Anda di halaman 1dari 30

STRUKTUR BETON

PRACETAK DAN PRATEGANG


REFERENSI :
- Design of Prestressed Concrete Structures, 3rd
ed., Lin, T.Y. and Burns, N.H., John Wiley dan
Sons, 1981.
- Reinforced Concrete, Pearson International
Edition, Edward G. Nawy
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung : SNI 2847-2019.
- Tata Cara Perancangan Struktur Beton Pracetak
Dan Prategang Untuk Bangunan Gedung : SNI
7833-2013
PRECAST CONCRETE (BETON PRACETAK)
• Precast Concrete Beton pracetak adalah suatu metode percetakan
komponen secara mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan
memberi waktu pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum dipasang.
• Jadi komponen beton pra-cetak dipasang sebagai komponen jadi, tinggal
disambung dengan bagian struktur lainnya menjadi struktur utuh yang
terintegrasi.
• Karena proses pengecorannya di tempat khusus (bengkel frabrikasi), maka
mutunya dapat terjaga dengan baik. Tetapi agar dapat menghasilkan
keuntungan, maka beton pra-cetak hanya akan diproduksi jika jumlah
bentuk typical-nya mencapai angka minimum tertentu, sehingga
tercapai break-event-point-nya.

• SNI 7833:2013 TATA CARA PERANCANGAN STRUKTUR BETON


PRACETAK DAN PRATEGANG UNTUK BANGUNAN GEDUNG
PEMBUATAN BETON PRACETAK
1. Tahap Design
2. Tahap Produksi
3. Tahap Pascaproduksi
Terdiri dari tahap penanganan (handling), penyimpanan (storage), penumpukan (stacking), pengiriman
(transport ) dan tahap pemasangan di lapangan (site erection)

Yang perlu diperhatikan dalam system transportasi adalah :


Spesifikasi alat transport : lebar, tinggi, beban maks, dimensi elemen
Route transport : jarak, lebar jalan, kepadatan lalu lintas, ruang bebas bawah jembatan, perijinan dari
instansi yang berwenang.
Pemilihan alat angkut dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
Macam komponennya : linier atau plat
Ketinggian alat angkat : berhubungan dengan ketinggian bangunan yang akan dibangun
Berat komponen : berdasarkan beban maksimum
Kondisi local : pencapaian lokasi dan topografi

Menurut tempat pembuatan beton pracetak dibagi 2 yaitu :


Dicor di tempat disebut Cast In Situ
Dicor di pabrik
Menurut perlakuan terhadap bajanya dibagi 2 yaitu :
Beton pracetak biasa
Beton prategang pracetak
Keunggulan beton pracetak :
1. Waktu pelaksanaan proyek bisa lebih cepat dan lebih
mudah, sehingga mengurangi masa konstruksi dan
biaya konstruksi.
2. Pemakaian begesting yang lebih sedikit.
3. Mutu yang terjamin, karena dilakukan dengan metode
dan perawatan yang baik di pabrik.
4. Mereduksi biaya konstruksi, karena dikerjakan dipabrik.
5. Tidak berpengaruh pada cuaca.
6. Lebih ramah lingkungan, karena lokasi proyek bersih
dari sisa-sisa beton dan bekisting.
Kekurangan beton pracetak :
1. Biaya tambahan untuk transportasi, karena dicetak di
pabrik.
2. Dibutuhkan peralatan untuk waktu pelaksanaan erection
(pemasangan).
3. Diperlukan area stok yang luas untuk pelaksanaan
curing (perawatan).
4. Diperlukan area yang luas untuk pelakasanaan
produksinya.
5. Permasalahan teknis dan tambahan biaya waktu
pelaksanaan pemasangan elemen-elemen,
disambungannya.
Sistem Komponen Pracetak
Ada beberapa jenis komponen beton pracetak untuk struktur bangunan
gedung dan konstruksi lainnya yang biasa dipergunakan, yaitu :
1. Tiang pancang
2. Sheet pile dan dinding diaphragma.
3. Half solid slab (precast plank), hollow core slab, single-T, double-T, triple-T,
channel slabs dan lain-lain.
4. Balok beton pracetak dan balok beton pratekan pracetak (PC I Girder)
5. Kolom beton pracetak satu lantai atau multi lantai
6. Panel-panel dinding yang terdiri dari komponen yang solid, bagian dari
single-T atau double-T. Pada dinding tersebut dapat berfungsi sebagai
pendukung beban (shear wall) atau tidak mendukung beban.
7. Jenis komponen pracetak lainnya, seperti : tangga, balok parapet, panel-
panel penutup dan unit-unit beton pracetak lainnya sesuai keinginan atau
imajinasi dari insinyur sipil dan arsitek.
Jenis sambungan antara komponen beton pracetak yang biasa dipergunakan
dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok sebagai berikut :
1. Sambungan kering (dry connection)
• Sambungan kering menggunakan bantuan pelat besi sebagai penghubung
antar komponen beton pracetak dan hubungan antara pelat besi dilakukan
dengan baut atau dilas. Penggunaan metode sambungan ini perlu perhatian
khusus dalam analisa dan pemodelan komputer karena antar elemen
struktur bangunan dapat berperilaku tidak monolit.

2. Sambungan basah (wet connection)


• Sambungan basah terdiri dari keluarnya besi tulangan dari bagian ujung
komponen beton pracetak yang mana antar tulangan tersebut dihubungkan
dengan bantuan mechanical joint, mechanical coupled, splice sleeve atau
panjang penyaluran. Kemudian pada bagian sambungan tersebut dilakukan
pengecoran beton ditempat. Jenis sambungan ini dapat berfungsi baik
untuk mengurangi penambahan tegangan yang terjadi akibat rangkak,
susut dan perubahan temperatur. Sambungan basah ini sangat dianjurkan
untuk bangunan di daerah rawan gempa karena dapat menjadikan masing-
masing komponen beton pracetak menjadi monolit.
Contoh Sambungan kering
Konsep Jointed Precast : Sistem yang terbanyak
dikembangkan di Indonesia
Konsep Jointed Precast : Sistem yang terbanyak
dikembangkan di Indonesia
Konsep Jointed Precast : Sistem yang terbanyak
dikembangkan di Indonesia
Perkembangan Sistem Pracetak di Indonesia
No. Nama Sistem Produsen Tahun
1 MPS SYSTEM PT. MEITAMA ABADI 2011
2 CIRCON SYSTEM PT. ANUGERAH PUTRA NOBAS 2011
3 CLIPCON SYSTEM PT. SINERGY PRACON NUSANTARA 2011
4 JOINT APBN SYSTEM Puskim, Balitbang, PU 2010
5 KENCANA SYSTEM PT. KENCANA PRECAST 2010
6 TRINITY SYSTEM PT. PRIMA USAHA TRINITY 2010
7 RB-CON SYSTEM PT. PRIMA JAYA PERSADA 2010
8 BKP SYSTEM PT. BANGUN KHARISMA PRIMA 2010
9 W-PLUS SYSTEM PT. CIPTA JAYA FADHILAH 2010
10 MANARA SYSTEM PT. MANARA INDAH 2010
11 SAKORI SYSTEM Dedi P. Putra 2008
12 Highrise Building System P.T. Dantosan Precon Perkasa 2008
13 SISTEM PRECAST-Rigid Joint Precast (RJP) ‖ P. T. Hiper Concrete Precast Structure Industry 2010

14 ERDEA SYSTEM P.T. ERDEA 2009


15 DDC (Double Dowel Connectin) SYSTEM PT. HARIS JAYA UTAMA 2009
16 JHS SYSTEM COLUMN BEAM SLAB G3 P. T. JHS PRECAST CONCRETE INDONESIA 2009
17 ORICON (OVAL RING CONNECTION) SYSTEM PT. VALTEK KARSATAMA 2009

18 TRICON 3 - JUPITER SYSTEM P.T. TRIBINA PRIMA LESTARI 2009


19 VIRTU SYSTEM PT. TOTAL BOANERGES INDONESIA 2009
20 BI-PLATE SYSTEM PT. WIDYA SATRIA 2009
21 KOTAPARI SYSTEM PT. BUANA CONSTRUCTION 2008
22 JHS SYSTEM COLUMN BEAM SLAB G3 SYSTEM P.T. JHS Precast Concrete Indonesia 2008

23 Interior Less Moment Connection – High Rise System P.T. RIYAH PERMATA ANUGRAH DAN P.T. BINANUSA PRACETAK 2008
(LMC-HRS) DAN REKAYASA
24 TRICON L10 SYSTEM P.T. TRIBINA PRIMA LESTARI 2007
25 WASKITA PRECAST 07 SYSTEM P. T. Waskita Karya dan Ir. Prijasambada, MM. 2007
26 JAVA PERKASA PRECAST 07 SYSTEM P. T. Java Perkasa dan Ir. Prijasambada, MM. 2007
27 SYSTEM sambungan Balok & Kolom HK PRECAST P. T. Hutama Karya 2007

28 PLATCON PRECAST 07 SYSTEM P. T. Rang Pratama dan Ir. Sutadji Yuwasdiki, Dipl. E. Eng. 2007
29 TBR-J SYSTEM P. T. Tata Bumi Raya dan Ir. Junaedi ME 2008
30 DPI SYSTEM P. T. DANIA PRATAMA INTERNASIONAL 2009
31 CCP (COUPLE COMB PLATE) SYSTEM PT. Victory Sena Utama 2008
32 KW SYSTEM P.T. KUMALA WANDIRA 2008
33 Well Conn System P.T. BORNEO SAKTI 2008
34 PPI SYSTEM P T. Pacific Prestres Indonesia 2007
35 Sistem Struktur Beton Pracetak WITON-SC P. T. Wijaya Karya Beton 2007
36 C-PLUS SYSTEM Puskim, Balitbang, PU. 2006
Beberapa Sistem Struktur Beton Pracetak Dinding Geser yang Telah
Dikembangkan di Indonesia (Puslitbang Permukiman, 2011)

No. Nama Sistem Produsen Tahun

1 Precast Coupled Wall System P.T. Catur Cipta Graha 2011

  2 n-Panel System Puskimn, Balitbang, PU 2009

3 PRECON SYSTEM P.T. Dantosan Precon 2008


Perkasa
4 Sistem Wall and Slab P.T. Griyaton 2006
Pengujian Sambungan :
Untuk mengetahui kinerja suatu sistem struktur,
bahan bangunan dan sistem struktur tersebut diuji
di laboratorium di Puslitbang Permukiman PU,
Bandung. Metoda pengujian dilakukan
berdasarkan pada National Earthquake Hazard
Reduction Program (NEHRP) 1997 yang terdapat
dalam SNI 03-1726-2002 dan ACI 374.1-05.
Pengujian Beban Aksial Konstan dan Siklik Statik
Monotonik pada Sistem Struktur Beton Pracetak Join
Balok-Kolom (Puslitbang Permukiman, 2010)

Kondisi Benda Uji Join Balok Kolom di Akhir Pengujian


Pengujian Sistem Struktur Dinding Beton Pracetak

(Puslitbang Permukiman, 2010)

a. Tampak depan b. Tampak samping


Proses Pemasangan n-Panel System
(Puslitbang Permukiman, 2010)
Bangunan Asrama Universitas Diponegoro Menggunakan Sistem Join
Balok Kolom L-10 dari PT Tribina Prima Lestari, 2007)
Sistem Struktur Pracetak Bresphaka

a. Pertemuan Balok–Kolom b. Pertemuan Kolom–Kolom


Sistem Struktur Pracetak C-Plus
Sistem Struktur Pracetak KML
BKK
Sistem Struktur Pracetak JEEDS

(Pertemuan Balok–Kolom)
Sistem Struktur Pracetak Adhi BCS
Sambungan Plat Pracetak dengan Balok Pracetak
Sambungan Antar Balok Pracetak
Sambungan Antar Kolom Pracetak
Peletakan Pelat Pracetak Pada Tumpuan
Peletakan Balok Pracetak yang menumpu pada Kolom Pracetak

Anda mungkin juga menyukai