Anda di halaman 1dari 13

KUNCI JAWABAN TRY OUT I BY TAMAN MAHASISWA

BAGIAN I: PILIHAN GANDA


1. Akan dicari limit bentuk trigonometri dari kasus pada soal.
sin(3𝑡) + 4𝑡
lim
𝑡→0 𝑡 sec(𝑡)
Perhatikan, apabila dilakukan substitusi nilai 𝑡 = 0 pada bentuk tersebut, akan dihasilkan
bentuk tak tentu 0/0. Dengan demikian, perlu dilakukan pengubahan bentuk limit tersebut
sehingga tidak lagi dihasilkan bentuk tak tentu saat dilakukan substitusi.
sin(3𝑡) + 4𝑡 sin 3𝑡 4𝑡
lim = lim ( + )
𝑡→0 𝑡 sec(𝑡) 𝑡→0 𝑡 sec 𝑡 𝑡 sec 𝑡
sin 3𝑡 4𝑡
= lim + lim
𝑡→0 𝑡 sec 𝑡 𝑡→0 𝑡 sec 𝑡
sin 3𝑡
= lim 3 cos 𝑡 × + lim 4 cos 𝑡
𝑡→0 3𝑡 𝑡→0
Perhatikan bahwa:
sin 3𝑡
lim =1
𝑡→0 3𝑡
Maka dengan melakukan substitusi nilai t didapatkan:
sin 3𝑡
lim 3 cos 𝑡 × + lim 4 cos 𝑡 = 3 × 1 + 4 = 𝟕 (𝒅)
𝑡→0 3𝑡 𝑡→0

2. Matriks pada soal dapat dijabarkan menjadi tiga buah sistem persamaan linier
2𝑥 = 4 … (1)
3𝑥 + 𝑦 = −2 … (2)
2𝑥 + 3𝑦 + 2𝑧 = 0 … (3)
Dari persamaan (1) didapat:
4
𝑥= =𝟐
2
Persamaan (2):
3(2) + 𝑦 = −2
𝑦 = −2 − 6 = −𝟖
Persamaan (3):
2(2) + 3(−8) + 2𝑧 = 0
2𝑧 = 24 − 4
𝑧 = 𝟏𝟎
Dengan demikian, matriks x, y, dan z dapat dinyatakan dengan:
𝑥 2
[𝑦] = [−8] (𝒄)
𝑧 10

3. Fungsi yang memiliki titik minimum dapat dilihat dengan uji turunan pertama dan kedua.
Apabila fungsi memiliki titik kritis a (𝑓 ′ (𝑎) = 0) dan 𝑓 ′′ (𝑎) > 0 maka titik tersebut adalah
titik minimum lokal.
Fungsi pada opsi a:
𝑓(𝑥) = −2𝑥 2 + 2𝑥 + 1
𝑓 ′ (𝑥) = −4𝑥 + 2

1
Titik kritis:
1
0 = −4𝑥 + 2 → 𝑥 =
2
Turunan kedua
𝑓 ′′ (𝑥) = −4
Turunan kedua di setiap titik pada fungsi opsi a bernilai negatif. Dengan demikian, titik
1
𝑥 = 2 adalah titik maksimum.

Fungsi pada opsi b:


𝑓(𝑥) = tan(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = sec 2 (𝑥)
Fungsi ini tidak memiliki titik kritis dimana 𝑓 ′ (𝑥) = 0. Dengan demikian, tidak ada titik
minimum pada fungsi ini.

Fungsi pada opsi c:


𝑓(𝑥) = 1 − 𝑒 −𝑥
𝑓 ′ (𝑥) = 𝑒 −𝑥
Sama seperti fungsi pada opsi b, fungsi pada opsi c ini juga tidak memiliki titik kritis.
Dengan demikian, tidak ada titik minimum pada fungsi ini.

Fungsi pada opsi d:


𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 3𝑥 + 7
𝑓 ′ (𝑥) = 2𝑥 + 3
Titik kirits:
0 = 2𝑥 + 3
3
𝑥=−
2
Turunan kedua:
𝑓 ′′ (𝑥) = 2
Turunan kedua di setiap titik pada fungsi opsi a ini bernilai positif. Dengan demikian, titik
3
𝑥 = − 2 adalah titik minimum.

Fungsi pada opsi e:


𝑓(𝑥) = −𝑥 ln 𝑥
′ (𝑥)
𝑓 = − ln 𝑥 − 1
Titik kritis
0 = − ln 𝑥 − 1
ln 𝑥 = −1
1
𝑥=
𝑒
Turunan kedua
1
𝑓 ′′ (𝑥) = −
𝑥
1 1
𝑓 ′′ ( ) = − = −𝑒
𝑒 1
𝑒

2
Karena hasil uji turunan kedua menghasilkan nilai negatif, maka titik kritis tersebut adalah
titik maksimum.

Dengan demikian, fungsi yang memiliki titik minimum hanya opsi (d).

4. Pertama-tama, sketsakan kedua kurva pada soal.


Untuk mencari titik potong kedua kurva, samakan
kedua persamaan kurva.
−𝑥 2 = 𝑥 2 − 2𝑥
2𝑥 2 − 2𝑥 = 0
2𝑥(𝑥 − 1) = 0
𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 1
Luas daerah yang dibatasi kedua kurva kemudian
dapat dicari dengan mengintegralkan selisih kedua
persamaan kurva dari titik 0 hingga titik 1
1
𝐴 = ∫ (−𝑥 2 ) − (𝑥 2 − 2𝑥)𝑑𝑥
0
1 1
2
𝐴 = ∫ −2𝑥 2 + 2𝑥 𝑑𝑥 = [− 𝑥 3 + 𝑥 2 ]
0 3 0
2 𝟏
𝐴 = − + 1 = (𝒅)
3 𝟑

𝜋
5. Cari terlebih dahulu fungsi turunan kedua dari 𝑡 sin ( 𝑡 )
𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋
𝑓 ′ (𝑡) = 𝑡 cos ( ) (− 2 ) + sin ( ) = − cos ( ) + sin ( )
𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡
′′ (𝑡)
𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋2 𝜋
𝑓 = (− ) [− sin ( ) (− 2 )] + ( 2 ) cos ( ) + (− 2 ) cos ( ) = − 3 sin ( )
𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡
2 2
𝜋 𝜋 𝜋
𝑓 ′′ (2) = − 3 sin ( ) = − ≅ −𝟏, 𝟐𝟑 (𝒂)
2 2 8

6. Cari terlebih dahulu waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak horizontal dengan
melihat kapan batu mencapai tanah
𝑚
𝑣𝑜𝑦 = 𝑣0 sin 𝛼 = 𝑣0 sin 30 = 5
𝑠
Persamaan kinematika gerak vertikal berubah beraturan:
1
ℎ = ℎ0 + 𝑣0𝑦 𝑡 − 𝑔𝑡 2
2
Cari nilai 𝑡 saat ℎ = 0
1
0 = 100 + 5 × 𝑡 − × 10 𝑚/𝑠 2 × 𝑡 2
2
5𝑡 2 − 5𝑡 − 100 = 0
𝑡 2 − 𝑡 − 20 = 0
(𝑡 + 4)(𝑡 − 5) = 0
𝑡 = −4 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝒕 = 𝟓
Dipilih nilai t = 5 detik (nilai positif).

3
𝑚
𝑣0𝑥 = 𝑣0 cos 𝛼 = 𝑣0 cos 30 = 5√3
𝑠
𝑥 = 𝑣0𝑥 𝑡
𝑥 = 5√3 × 5 = 𝟐𝟓√𝟑 𝒎 (𝒂)

7. Berikut adalah diagram gaya dari kasus ini.


Gaya minimal yang diperbolehkan adalah gaya yang
menjaga agar benda tidak bergerak ke bawah.
Dengan demikian, gaya gesek akan bekerja ke arah
atas!
𝐹𝑚𝑖𝑛 + 𝑓𝑔𝑒𝑠 − 𝑊 sin 𝛼 = 0
𝐹𝑚𝑖𝑛 + 𝜇𝑠 𝑁 − 𝑚𝑔 sin 45 = 0
𝐹𝑚𝑖𝑛 + 0,3 × 𝑚𝑔 cos 45 = 𝑚𝑔 sin 45
1 1
𝐹𝑚𝑖𝑛 = √2 × 5 𝑘𝑔 × 10 𝑚/𝑠 2 − 0,3 × √2 × 5 𝑘𝑔 × 10 𝑚/𝑠 2
2 2
𝐹𝑚𝑖𝑛 = 𝟐𝟒, 𝟕𝟒 𝑵

Gaya maksimal yang diperbolehkan adalah gaya yang menjaga agar benda tidak bergerak
ke atas. Dengan demikian, gaya gesek akan bekerja ke arah bawah!
𝐹𝑚𝑖𝑛 − 𝑓𝑔𝑒𝑠 − 𝑊 sin 𝛼 = 0
𝐹𝑚𝑖𝑛 − 𝜇𝑠 𝑁 − 𝑚𝑔 sin 45 = 0
𝐹𝑚𝑖𝑛 − 0,3 × 𝑚𝑔 cos 45 = 𝑚𝑔 sin 45
1 1
𝐹𝑚𝑖𝑛 = √2 × 5 𝑘𝑔 × 10 𝑚/𝑠 2 + 0,3 × √2 × 5 𝑘𝑔 × 10 𝑚/𝑠 2
2 2
𝐹𝑚𝑖𝑛 = 𝟒𝟓, 𝟗𝟔 𝑵
Maka rentang gaya F yang diperbolehkan adalah:
𝟐𝟒, 𝟕𝟒 𝑵 ≤ 𝑭 ≤ 𝟒𝟓, 𝟗𝟔 𝑵 (𝒃)

8. Skema soal di atas adalah sebagai berikut.


Karena tidak ada gaya non-konservatif yang
bekerja, maka penyelesaian kasus ini dapat
menggunakan hukum kekekalan energi mekanik.
Tinjau dua titik: titik A sebagai posisi penekanan
pegas terjauh dan posisi B sebagai posisi awal
penjatuhan bola.
A B
Pada posisi A:
Energi kinetik bola: 𝐾𝐴 = 0
1
Energi potensial pegas: 𝑈𝑝𝐴 = 2 𝑘𝑥02
Energi potensial gravitasi: 𝑈𝑔𝐴 = −𝑚𝑔𝑥0
Pada posisi B:
Energi kinetik bola: 𝐾𝐵 = 0
Energi potensial pegas: 𝑈𝑝𝐵 = 0

4
Energi potensial gravitasi: 𝑈𝑔𝐵 = 𝑚𝑔ℎ
Dengan hukum kekalan energi mekanik:
𝐾𝐴 + 𝑈𝑝𝐴 + 𝑈𝑔𝐴 = 𝐾𝐵 + 𝑈𝑝𝐵 + 𝑈𝑔𝐵
1
0 + 𝑘𝑥02 − 𝑚𝑔𝑥0 = 0 + 0 + 𝑚𝑔ℎ
2
1 2
𝑘𝑥 = 𝑚𝑔(ℎ + 𝑥0 )
2 0
2𝑚𝑔(ℎ + 𝑥0 )
𝑘=
𝑥02
2 (0,6
2 × 2 𝑘𝑔 × 10 𝑚/𝑠 𝑚 + 0,15 𝑚)
𝑘= 2
= 𝟏𝟑𝟑𝟑, 𝟑𝟑 𝑵/𝒎 (𝒄)
(0,15 𝑚)

9. Skema dari soal adalah sebagai berikut.


Batang dianggap melakukan gerak rotasi murni dan dipilih
sumbu pada ujung batang. Momen inersia batang terhadap
sumbu di ujung adalah:
1 1
𝐼 = 𝑀𝐿2 = × 5 𝑘𝑔 × (3 𝑚)2 = 15 𝑘𝑔/𝑚2
3 3
Energi kinetik mula-mula batang = 0, sedangkan energi
kinetik batang pada posisi vertikal disebabkan oleh rotasi,
yaitu sebesar:
1
𝐾𝑟𝑜𝑡 = 𝐼𝜔2
2
Dengan demikian, perubahan energi kinetiknya adalah:
1 1
Δ𝐾 = 𝐼𝜔2 − 0 = 𝐼𝜔2
2 2
Batang berotasi karena adanya gaya gravitasi. Usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi
adalah:
𝐿
𝑊𝑔 = 𝑀𝑔 ( )
2
Dengan menggunakan teorema usaha energi:
𝑊𝑔 = Δ𝐾
𝐿 1
𝑀𝑔 ( ) = 𝐼𝜔2
2 2
𝑀𝑔𝐿 5 𝑘𝑔 × 10 𝑚/𝑠 2 × 1,5 𝑚
𝜔=√ =√ = 𝟐, 𝟐𝟑 𝒓𝒂𝒅/𝒔 (𝒅)
𝐼 15 𝑘𝑔/𝑚2

10. Dalam kasus ini, dapat digunakan Hukum Bernoulli dengan mengambil ℎ1 = 20 𝑚 dan
ℎ2 = 0 𝑚.
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃2 + 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2
2 2
𝑃1 = 𝑃2 = 𝑎𝑡𝑚𝑜𝑠𝑓𝑒𝑟𝑖𝑘
𝑣1 ≅ 0 (𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟)
1
𝜌𝑔ℎ1 = 𝜌𝑣22
2

5
𝑣2 = √2𝑔ℎ1
Debit air yang keluar:
𝑄 = 𝐴2 𝑣2 = 𝐴2 √2𝑔ℎ2
𝜋
𝑄 = × (0,01 𝑚)2 × √2 × 10 𝑚/𝑠 2 × 20 𝑚 = 𝟏, 𝟓𝟕 × 𝟏𝟎−𝟑 𝒎𝟑 /𝒔 = 𝟏, 𝟓𝟕 𝑳/𝒔 (𝒂)
4

11. NaHSO3 akan mengadisi gugus karbonil seperti aldehida dan keton. Akan tetapi, Fehling
dapat mengoksidasi aldehida dan menghasilkan warna coklat, sedangkan keton tidak dapat
dioksidasi dengan Fehling. Dengan demikian, senyawa yang dimaksud adalah Keton (b).

12. Normalitas yang dimaksud adalah normalitas untuk reaksi reduksi MnO4- menjadi Mn2+
yang melepaskan 5 buah elektron.
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑒𝑣 × 𝑀 = 5 × 0,123 𝑀 = 𝟎, 𝟔𝟏𝟓 𝑵 (𝒃)
13. Reaksi yang terjadi:
Anoda : Ni(s) → Ni2+(aq) + 2e- Eored,a = − 0,257 V vs SHE
Katoda : 2H+(aq) + 2e- → H2(g) Eored,k = 0 V vs SHE
Potensial sel kesetimbangan standar dapat dicari dengan:
0 0 0
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎 − 𝐸𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
0
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 0 − (−0,257) = 0,257 𝑉
Dengan demikian, energi bebas Gibbsnya adalah:
Δ𝐺 0 = −𝑛𝐹𝐸 0
𝐶
Δ𝐺 𝑜 = −2 × 96500 × 0,257 𝑉
𝑚𝑜𝑙
𝚫𝑮𝒐 = −𝟒𝟗𝟔𝟎𝟏 𝑱/𝒎𝒐𝒍 𝑵𝒊 (𝒂)

14. Reaksi yang terbentuk:


𝐻2 𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) + 2𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) → 2𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) + 2𝐻2 𝑂(𝑙)
𝑛𝐻2 𝑆𝑂4 = (50 𝑚𝐿)(0,987 𝑀) = 49,35 𝑚𝑚𝑜𝑙 = 0,0494 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑁𝑎𝑂𝐻 = (50 𝑚𝐿)(1,00 𝑀) = 50 𝑚𝑚𝑜𝑙 = 0,0500 𝑚𝑜𝑙 (𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠)
𝑄𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑚𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 . 𝑐𝑝 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 . Δ𝑇
𝑄𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = (𝜌. 𝑉). 𝑐𝑝 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 . (𝑇𝑓 − 𝑇𝑖 )
𝑄𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = (1 𝑔/𝑚𝐿 × 100 𝑚𝐿) × 4,18 𝐽/𝑔℃ × (31,7 − 25)℃ = 2800,6 𝐽
𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑄𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 ≅ 𝑄𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛)
𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 + 𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 0 → 𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = −𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
−2800,6 𝐽
𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = = −𝟓𝟔𝟎𝟏𝟐 𝑱/𝒎𝒐𝒍 𝑵𝒂𝑶𝑯 (𝒃)
0,05 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻

15. Cari persentase masing-masing elemen


%𝑂 = 100% − %𝐻 − %𝐶 = 100% − 72,97% − 5,41% = 21,62%
Misalkan massa asam sinamat = 100 gram, maka

6
Massa karbon 72,97 gram, massa oksigen 21,62 gram, dan massa hidrogen 5,41 gram
Rumus empiris dicari dengan membandingkan mol unsur penyusun senyawa tersebut
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑒𝑚𝑝𝑖𝑟𝑖𝑠 = 𝐶72,97 𝐻5,41 𝑂21,62 = 𝐶6,08 𝐻5,41 𝑂1,35
12 1 16
Semua perbandingan dibagi dengan mol terkecil, yakni 1,35 sehingga diperoleh rumus
empiris.
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑒𝑚𝑝𝑖𝑟𝑖𝑠 𝐶4,5 𝐻4,0 𝑂1
Agar tidak terbentuk pecahan maka dikali 2 menjadi 𝐶9 𝐻8 𝑂2
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 = (𝑅𝐸)𝑛 = (𝐶9 𝐻8 𝑂2 )𝑛
((9 × 𝐴𝑟 𝐶) + (8 × 𝐴𝑟 𝐻) + (2 × 𝐴𝑟 𝑂)) × 𝑛 = 148
(108 + 8 + 32) × 𝑛 = 148
𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑛 = 1
Jadi rumus molekul = 𝑪𝟗 𝑯𝟖 𝑶𝟐 (a)

BAGIAN II: ESAI


1. Untuk mencari garis singgung pada kurva, terlebih dahulu kita harus mencari gradien di
titik (1,3). Persamaan kurva yang diberikan berbentuk implisit, maka untuk mencari
gradiennya akan digunakan turunan implisit.
𝑑 3 𝑑
(𝑥 𝑦 + 𝑦 3 𝑥) = (30)
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑(𝑥 3 𝑦) 𝑑(𝑦 3 𝑥)
+ =0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑(𝑥 3 ) 3
𝑑𝑦 𝑑(𝑦 3 ) 𝑑𝑥
[ 𝑦+𝑥 ]+[ 𝑥 + 𝑦3 ] = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
3𝑥 2 𝑦 + 𝑥 3 + 3𝑦 2 𝑥 + 𝑦3 = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦
(3𝑥 3 + 3𝑦 2 𝑥) = −𝑦 3 − 𝑥 2 𝑦
𝑑𝑥
𝑑𝑦 −𝑦 3 − 3𝑥 2 𝑦
= 3
𝑑𝑥 𝑥 + 3𝑦 2 𝑥
𝑑𝑦 −33 − 3(1)2 3 9
| = 3 = −
𝑑𝑥 (1,3) 1 + 3(3)2 1 7
𝑑𝑦
Persamaan garis lurus yang melewati titik (𝑥1 , 𝑦1 ) dengan gradien 𝑑𝑥 adalah:
𝑑𝑦
𝑦 − 𝑦1 = (𝑥 − 𝑥1 )
𝑑𝑥
Di titik (1,3):
9
𝑦 − 3 = − (𝑥 − 1)
7
Maka persamaan garis singgungnya adalah:
𝟗 𝟑𝟎
𝒚=− 𝒙+
𝟕 𝟕

2. Himpunan penyelesaian dari:


a. |2𝑥 − 1| ≥ |𝑥 + 1|
Kuadratkan kedua sisi

7
(2𝑥 − 1)2 ≥ (𝑥 + 1)2
(4𝑥 2 − 4𝑥 + 1) ≥ (𝑥 2 + 2𝑥 + 1)
3𝑥 2 − 6𝑥 ≥ 0
3𝑥(𝑥 − 2) ≥ 0
Pembuat nol:
𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 2
Uji selang:
+++ ---- +++
0 2
Maka himpunan penyelesaiannya adalah:
𝐻𝑃 = {𝑥|𝑥 < 0 ∪ 𝑥 > 2}
b. 2|2𝑥 − 3| < |𝑥 + 10| → |4𝑥 − 6| < |𝑥 + 10|
Kuadratkan kedua sisi
(4𝑥 − 6)2 < (𝑥 + 10)2
16𝑥 2 − 48𝑥 + 36 < 𝑥 2 + 20𝑥 + 100
15𝑥 2 − 68𝑥 − 64 < 0
(5𝑥 + 4)(3𝑥 − 16) < 0
Pembuat nol:
4 16
𝑥 = − 𝑑𝑎𝑛 𝑥 =
5 3
Uji selang:
+++ ---- +++
4 16

5 3
Maka himpunan penyelesaiannya adalah:
4 16
𝐻𝑃 = {𝑥|− <𝑥< 3}
5

3. Interval-interval kecekungan sebuah fungsi dapat dicari dengan menggunakan uji turunan
kedua.
𝑓 ′ (𝑥) = 4𝑥 3 + 24𝑥 2
𝑓 ′′ (𝑥) = 12𝑥 2 + 48𝑥
Cari akar dari 𝑓′′(𝑥)
0 = 12𝑥 2 + 48𝑥
0 = 𝑥(𝑥 + 4)
𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = −4
Cari rentang 𝑓 ′′ (𝑥) > 0 dan 𝑓 ′′ (𝑥) < 0

+++ ---- +++


-4 0
Maka 𝑓(𝑥) cekung ke atas pada rentang (∞, −4) dan (0, ∞) serta cekung ke bawah pada
rentang (−4,0).
Titik belok dari fungsi ini ada di titik 𝑥 = −4 dan 𝑥 = 0

4. Titik terjauh beban terjadi pada saat turunan = 0 (titik kritis)

8
𝑑𝑥
= 2 cos(2𝑡) − 2√3 sin(2𝑡)
𝑑𝑡
Titik kritis:
0 = 2 cos(2𝑡) − 2√3 sin(2𝑡)
1
tan(2𝑡) =
√3
Maka:
𝜋
2𝑡 = + 𝜋𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 ∈ ℤ
6
𝜋 𝜋
𝑡= + 𝑛
12 2
𝜋 𝜋
Jarak antara titik x dengan titik pusat terjadi pada titik 𝑡 = 12 + 2 𝑛:
𝜋 𝜋
|𝑥| = |sin ( + 𝜋𝑛) + √3 cos ( + 𝜋𝑛)|
6 6
Ambil nilai n = 0 untuk mempermudah perhitungan
𝜋 𝜋 1 3
|𝑥| = |sin ( ) + √3 cos ( )| = + = 𝟐
6 6 2 2
Maka titik terjauh beban tersebut dari titik pusat adalah 2 meter.

5. Dengan menggunakan teknik substitusi:


𝑀𝑖𝑠𝑎𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑢 = 2𝑦 2 + 5 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑢 = 4𝑦 𝑑𝑦
3𝑦 3𝑦 𝑑𝑢 3 𝑑𝑢
∫ 𝑑𝑦 = ∫ =∫
√2𝑦 2 + 5𝑦 √𝑢 4𝑦 4 √𝑢
3 𝑑𝑢 3 𝟑
∫ = × 2 √𝑢 + 𝐶 = √𝟐𝒚𝟐 + 𝟓 + 𝑪
4 √𝑢 4 𝟐

6. Pada kasus ini, kapasitor ekivalen dengan dua buah kapasitor yang diparalelkan seperti
berikut:

0,02 m

0,04 m

Hitung terlebih dahulu nilai C1 dan C2.


𝐴 𝑝1 × 𝑙1 0,1 × 0,02
𝐶1 = 𝜅1 𝜖0 = 𝜅1 𝜖0 = 300 × (8,85 × 10−12 ) × = 531 𝑛𝐹
𝑑 𝑑 1 × 10−5
𝐴 𝑝2 × 𝑙2 0,1 × 0,04
𝐶2 = 𝜅2 𝜖0 = 𝜅2 𝜖0 = 1 × (8,85 × 10−12 ) × = 3,54 𝑛𝐹
𝑑 𝑑 1 × 10−5
Karena kedua kapasitor tersusun secara paralel maka kapasitansi totalnya adalah:
𝐶 = 𝐶1 + 𝐶2 = 531 + 3,54 = 534,54 𝑛𝐹
Konstanta dielektrik kapasitor kemudian dapat dicari dengan:
𝐶 534,54 × 10−9
𝜅= = = 𝟏𝟎𝟎, 𝟔𝟕
𝐴 −12 0,06 × 0,1
𝜖0 8,85 × 10 ×
𝑑 1 × 10−5

9
7. Skema lintasan partikel adalah sebagai berikut.
Muatan mengalami lintasan melingkar karena adanya
gaya Lorentz yang mengarah ke pusat lingkaran dari
lintasan yang terbentuk. Gaya Lorentz yang bekerja akan
sama dengan gaya sentripetal yang membuat lintasan
lingkaran.
𝐹𝑠 = 𝐹𝐿
𝑣2
𝑚 = 𝑞𝑣𝐵
𝑟
𝑞𝑟𝐵
𝑚=
𝑣
(1,602 × 10−19 𝐶) × 0,02 𝑚 × 0,05 𝑇
𝑚=
1,0 × 107 𝑚/𝑠
𝒎 = 𝟏, 𝟔𝟎𝟐 × 𝟏𝟎−𝟐𝟗 𝒌𝒈

8. Kondisi yang menyebabkan arus rms terbesar adalah saat nilai impedansi rangkaian
minimal. Kondisi impedansi minimal akan tercapai saat terjadi frekuensi resonansi
rangkaian RLC. Saat frekuensi resonansi, nilai reaktansi induktif = reaktansi kapasitif.
𝑋𝐿 = 𝑋𝑐
1
2𝜋𝑓𝐿 =
2𝜋𝑓𝐶
1 1
𝑓= = = 𝟐𝟎𝟓, 𝟒𝟔 𝑯𝒛
2𝜋√𝐿𝐶 2𝜋√30 × 10−3 𝐻 × 20 × 10−6 𝐹

Karena nilai 𝑋𝐿 = 𝑋𝐶 , maka impedansi dari rangkaian = R


𝑉𝑟𝑚𝑠 90
𝐼𝑟𝑚𝑠 = = = 𝟏, 𝟒 𝑨
𝑍 50

9. Persamaan umum simpangan gelombang:


𝑡 𝑥
𝑦(𝑥, 𝑡) = 𝐴 cos (2𝜋 − 2𝜋 + Φ0 )
𝑇 𝜆
𝐴 = 15 𝑐𝑚 = 0,15 𝑚
𝑇 = 0,5 𝑠
𝑣 = 10 𝑚/𝑠
𝜆 = 𝑣𝑇 = 10 × 0,5 = 5 𝑚
𝑡 𝑥
𝑦(𝑥, 𝑡) = 0,15 cos (2𝜋 − 2𝜋 + Φ0 )
0,5 5
Pada saat t = 0,25 s, ujung tali (x = 0) mengalami simpangan maksimum, Jadi:
𝑦(0,0) = 0,15
0,25 0
0,15 = 0,15 cos (2𝜋 − 2𝜋 + Φ0 )
0,5 5
1 = cos(𝜋 + Φ0 ) → 𝜋 + Φ0 = 0
Φ0 = −𝜋
Dengan demikian, persamaan simpangan gelombang adalah:
𝒕 𝒙
𝒚(𝒙, 𝒕) = 𝟎, 𝟏𝟓 𝐜𝐨𝐬 (𝟐𝝅 − 𝟐𝝅 − 𝝅)
𝟎, 𝟓 𝟓

10
10. Disini pengamat diam dan sumber bunyi yang bergerak. Terdapat tiga buah kasus:
1. Saat kereta api menuju pendengar:
Frekuensi yang didengar pengamat:
𝑣 330
𝑓′ = 𝑓= × 550 = 𝟔𝟎𝟓 𝑯𝒛
𝑣−𝑤 330 − 30
2. Saat kereta api tepat sejajar dengan pengamat
Dalam kondisi ini, pengamat dan sumber bunyi dianggap diam, sehingga frekuensi
yang didengar pengamat = frekuensi sumber (550 Hz)
3. Saat kereta api meninggalkan stasiun
Frekuensi yang didengar pengamat:
𝑣 330
𝑓′ = 𝑓= × 550 = 𝟓𝟎𝟒, 𝟏𝟔 𝑯𝒛
𝑣+𝑤 330 + 30

11. Untuk keadaan kesetimbangan digunakan persamaan:


𝛥𝐺° = −𝑅𝑇𝑙𝑛𝐾
Tuliskan persamaan reaksi kimia yang setara terlebih dahulu.
3
N2O (g) + 2
O2 ⇌ 2 NO2
M 0,157 mol 0,968 mol
3
R -X −2 X 2X
S (0,157-x) mol (0,968 – 1,5X) 2X

2𝑋
Diketahui bahwa [NO2] = 0,0743 N = 1𝐿

Maka:
1𝐿
𝑋 = 0,043 𝑀 × = 0,03715 𝑚𝑜𝑙
2
𝑛𝑁2𝑂 = 0,157 − 𝑋 = 0,157 − 0,03715 𝑚𝑜𝑙 = 0,11985 𝑚𝑜𝑙
𝑛 0,11985 𝑚𝑜𝑙
[𝑁2 𝑂] = = = 0,11985 𝑀
𝑉 1𝐿
𝑛𝑂2 = 0,968 − 1,5𝑋 = 0,968 − (1,5 × 0,03715) = 0,9123 𝑚𝑜𝑙
𝑛 0,9123 𝑚𝑜𝑙
[𝑂2 ] = = = 0,9123 𝑀
𝑉 1𝐿
Tetapan kesetimbangan dihitung dengan persamaan:
[𝑁𝑂2 ]2 0,07432
𝐾= 3 = 3 = 0,0528
[𝑁2 𝑂][𝑂2 ]2 (0,11985)(0,9123)2
Menghitung nilai Δ𝐺 0
Δ𝐺 0 = −𝑅𝑇 ln 𝐾 = −(8,314 𝐽/𝑚𝑜𝑙 𝐾) × (298 𝐾) × (ln 0,0528) = −𝟕𝟐𝟖𝟒, 𝟐𝟗 𝑱/𝒎𝒐𝒍

12. Persamaan reaksi yang terjadi:


𝐶𝑎𝐶𝑂3 + 2𝐻𝐶𝑙 → 𝐶𝑎𝐶𝑙2 + 𝐻2 𝑂 + 𝐶𝑂2

11
Pereaksi pembatas dicari dengan membandingkan hasil bagi mol terhadap koefisien
masing-masing pereaksi. Hasil bagi mol terhadap koefisien yang terkecil dimiliki oleh
pereaksi pembatas
% 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖𝑎𝑛 × 𝑚𝐾𝑎𝑝𝑢𝑟 90% × 10 𝑔
𝑛𝐶𝑎𝐶𝑂3 = = = 0,09 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 𝐶𝑎𝐶𝑂3 100 𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 10−3 𝐿
𝑛𝐻𝐶𝑙 = 𝑀 × 𝑉 = 0,25 × 250 𝑚𝐿 × = 0,0625 𝑚𝑜𝑙
𝐿 𝑚𝐿
𝑛𝐶𝑎𝐶𝑂3 0,09 𝑚𝑜𝑙
= = 0,09 𝑚𝑜𝑙
𝑘𝑜𝑒𝑓𝐶𝑎𝐶𝑂3 1
𝑛𝐻𝐶𝑙 0,0625 𝑚𝑜𝑙
= = 0,03125 𝑚𝑜𝑙
𝑘𝑜𝑒𝑓𝐻𝐶𝑙 2
𝑛𝐻𝐶𝑙 𝑛𝐶𝑎𝐶𝑂3
Karena 𝑘𝑜𝑒𝑓 < 𝑘𝑜𝑒𝑓 maka HCl merupakan pereaksi pembatas
𝐻𝐶𝑙 𝐶𝑎𝐶𝑂3
1 1
𝑛𝐶𝑎𝐶𝑙2 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 = 𝑥 𝑛𝐻𝐶𝑙 = 𝑥 0,0625 𝑚𝑜𝑙 = 0,03125 𝑚𝑜𝑙
2 2
𝑔𝑟
𝑚𝐶𝑎𝐶𝑙2 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 = 𝑛 𝑥 𝑀𝑟 = 0,03125 𝑚𝑜𝑙 𝑥 111 = 3,46875 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑜𝑙
1 1
𝑛𝐶𝑂2 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 = 𝑥 𝑛𝐻𝐶𝑙 = 𝑥 0,0625 𝑚𝑜𝑙 = 0,03125 𝑚𝑜𝑙
2 2
Menggunakan persamaan gas ideal untuk mencari volume karbon dioksida yang
dihasilkan.
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇
maka
0,082 𝐿 𝑎𝑡𝑚
𝑛𝑅𝑇 0,03125 𝑚𝑜𝑙 𝑥 𝑥 298 𝐾
𝑉= = 𝑚𝑜𝑙 𝐾 = 𝟎, 𝟕𝟔𝟑𝟔𝟐𝟓 𝑳
𝑃 1 𝑎𝑡𝑚

13. Persamaan reaksi yang belum setara:


𝑀𝑛𝑂4− + 𝐻𝐶3 𝐻5 𝑂3 + 𝐻 + → 𝐻𝐶2 𝐻3 𝑂2 + 𝐶𝑂2 + 𝐻2 𝑂 + 𝑀𝑛2+
Reduksi: 𝑀𝑛𝑂4− + 8𝐻 + + 5𝑒 − → 4𝐻2 𝑂 + 𝑀𝑛2+ [x4]
Oksidasi: 𝐻𝐶3 𝐻5 𝑂3 + 𝐻2 𝑂 → 𝐻𝐶2 𝐻3 𝑂2 + 𝐶𝑂2 + 4𝐻 + 4𝑒
+ −
[x5] +
Persamaan reaksi setara:
4𝑀𝑛𝑂4− + 5𝐻𝐶3 𝐻5 𝑂3 + 12𝐻 + → 5𝐻𝐶2 𝐻3 𝑂2 + 5𝐶𝑂2 + 11𝐻2 𝑂 + 4𝑀𝑛2+
Mencari mol masing-masing pereaksi.
Mol KMnO4- = 25 mL x 0,14 M = 3,5 mmol
Mol HC3H5O3 = 4 mL x 0,87 M = 3,48 mmol
Pereaksi pembatas dibagi dengan membagi mol kedua pereaksi dengan koefisiennya
diperoleh
KMnO4- = mol/4 = 3,5/4 = 0,875 mmol
HC3H5O3 = mol/5 = 3,48/5 = 0,696 mmol

Karena nilai mol/koefisien asam laktat lebih kecil, maka pereaksi pembatasnya adalah asam
laktat.

12
Mol as. asetat = mol as. laktat = 3,48 mmol
𝑚C2H3 O2 = 𝑛C2H3O2 × 𝑀𝑟C2H3O2
𝑔𝑟 1 𝑚𝑜𝑙
𝑚C2H3O2 = 3,48 𝑚𝑚𝑜𝑙 × 60 × = 𝟎, 𝟐𝟎𝟖𝟖 𝒈𝒓𝒂𝒎
𝑚𝑜𝑙 1000 𝑚𝑚𝑜𝑙

14. Pada atom elektron tunggal hidrogen, energi orbital hanya ditentukan oleh bilangan
kuantum utama, n. Jadi, beda energi anatara orbital 1s dan 2p di dalam atom hidrogen yaitu
1 1
Δ𝐸 = 𝑏 ( 2 − 2 )
𝑛𝑙𝑜𝑤 𝑛ℎ𝑖𝑔ℎ
1 1
Δ𝐸 = 2,18 × 10−18 𝐽 × ( 2 − 2 )
1 2
ΔE = 1,635 × 10−18 𝐽
Beda energi antara orbital 1s dan 2p pada atom tembaga yaitu
ℎ𝑐
Δ𝐸 =
𝜆
6,626 × 10−34 𝐽. 𝑠 × 3 × 109 𝑚/𝑠
Δ𝐸 = = 𝟏, 𝟐𝟗𝟏 × 𝟏𝟎−𝟏𝟓 𝑱
1,54 × 10−10 𝑚

15. A. Persamaan reaksi sintesis dodekana adalah sebagai berikut:


25 𝐻2 (𝑔) + 12𝐶𝑂(𝑔) → 𝐶12 𝐻26 (𝑔) + 12𝐻2 𝑂(𝑔)
B. Hitung terlebih dahulu mol dodekana yang terbentuk
10000
𝑛𝐶12 𝐻26 = = 58,82 𝑚𝑜𝑙
17
25
𝑛𝐻2 = × 58,82 𝑚𝑜𝑙 = 1480,5 𝑚𝑜𝑙
1
Gunakan persamaan gas ideal
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇
𝑎𝑡𝑚 𝐿
1470,5 𝑚𝑜𝑙 × 0,082 ( ) × 523𝐾
𝑃= 𝑚𝑜𝑙 𝐾 = 630,638 𝑎𝑡𝑚
100𝐿
C. Persentase yield didefinisikan sebagai:
𝑚𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥 100%
𝑚𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑚𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘
30% = 𝑥 100%
10 𝑘𝑔
Maka massa dodekana yang terbentuk adalah 3 kg.

13

Anda mungkin juga menyukai