TK2012
Kontributor :
Rhesa Avila Zainal 13012104
Wahyuni 13012112
TK2013
Kontributor :
Fitri Galih Putri 13013079
Indra Rahardi 13013031
TK2018
Kontributor :
Intan Subadri 13018096
Muhammad Azhar Zeta 13018050
TK2019
Kontributor :
Gisella Restiyani T. M. 13019038
Hiskia Alima Amalia 13019080
1
Daftar Isi
I. Konduksi .......................................................................................................... 3
II. Konveksi......................................................................................................... 11
2
I. Konduksi
Perpindahan panas antar molekul benda padat, cair atau gas dengan adanya perbedaan
temperatur.
𝑘𝐴∆𝑇 𝑘𝐴(𝑇2 − 𝑇1 )
𝑞= − = − 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑇1 > 𝑇2
∆𝑥 ∆𝑥
Bentuk umum :
Hambatan:
3
∆𝑥 ∆𝑥
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = ( ) +( )
𝑘𝐴 1 𝑘𝐴 2
1 1
𝑈= =
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 ∆𝑥 ∆𝑥
( ) +( )
𝑘𝐴 1 𝑘𝐴 2
Hambatan:
1 1 1
= +
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 ∆𝑥 ∆𝑥
( ) ( )
𝑘𝐴 1 𝑘𝐴 2
Koefisien hambatan keseluruhan:
1
𝑈=
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
Hambatan:
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅𝐴 + 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 + 𝑅𝐷
1 1 1
= +
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 ∆𝑥 ∆𝑥
( ) ( )
𝑘𝐴 𝐵 𝑘𝐴 𝐶
4
Koefisien hambatan keseluruhan:
1
𝑈=
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Hambatan:
∆𝑥 𝑟2 − 𝑟1 𝐴2 − 𝐴1
𝑅𝑏𝑎𝑗𝑎 = = 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑙𝑚,𝑏𝑎𝑗𝑎 =
𝑘𝐴𝑙𝑚,𝑏𝑎𝑗𝑎 𝑘𝐴𝑙𝑚,𝑏𝑎𝑗𝑎 𝐴
ln (𝐴2 )
1
∆𝑥 𝑟2 − 𝑟1 𝐴3 − 𝐴2
𝑅𝐴𝑙 = = 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑙𝑚,𝐴𝑙 =
𝑘𝐴𝑙𝑚,𝐴𝑙 𝑘𝐴𝑙𝑚,𝐴𝑙 𝐴
ln (𝐴3 )
2
∆𝑇
𝑄=
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
i. Kasus konduksi tanpa laju produksi panas dalam bidang datar yang
sangat tebal
5
Persamaan perpindahan panas
𝜕𝑇 𝜕 𝜕𝑇
𝜌𝐶𝑝 = (𝑘 )
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥
Solusi analitik
𝑇 − 𝑇𝑠
= erf(𝜂𝑥𝑡 )
𝑇𝑜 − 𝑇𝑠
1
erf(𝜂𝑥𝑡 ) = 𝜂𝐿𝑡 2
2√𝜋 ∫0 𝑒 −𝜂𝑥𝑡𝑑𝜂𝑥𝑡
𝛼𝑡
𝑁𝐹𝑂𝐿 =
𝐿2
𝑘(𝑇𝑠 − 𝑇0 ) 𝑥2
𝑞̇ 𝑥 = 𝑒 −4𝛼𝑡
√𝜋𝑎𝑡
ii. Kasus konduksi 1 dimensi transien tanpa laju produksi panas dalam
bidang datar
6
Persamaan perpindahan panas
𝜕𝑇 𝜕 𝜕𝑇
𝜌𝐶𝑝 = (𝑘 )
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑥
Solusi analitik
𝑇𝑠 − 𝑇̅ 8 𝜋2 1 𝜋2
= [exp {− 𝑁𝐹𝑂𝐿 } + exp {−9 𝑁𝐹𝑂𝐿 }
𝑇𝑠 − 𝑇𝑜 𝜋 2 4 9 4
1 𝜋2
+ exp {−25 𝑁𝐹𝑂𝐿 } + ⋯]
25 4
𝑘
𝛼=
𝜌𝐶𝑝
𝛼𝑡
𝑁𝐹𝑂𝐿 =
𝐿2
1 𝐿
𝑇̅ = ∫ 𝑇(𝑥, 𝑡)𝑑𝑥
𝐿 0
1 𝐿2 8(𝑇𝑠 − 𝑇𝑜 )
𝑡= ln [ ]
𝛼 𝜋2 𝜋 2 (𝑇𝑠 − 𝑇̅ )
𝑁𝐹𝑂𝐿 ≥ 0,1
𝑞̇ 𝑥 = 𝜌𝐶𝑝 𝐿(𝑇̅ − 𝑇𝑜 )
iii. Kasus konduksi 1 dimensi transien tanpa laju produksi panas dalam
bidang silinder yang sangat panjang
7
𝜕𝑇 𝜕 𝜕𝑇
𝜌𝐶𝑝 = (𝑘𝑟 )
𝜕𝑡 𝑟𝜕𝑟 𝜕𝑟
Solusi analitik
𝑇𝑠 − 𝑇̅
= 0,692𝑒 −5,78𝑁𝐹𝑂𝑅 + 0,131𝑒 −30,5𝑁𝐹𝑂𝑅 + 0,0534𝑒 −74,9𝑁𝐹𝑂𝑅 + ⋯
𝑇𝑠 − 𝑇𝑜
𝑘
𝛼=
𝜌𝐶𝑝
𝛼𝑡
𝑁𝐹𝑂𝐿 =
𝑅2
1 𝑅2 0,692(𝑇𝑠 − 𝑇𝑜 )
𝑡= ln [ 2 ]
𝛼 5,78 𝜋 (𝑇𝑠 − 𝑇̅ )
𝑁𝐹𝑂𝑅 ≥ 0,1
𝑅
𝑞̇ 𝑥 = 𝜌𝐶𝑝 (𝑇̅ − 𝑇𝑜 )
2
iv. Kasus konduksi 1 dimensi transien tanpa laju produksi panas dalam bidang bola
𝜕𝑇 𝜕 𝜕𝑇
𝜌𝐶𝑝 = 2 (𝑘𝑟 2 )
𝜕𝑡 𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟
Solusi analitik
𝑇𝑠 − 𝑇̅
= 0,608𝑒 −9,87𝑁𝐹𝑂𝑅 + 0,152𝑒 −39,5𝑁𝐹𝑂𝑅 + 0,0534𝑒 −88,8𝑁𝐹𝑂𝑅 + ⋯
𝑇𝑠 − 𝑇𝑜
𝑘
𝛼=
𝜌𝐶𝑝
8
𝛼𝑡
𝑁𝐹𝑂𝑅 =
𝑅2
1 𝑅2 0,608(𝑇𝑠 − 𝑇𝑜 )
𝑡= ln [ 2 ]
𝛼 9,87 𝜋 (𝑇𝑠 − 𝑇̅ )
𝑁𝐹𝑂𝑅 ≥ 0,1
4𝜋𝑅
𝑄̇ = 𝜌𝐶𝑝 (𝑇̅ − 𝑇𝑜 )
3
ℎ𝑙𝑒
𝑁𝐵𝑖 =
𝑘
𝐿
Batang persegi dengan tebal L : 𝑙𝑒 = 2
𝐷
Silinder dengan diameter D : 𝑙𝑒 = 4
𝐷
Bola dengan diameter D : 𝑙𝑒 = 6
𝑑𝑇
𝜌𝐶𝑝 𝑉 = −ℎ𝐴(𝑇 − 𝑇𝑎 )
𝑑𝑡
ℎ𝑙𝑒
𝑁𝐵𝑖 = < 0,1
𝑘
𝑇𝑎 − 𝑇 ℎ𝐴𝑡
ln ( )=−
𝑇𝑎 − 𝑇𝑖 𝜌𝐶𝑝 𝑉
9
0,1 < 𝑁𝐵𝑖 < 40 : hambatan internal dan permukaan diperhitungkan
10
II. Konveksi
Tipe soal yang biasa muncul di ujian kompre adalah konveksi paksa. Perpindahan panas
secara konveksi paksa terjadi karena adanya bantuan pompa dan/atau blower.
𝑞 = ℎ 𝐴 (𝑇 − 𝑇𝑤 )
dengan h: koefisien perpindahan panas konveksi; A: area; T: temperature rata-rata
fluida(bulk); dan Tw: temperature dinding.
Prandt
𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑢𝑚 𝐶𝑝 𝜇 Viskositas
𝑁𝑃𝑟 = =
𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑘 dinamik
Nusselt ℎ𝐷
𝑁𝑁𝑢 = Diameter
𝑘
pipa
𝜌𝑣𝐷
𝑁𝑅𝑒 =
𝜇
𝑚 1/3
𝑁𝑁𝑢 = 𝐶𝑁𝑅𝑒 𝑁𝑃𝑟
(𝑇𝑤 + 𝑇𝑏 )
𝑇𝑓 =
2
Dimana C dan m adalah konstanta yang dipengaruhi oleh berbagai konfigurasi,
Tf adalah temperatur film, Tw adalah temperatur permukaan dan Tb adalah temperature
rata-rata fluida bulk. Terdapat beberapa kasus pada konveksi paksa eksternal, meliputi:
i. Aliran eksternal sejajar dengan pelat
Ketika fluida mengalir secara paralel terhadap pelat datar dan perpindahan
panas terjadi di antara sepanjang pelat dengan panjang L m dengan fluida, maka
bisa dihitung NNu dengan NRe,L dibawah 3x105 pada laminar dan NPr > 0.7. Maka,
koefisiennya adalah C = 0,664 dan m= 0,5. Untuk region turbulensi yang lengkap
di NRe,L diatas 3x105 (K1, K3) dan NPr > 0.7. Maka, koefisiennya adalah C =
11
0,0366 dan m= 0,8. Namun, turbulensi dapat dimulai pada NRe,L dibawah 3x105
jika pelat tersebut kasar (K3) dan NNu dengan C = 0,0366 dan m = 0,8 akan
bertahan dan memberikan NNu yang lebih besar daripada NNu dengan C = 0,664
dan m= 0,5. Dibawah NRe,L dari 2x104 , NNu dengan C = 0,664 dan m= 0,5 akan
memberikan nilai NNu yang lebih besar.
0,5 1/3
𝑁𝑁𝑢 = 2,0 + 0,6𝑁𝑅𝑒 𝑁𝑃𝑟
Properti fluida akan dievaluasi pada suhu permukaan Tf . Korelasi yang
lebih kuar tersedia untuk NRe dari 1 – 17.000 dari lainnya (S2), dimana
memperhitungkan efek dari konveksi natural dari angka rendahnya Reynolds.
Pada aliran yang melewati kumpulan pipa atau silinder, susunan pipa akan
mempengaruhi perpindahan panasnya. Persamaan untuk bilangan Nusseltnya
sama seperti persamaan dasar konveksi paksa ekstrenal, hanya saja koefisien C
dan m disesuaikan dengan konfigurasi susunan pipa dan jarak antar pusat pipa
seperti yang ditampilkan pada table berikut.
Selain susunan dan jarak antar pusat pipa, jumlah baris pipa yang disusun
juga mempengaruhi perpindahan panas. Secara kuantitatif, pengaruh yang
12
dihasilkan jumlah baris melintang pipa jika baris tegak lurusnya berjumlah 10
dapat dijadikan sebuah koefisien seperti pada tabel berikut ini.
Keterangan :
Dt : Diameter tangka
berpengaduk
Da : Diameter pengaduk
N : kecepatan putar
pengaduk
Karena pada kasus ini terdapat dua diameter, maka terdapat sedikit
modifikasi pada persamaan yang digunakan sebagai berikut.
𝜌 𝑁 𝐷𝑎2
𝑁𝑅𝑒 =
𝜇
ℎ𝐷𝑡 𝐿 𝑏
𝑚 1/3 𝜇
𝑁𝑁𝑢 = = 𝐶𝑁𝑅𝑒,𝐷𝑎 𝑁𝑃𝑟 ( )
𝑘 𝜇𝑤
Konstanta yang terdapat pada bilangan Nusselt bergantung pada tipe
tangki, jenis pengaduk dan Bilangan Reynold. Nilai-nilai konstanta tersebut
terdapat pada table di bawah ini.
13
C m b
Aliran Turbulen (NRe > 6.100; 0,7 < NPr < 16.000; L/D > 60)
𝜇𝐵 0.14
𝑁𝑁𝑢 = 0,027 (𝑁𝑅𝑒 )0.8 (𝑁𝑃𝑟 )0.333 ( )
𝜇𝑤
4. Hitung laju perpindahan panas
𝑄 = ℎ 𝐴 ∆𝑇𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑙𝑙
14
d. Kombinasi konduksi dan konveksi
𝑑𝑟𝑖𝑣𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑟𝑐𝑒 𝑇1 − 𝑇4
𝑞= =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 1 𝑟 − 𝑟𝑖 1
+( 0 )+( )
ℎ𝑖 𝐴𝑖 𝑘𝐴 𝐴𝑙𝑚 ℎ0 𝐴0
1
𝑈𝑖 =
1 (𝑟 − 𝑟1 )𝐴𝑖 𝐴
+( 0 )+( 𝑖 )
ℎ𝑖 𝑘𝐴 𝐴𝑙𝑚 ℎ0 𝐴0
1
𝑈𝑜 =
1 (𝑟 − 𝑟1 )𝐴𝑜 𝐴
+( 0 )+( 𝑜 )
ℎ𝑜 𝑘𝐴 𝐴𝑙𝑚 ℎ𝑖 𝐴𝑖
Catatan:
𝑈𝑖 ≠ 𝑈0
𝑄 = 𝑈𝑖 𝐴𝑖 ∆𝑇 = 𝑈𝑜 𝐴𝑜 ∆𝑇
𝑈𝑖 𝐴𝑖 ∆𝑇𝑙𝑚𝑡𝑑 = 𝑈𝑜 𝐴𝑜 ∆𝑇
15
e. Log Mean Temperature
∆𝑇2 − ∆𝑇1
∆𝑇𝑙𝑚𝑡𝑑 =
∆𝑇
ln (∆𝑇2)
1
f. Faktor Fouling
Dapat berupa kerak atau karat,
Biasanya ditanya koefisien perpindahan panas keseluruhan, U.
1
𝑈𝑖 =
1 1 (𝑟 − 𝑟𝑖 )𝐴𝑖 𝐴 𝐴𝑖
+ + 0 + 𝑖 +
ℎ𝑖 ℎ𝑑𝑖 𝑘𝐴 𝐴𝑙𝑚 𝐴𝑜 ℎ𝑜 𝐴𝑜 ℎ𝑑𝑜
i ii iii iv v
Keterangan:
16
III. Radiasi
a. Definisi dan Contoh Radiasi Panas
Radiasi panas merupakan pancaran gelombang elektromagnetik dari permukaan atau
gas yang beradiasi bertemperatur tinggi ke permukaan atau gas yang bertemperatur
lebih rendah tanpa membutuhkan media penghantar.
Contoh:
3. Panas dari api hasil pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar boiler ke
dinding boiler
Emisivitas
Emisivitas dinyatakan sebagai rasio antara radiasi yang diemisikan oleh suatu
permukaan pada suatu temperatur tertentu dengan radiasi yang diemisikan oleh
benda hitam pada temperatur yang sama.
Emisivitas bernilai antara 0 dan 1, dengan 1 merupakan nilai emisivitas benda hitam.
Jika nilai emisivitas semakin mendekati 1, maka permukaan tersebut semakin
menyerupai benda hitam.
𝐺𝑎𝑏𝑠
𝛼= , 0≤𝛼≤1
𝐺
𝐺𝑟𝑒𝑓
𝜌= , 0≤𝜌≤1
𝐺
17
𝐺𝑡𝑟
𝜏= , 0≤𝜏≤1
𝐺
Jumlah radiasi yang diserap, dipantulkan, dan ditransmisikan sama dengan jumlah
irradiasi sehingga 𝐺𝑎𝑏𝑠 + 𝐺𝑟𝑒𝑓 + 𝐺𝑡𝑟 = 𝐺 dan 𝛼 + 𝜌 + 𝜏 = 1.
c. Fluks Radiasi
Dalam perpindahan panas radiasi, terdapat 3 jenis fluks radiasi, yaitu daya emisif,
irradiasi, dan radiositas.
Daya Emisif
Fluks radiasi untuk radiasi yang diemisikan disebut juga sebagai daya emisif, yaitu
laju emisi radiasi per satuan luas permukaan. Daya emisif dinyatakan dengan
persamaan:
2𝜋 𝜋/2
𝐸=∫ ∫ 𝐼𝑒 (𝜃, 𝜙) cos 𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃𝑑𝜙
𝜙=0 𝜃=0
Untuk permukaan yang bersifat difus, 𝐼𝑒 konstan sehingga daya emisifnya menjadi:
𝐸 = 𝜋𝐼𝑒
18
Untuk benda hitam, daya emisif dinyatakan dengan persamaan:
𝐸𝑏 (𝑇) = 𝜎𝑇 4
Irradiasi
Intensitas dari radiasi datang didefinisikan sebagai laju datangnya radiasi dG.
Fluks radiasi yang datang ke suatu permukaan dari segala arah disebut dengan
irradiasi dan dinyatakan dengan persamaan:
2𝜋 𝜋/2
𝐺=∫ ∫ 𝐼𝑖 (𝜃, 𝜙) cos 𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃𝑑𝜙
𝜙=0 𝜃=0
𝐺 = 𝜋𝐼𝑖
Radiositas
Radiositas merupakan laju radiasi yang meninggalkan sebuah satuan luas dari
sebuah permukaan. Radiositas dinyatakan dengan persamaan:
𝜋
2𝜋 2
𝐽= ∫ ∫ 𝐼𝑒+𝑟 (𝜃, 𝜙) cos 𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃𝑑𝜙
𝜙=0 𝜃=0
di mana 𝐼𝑒+𝑟 merupakan jumlah dari intensitas yang diemisikan dan dipantulkan.
Untuk permukaan yang bersifat difus, 𝐼𝑒+𝑟 konstan sehingga radiositasnya menjadi:
𝐽 = 𝜋𝐼𝑒+𝑟
Untuk benda hitam, radiositasnya sama dengan daya emisif karena benda hitam
sepenuhnya menyerap radiasi dan tidak terjadi pemantulan komponen.
19
d. Faktor Lihat (View Factor)
Faktor lihat adalah parameter yang menyatakan efek arah terhadap perpindahan
panas radiasi antara dua permukaan. Faktor lihat dari permukaan permukaan i ke
permukaan j dilambangkan dengan 𝐹𝑖→𝑗 atau𝐹𝑖𝑗 , yaitu fraksi radiasi yang
meninggalkan permukaan i dan langsung mengenai permukaan j. Faktor lihat hanya
dipengaruhi oleh geometri permukaan. Berikut merupakan faktor lihat dari berbagai
bentuk geometri.
20
Terdapat 4 aturan untuk faktor lihat:
21
𝑁
∑ 𝐹𝑖→𝑗 = 1
𝑗=1
e. Panas Radiasi
𝑞 = 𝐴 𝜀 𝜎 𝑇4
Dengan A: luas permukaan; ε: emisivitas; σ: konstanta Blotzman (5,678 x 10-8
W/m2.K4); dan T: temperature dalam Kelvin
22
Benda dengan T = Ti terpapar di lingkungan T = T2 atau ada 2 benda dengan
temperatur T1 dan T2, pancaran panas dan radiasinya adalah:
𝑄 = 𝐴 𝜎 (𝜀1 𝑇14 − 𝛼12 𝑇24)
Jika panas yang diabsorb sama dengan panas yang diemisikan, maka:
𝑄 = 𝐴 𝜎 𝜀 (𝑇14 − 𝑇24 )
f. Radiation Shield
Radiation shield bertujuan untuk mengurangi perpindahan panas yang terjadi antara
dua permukaan.
Perpindahan panas yang terjadi tanpa shield dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut:
𝐴𝜎(𝑇14 − 𝑇24 )
𝑄12,𝑛𝑜 𝑠ℎ𝑖𝑒𝑙𝑑 =
1 1
𝜖! + 𝜖2 − 1
Sementara itu, perpindahan panas yang terjadi jika ditambahkan sejumlah N shield
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
𝐴𝜎(𝑇14 − 𝑇24 ) 1
𝑄12,𝑁 𝑠ℎ𝑖𝑒𝑙𝑑𝑠 = = 𝑄12,𝑛𝑜 𝑠ℎ𝑖𝑒𝑙𝑑
1 1
(𝑁 + 1)( + − 1) 𝑁 + 1
𝜖 𝜖
𝑇 4 𝑇𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 4
( 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 ) − ( )
100 100
ℎ𝑟 = 5,567 𝜀
𝑇𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 − 𝑇𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
[ ]
Contoh Kasus
23
1. Jika ε1 = ε2 dan A1 = A2
𝑞1→2 = 𝐴 𝜀 𝜎 (𝑇14 − 𝑇24 )
2. Jika ε1 ≠ ε2 dan A1 = A2
𝐴 𝜎 (𝑇14 − 𝑇24 )
𝑞1→2 =
1 1
𝜀1 + 𝜀2 − 1
3. Jika ε1 ≠ ε2 dan A1 ≠ A2
𝜎 (𝑇14 − 𝑇24 )
𝑞1→2 =
1 − 𝜀1 1 1 − 𝜀2
+ +
𝜀1 𝐴1 𝐴1 𝐹12 𝜀2 𝐴2
Radiasi di absorbing gas
𝑄 = 𝐴 𝜎 (𝜀𝐺 𝑇𝐺4 − 𝛼𝐺 𝑇14)
24
IV. Contoh Soal
TIPS KOMPRE OPK:
Untuk pemahaman dan mengetahui tipe soal disarankan membaca geankoplis terlebih dahulu,
bila tidak sempat : habiskan bundel rangkuman kompre, latihan FEE I dan FEE II dan latihan
dari soal-soal kompre sebelumnya dari yang terbaru hingga bundel soal kompre habis. Untuk
kerak, hdi dan hdo (W/m2K, konveksi), terkadang soal di kompre salah menuliskan satuan.
Seharusnya k untuk konduksi memiliki satuan W/mK dan untuk konveksi W/m2K. Bila terjadi
kesalahan di penulisan soal kompre, abaikan saja satuannya, asal tahu konsep konduksi dan
konveksi. Pelajari lagi radiasi lebih dalam, soalnya cukup banyak keluar pada Oktober 2017.
Untuk soal combined conduction and convection, bila sulit dalam membayangkan hambatan,
maka gambar dahulu secara seri, seperti ini :
Konveksi Konduksi
Konduksi Konveksi
(fluida (luar
(pipa) (kerak)
dalam) pipa/udara)
Tipikal soal kompre yang banyak keluar (dari tahun 2017 ke atas):
1. Diketahui: Cpair = 4200 kj/kg; mci = 100 kg/jam; λ = 2200 kj/kg; Tco = 25oC; Tci = 50oC.
Ditanya: mco ?
Jawab :
Mci . Cp. (Thot,in – Thot,out) = mco . Cp. (Tcold,out-Tcold,in) + m . λ
2. Diketahui dua buah bola, A dan B, black body, T A = 300OC , DB = ½ DA
Ditanya: TB =?
Jawab : Asumsi diruangan yang sangat luas, sehingga jumlah Q yang dipancarkan dan
diterima A sama dengan jumlah Q yang dipancarkan dan diterima B.
𝑄𝐴 = 𝑄𝐵
𝐴𝐴 𝜀𝐴 𝜎 𝑇𝐴4 = 𝐴𝐵 𝜀𝐵 𝜎 𝑇𝐵4
𝜀𝐴 = 𝜀𝐵
𝐴 = Luas permukaan bola = 4𝜋𝑟 2
𝜎 ruas kiri dan kanan dicoret
Didapat TB =….
25
3.
Diketahui: terdapat dua buah pelat tipis sejajar 1 dan 3, lalu tepat ditengah-tengahnya
diselipkan satu buah pelat sejajar kembali (plat 2). Jarak dari 1 ke 2 dan dari 2 ke 3 sama.
Diketahui T1 dan T3, ketiganya benda hitam.
Ditanya: T2?
Jawab : 𝐴1 𝜀1 𝐹12 𝜎 (𝑇14 − 𝑇24) = 𝐴3 𝜀3 𝐹32 𝜎 (𝑇34 − 𝑇24 )
Masukkan seluruh yang diketahui, ε nya karena benda hitam semua maka dapat dicoret, sigma
dapat dicoret, dapat T2
(PERHATIAN : ada soal yang mirip tetapi ada penambahan keterangan di FEE, sehingga
pembahasannya juga berbeda, lihat FEE)
∆𝑥 1
Jawab : Hambatan total = + ℎ𝐴 ; dimana A adalah cross section area (bidang) tegak
𝑘𝐴
∆𝑥 1
𝑅𝑡𝑜𝑡 = +
𝑘𝐴 ℎ𝐴
1 𝑐𝑚 1
𝑅𝑡𝑜𝑡 = +
𝑊 80(2 𝑚 × 30 𝑐𝑚)
240 (2 𝑚 × 30 𝑐𝑚)
𝑚𝐾
∆𝑇
𝑄=
𝑅𝑇𝑂𝑇
26
𝑇1 − 𝑇2
600 =
𝑅𝑇𝑂𝑇
T1 didapatkan
A i = 2 π ri L
A o = 2 π ro L
Ains = 2 π rins L
𝐴𝑜 −𝐴𝑖
Alm pipa = 𝐴
ln( 𝐴𝑜 )
𝑖
𝐴𝑖𝑛𝑠 −𝐴𝑜
Alm insulasi = 𝐴
ln( 𝐴𝑖𝑛𝑠)
𝑜
1
Ri (hambatan steam di dalam lubang pipa) = ℎ 𝐴
𝑖 𝑖
𝑟𝑜 −𝑟𝑖
Rpipa (konduksi pada pipa) = 𝑘
𝑝𝑖𝑝𝑎 . 𝐴𝑙𝑚 𝑝𝑖𝑝𝑎
𝑟𝑖𝑛𝑠 −𝑟𝑜
Rinsulasi = 𝑘
𝑖𝑛𝑠 .𝐴𝑙𝑚 𝑖𝑛𝑠𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
1
Rdiluar pipa dan insulasi = ℎ . 𝐴𝑖𝑛𝑠𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝑜
∆𝑇 𝑇𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 −𝑇𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
Q = ∑ 𝑅 = 𝑅 +𝑅
𝑖 𝑝𝑖𝑝𝑎 +𝑅𝑖𝑛𝑠𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖+𝑅𝑑𝑖𝑙𝑢𝑎𝑟
27
b. Heat loss dengan menggunakan koefisien perpindahan panas overall ditinjau dari luas
permukaan silinder.pipa bagian dalam (inside area atau Ui)
Jawab : lihat bagian combined conduction and convection
Q = Ui Ai (Ti – To)
1
Ui = 𝐴
𝑖∑𝑅
6. Minyak pada kilang, dialirkan pada pipa sepanjang 50 m dari pabrik A menuju pabrik B,
Temperatur awal = 95o C dan setelah melalui jalur pipa, temperatur minyak di pabrik B
menjadi 55oC. Temperatur udara di sekeliling pabrik = 30oC. Diameter dalam pipa = 30
cm, pipa memiliki tebal 5 cm. Koefisien konduktivitas bahan pipa = 80 W/Mk, Koefisien
konveksi minyak di dalam pipa = 60 W/m2K dan udara = 70 W/m2K. Hitung heat loss?
Jawab :
Oleh sebab adanya kontak antara pipa dengan udara, maka terjadi heat loss, sehingga
temperatur menurun dari 95oC menjadi 55oC.
Cross section area adalah permukaan silinder pipa, sehingga panas bergerak dari minyak
ke luar (ke udara). Temperatur minyak yang dipakai adalah temperatur rata-rata minyak.
95+55
Trata minyak = = 75𝑜 𝐶
2
Catatan: bila ada keraknya, maka hitung heat loss dengan satu persatu cari dahulu
1
hambatan, ditambah hambatan kerak missal diluar, berarti ditambah ℎ𝑑 .
𝑜 𝐴𝑜
28
Toutlet ? 400oC
F 200 kg/jam 300 kg/jam
Cp 3 kJ/kg K 4 kJ/kg K
Jawab:
(F Cp ∆T)hot = (F Cp ∆T)cold
Dimana delta Tcold = 400-300 dan delta Thot = 450 – Thot
Keterangan: Thi = Thot,in; Tho = Thot,out; Tco = Tcold,out; Tci = Tcold,in
Dari persamaan awal disubstitusi delta T dan seluruh yang ada, maka akan didapatkan
Thot,out atau Tho
(𝑇ℎ𝑜 −𝑇𝑐𝑖 )−(𝑇ℎ𝑖 −𝑇𝑐𝑜 )
Lalu pakai rumus ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑇 −𝑇 untuk counter current
ln(𝑇 ℎ𝑖−𝑇 𝑐𝑖 )
ℎ𝑖 𝑐𝑜
9. Soal mengenai perpindahan panas pada pipa secara konduksi dan konveksi. Tin fluida =
50oC, Tout = 25oC; k = 50 W/mK, Dout = 100 mm, hin = 30 W/m2K, hout = 20 W/m2K. Δ𝑟=
2 mm.
Ditanya q?
Jawab : Asumsi L = 1 m
Dout dan tebal diketahui, ri dapat diketahui dengan : ri = ro-∆r
Ai = luas selimut dalam = 2 π ri L (ri adalah jari2 silinder pipa yang berisi fluida)
Ao = luas selimut dalam = 2 π ro L (ro adalah jari2 silinder luar pip, ri + tebal pipa)
𝐴𝑜 −𝐴𝑖
Alm = 𝐴
ln( 𝑜 )
𝐴𝑖
∆𝑇 𝑇𝑖𝑛−𝑇𝑜𝑢𝑡
Lalu pakai q = 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 𝑟 −𝑟
1 1
(ℎ )+(𝑘 𝑜𝐴 𝑖 )+ℎ 𝐴
𝑖𝐴𝑖 𝐴 𝑙𝑚 𝑜 𝑜
29
1
𝑈=
𝑑𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑥 1 1
+ +
𝑘 ℎ𝐴 ℎ𝐵
11. Berapakah energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda dengan spesifikasi sebagai
berikut.
Ε = 0,3; Di = 2 in; Do = 2,38 in; T1 = 325oF dan T2 = 75oF
Jawab :
Tidak ada keterangan benda bernbentuk cincin atau bola
Bila berbentuk cincin:
Q = 𝐴 𝜀1 𝐹12 𝜎(𝑇14 − 𝑇24 )
A nya adalah permukaan seluruh yang memancarkan, berarti bila berbentuk cincin, luasnya
adalah selimut silinder (pakai A log mean atau Alm), karena L tidak diketahui, asumsi L
misal = 10 in. F12 adalah view factor benda (1) terhadap lingkungan (2) <catatan: cek lagi
urutan penomeran view factor> dalam hal ini F12 = 1 karena hanya satu buah benda di
lingkungan yang sangat luas.
Bila berbentuk bola:
Q = 𝐴 𝜀1 𝐹12 𝜎(𝑇14 − 𝑇24 ), A nya adalah luas permukaan bola = 4 π ro2 (pakai jari-
jari luar saja)
12. Tentukan luas HE yang dibutuhkan bila diketahui hal-hal sebagai berikut :
Laju massa air, Cp air, Tin air, Tout air, Tin fluida panas, Tout fluida panas, U (koefisien
perpindahan panas overall) dan diketahui jenis aliran counter current.
Jawab:
𝑄 = 𝑈 × 𝐴 × ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 = (laju massa air) x Cp air x ∆Tair
13. Air mengalir dalam sebuah kukus dengan diameter dalam 1,6 cm. Tebal dinding sebesar
0,165 cm. Diluar buluh ada kukus yang mengembung. Diketahui koefisien perpindahan
panas konveksi pada bagian dalam dan luar sebesar 4500 dan 5000 W/cm 2C. Koefisien
perpindahan panas konduktif sebesar 4000 W/cmC. Hitung nilai U nya.
30
Jawab: U (koef perpindahan panas overall) yang biasa hanya berlaku pada slab. Untuk
silinder, pasti antara Ui atau Uo (cek lagi catatan combined conduction and convection).
Sehingga, bila tidak diketahui di soal, biasanya maksudnya adalah ditanya U i.
Dari soal tersebut, diterjemahkan : di = 1,6 cm, sehingga r i = 0,8 cm. ro-ri = 0,165 cm
sehingga ro = 0,965 cm. hi = 4500 W/cm2C dan ho = 5000 W/cm2C. k = 4000 W/cmC.
Anggap L = 1 m = 100 cm karena tidak diketahui di soal.
1
𝑈𝑖 =
1 (𝑟𝑜 − 𝑟𝑖)𝐴𝑖 𝐴𝑖
+ +
ℎ𝑖 𝑘𝐴 𝐴𝑙𝑚 ℎ𝑜𝐴𝑜
Ai = 2 phi ri L = 2.3,14.0,8.100 = 160phi cm2
Ao = 2 phi ro L = 2.3,14.0,965.100 = 193phi cm2
Alm didapat = 552,87 cm2
Masukkan ke rumus Ui, didapat Ui = 2350 W/cm2K
14. Logam A dan B, panjang dan luas diketahui sama, kA = 1/6 kB. Beda temperatur sama besar.
Ditanya: perbandingan Qa/Qb?
Jawab:
∆𝑇
∆𝑥
𝑄𝐴 𝑘𝐴, 𝐴𝐴 𝑘𝐴 1
= = =
𝑄𝐵 ∆𝑇 𝑘𝐵 6
∆𝑥
𝑘𝐵, 𝐴𝐵
15. Sebuah pipa dengan tebal 6 mm diliputi kerak pada bagian luarnya. Diketahui hi, k, hk dan
ho. Diketahui ro. Hitung U!
1
Jawab : Ui = 1 1 (𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙)𝐴𝑖 𝐴𝑖
+ + +
ℎ𝑖 ℎ𝑘 𝑘𝐴 𝐴𝑙𝑚 ℎ𝑜𝐴
𝑜
1
Bila ditanya Uo : 𝐴𝑜 (𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙)𝐴𝑜 𝐴𝑖
+ +
𝐴𝑖ℎ𝑖 𝑘𝐴 𝐴𝑙𝑚 ℎ𝑜
31