Anda di halaman 1dari 49

BAB V

PELEPASAN ZAT TOKSIK


DAN MODEL PENYEBARAN

CHEMICAL PROCESS SAFETY


FUNDAMENTAL WITH APPLICATIONS
PARAMETER PENYEBAB
DISPERSI
 Kecepatan Angin

 Kestabilan atmosferik

 Kondisi dataran (bangunan, air, pohon)

 Ketinggian dari pelepasan terhadap


permukaan tanah
 Momentum dan bouyancy terhadap awal
material dilepaskan
DISPERSI dari PELEPASAN
(PLUME)
DISPERSI dari PELEPASAN
(PUFF)
Model Dispersi Buoyant Netral
 Digunakan untuk mengestimasi konsentrasi pelepasan menurut
arah angin yang mana gas bercampur dengan udara segar dan
menghasilkan neutrally buoyant.
 Dua tipe neutrally buoyant yang sering digunakan : Model Plume
dan puff
 Model Plume : menjelaskan keadaan konsentrasi steady state
material yang terbebaskan dari sumber kontinu. (contoh :
Pelepasan gas dari cerobong asap)
 Model Puff : menjelaskan konsentrasi temporal dari material dari
pelepasan tunggal dari sejumlah tertentu material. (Contoh :
pelepasan tiba-tiba dari sejumlah material dari pecahnya tangki
penyimpanan)
Model Dispersi Buoyant Netral
 Pelepasan gas dari cerobong asap
Model Dispersi Buoyant Netral
 Pelepasan tiba-tiba dari sejumlah material dari pecahnya tangki
penyimpanan
Model Dispersi Buoyant Netral
 Model Puff dapat digunakan utnuk menjelaskan sebuah
plume. Model Plume adalah bentuk sederhana pelepasan
puff secara kontinu. Namun model plume lebih mudah dari
pada puff.
 Untuk studi yang melibatkan plume dinamis (akibat
perubahan arah angin), digunakan model puff.
 Pelepasan seketika sejumlah massa, Q*m, ke udara, dimana
sistem koordinat ditetapkan pada sumber, asumsi tidak ada
reaksi, difusi molekular, Konsentrasi material yang dihasilkan
dari pelepasan dinyatakan melalui persamaan (5-1) :

C 
 (u j C )  0,
t x y
Model Dispersi Buoyant Netral
 Kecepatan udara (5-2) : uj  uj  u 'j
‹uj› = kecepatan rata-rata

u’j = fluktuasi stochastic yang dihasilkan karena turbulensi.


 Konsentrasi (5-3) : C  C C'
‹C› = konsentrasi rata-rata
C’ = fluktuasi stochastic
 Karena fluktuasi antara uj dan C berada di sekitar nilai rata-

rata, maka :
<uj> = 0 dan <C> = 0
Model Dispersi Buoyant Netral
 Subtitusi persamaan 5-2 dan 5-3 pada pers. 5-1
(5-5) :
 C  
 ( uj C )  (u ' j C ')  0,
t x y x y
 Persamaan tambahan untuk menjelaskan fluks
turbulen, dengan pendekatan mendefinisikan
difusivitas eddy Kj (luas permukaan/waktu) (5-6) :

 C
u ' j C '  K j
x j
Model Dispersi Buoyant Netral
 Subtitusi persamaan 5-6 dengan 5-5 (5-7) :
 C     C 
t

x j
 uj C  
x y
 K j
x j

 
 Dimana, udara tak kompresibel
 uj
0
x j
 Persamaan menjadi (5-9):

 C  C    C 
 uj   K j 
t x j x y  x j 
 Persamaan 5-9 menjadi basis fundamental pemodelan dispersi.
Persamaan ini akan diselesaikan sesuai variasi kasus.
Model Dispersi Buoyant Netral
Kasus 1 Pelepasan dalam Keadaan Steady Kontinyu tanpa Angin
 Kondisi :
1.Laju pelepasan massa konstan ( Qm = konstan)
2.Tidak ada angin (<uj> = 0)
3.Keadaan steady (  C / t  0)
4.Difusitas eddy konstan (Kj = K* pada semua arah)
2 2 2
 Untuk kasus ini Pers 5-9 menjadi (5.10) :  C   C   C  0
2 2 2
x y z

 Pers 5-10 lebih mudah diselesaikan dengan mendefinisikan r2 = x2 + y2+z2


d  2 d C 
 Transformasi dalam bentuk r hasilnya (5-11) : r 0
dr  dr 
 

 Untuk pelepasan keadaan steady kontinyu fluks di stiap r = laju pelepasan


Qm (boundary condition) :
d C
 4r 2 K *  Qm , As r→~ <C> → 0
dr
Model Dispersi Buoyant Netral
 Persamaan dipisah dan diintegrasi antara titik r dan r = ~ (5-14)
0 
Qm dr

C
d C 
4K * r
r
2

 Selesaikan pers 5-14 untuk <C> hasilnya (5-15)


Qm
C r  
4K * r

 Transformasi ke koordinat rectangular (5-16) :


Qm
C  x, y , z  
4K * x 2  y 2  z 2
Model Dispersi Buoyant Netral
Kasus 2 : Puff dengan tanpa Angin
 Kondisi :
1. Pelepasan puff, pelepasan dari massa material Qm*
2. Tidak ada angin (<uj> = 0)
3. Difusitas eddy konstan (Kj = K* pada semua arah)
 Pers 5-9 menjadi (5-17) : 1 C 2 C 2 C 2 C
  
K * t x 2 y 2 z 2
 Kondisi inisial : <C> (x,y,z,t) = 0 pada t = 0
 Solusi pers 5-17 pada koordinat spherical :
Qm *  r2 
C  r ,t   
exp  
3  4K * t 
8(K * t ) 2  

 Dan koordinat rectangular :


Qm * (x 2  y 2  z2 
C ( x, y , z, t )  3
exp 
 4K * t 
8(K * t ) 2
Model Dispersi Buoyant Netral
Kasus 3 Pelepasan Keadaan non steady Kontinyu tanpa
Angin
 Kondisi :
1. Laju pelepasan massa konstan (Qm = konstan)
2. Tidak ada angin (<uj> = 0)
3. Difusitas eddy konstan (Kj = K* pada semua arah)
 Pers 5-9 diubah ke pers 5-17 dengan kondisi inisial (dengan
pers 5-18) dan boundary condition (dengan pers 5-13).
Hasilnya dintegrasi secara instan (pers 5-19 atau pers 5-20)
terhadap waktu. Hasilnya pada koordinat spherical :
Qm  r 
C (r , t )  erfc 
4K * r  2 K *t 

Pada koordinat rectangular :


Qm  x 2  y 2  z2 
C ( x, y , z, t )  erfc  

4K * x 2  y 2  z 2  2 K *t
 
Model Dispersi Buoyant Netral
Kasus 4 : Pelepasan pada Keadaan Steady dengan Adanya Angin
 Kondisi :
1. Pelepasan kontinyu (Qm = konstan)
2. Angin bertiup hanya pada arah x (<uj> = <ux> = u = konstan)
3. Difusitas eddy konstan (Kj = K* pada semua arah)
 Pers 5-9 menjadi (5-23) : u C 2 C 2 C 2 C
  
K * x x 2 y 2 z 2
 Pers 5-23 diselesaikan bersamaan dengan kondisi boundary yang dinyatakan
pada pers 5-12 dan 5-13. Solusi konsentrasi rata-rata pada setiap titik :
Qm  u  2 2 2 
C ( x, y , z )  exp   x  y  z  x 
4K * x 2  y 2  z 2  2K *  

 Asumsi Slender plume : y2 + z2 << x2 , dan gunakan 1 a  1 a / 2


Pers 5-24 menjadi :
C ( x, y , z ) 
Qm
4K * x

exp
u
 
y 2  z2  
 4K * x 

 Sepanjang garis pusat plume, y = z = 0 : Qm


C (x) 
4K * x
Model Dispersi Buoyant Netral

Kasus 5 : Puff dengan Angin dan Difusitas Eddy sebagai fungsi


Arah
Kondisi :
1. Pelepasan puff (Qm* = konstan)
2. Tidak ada angin (<uj> = 0)
3. Setiap arah koordinat mempunyai difusitas eddy tetap tapi nilainya
tetap (Kx,Ky, dan Kz)
 Pers 5-9 menjadi (5-28)
 C 2 C 2 C 2 C
 Kx  Ky  Kz
t x 2
y 2
z 2
 Solusinya :

Qm *  1  x2 y 2
z 2 
C  x, y , z , t   exp    
8(t ) 3 / 2 Kx KyKz  4t  K x Ky K z 
Model Dispersi Buoyant Netral
Kasus 6 : Pelepasan pada Keadaan Steady dengan Adanya Angin
dan Difusitas Eddy sebagai Fungsi Arah
Kondisi :
1. Pelepasan kontinyu (Qm = konstan)
2. Keadaan tunak ( C / t  0)
3. Angin bertiup pada arah x saja (<uj> = <ux> = u = konstan)
4. Setiap arah koordinat mempunyai difusitas eddy tetap tapi nilainya berbeda
(Kx,Ky, dan Kz)
5. Perkiraan slender plume
Untuk kasus ini Pers 5-9 menjadi : C 2 C 2 C 2 C
u  Kx  Ky  Kz
x x 2 y 2 z 2
Qm  u  y2 z 2 
Solusinya : C  x, y , z   exp   
4x K x K y 
 4 x  K y K z 

Sepanjang garis pusat plume, y = z = 0, dan konsentrasi rata-rata :


Qm
C  x 
4x K yKz
Model Dispersi Buoyant Netral

Kasus 7 : Puff dengan Adanya Angin

Kondisi :

1. Pelepasan puff (Qm* = konstan)

2. Angin bertiup pada arah x saja (<uj> = <ux> = u = konstan)

3. Setiap arah koordinat mempunyai difusitas eddy yang konstan

tapi berbeda (Kx, Ky, dan Kz)

Persamaannya (5-33) :
Qm *  1  ( x  ut ) 2 y 2 z 2 
C  x, y , z , t   exp     
8(t )3 / 2 Kx K yKz 
 4t  K x K y K z 
Model Dispersi Buoyant Netral
Kasus 8 : Puff tanpa ada Angin dan Sumber di Permukaan Tanah
Sama seperti kasus 5 tetapi sumbernya di permukaan tanah.
Solusinya :
Qm *  1  x2 y 2
z 2 
C  x, y , z , t   exp   

  
4(t ) 3 / 2 Kx K yKz  4t  K x
 Ky Kz 

Kasus 9 : Plume keadaan Steady dengan Sumber di Permukaan


Tanah
Sama seperti kasus 6 tapi sumber pelepasannya di permukaan tanah.
Solusinya :
Qm  u  y2 z 2 
C  x, y , z   exp    
2x K x K y 
 4 x  K y K z 
Model Dispersi Buoyant Netral

Kasus 10 : Sumber keadaan steady dengan sumber pada


ketinggian Hr diatas Tanah

Solusinya :

 uy 2   
C  x, y , z  
Qm
exp 
 4K x 

  exp  u z  H r 2  
  exp

 
u
z  H r
2
 

4x K x K y  y    4K z x   4 K z x 
Model Dispersi Buoyant Netral
Pasquill-Gifford Model
 Kasus 1-10 bergantung pada spesifikasi nilai Difusitas Eddy (Kj) dimana berubah
terhadap posisi, waktu, kecepatan angin dan kondisi cuaca. Meskipun
pendekatan ini sangat berguna secara teori tapi sangat merepotkan pada
prakteknya. Sutton memecahkan kesulitan ini dengan menggunakan definisi dari
koefisien dispersi berikut :

1 untuk
berlaku
 x 2 juga C  ut  2  n
2 σy dan σz
 Koefisien2 dispersi menyatakan standar dispersi konsentrasi pada arah
downwind, crosswind dan vertikal (x,y,z) dan merupakan fungsi kondisi atmosferik
(Tabel 5-1) dan jarak downwind dari pelepasan.
 Koefisien dispersi σy dan σz untuk sumber kontinyu terdapat pada gambar 5-
10 dan 5-11 dan korelasi pada tabel 5-2. sedangkan untuk puff terdapat pada
gambar5-12 dan persamaannya pada tabel 5-3
 Persaman dengan korelasi untuk koefisien dispersi dikenak sebagai model

Pasquill-Gifford
Model Dispersi Buoyant Netral
Model Dispersi Buoyant Netral
Model Dispersi Buoyant Netral
Model Dispersi Buoyant Netral
Model Dispersi Buoyant Netral
Model Dispersi Buoyant Netral
Model Dispersi Buoyant Netral
Kasus 11 : Puff dengan titik sumber secara instan pada Permukaan
Tanah, Koordinat Tetap pada Titik Pelepasan, Arah Angin Konstan pada
arah x dengan Laju Konstan u
 Kasus ini identik dengan kasus 7. Solusinya :

 1   
2
Qm * x  ut  y2 z2
C  x, y , z , t   exp    
  
   
2 3tanah
/2
 x, yz=z 0 :  2   2y  z2 
 Konsentrasi di permukaan  x  

 1  y2 
2
Qm * x  ut 
C  xpermukaan
 Konsentrasi , y,0, t   tanah sepanjang y =z
expx, = 0 
 2
2 3 / 2 x y z  2   x  
y 

 Konsentrasi pada pusat awan,Q


koordinat
* (ut,0,0)
 1   x  ut  2 
C  x,0,0, t  m
exp   
2 3 / 2 x y z  2   x  

Qm *
C  ut ,0,0, t  
2 3 / 2 x y z
Model Dispersi Buoyant Netral
 Dosis total yang diterima individu pada koordinat tertentu (x,y,z)
merupakan integral konsentrasi terhadap waktu :

Dtid  x, y, z    C  x, y , z , t  dt
0

 Dosis total pada permukaan tanah :


Qm *  1 y2 
Dtid  x, y ,0   exp  
 y z u  2 
 2y 
 Dosis total sepanjang arah x pada permukaaan tanah
Qm *
Dtid  x,0,0  
 y z u
 Untuk konsentrasi spesifik isopleth (garis yang menghubungkan
titik dengan konsentrasi yang sama C*), y didapat :
 C  x,0,0, t  
y y 2 ln 
 C  x, y ,0, t  

Model Dispersi Buoyant Netral
Kasus 12 : Plume dengan Sumber pada Keadaan Steady
Kontinyu pada Permukaan Tanah dan Angin bertiup pada
arah x dengan kecepatan konstan u
Kasus ini identik dengan kasus 9. Solusinya (5-46)
Qm  1  y2 z 2 
C  x, y , z   exp   2  2  
 y z u  2   y  z  
Konsentrasi pada permukaan tanah, z = 0 :
Qm  1  y2 z 2 
C  x, y , z   exp   2  2 
 y z u  2   y  z 

Konsentrasi sepanjang pusat plume , y = z = 0


Qm
C  x,0,0  
 y z u
Model Dispersi Buoyant Netral
Kasus 13 : Plume dengan Sumber pada Keadaan Steady Kontinyu pada
Ketinggian Hr di atas Permukaan Tanah dan Angin bertiup pada Arah
x dengan Kecepatan Konstan u
Kasus ini identik kasus 10. Solusi (5-36) :
  
2
     
2
    
2

Qm 1 y  1 z H 1 z H 
C  x, y , z   exp      exp   r
   exp    r
  
2 y z u  2   y     2   z    2   z   
      

Konsentrasi pada permukaan tanah, z = 0 :


Qm  1 y 
2
1H 
2 
C  x, y,0  exp      r  
 y z u  2   y  2   z  
 

Konsentrasi pada garis pusat pada permukaan tanah, y = z = 0


Qm  1H 
2

C  x,0,0   exp  r  
 y z u  2   z  
Model Dispersi Buoyant Netral
Konsentrasi maksimum pada permukaan tanah sepanjang arah x ,
<C>max : 2Qm   z 
C   
max
euH 2  
r  y 
Jarak down wind dimana konsentrasi maksimum terjadi :
Hr
z 
2

 Kasus 14 : Puff dengan titik sumber secara instan diatas


Permukaan Tanah dan sistem Koordinat berpindah
bersama Puff
Pusat puff pada x = ut. Konsentrasi rata-rata :
*   
2
   1  z  H 2     
2
 
Q 1 y  1 z H
C  x, y , z , t   m
exp     exp   r
   exp   r
  
(2 )  y z z
3/ 2  
 2  y     2  z    2   z   
    
Model Dispersi Buoyant Netral
Pada permukaan tanah, z = 0 konsentrasi :

Q *  1  y 
2
1  Hr  
2

C  x, y,0, t   m
exp       
2  y z z
3/ 2
 2   y  2   z  
 

Konsentrasi sepanjang garis pusat pada permukaan tanah :

Qm*  1  H 2 
C  x, y,0, t   exp   

r
 
2  y z z  2   z  
3/ 2

Dosis total pada permukaan tanah :


*
Q  1 y 
2
1H 
2

Dtid  x, y,0   m
exp     r  
 y z u  2   y  2   z  
 
Model Dispersi Buoyant Netral
Kasus 15 : Puff dengan Sumber Instan pada ketinggian Hr, diatas
permukaan Tanah dan Sistem Koordinat Tetap pada Titik
Pelepasan di Tanah

Untuk kasus ini hasilnya diperoleh dari transformasi koordinat seperti


kasus 7. Hasilnya :

C  x, y, z , t  = [Pers. Puff dengan sistem koordinat


berpindah (pers 5-54 – 5-56)]
 1  x  ut  2 
x exp     

 2   x  
Model Dispersi Buoyant Netral
Kondisi Kasus Terburuk
- Plume : Konsentrasi tertinggi pada titik pelepasan
- Jika pelepasan terjadi di atas permukaan tanah, maka
konsentrasi tertinggi di atas permukaan tanah diperoleh pada
sumbunya.
- Puff : Konsentrasi tertinggi pada pusat puff
- Penentuan konsentrasi tertinggi bergantung pada kondisi
cuaca. Apabila kondisi cuaca tidak spesifik maka konsentrasi
maksimum diperkirakan dengan memilih kondisi cuaca yang
menghasilkan koefisien dispersi dan kecepatan angin terkecil.
- Dispersi paling kecil terjadi bersama F stability
Batasan Model Pasquill-Gifford
 Untuk gas dengan gaya apung netral
 Pada kasus di mana fenomena yang dominan
adalah pencampuran turbulen
 Absah pada jarak 0,1 – 10 km
 Konsentrasi dirata-ratakan per 10 menit
sekali
Dispersi Gas Berat
 Dense Gas = gas yang memiliki berat jenis lebih besar dari
pada udara ambient yang telah tersebar.
 Initial Bouyancy cloud:

g0  g  0   a  /  a
g0 = faktor initial bouyancy (panjang/waktu)
g = percepatan gravitasi (panjang/waktu2)
0 = densitas awal material yang terlepaskan
a = densitas udara ambient (mass/volume)
Dispersi Gas Berat
1/ 2
 Untuk pelepasan kontinu :  q0 
Dc   
 u 
Dc = karakteristik dimensi sumber (panjang)
q0 = fluks volume plume awal (Vol/waktu)
u = kecepatan angin (panjang/waktu)
kriteria :  g q 1/ 3
 3
0 0
  0.15
 u Dc 

Di   V0 
1/ 3
 Untuk pelepasan seketika :

D0 = karakteristik dimensi sumber (panjang)


V0 = volume awal gas yang terlepaskan
kriteria : g 0V0
 0.2
uDi
Dispersi Gas Berat

 Kriteria apakah suatu dispersi adalah kontinu atau seketika :


Rd = durasi pelepasan uRd
x = jarak arah angin
x
Dispersi Gas Berat
Dispersi Gas Tebal
Kriteria Efek Zat Toksik
 Berdasarkan konsentrasi TLV-TWA (konservatif)
 Beberapa kriteria lain:
- Emergency Response Planning Guidelines (ERPGs)- AIHA
terdapat 3 tingkatan ERPG-1, ERPG-2, ERPG-3.
- IDLH levels (NIOSH)
- Emergency exposure guidance levels (EEGLs) & short- term
public Emergency guidance levels ( SPEGLs)
- TLVs
- PELs (OSHA)
- Toxicity dispersion (TXDS)
- Toxic endpoints promulgated by the EPA
Kriteria Efek Zat Toksik
Kriteria Efek Zat Toksik
Kriteria Efek Zat Toksik
Kriteria Efek Zat Toksik
Kriteria Efek Zat Toksik
Efek Momemtum dan Bouyancy
Pelepasan
 Untuk Pelepasan cerobong asap, Turner menegaskan
dengan formula empiris Holland untuk menghitung
penambahan ketinggian sebagai hasil Momemtum dan
Bouyancy Pelepasan:

us d  3  Ts  Ta 
H  1.5  2.68 10 Pd  
u   Ts 

H = koreksi terhadap ketinggian pelepasan Hr


us = kecepatan gas keluaran cerobong (m/s)
d = diameter dalam cerobong (m)
u = kecepatan angin (m/s)
P = tekanan atmosferik (mbar)
Ts = temperatur Gas cerobong (K)
Ta = temperatur udara (K)

Anda mungkin juga menyukai