

 Untuk menentukan Reynold number dari pers di atas :


 disederhanakan menjadi
(4) Aliran Cairan Melalui Pipa
 Untuk pipa halus dimana  = 0:

 Untuk Re<100000

 Jika nilai f melebihi batas rentang Re yang tersedia pada gambar 4-7:

 Metode K-2 :
Berdasarkan adanya 2 konstanta dalam excess head lossnya :

Untuk masukan dan keluaran pipa, Pers di atas dimodifikasi menjadi:

Untuk cairan keluar melalui lubang :


(4) Aliran Cairan Melalui Pipa
(4) Aliran Cairan Melalui Pipa
(4) Aliran Cairan Melalui Pipa
Prosedur untuk menentukan laju alir massa material yang keluar dari sistem
pipa adalah sebagai berikut :
1. Data : panjang, diameter dan tipe pipa; tekanan dan perubahan ketinggian
sistem pipa; kerja masuk atau keluar pada fluida hasil dari pompa, termasuk
densitas dan viskositas
2. Tentukan initial point (titik 1) dan final point (titik 2)
3. Tentukan tekanan dan ketinggian pada titik 1 dan titik 2. tentukan kecepatan
fluida di titik 1
4. Perkirakan nilai kecepatan di titik 2
5. Tentukan faktor friksi untuk pipa dengan pers 4.31-4.37
6. Tentukan excess head loss term untuk pipa (pers 4-30), untuk fitting (pers 4-38)
dan untuk semua masukan dan keluaran (pers 4-39) kemudian jumlahkan dan
hitung kehilangan akibat gesekan dengan pers 4-29. Gunakan kecepatan di titik
2
7. Hitung nilai overall dengan pers 4-28 dan substitusi ke persamaan. Apabila
jumlahnya = 0 perhitungan selesai. Kalau tidak, kembali ke tahap 4 dan ulangi
perhitungan
8. Tentukan laju alir massa menggunakan pers m = ρūA
(5) Aliran uap melalui lubang
Gas dan uap keluar diklasifikasikan menjadi pelepasan secara throtling
dan ekspansi bebas
(5) Aliran uap melalui lubang
 Persamaan neraca energi mekanik dengan fluida kompresibel dimana energi
potensial diabaikan dan tak ada energi shaft :

 Koefisien discharge dinyatakan sebagai :


 Integrasi pers di atas menghasilkan :

 Untuk gas ideal pada sebuah ekspansi isentropik:

 Kecepatan dinyatakan sebagai :


(5) Aliran uap melalui lubang
 Dengan persamaan kontinuitas :

 Hukum gas ideal untuk Ekspansi isentropik :

 Diperoleh Laju massa :


(5) Aliran uap melalui lubang
(5) Aliran uap melalui lubang
 Untuk kebanyakan kasus safety laju alir maksimum uap melalui lubang
diperlukan. Ini ditentukan dengan menurunkan persamaan laju massa
terhadap P/Po dan mendifinisikan turunan = 0. Hasilnya diselesaikan
untuk rasio tekanan yang dihasilkan aliran maksimum

 P choked adalah tekanan maksimum downstream yang dihasilkan


pada laju alir maksimum melalui lubang.
 P choked merupakan fungsi dari rasio kapasitas panas

 Laju alir maksimum :


(6) Aliran Gas Melalui Pipa
Terdiri dari 2 macam aliran, yaitu:
(a) Aliran Adiabatic
(b) Aliran Isotermal

Dikenal Mach (Ma) number sebagai perbandingan kecepatan


gas terhadap kecepatan suara:

a, kecepatan suara :

Untuk gas ideal ekuivalen dengan :


(6) Aliran Gas Melalui Pipa

(A) ALIRAN ADIABATIC

Pers neraca energi mekanik :

Asumsi :
(6) Aliran Gas Melalui Pipa
 Untuk proses steady terbuka, neraca energi menjadi :

 Asumsi :
(6) Aliran Gas Melalui Pipa

 Persamaan Mach

 Pers G dan Mach dikonversi menjadi lebih baik dengan persamaan T & 
melalui persamaan rho, Ma, dan Yi.

 Untuk sebagian besar masalah , panjang pipa, diameter dalam (d), temperatur
upstream (T1) dan tekanan (P1) sudah diketahui. Untuk menghitung fluks
massa G, prosedurnya:
1. Tentukan kekasaran pipa
2. Tentukan Fanning friction factor dari pers 4-34
3. Tentukan T2 dari pers 4-61
4. Hitung fluks massa total G dari pers 4-62
(6) Aliran Gas Melalui Pipa
 Untuk pipa yang panjang atau perbedaan tekanan pipa yang besar
kecepatan gas dapat mencapai kecepatan sonic. Kasus ini terlihat
pada gambar 4-12. Ini dinamakan choked. Persamaan disederhanakan
dengan Ma2 = 1 hasilnya :

 Untuk menentukan fluks massa, G choked, prosedurnya sebagai


berikut :
1. Tentukan Fanning friction factor dari pers 4-34
2. Tentukan Ma1
3. Tentukan fluks massa G
4. Tentukan Pchoked
(6) Aliran Gas Melalui Pipa
 Prosedur dapat disederhanakan dengan mendefinisikan faktor
Yg menjadi Persamaan Darcy :

 ∑Kf diperoleh dengan menggunakan metode 2-K


Yg diperoleh dari pers. :
(6) Aliran Gas Melalui Pipa
 Prosedur untuk menentukan laju alir massa adiabatik melalui pipa atau
lubang adalah sebagai berikut :
1. Data : γ, panjang pipa, diameter dan tipe; aliran masuk dan keluar pipa;
jumlah dan tipe fitting, total pressure drop; densitas gas upstream
2. Asumsi aliran yang terjadi turbulen untuk menentukan faktor friksi untuk
pipa dan hilang tekan untuk pipa masuk dan keluar dan fitting.
Jumlahkan hilang tekan individual untuk mendapatkan ∑Kf.
3. Hitung (P1- P1)/P1 dari pressure drop spesifik. Cek nilai ini dengan
gambar 4-13 untuk menentukan apakah aliran sonic. Tentukan P2
dengan menggunakan gambar 4-13 secara langsung, interpolasi nilai
dari tabel, atau dengan menggunakan pers. yang tersedia pada tabel 4-
4
4. Tentukan faktor ekspansi dari gambar 4-14
5. Hitung laju alir massa dengan pers
(6) Aliran Gas Melalui Pipa
(6) Aliran Gas Melalui Pipa
(6) Aliran Gas Melalui Pipa
(B) ALIRAN ISOTERMAL
(6) Aliran Gas Melalui Pipa
 Asumsi :

 Ketentuan:

 Pers Mach diubah dengan pers ketentuan di atas :


(6) Aliran Gas Melalui Pipa
 Masalah khas adalah menentukan fluks massa G diberikan data panjang pipa (L),
diameter dalam (d), dan tekanan upstream dan down stream (P1 dan P2). Prosedur nya :
1. Tentukan Fanning friction factor f menggunakan pers 4-34
2. Hitung fluks massa G

 Levenspiel menunjukkan bahwa kecepatan maksimum yang mungkin selama aliran gas
isotermal bukan kecepatan sonic seperti kasus adiabatik. Dalam aturan Mach kecepatan
maksimum adalah :

 Kemudian dimulai dengan neraca energi mekanik dan disusun ulang menjadi :
(6) Aliran Gas Melalui Pipa
 Persamaan untuk aliran choked pada pipa isotermal :

 Dimana G choked adalah fluks massa dengan unit massa/waktu luas dan

 Untuk sebagian besar kasus, panjang pipa (L), diameter dalam (d), Tekanan
upstream (P1) dan temperatur (T) diketahui. Fluks massa G dihitung mengikuti
prosedur :
1. Tentukan Fanning Friction Factor dari pers 4-34
2. Tentukan Ma1 dari pers 4-83
3. Tentukan fluks massa G dari pers 4-82
(7) Flashing liquid
 Cairan yang disimpan pada tekanan di atas titik didih normalnya akan
memberikan masalah karena makan terjadi flashing
 Cairan tersebut menguap cepat dan terkadang dapat meledak.
 Flashing berlangsung cepat dengan asumsi proses terjadi secara adiabatik
 Kelebihan energi yang dikandung pada superheatednya menguapkan
cairan dan menurunkan temperatur sebagai titik didihnya.
 Kelebihan energi superheated dinyatakan :

 Energi tersebut menguapkan cairan, massa cairan yang diuapkan :

 Fraksi cairan yang teruapkan :

 Perubahan massa cairan menghasilkan perubahan temperatur :


(7) Flashing liquid

 Integrasi persamaan diatas :

 Fraksi uap :
 Laju massa untuk cairan terdiri beberapa zat lain yang terlarut :
(7) Flashing liquid
 Untuk cairan yang disimpan pada tekan uap jenuh, P = Psat perlu
pendekatan yang lebih detail. Dari neraca energi mekanik dan volume
spesifik yang dinyatakan sebagai v = 1/ρ :

 Laju massa G :
 Asumsi laju massa konstan :

 Selesaikan untuk laju massa G (kead.maksimum/choked) :


 Dibawah aliran choked dG/dP = 0. Hasilnya :
(7) Flashing liquid
 Selesaikan pers untuk G :
 Volume spesifik 2 fasa dan diturunkan menjadi :

 Dimana : dan pers Clausius-Clapyron :


sehingga diperoleh :
 Persamaan akhir laju alir massa :
(8) Penguapan genangan cairan

 Total massa yang menguap adalah sebagai berikut :


(8) Penguapan genangan cairan
 Persamaan transfer panas dinyatakan sebagai berikut:

 Panas penguapan diasumsikan sebagai semua panas yg


diperlukan untuk menguapkan cairan :
SOURCE MODELS
 Kasus Pelepasan Realistik dan Terburuk
Pelepasan Realistik merepresentasikan keluaran insiden
dengan probabilitas kejadian yang tinggi.
Pelepasan terburuk adalah kejadian yang diasumsikan hampir
bencana kegagalan besar dari proses yang dihasilkan
pelepasan tiba-tiba ke seluruh inventaris proses
Tabel 4-5 berisi tentang jumlah kasus realistik dan terburuk
SOURCE MODELS

Anda mungkin juga menyukai