2. Matriks pada soal dapat dijabarkan menjadi tiga buah sistem persamaan linier
2𝑥 = 4 … (1)
3𝑥 + 𝑦 = −2 … (2)
2𝑥 + 3𝑦 + 2𝑧 = 0 … (3)
Dari persamaan (1) didapat:
4
𝑥= =𝟐
2
Persamaan (2):
3(2) + 𝑦 = −2
𝑦 = −2 − 6 = −𝟖
Persamaan (3):
2(2) + 3(−8) + 2𝑧 = 0
2𝑧 = 24 − 4
𝑧 = 𝟏𝟎
Dengan demikian, matriks x, y, dan z dapat dinyatakan dengan:
𝑥 2
[𝑦] = [−8] (𝒄)
𝑧 10
3. Fungsi yang memiliki titik minimum dapat dilihat dengan uji turunan pertama dan kedua.
Apabila fungsi memiliki titik kritis a (𝑓 ′ (𝑎) = 0) dan 𝑓 ′′ (𝑎) > 0 maka titik tersebut adalah
titik minimum lokal.
Fungsi pada opsi a:
𝑓(𝑥) = −2𝑥 2 + 2𝑥 + 1
𝑓 ′ (𝑥) = −4𝑥 + 2
1
Titik kritis:
1
0 = −4𝑥 + 2 → 𝑥 =
2
Turunan kedua
𝑓 ′′ (𝑥) = −4
Turunan kedua di setiap titik pada fungsi opsi a bernilai negatif. Dengan demikian, titik
1
𝑥 = 2 adalah titik maksimum.
2
Karena hasil uji turunan kedua menghasilkan nilai negatif, maka titik kritis tersebut adalah
titik maksimum.
Dengan demikian, fungsi yang memiliki titik minimum hanya opsi (d).
𝜋
5. Cari terlebih dahulu fungsi turunan kedua dari 𝑡 sin ( 𝑡 )
𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋
𝑓 ′ (𝑡) = 𝑡 cos ( ) (− 2 ) + sin ( ) = − cos ( ) + sin ( )
𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡
′′ (𝑡)
𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋2 𝜋
𝑓 = (− ) [− sin ( ) (− 2 )] + ( 2 ) cos ( ) + (− 2 ) cos ( ) = − 3 sin ( )
𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡
2 2
𝜋 𝜋 𝜋
𝑓 ′′ (2) = − 3 sin ( ) = − ≅ −𝟏, 𝟐𝟑 (𝒂)
2 2 8
6. Cari terlebih dahulu waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak horizontal dengan
melihat kapan batu mencapai tanah
𝑚
𝑣𝑜𝑦 = 𝑣0 sin 𝛼 = 𝑣0 sin 30 = 5
𝑠
Persamaan kinematika gerak vertikal berubah beraturan:
1
ℎ = ℎ0 + 𝑣0𝑦 𝑡 − 𝑔𝑡 2
2
Cari nilai 𝑡 saat ℎ = 0
1
0 = 100 + 5 × 𝑡 − × 10 𝑚/𝑠 2 × 𝑡 2
2
5𝑡 2 − 5𝑡 − 100 = 0
𝑡 2 − 𝑡 − 20 = 0
(𝑡 + 4)(𝑡 − 5) = 0
𝑡 = −4 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝒕 = 𝟓
Dipilih nilai t = 5 detik (nilai positif).
3
𝑚
𝑣0𝑥 = 𝑣0 cos 𝛼 = 𝑣0 cos 30 = 5√3
𝑠
𝑥 = 𝑣0𝑥 𝑡
𝑥 = 5√3 × 5 = 𝟐𝟓√𝟑 𝒎 (𝒂)
Gaya maksimal yang diperbolehkan adalah gaya yang menjaga agar benda tidak bergerak
ke atas. Dengan demikian, gaya gesek akan bekerja ke arah bawah!
𝐹𝑚𝑖𝑛 − 𝑓𝑔𝑒𝑠 − 𝑊 sin 𝛼 = 0
𝐹𝑚𝑖𝑛 − 𝜇𝑠 𝑁 − 𝑚𝑔 sin 45 = 0
𝐹𝑚𝑖𝑛 − 0,3 × 𝑚𝑔 cos 45 = 𝑚𝑔 sin 45
1 1
𝐹𝑚𝑖𝑛 = √2 × 5 𝑘𝑔 × 10 𝑚/𝑠 2 + 0,3 × √2 × 5 𝑘𝑔 × 10 𝑚/𝑠 2
2 2
𝐹𝑚𝑖𝑛 = 𝟒𝟓, 𝟗𝟔 𝑵
Maka rentang gaya F yang diperbolehkan adalah:
𝟐𝟒, 𝟕𝟒 𝑵 ≤ 𝑭 ≤ 𝟒𝟓, 𝟗𝟔 𝑵 (𝒃)
4
Energi potensial gravitasi: 𝑈𝑔𝐵 = 𝑚𝑔ℎ
Dengan hukum kekalan energi mekanik:
𝐾𝐴 + 𝑈𝑝𝐴 + 𝑈𝑔𝐴 = 𝐾𝐵 + 𝑈𝑝𝐵 + 𝑈𝑔𝐵
1
0 + 𝑘𝑥02 − 𝑚𝑔𝑥0 = 0 + 0 + 𝑚𝑔ℎ
2
1 2
𝑘𝑥 = 𝑚𝑔(ℎ + 𝑥0 )
2 0
2𝑚𝑔(ℎ + 𝑥0 )
𝑘=
𝑥02
2 (0,6
2 × 2 𝑘𝑔 × 10 𝑚/𝑠 𝑚 + 0,15 𝑚)
𝑘= 2
= 𝟏𝟑𝟑𝟑, 𝟑𝟑 𝑵/𝒎 (𝒄)
(0,15 𝑚)
10. Dalam kasus ini, dapat digunakan Hukum Bernoulli dengan mengambil ℎ1 = 20 𝑚 dan
ℎ2 = 0 𝑚.
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃2 + 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2
2 2
𝑃1 = 𝑃2 = 𝑎𝑡𝑚𝑜𝑠𝑓𝑒𝑟𝑖𝑘
𝑣1 ≅ 0 (𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟)
1
𝜌𝑔ℎ1 = 𝜌𝑣22
2
5
𝑣2 = √2𝑔ℎ1
Debit air yang keluar:
𝑄 = 𝐴2 𝑣2 = 𝐴2 √2𝑔ℎ2
𝜋
𝑄 = × (0,01 𝑚)2 × √2 × 10 𝑚/𝑠 2 × 20 𝑚 = 𝟏, 𝟓𝟕 × 𝟏𝟎−𝟑 𝒎𝟑 /𝒔 = 𝟏, 𝟓𝟕 𝑳/𝒔 (𝒂)
4
11. NaHSO3 akan mengadisi gugus karbonil seperti aldehida dan keton. Akan tetapi, Fehling
dapat mengoksidasi aldehida dan menghasilkan warna coklat, sedangkan keton tidak dapat
dioksidasi dengan Fehling. Dengan demikian, senyawa yang dimaksud adalah Keton (b).
12. Normalitas yang dimaksud adalah normalitas untuk reaksi reduksi MnO4- menjadi Mn2+
yang melepaskan 5 buah elektron.
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑒𝑣 × 𝑀 = 5 × 0,123 𝑀 = 𝟎, 𝟔𝟏𝟓 𝑵 (𝒃)
13. Reaksi yang terjadi:
Anoda : Ni(s) → Ni2+(aq) + 2e- Eored,a = − 0,257 V vs SHE
Katoda : 2H+(aq) + 2e- → H2(g) Eored,k = 0 V vs SHE
Potensial sel kesetimbangan standar dapat dicari dengan:
0 0 0
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎 − 𝐸𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
0
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 0 − (−0,257) = 0,257 𝑉
Dengan demikian, energi bebas Gibbsnya adalah:
Δ𝐺 0 = −𝑛𝐹𝐸 0
𝐶
Δ𝐺 𝑜 = −2 × 96500 × 0,257 𝑉
𝑚𝑜𝑙
𝚫𝑮𝒐 = −𝟒𝟗𝟔𝟎𝟏 𝑱/𝒎𝒐𝒍 𝑵𝒊 (𝒂)
6
Massa karbon 72,97 gram, massa oksigen 21,62 gram, dan massa hidrogen 5,41 gram
Rumus empiris dicari dengan membandingkan mol unsur penyusun senyawa tersebut
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑒𝑚𝑝𝑖𝑟𝑖𝑠 = 𝐶72,97 𝐻5,41 𝑂21,62 = 𝐶6,08 𝐻5,41 𝑂1,35
12 1 16
Semua perbandingan dibagi dengan mol terkecil, yakni 1,35 sehingga diperoleh rumus
empiris.
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑒𝑚𝑝𝑖𝑟𝑖𝑠 𝐶4,5 𝐻4,0 𝑂1
Agar tidak terbentuk pecahan maka dikali 2 menjadi 𝐶9 𝐻8 𝑂2
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 = (𝑅𝐸)𝑛 = (𝐶9 𝐻8 𝑂2 )𝑛
((9 × 𝐴𝑟 𝐶) + (8 × 𝐴𝑟 𝐻) + (2 × 𝐴𝑟 𝑂)) × 𝑛 = 148
(108 + 8 + 32) × 𝑛 = 148
𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑛 = 1
Jadi rumus molekul = 𝑪𝟗 𝑯𝟖 𝑶𝟐 (a)
7
(2𝑥 − 1)2 ≥ (𝑥 + 1)2
(4𝑥 2 − 4𝑥 + 1) ≥ (𝑥 2 + 2𝑥 + 1)
3𝑥 2 − 6𝑥 ≥ 0
3𝑥(𝑥 − 2) ≥ 0
Pembuat nol:
𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 2
Uji selang:
+++ ---- +++
0 2
Maka himpunan penyelesaiannya adalah:
𝐻𝑃 = {𝑥|𝑥 < 0 ∪ 𝑥 > 2}
b. 2|2𝑥 − 3| < |𝑥 + 10| → |4𝑥 − 6| < |𝑥 + 10|
Kuadratkan kedua sisi
(4𝑥 − 6)2 < (𝑥 + 10)2
16𝑥 2 − 48𝑥 + 36 < 𝑥 2 + 20𝑥 + 100
15𝑥 2 − 68𝑥 − 64 < 0
(5𝑥 + 4)(3𝑥 − 16) < 0
Pembuat nol:
4 16
𝑥 = − 𝑑𝑎𝑛 𝑥 =
5 3
Uji selang:
+++ ---- +++
4 16
−
5 3
Maka himpunan penyelesaiannya adalah:
4 16
𝐻𝑃 = {𝑥|− <𝑥< 3}
5
3. Interval-interval kecekungan sebuah fungsi dapat dicari dengan menggunakan uji turunan
kedua.
𝑓 ′ (𝑥) = 4𝑥 3 + 24𝑥 2
𝑓 ′′ (𝑥) = 12𝑥 2 + 48𝑥
Cari akar dari 𝑓′′(𝑥)
0 = 12𝑥 2 + 48𝑥
0 = 𝑥(𝑥 + 4)
𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = −4
Cari rentang 𝑓 ′′ (𝑥) > 0 dan 𝑓 ′′ (𝑥) < 0
8
𝑑𝑥
= 2 cos(2𝑡) − 2√3 sin(2𝑡)
𝑑𝑡
Titik kritis:
0 = 2 cos(2𝑡) − 2√3 sin(2𝑡)
1
tan(2𝑡) =
√3
Maka:
𝜋
2𝑡 = + 𝜋𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 ∈ ℤ
6
𝜋 𝜋
𝑡= + 𝑛
12 2
𝜋 𝜋
Jarak antara titik x dengan titik pusat terjadi pada titik 𝑡 = 12 + 2 𝑛:
𝜋 𝜋
|𝑥| = |sin ( + 𝜋𝑛) + √3 cos ( + 𝜋𝑛)|
6 6
Ambil nilai n = 0 untuk mempermudah perhitungan
𝜋 𝜋 1 3
|𝑥| = |sin ( ) + √3 cos ( )| = + = 𝟐
6 6 2 2
Maka titik terjauh beban tersebut dari titik pusat adalah 2 meter.
6. Pada kasus ini, kapasitor ekivalen dengan dua buah kapasitor yang diparalelkan seperti
berikut:
0,02 m
0,04 m
9
7. Skema lintasan partikel adalah sebagai berikut.
Muatan mengalami lintasan melingkar karena adanya
gaya Lorentz yang mengarah ke pusat lingkaran dari
lintasan yang terbentuk. Gaya Lorentz yang bekerja akan
sama dengan gaya sentripetal yang membuat lintasan
lingkaran.
𝐹𝑠 = 𝐹𝐿
𝑣2
𝑚 = 𝑞𝑣𝐵
𝑟
𝑞𝑟𝐵
𝑚=
𝑣
(1,602 × 10−19 𝐶) × 0,02 𝑚 × 0,05 𝑇
𝑚=
1,0 × 107 𝑚/𝑠
𝒎 = 𝟏, 𝟔𝟎𝟐 × 𝟏𝟎−𝟐𝟗 𝒌𝒈
8. Kondisi yang menyebabkan arus rms terbesar adalah saat nilai impedansi rangkaian
minimal. Kondisi impedansi minimal akan tercapai saat terjadi frekuensi resonansi
rangkaian RLC. Saat frekuensi resonansi, nilai reaktansi induktif = reaktansi kapasitif.
𝑋𝐿 = 𝑋𝑐
1
2𝜋𝑓𝐿 =
2𝜋𝑓𝐶
1 1
𝑓= = = 𝟐𝟎𝟓, 𝟒𝟔 𝑯𝒛
2𝜋√𝐿𝐶 2𝜋√30 × 10−3 𝐻 × 20 × 10−6 𝐹
10
10. Disini pengamat diam dan sumber bunyi yang bergerak. Terdapat tiga buah kasus:
1. Saat kereta api menuju pendengar:
Frekuensi yang didengar pengamat:
𝑣 330
𝑓′ = 𝑓= × 550 = 𝟔𝟎𝟓 𝑯𝒛
𝑣−𝑤 330 − 30
2. Saat kereta api tepat sejajar dengan pengamat
Dalam kondisi ini, pengamat dan sumber bunyi dianggap diam, sehingga frekuensi
yang didengar pengamat = frekuensi sumber (550 Hz)
3. Saat kereta api meninggalkan stasiun
Frekuensi yang didengar pengamat:
𝑣 330
𝑓′ = 𝑓= × 550 = 𝟓𝟎𝟒, 𝟏𝟔 𝑯𝒛
𝑣+𝑤 330 + 30
2𝑋
Diketahui bahwa [NO2] = 0,0743 N = 1𝐿
Maka:
1𝐿
𝑋 = 0,043 𝑀 × = 0,03715 𝑚𝑜𝑙
2
𝑛𝑁2𝑂 = 0,157 − 𝑋 = 0,157 − 0,03715 𝑚𝑜𝑙 = 0,11985 𝑚𝑜𝑙
𝑛 0,11985 𝑚𝑜𝑙
[𝑁2 𝑂] = = = 0,11985 𝑀
𝑉 1𝐿
𝑛𝑂2 = 0,968 − 1,5𝑋 = 0,968 − (1,5 × 0,03715) = 0,9123 𝑚𝑜𝑙
𝑛 0,9123 𝑚𝑜𝑙
[𝑂2 ] = = = 0,9123 𝑀
𝑉 1𝐿
Tetapan kesetimbangan dihitung dengan persamaan:
[𝑁𝑂2 ]2 0,07432
𝐾= 3 = 3 = 0,0528
[𝑁2 𝑂][𝑂2 ]2 (0,11985)(0,9123)2
Menghitung nilai Δ𝐺 0
Δ𝐺 0 = −𝑅𝑇 ln 𝐾 = −(8,314 𝐽/𝑚𝑜𝑙 𝐾) × (298 𝐾) × (ln 0,0528) = −𝟕𝟐𝟖𝟒, 𝟐𝟗 𝑱/𝒎𝒐𝒍
11
Pereaksi pembatas dicari dengan membandingkan hasil bagi mol terhadap koefisien
masing-masing pereaksi. Hasil bagi mol terhadap koefisien yang terkecil dimiliki oleh
pereaksi pembatas
% 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖𝑎𝑛 × 𝑚𝐾𝑎𝑝𝑢𝑟 90% × 10 𝑔
𝑛𝐶𝑎𝐶𝑂3 = = = 0,09 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 𝐶𝑎𝐶𝑂3 100 𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 10−3 𝐿
𝑛𝐻𝐶𝑙 = 𝑀 × 𝑉 = 0,25 × 250 𝑚𝐿 × = 0,0625 𝑚𝑜𝑙
𝐿 𝑚𝐿
𝑛𝐶𝑎𝐶𝑂3 0,09 𝑚𝑜𝑙
= = 0,09 𝑚𝑜𝑙
𝑘𝑜𝑒𝑓𝐶𝑎𝐶𝑂3 1
𝑛𝐻𝐶𝑙 0,0625 𝑚𝑜𝑙
= = 0,03125 𝑚𝑜𝑙
𝑘𝑜𝑒𝑓𝐻𝐶𝑙 2
𝑛𝐻𝐶𝑙 𝑛𝐶𝑎𝐶𝑂3
Karena 𝑘𝑜𝑒𝑓 < 𝑘𝑜𝑒𝑓 maka HCl merupakan pereaksi pembatas
𝐻𝐶𝑙 𝐶𝑎𝐶𝑂3
1 1
𝑛𝐶𝑎𝐶𝑙2 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 = 𝑥 𝑛𝐻𝐶𝑙 = 𝑥 0,0625 𝑚𝑜𝑙 = 0,03125 𝑚𝑜𝑙
2 2
𝑔𝑟
𝑚𝐶𝑎𝐶𝑙2 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 = 𝑛 𝑥 𝑀𝑟 = 0,03125 𝑚𝑜𝑙 𝑥 111 = 3,46875 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑜𝑙
1 1
𝑛𝐶𝑂2 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 = 𝑥 𝑛𝐻𝐶𝑙 = 𝑥 0,0625 𝑚𝑜𝑙 = 0,03125 𝑚𝑜𝑙
2 2
Menggunakan persamaan gas ideal untuk mencari volume karbon dioksida yang
dihasilkan.
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇
maka
0,082 𝐿 𝑎𝑡𝑚
𝑛𝑅𝑇 0,03125 𝑚𝑜𝑙 𝑥 𝑥 298 𝐾
𝑉= = 𝑚𝑜𝑙 𝐾 = 𝟎, 𝟕𝟔𝟑𝟔𝟐𝟓 𝑳
𝑃 1 𝑎𝑡𝑚
Karena nilai mol/koefisien asam laktat lebih kecil, maka pereaksi pembatasnya adalah asam
laktat.
12
Mol as. asetat = mol as. laktat = 3,48 mmol
𝑚C2H3 O2 = 𝑛C2H3O2 × 𝑀𝑟C2H3O2
𝑔𝑟 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚C2H3O2 = 3,48 𝑚𝑚𝑜𝑙 × 60 × = 𝟎, 𝟐𝟎𝟖𝟖 𝒈𝒓𝒂𝒎
𝑚𝑜𝑙 1000 𝑚𝑚𝑜𝑙
14. Pada atom elektron tunggal hidrogen, energi orbital hanya ditentukan oleh bilangan
kuantum utama, n. Jadi, beda energi anatara orbital 1s dan 2p di dalam atom hidrogen yaitu
1 1
Δ𝐸 = 𝑏 ( 2 − 2 )
𝑛𝑙𝑜𝑤 𝑛ℎ𝑖𝑔ℎ
1 1
Δ𝐸 = 2,18 × 10−18 𝐽 × ( 2 − 2 )
1 2
ΔE = 1,635 × 10−18 𝐽
Beda energi antara orbital 1s dan 2p pada atom tembaga yaitu
ℎ𝑐
Δ𝐸 =
𝜆
6,626 × 10−34 𝐽. 𝑠 × 3 × 109 𝑚/𝑠
Δ𝐸 = = 𝟏, 𝟐𝟗𝟏 × 𝟏𝟎−𝟏𝟓 𝑱
1,54 × 10−10 𝑚
13