Anda di halaman 1dari 12

B.

EKSISTENSI GELOMBANG MATERI


Untuk menyelidiki sifat gelombang materi, diperlukan
perangkat eksperimen yang dapat mendeteksi gejala
interferensi dan atau difraksi untuk gelombang materi
tersebut. Ini disebabkan karena gejala itu hanya dapat
ditunjukkan oleh gelombang.

Jika a dan λ berurutan menyatakan ukuran apertur dan


panjang gelombang, maka efek difraksi hanya dapat
diamati jika .Jika sangat kecil maka efek difraksi tidak
dapat diamati. Dalam optika, jika maka kita berada
pada wilayah optika fisik. Sebaliknya jika kita berada
pada wilayah optika geometri.
Menurut de Broglie, suatu partikel yang
memiliki momentum p jika dipandang sebagai
gelombang mempunyai panjang gelombang :

h

p
Pajang gelombang ini disebut panjang
gelombang de Broglie dari partikel
bermomentum p
• Hitung gelombang de Broglie bagi partikel
debu (diameter 1 μm) yang bergerak dengan
kecepatan 1 mm/s. (Nilai ini masih kurang dari
kecepatan gerak ulat). Andaikan massa debu ≈
1 5
10 kg.
34
6,6 10 J .s
  15 3 6
 6,6 10 Å.
10 10 kg. m s
Dengan demikian tidaklah mungkin untuk
mendeteksi gelombang yang diasosiasikan dengan
gerakan partikel debu tersebut.
E. ASAS KETAKPASTIAN
HEISENBERG
Salah satu asas yang dihasilkan fisika kuantum
adalah Asas Ketakpastian Heisenberg. Asas ini
menyatakan bahwa pengukuran serempak
terhadap posisi dan momentum linear tidak
mungkin dapat dilakukan dengan ketelitian
mutlak. Ketelitian terbaik yang mungkin dicapai
adalah xp   2 dengan x dan  p
berurutan menyatakan ketakpastian posisi dan
ketakpastian momentum linear. Asas
ketakpastian ini biasanya dinyatakan dengan
ungkapan xp   2
Berdasarkan penafsiran Born, dari fungsi gelombang
 ( x, t ) dapat didefinisikan fungsi rapat peluang
kehadiran (posisi) partikel ( x, t ) dan dari fungsi
~
gelombang  ( p, t ) dapat didefinisikan ~
fungsi rapat
peluang momentum linear partikel ( p, t ) . Dengan
demikian, dari kedua fungsi rapat peluang tersebut
dapat dihitung nilai harap (expectation value) posisi
dan momentum linear beserta ketakpastiannya.
Prosedur penghitungannya dilakukan sebagai berikut.
Dari fungsi rapat peluang posisi (x ) , dapat dihitung nilai harap
posisi, dilambangi <x>, dan variansi posisi, dilambangi  x2 , sebagai
berikut.
Persamaan tersebut dapat diubah menjadi

 x   x( x)dx


 x2   ( x   x ) ( x)dx
2



 x2  x 2    x  2

dengan 
 x   x ( x)dx
2 2



Sehingga nilai ketidakpastian posisi sebesar x   x 2    x 2


Dengan <x> dan  x 2  masing-masing dihitung
dengan menggunakan persamaan


 x   x( x)dx

Dan 
 x 2   ( x)dx
2
x

Dapatkan nilai xp bagi partikel
yang memiliki momentum linear
konstan sebesar p0
Analisi :
Partikel tersebut merupakan contoh ideal bagi partikel
bebas. Secara klasik, di mana pun dan kapan pun
berada, momentum linearnya selalu sama. Fungsi
gelombang yang cocok untuk menyajikan keadaan
partikel tersebut adalah fungsi gelombang bidang
 ( x)  C e
ip x 
0

dengan C suatu tetapan kompleks. (Kita tidak


menyatakan ketergantungan fungsi gelombang
terhadap waktu karena kita hanya berkepentingan
dengan posisi dan momentum partikel).
Fungsi rapat peluang posisi partikel adalah
( x)   * ( x). ( x)  C *C  kons tan
Dengan fungsi rapat peluang tersebut diperoleh

 x 
 
xC*Cdx
0


*
C Cdx


dan  x2 


x 2C *Cdx



*
C Cdx


sehingga diperoleh ketakpastian posisi sebesar


x   x 2    x 2  
Fungsi gelombang dalam ruang momentum diperoleh dengan
menggunakan Persamaan ~ 1 .

  ( x,0)e
ipx / 
 ( p,0)  dx
2 
Hasilnya adalah: ~ C

 ( p)  e e ipx /  dx
ip0 x / 

2 

~ C
e
i ( p0  p ) x / 
 ( p)  dx
2 
~
 ( p )  C ( p  p0 )
~
( p)
~
Karena fungsi gelombang  ( p) berupa “fungsi” delta Dirac maka
juga merupakan “fungsi” delta Dirac. Akibatnya, berdasarkan
sifat fungsi delta Dirac, diperoleh <p> = p0 dan  p 2  = p0. Dengan
demikian diperoleh nilai p  0

Anda mungkin juga menyukai