Anda di halaman 1dari 15

Bab 1 : Kalkulus

BAB 1
KALKULUS
Ada dua hal yang dipelajari dalam Kalkulus:
1. Diferensial
2. Integral

DIFERENSIAL
Anggap satu benda bergerak pada
satu garis lurus dengan posisi (x)
sebagai fungsi waktu (t) digambarkan
pada gambar di samping ini:

Misal pada waktu t benda berada pada posisi x(t) dan pada waktu t + ∆t benda berada pada
posisi x(t + ∆t).
Kecepatan rata-rata dari A ke B adalah jarak total yang ditempuh benda dibagi dengan waktu
totalnya.
∆𝑥 𝑥(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑥(𝑡)
𝑣̅ = =
∆𝑡 ∆𝑡
Jika B sangat dekat dengan A (∆t kecil sekali, mendekati nol), maka kecepatan rata-ratanya
dianggap sama dengan kecepatan sesaat di A.
𝑥(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑥(𝑡)
𝑣𝐴 = |
∆𝑡 ∆𝑡→0

Penulisan yang lebih lazim:


𝑥(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑥(𝑡)
𝑣𝐴 = lim
∆𝑡→0 ∆𝑡
lim , artinya ∆t mendekati nol, dengan lim = limit.
∆𝑡→0
𝑑𝑥
Penulisan tersebut sering diringkas sebagai berikut: 𝑣𝐴 = .
𝑑𝑡

𝑑𝑥 𝑥(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑥(𝑡)


Jadi, = lim
𝑑𝑡 ∆𝑡→0 ∆𝑡
𝑑𝑥
dinamakan turunan (differensial) pertama atau laju perubahan dari x terhadap t.
𝑑𝑡

Kecepatan adalah turunan pertama dari x terhadap t.

Mekanika 2
1
Bab 1 : Kalkulus

𝑑𝑣
Hal yang analog berlaku untuk percepatan 𝛼 = 𝑑𝑡

Percepatan adalah turunan pertama dari kecepatan terhadap waktu

Contoh :
1) Jika x = t2, berapa v?
Jawab :
𝑑𝑥
𝑣= 𝑑𝑡
𝑥(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑥(𝑡)
= lim
∆𝑡→0 ∆𝑡
(𝑡 + ∆𝑡)2 − 𝑡 2
= lim
∆𝑡→0 ∆𝑡
𝑡 2 + 2𝑡∆𝑡 + (∆𝑡)2
= lim
∆𝑡→0 ∆𝑡
= lim 2𝑡 + ∆𝑡
∆𝑡→0

(*) Karena ∆t mendekati nol, hasil di atas menjadi : v = 2t + 0 = 2t


2) Jika x = tn, berapa v?
Jawab :
𝑑𝑥
𝑣= 𝑑𝑡
(𝑡 + ∆𝑡)𝑛 − 𝑡 𝑛
= lim
∆𝑡→0 ∆𝑡
𝑛𝑡 𝑛−2 (∆𝑡)2
𝑡 𝑛 + 𝑛𝑡 𝑛−1 ∆𝑡 + 𝑛(𝑛 − 1) + ⋯ − 𝑡𝑛
2!
= lim
∆𝑡→0 ∆𝑡
𝑛𝑡 𝑛−2 ∆𝑡
= lim 𝑛𝑡 𝑛−1 ∆𝑡 + 𝑛(𝑛 − 1) +⋯
∆𝑡→0 2
(*) karena ∆t mendekati nol, hasil di atas dapat ditulis :
v = ntn- 1 + 0 = ntn-1

Secara Umum :
𝑑𝑥
1) 𝑥 = 𝑡 𝑛 → = 𝑛𝑡 𝑛−1
𝑑𝑡
𝑑𝑥
2) 𝑥 = cos 𝑡 → = − sin 𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑥
3) 𝑥 = sin 𝑡 → = + cos 𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑥 1
4) 𝑥 = tan 𝑡 → = + sec 2 𝑡 (sec 𝑡 = cos 𝑡)
𝑑𝑡
𝑑𝑥 1
5) 𝑥 = cotg 𝑡 → = − cosec 2 𝑡 = − cosec 2 𝑡 (cosec 𝑡 = sin 𝑡)
𝑑𝑡

Mekanika 2
2
Bab 1 : Kalkulus

𝑑𝑥
6) 𝑥 = 𝑒 𝑡 → = 𝑒𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑥 1
7) 𝑥 = ln 𝑡 → =
𝑑𝑡 𝑡
𝑑𝑥
8) 𝑥 = sec 𝑡 → = tan 𝑡 sec 𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑥
9) 𝑥 = cosec 𝑡 → = − cot 𝑡 cosec 𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑥
Catatan : sering ditulis dengan 𝑥̇ atau xʹ
𝑑𝑡
𝑑𝑥
𝑣= = 𝑥̇ = xʹ
𝑑𝑡
𝑑𝑣
𝛼= = 𝑣̇ = 𝑣ʹ
𝑑𝑡

α adalah turunan pertama dari v, maka α menjadi turun kedua x.


𝑑𝑣 𝑑 𝑑𝑥 𝑑2𝑥
𝛼= =𝛼= ( )= = 𝑥̈ = 𝑥"
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

SIFAT-SIFAT DIFERENSIAL
1) Jika y = uv, dengan u adalah fungsi t dan v juga fungsi t, maka :
y' = u’v + uv’
Contoh :
Hitung turunan pertama fungsi : y = t2 × t5 dengan menggunakan sifat 1 dan cara
langsung!

Jawab :
Dengan sifat 1 : y = (t2)’t5 + t2(t5)’
= (2t)t5 + t2(5t)4
= 7t6
Dengan cara langsung : y = t2 × t5 = t7
y' = 7t6

2) Jika y = y(x), dengan x adalah fungsi t, maka :


𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥
=
𝑑𝑡 𝑑𝑥 𝑑𝑡
Contoh :
Hitung turunan pertama terhadap t dari fungsi : y = x2, dengan x = 2t2. Bandingkan hasil
dari sifat 2 dan dari cara langsung!

Jawab :

Mekanika 2
3
Bab 1 : Kalkulus

Dengan sifat 2 : y = (2x)(4t) = 2(2t2)(4t) = 16t3


Dengan cara langsung : y = (2t2)2 = 4t4
𝑑𝑦
y' = 𝑑𝑥 = 16t3

Contoh Lain:
Hitung turunan pertama terhadap t dari fungsi: y = sin (2t2)!
Jawab :
Misalkan 2t2 = x, maka y = sin x
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥
= = (cos 𝑥)(4𝑡) = 4𝑡 cos(2𝑡 2 )
𝑑𝑡 𝑑𝑥 𝑑𝑡

𝑢
3) Jika 𝑦 = 𝑣 dengan u dan v adalah fungsi t, maka:

𝑑𝑦 ′
𝑢′ 𝑣 − 𝑢𝑣′
=𝑦 =
𝑑𝑡 𝑣2
Contoh Lain:
sin 𝑡
Hitung turunan pertama dari 𝑦 = cos 𝑡!

Jawab :
Untuk kasus ini, u = sin t dan v = cos t
𝑢′ 𝑣 − 𝑢𝑣′ cos 𝑡 cos 𝑡 + sin 𝑡 sin 𝑡 cos2 𝑡 + sin2 𝑡 1
𝑦′ = 2
= 2
= 2
= = sec 2 𝑡
𝑣 cos 𝑡 cos 𝑡 cos 2 𝑡
Latihan
Hitunglah turunan pertamanya!
1) y = t7 + t6 + t2 + 2
Jawab: ẏ =7t6 + 6t5 + 2t
2) y = (2t +5)2
Jawab : ẏ = 2(2t + 5) (2) = 4(2t + 5)
3) y = sin (ωt)
Jawab : ẏ= ω sin (αt)
4) s = cos (αt)
Jawab : ṡ = -α sin (αt)
5) z = y2 + y
𝑑𝑧
Jawab : = 2𝑦 + 1
𝑑𝑦

6) x = (t2 + 5t)1/2

Mekanika 2
4
Bab 1 : Kalkulus

𝑑𝑥 1 1⁄ 2𝑡+5
Jawab : 𝑥̇ = = 2 (𝑡 2 + 5𝑡)− 2 . (2𝑡 + 5) = 1
𝑑𝑡 2(𝑡 2 +5𝑡) ⁄2

𝑡2
7) 𝑧 = sin 𝑡
2𝑡 sin 𝑡− 𝑡 2 cos 𝑡
Jawab : 𝑧̇ = sin2 𝑡
𝑑
8) (5𝑡 2 + 3𝑡) = ⋯
𝑑𝑡

Jawab : 10t + 3
1
𝑑 (sin2 𝑡 2 )
9) =⋯
𝑑𝑡
1
1 𝑡 cos 𝑡 2
Jawab : sin−2 𝑡 2 . 2𝑡 cos 𝑡 2 =
2 √sin (𝑡 2 )

𝑑(𝑒 10𝑡 )
10) = ⋯.
𝑑𝑡

Jawab : 10e10t
11) d(t3 + 5) dt = …
Jawab : \(3t2 + 5)dt
12) d(cos (ωt)) = …
Jawab : -ω sin (ωt) dt
𝑑(𝑚𝑣)
13) =⋯
𝑑𝑡
𝑑𝑚 𝑑𝑣
Jawab : 𝑣 + 𝑚 𝑑𝑡
𝑑𝑡

APLIKASI DIFERENSIAL
1. Menghitung Kecepatan
Sebuah benda bergerak dengan rumus posisi dari titik acuan:
s = 2t2 + 3t + 5
Hitung kecepatan benda pada t = 3 det (satuan s dalam meter).
Jawab :
v = ṡ = 4t + 3
v(3) = 4(3) + 3 = 15 m/s

2. Menghitung Percepatan
Sebuah benda bergerak dengan rumus perpindahan:
s = 2 cos (2πt)
Hitung percepatan benda pada waktu t = ½ detik.

Mekanika 2
5
Bab 1 : Kalkulus

Jawab :
v = ṡ = -4π sin (2πt)
α = ὐ = -8π2 cos (2πt)
1 1
𝑎 (2) = −8𝜋 2 cos (2𝜋 (2)) = 8𝜋 2 m/det2.

3. Menghitung Nilai Maksimum/Minimum Kurva


Suatu fungsi y = x2 – 6x + 7, di mana letak titik maksimum kurva fungsi ini? Berapa
nilainya?
Jawab :
𝑑𝑦
menyatakan kemiringan (slope) suatu kurva.
𝑑𝑥
𝑑𝑦
Ketika = 0 (garis singgung sejajar dengan
𝑑𝑥

x), kurva mencapai harga ekstrim


(maksimum/minimum) :
𝑑𝑦
= 2𝑥 − 6 = 0 → 𝑥 = 3
𝑑𝑥
Artinya, fungsi mencapai nilai ekstrim pada x = 3.
Nilai fungsi y(3) = 32 – 6(3) + 7 = -2
Nilai maksimum/minimum dapat dilihat dari grafik atau dari turunan kedua:
𝑑2 𝑦
Jika 𝑑𝑥 2 > 0, artinya fungsi mencapai minimum,
𝑑2 𝑦
Jika 𝑑𝑥 2 < 0, artinya fungsi mencapai maksimum.

4. Menghitung Perubahan
Hitung perubahan luas suatu lingkaran, jika jari-jarinya berubah dari 1 meter menjadi 1,02
m!
Jawab :
Luas lingakran : L = πr2
Laju perubahan luas terhadap jari-jari :
𝑑𝐿
= 𝜋(2𝑟) atau 𝑑𝐿 = 2𝜋𝑟 𝑑𝑟
𝑑𝑟
dr = 0,02 m, maka dL = 2π (1) (0,02) = 0,04π
Jadi, perubahan luas = 0,04 π m2.
Catatan : Dalam menghitung perubahan diferensial, hasil yang didapat adalah pendekatan,
bukan nilai eksak, Semakin kecil dari ( atau) variabel perubahan yang lain,

Mekanika 2
6
Bab 1 : Kalkulus

semakin dekat hasil yang di dapat dengan nilai eksak. Nilai perubahan yang
eksak dihitung dari dL = π ((r + ∆r)2 - r2).

5. Menentukan Posisi Kestabilan Benda


𝑏
Energi potensial suatu molekul dinyatakan dengan rumus 𝐸𝑝 = 𝑎𝑟 + 𝑟 . Tentukan posisi

stabil benda!
Jawab :
Benda akan stabil jika energi potensialnya minimum. Ketika energi potensial minimum,
benda tidak punya energi untuk diubah menjadi energi kinetik sehingga benda tidak akan
bergerak (benda stabil).

Energi Potensial minimum, jika


𝑑𝐸𝑝
=0
𝑑𝑟
𝑑𝐸𝑝 𝑏
=𝑎− 2 =0
𝑑𝑟 𝑟

𝑏 𝑏
𝑟2 = ⇒𝑟=√
𝑎 𝑎
𝑑𝐸𝑝
Catatan : − = 𝐹 adalah gaya yang berhubungan dengan energi potensial ini.
𝑑𝑟

INTEGRAL

Anggap suatu batang panjang salah satu ujungnya diletakkan pada x = 0 dan ujung lain pada x
= 4.

Misalkan batang dapat dibagi menjadi 4 bagian yang panjangnya masing-masing ∆x = 1,

∆x1 ∆x2 ∆x3 ∆x4

Panjang batang :
4

𝐿 = ∆𝑥1 + ∆𝑥2 + ∆𝑥3 + ∆𝑥4 = ∑ ∆𝑥𝑖


𝑖=1

100
4
Jika batang dibagi 100 bagian, ∆𝑥 = , maka 𝐿 = ∑ ∆𝑥𝑖
100
𝑖=1
Jika batang dibagi N bagian, sehingga ∆x kecil sekali (N besar sekali), maka :

Mekanika 2
7
Bab 1 : Kalkulus

𝐿 = ∑ ∆𝑥𝑖
𝑖=1
𝑁 x=4

Simbol 𝐿 = ∑ ∆𝑥𝑖 sering ditulis ∫ 𝑑𝑥, dibaca "inegral 𝑑𝑥. "


𝑖=1 x=0
dx adalah ∆x, ketika N sangat besar
x = 0 disebut batas bawah menunjukkan nilai x ketika i = 1.
X = 4 disebut batas atas menunjukkan nilai x ketika i = N.
x=4

∫ 𝑑𝑥 artinya penjumlahan 𝑑𝑥 dari 𝑥 = 0 hingga 𝑥 = 4, hasilnya adalah 4.


x=0
x=4
𝑥=4
Cara penulisannya ∶ 𝐿 = ∫ 𝑑𝑥 = 𝑥]𝑥=0 =4−0=4
x=0
Contoh :
1) Menjumlahkan dt dari t = 3 sampai t = 5, maka ditulis
t=5

𝑠 = ∫ 𝑑𝑡 = t]t=5
t=3 = 5 − 3 = 2
t=3

2) Menghitung luas segitiga, seperti pada gambar di samping.


Cara Langsung :
4(4)
𝐿= =8
2
Cara integral:
Bagi segitiga menjadi persegi panjang kecil dengan lebar dx.
Luas 1 persegi panjang : ydx
Luas total = jumlah semua luas persegi panjang dari x = 0
hingga x = 4.
x=4

∫ 𝑦𝑑𝑥
x=0
x=4
𝑦 = 𝑥 (lihat gambar), maka ∫x=0 𝑥𝑑𝑥
x=4
𝑥=4
Diketahui ∶ ∫ 𝑑𝑥 = 𝑥]𝑥=0 =4−0=4
x=0
x=4
𝑥=4
Apakah ∫ 𝑥𝑑𝑥 = 𝑥 . 𝑥]𝑥=0 ?
x=0

Mekanika 2
8
Bab 1 : Kalkulus

Untuk membuktikannya, kita anggap :


x=4
𝑥=4
∫ 𝑥𝑑𝑥 = 𝑐 . 𝑥 2 ]𝑥=0 = 𝑐(42 ) − 𝑐(02 ) = 16𝑐
x=0

Agar hasil ini sama dengan luas segitga di atas, maka : 16c = 8 ⇒ c = ½ .
Ternyata: c = ½.
x=4
1 𝑥=4
Jadi, ∫ 𝑥𝑑𝑥 = 𝑥 2 ]𝑥=0
2
x=0

Kalau diamati lebih jauh ternyata integral itu adalah kebalikan dari diferensial.
Pada contoh di atas,
1
𝑓(𝑥) = 𝑥 2
2
𝑑𝑓 1
𝑓 ′ (𝑥) = = (2) 𝑥 = 𝑥
𝑑𝑥 2
x=4
𝑥=4
Jadi, ∫ 𝑓 ′ (𝑥)𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥)]𝑥=0 = 𝑓(4) − 𝑓(0)
x=0

INTEGRAL TANPA BATAS


Integral tanpa batas sering disebut juga integral tak tentu.
Contoh : ∫ 𝑥 𝑑𝑥
Hasil dari integral ini adalah suatu fungsi yang jika diturunkan menghasilkan x.
1
Fungsi yang cocok agar turunannya menghasilkan x adalah 2 𝑥 2 + 𝐶.
1
Jadi, ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = 2 𝑥 2 + 𝐶.

C adalah konstanta yang nilainya tergantung pada kondisi-kondisi yang diberikan.


Beberapa integral penting:
1
- ∫ 𝑡 𝑛 𝑑𝑡 = 𝑛+1 𝑡 𝑛+1 + 𝐶

- ∫ sin 𝑡 𝑑𝑡 = − cos 𝑡 + 𝐶
- ∫ cos 𝑡 𝑑𝑡 = sin 𝑡 + 𝐶
1
- ∫ 𝑡 𝑑𝑡 = ln 𝑡 + 𝐶

- ∫ 𝑒 𝑡 𝑑𝑡 = 𝑒 𝑡 + 𝐶

Contoh :
1) Hitung 𝑦 = ∫ 𝑡 3 𝑑𝑡, jika y(2) = 3!

Mekanika 2
9
Bab 1 : Kalkulus

Jawab :
1 4 1 4
𝑦= 𝑡 +𝐶 ⇒ 𝑦(2) = (2 ) + 𝐶
4 4
3=4+C
C = -1
1
Jadi, 𝑦 = 4 𝑡 4 − 1
1
2) Hitung 𝑦 = ∫ cos 𝑡 𝑑𝑡, jika 𝑦 (2 𝜋) = 1

Jawab :
y = sin t + C
1 1
𝑦 ( 𝜋) = sin ( 𝜋) + 𝐶
2 2
1 =1+C
C=0
Jadi, y = sin t

APLIKASI INTEGRAL
1. Menghitung Jarak atau Perpindahan
Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan v = 2t + 3.
Hitung perpindahan mobil dari t = 2 detik hingga t = 4 detik.
Jawab :
Perpindahan dapat diperoleh dengan menjumlahkan v.dt dari t = 2 detik hingga t = 4
detik, dengan dt adalah selang waktu yang kecil sekali.
𝑡=4

𝑠 = ∫ 𝑣𝑑𝑡
𝑡=2

= (2𝑡 + 3)𝑑𝑡
= 𝑡 2 + 3𝑡]𝑡=4
𝑡=2

= (42 + 3 . 4) − (22 + 3 .2)


= 28 − 10
= 18 𝑚

2. Menghitung Kecepatan
Sebuah mobil dipercepat dengan kecepatan : a = 3 – t.
Hitung kecepatannya ketika t = 3 detik. Anggap kecepatan awal mobil = 0 m/s!

Mekanika 2
10
Bab 1 : Kalkulus

Jawab :
Pertambahan kecepatan benda setelah waktu dt adalah a.dt, untuk menghitung kecepatan
benda jumlahkan a.dt mulai t = 0 hingga t = 3 detik ditambahkan dengan kecepatan awal
mobil.
𝑡=3

𝑣 = ∫ 𝑎 𝑑𝑡
𝑡=0
𝑡=3

= ∫ (3 − 𝑡) 𝑑𝑡
𝑡=0

1 2 𝑡=3
= 3𝑡 − 𝑡 ]
2 𝑡=0
1 1
= (3 . 3 − 2 . 32 ) - (3 . 0 − 2 . 02 )

= 4,5 m/s2

3. Menghitung Usaha
Sebuah benda diikat pada pegas dan mengalami gaya pegas F = -kx. Berapa usaha yang
harus dilakukan untuk melawan gaya ini agar benda berpindah posisi dari x = 2 m ke x = 5
m?

Jawab :
Usaha untuk memindahkan benda sejauh dx adalah –F. dx = kx . dx (tanda minus karena
melawan gaya pegas).
Usaha total adalah menjumlahkan kx . dx dari x = 2 m hingga x = 5 m.
𝑥=5

𝑊 = ∫ 𝑘𝑥 𝑑𝑥
𝑥=2

1 2 𝑥=5
= 𝑘𝑥 ]
2 𝑥=2
1 1
= 𝑘(52 ) − 𝑘(22 )
2 2
= 12,5 𝑘 − 2𝑘
= 10,5 𝑘

TRIK MENGHITUNG INTEGRAL


Trik 1:
Hitung ∫ 2𝑡 𝑑𝑡 = ⋯ ?
Jawab :

Mekanika 2
11
Bab 1 : Kalkulus

- Cara 1 (Langsung)
1 2
∫ 2𝑡 𝑑𝑡 = 2 ∫ 𝑡 𝑑𝑡 = (2) 𝑡 + 𝐶 = 𝑡2 + 𝐶
2
- Cara 2 ( Subtitusi : u = 2t)
𝑑𝑢 𝑑𝑢
= 2 atau 𝑑𝑡 =
𝑑𝑡 2
𝑑𝑢 1 1 1 1
∫ 2𝑡 𝑑𝑡 = ∫ 𝑢 = ∫ 𝑢 𝑑𝑢 = ( ) 𝑢2 + 𝐶 = (2𝑡)2 + 𝐶 = 𝑡 2 + 𝐶
2 2 2 2 4

- Cara 3 (Seperti cara 2, tetapi tidak ada subtitusi secara explicit) :


1
∫ 2𝑡 𝑑𝑡 = ∫(2𝑡)𝑑(2𝑡)
2
Faktor ½ muncul karena d(2t) = 2dt)
Agar persamaan kiri dan kanan sama, maka sebelah kanan dikalikan 1/2.
1 1
Jadi, ∫ 2𝑡 𝑑𝑡 = 2 (2) (2𝑡)2 + 𝐶 = 𝑡 2 + 𝐶

Pada beberapa soal berikut akan digunakan cara 3 (perhatikan langkah-langkahnya!)


1 1
a) ∫ cos 𝜔𝑡 𝑑𝑡 = 𝜔 ∫ cos(𝜔𝑡)𝑑(𝜔𝑡) = 𝜔 sin 𝜔𝑡 + 𝐶
𝑥𝑑𝑥 1 𝑑(𝑥 2 +5) 1
b) ∫ 𝑥 2 +5 = 2 ∫ = 2 ln|𝑥 2 + 5| + 𝐶
𝑥 2 +5
1⁄ 1 1⁄
c) ∫(𝑡 2 + 5) 2𝑡 = 2 ∫(𝑡 2 + 5) 2 𝑑 (𝑡 2 + 5)

1 1 1
= (1 ) (𝑡 2 + 5)2+1 + 𝐶
2 +1
2

1 2 3
= (𝑡 + 5)2 + 𝐶
3
Latihan :
Buktikan hasil integral berikut ini!
2𝜋𝑡 𝑇 2𝜋𝑡
1) ∫ sin ( ) 𝑑𝑡 = − 2𝜋 cos ( )+ 𝐶
𝑇 𝑇
𝑡 𝑑𝑡
2) ∫ √𝑡 2 = √𝑡 2 − 5 + 𝐶
−5
sin 𝑡 𝑑𝑡 1
3) ∫ 1+5 cos 𝑡 = − 5 ln |1 + 5 cos 𝑡| + 𝐶
2 +5𝑡 2 +5𝑡
4) ∫ 𝑒 𝑡 (2𝑡 + 5)𝑑𝑡 = ∫ 𝑒 𝑡 +𝐶

Mekanika 2
12
Bab 1 : Kalkulus

Trik 2 :
Hitung :
𝑑𝑥
a) ∫ √−𝑥 2
+9
𝑑𝑥
b) ∫ (𝑥 2+9)

Jawab :
a) x = 3 sin θ
dx = 3 cos θ dθ
𝑑𝑥 3 cos θ dθ
∫ =∫
√−𝑥 2 + 9 √−9 sin2 𝜃 + 9
3 cos θ dθ
=∫
3 cos θ
𝑑𝜃
=∫
3
𝜃
= +𝐶
3
𝑥
= sin−1 ( ) + 𝐶
3
(Catatann sin-1 sering ditulis dengan arc sin yang artinya invers dari sinus)

b) x = 3 tan θ
dx = 3 sec2 θ dθ
𝑑𝑥 3 sec 2 θ dθ
∫ = ∫
(𝑥 2 + 9) 9 tan2 𝜃 + 9
3 sec 2 θ dθ
=∫
9 sec 2 𝜃
𝑑𝜃
=∫
3
𝜃
= +𝐶
3
1 𝑥
= 𝑎𝑟𝑐 tan ( ) + 𝐶
3 3

Latihan :
Buktikan hasil integral berikut ini!
𝑥 𝑎2 𝑥
1) ∫ √𝑎2 − 𝑥 2 𝑑𝑥 = 2 √𝑎2 − 𝑥 2 + sin−1 (𝑎) + 𝐶
2

Mekanika 2
13
Bab 1 : Kalkulus

√2𝑎𝑥−𝑥 2 𝑥−𝑎
2) ∫ 𝑑𝑥 = √2𝑎𝑥 − 𝑥 2 + 𝑎 sin−1 ( )+𝐶
𝑥 𝑎

√𝑥 2 −𝑎2 𝑥
3) ∫ 𝑑𝑥 = √𝑥 2 − 𝑎2 − 𝑎 sec −1 |𝑎| + 𝐶
𝑥

a adalah suatu konstanta.

PERSAMAAN DIFERENSIAL

Contoh 1:
𝑑𝑦
Berapa y, jika 𝑑𝑥 = 3𝑥?

Jawab :
𝑑𝑦
= 3𝑥, 𝑑𝑦 = 3𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑥
𝟑
Integralkan kedua sisi : ∫ 𝑑𝑦 = ∫ 3𝑥 , 𝒚 = 𝟐 𝒙𝟐 + 𝑪
𝑑𝑦
Catatan : Persamaan = 3𝑥 disebut Persamaan diferensial dan y adalah solusi atau
𝑑𝑥

penyelsaian dari persamaan tersebut.


Bentuk-bentuk persamaan diferensial yang akan sering ditemui dalam fisika:
a) ẍ + ω2x = 0
b) aẍ + bẋ + cx = 0
Persamaan (a) sering disebut persamaan gerak harmonik sederhana. Solusi dari persamaan ini
adalah x = A sin (ωt) dengan A adalah amplitude dan ω adalah kecepatan sudut.

Contoh 2:
Hitung ω dari gerak harmonic sederhana yang memenuhi persamaan mẍ = kx!
Jawab :
𝑚𝑥̈ = −𝑘𝑥
𝑘
𝑥̈ + 𝑥=0
𝑚
Sesuai dengan rumus persamaan gerak harmonik sederhana:
𝑘
𝜔2 =
𝑚

𝑘
𝜔= √
𝑚

Solusi persamaan tersebut adalah x = A sin (ωt)


Bukti : ẋ = A ω cos (ωt)

Mekanika 2
14
Bab 1 : Kalkulus

ẍ = -A ω2 sin (ωt)
𝑘
𝑥̈ + 𝑥=0
𝑚
𝑘
−𝐴 ω2 sin(ω𝑡) + ( ) 𝐴 ω sin(ω𝑡) = 0
𝑚
𝑘
−𝜔2 + = 0
𝑚

𝑘
𝜔= √
𝑚

Amplitudo A biasanya sudah ditentukan.


Persamaan (b) banyak muncul pada getaran benda yang terikat pegas di dalam medium yang
punya gesekan. Gesekan ini menyebabkan gerakan benda semakin lama semakin lemah.
Solusi persamaan ini diperoleh dengan memisalkan x = A eαt, sehingga:
ẋ = Aα eαt
ẍ = Aα2 eαt
Subtitusi ẍ, ẋ, dan x ke persamaan (b), diperoleh:
aẍ + bẋ + cx =0
a(Aα2 eαt) + b(Aα eαt) + c(Aeαt) = 0
(Aeαt)(aα2 + bα + c) =0
−𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝛼1,2 =
2𝑎
−𝑏 + √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
⇒ 𝛼1 =
2𝑎
−𝑏 − √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
⇒ 𝛼2 =
2𝑎
Ada 2 solusi untuk α. Jadi untuk x gunakan superposisi dari kedua solusi ini.
b2 c b2 c
b
− t (√ − )t b
− t −(√ − )t
4a a 4a a
𝑥 = 𝐴1 e 2a [e ] + 𝐴2 e 2a [e ]

Pembahasan lebih lanjut didiskusikan pada soal dan penyelesaiannya (sering muncul pada
rangkaian listrik dengan kapasitor dan induktor).

Mekanika 2
15

Anda mungkin juga menyukai