KELOMPOK 1
DEFENISI FRAKTUR
Nn. A 16 tahun datang ke unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Padang dengan keluhan nyeri pada tungkai kanan dan
tidak dapat digerakkan pasca kecelakaan bermotor 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Saat itu pasien sedang membawa motor
sendirian memakai helm dan tidak sedang dalam keadaan mabuk, ditabrak oleh motor dari arah sebelah kanan. Saat kejadian pasien
langsung terjatuh dan pingsan sekitar 5 menit, saat sadar pasien sudah tidak dapat lagi menggerakkan tungkai kanannya, tungkai
kiri dan anggota gerak atas tidak ada keluhan. Riwayat sakit kepala, muntah, lupa dengan kejadian lama serta keluar darah dari
hidung/telinga tidak ada. Pasien langsung dibawa ke puskesmas dan dilakukan pemasangan spalk lalu dirujuk ke RSU Padang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 130/70 mmHg,
denyut nadi 88x/menit, pernafasan 24x/menit, suhu 36,70C, glasgow coma scale (GCS) 15. Pada pemeriksaan lokalis pada regio
cruris dextra didapatkan pada pemeriksaan Look: didapatkan pemendekan, bengkak, deformitas, angulasi ke lateral, kulit utuh
(tidak terdapat luka robek). Pada pemeriksaan Feel: didapatkan nyeri tekan, pulsasi distal teraba, sensibilitas normal. Pada
pemeriksaan Movement: didapatkan nyeri gerak aktif, nyeri gerak pasif, range of motion (ROM) sulit dinilai, krepitasi tidak
dilakukan. Pada pemeriksaan Neuro vascular distal (NVD) didapatkan A. Dorsalis pedis teraba, capillary refill time (CRT) kurang
dari 2 detik, dan sensibilitas normal.
Dari pemeriksaan foto rontgen regio femur dextra AP lateral didapatkan fraktur komplit pada femur dekstra 1/3 tengah dengan
aligment dan aposisi buruk. Kemudian pasien diberikan terapi asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet dan amoxicillin 500 mg 3x1
tablet, pemasangan spalk ulang dan direncanakan untuk pemasangan internal fiksasi.
MEKANISME TERJADINYA FRAKTUR PADA NN. A
Ketika terjadi fraktur pada sebuah tulang, maka periosterium serta pembuluh darah didalam korteks, dan jaringan lunak
disekitarnya akan mengalami disrupsi. Hematoma akan terbentuk diantara kedua ujung patahan tulang serta dibawah
periosterum, dan akhirnya jaringan granulasi menggantikan hematoma tersebut. Kerusakan jaringan tulang memicu
respons inflamasi intensif yang menyebabkan sel-sel dari jaringan lunak disekitarnya serta akan menginvasi daerah
fraktur dan aliran darah keseluruh tulang akan mengalami peningkatan. Sel-sel osteoblast didalam periosteum, dan
endosteum akan memproduksi osteoid (tulang muda dari jaringan kolagen yang belum mengalami klasifikasi, yang juga
disebut kalus). Osteoid ini akan mengeras disepanjang permukaan luar korpus tulang dan pada kedua ujung patahan
tulang. Sel-sel osteoklast mereabsorpsi material dari tulang yang terbentuk sebelumnya dan sel-sel osteoblast
membangun kembali tulang tersebut. Kemudian osteoblast mengadakan transformasi menjadi osteosit (sel-sel tulang
yang matur), (Kowalak, P Jennifer, 2012).
APAKAH PASIEN MENGALAMI CEDERA KEPALA, ATAU GANGGUAN
NEUROLOGIS, JELASKAN BERDASARKAN DATA YANG TERDAPAT KASUS
Iya, karena akibat kecelakaan lalu lintas tersebut, pasien dapat dikatakan mengalami cedera kepala ringan yang di tandai
dengan kehilangan kesadaran selama beberapa menit, kemudian pasien mengalami sakit kepala, mual, dan mengalami
kesulitan dalam mengingat sesuatu
KELOMPOKKAN PENGKAJIAN KESEHATAN DAN DATA TAMBAHAN YANG
HARUS DIKAJI LEBIH LANJUT OLEH PERAWAT DALAM MERUMUSKAN
ASUHAN KEPERAWATAN.
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI 2. Gangguan mobilitas fisik bd Setelah dilakukan tindakan Terapi latihan
KEPERAWATAN kerusakan integritas keperawatan selama ....x24 jam, 1. Jelaskan pada pasien atau
struktur tulang dd mengeluh diharapkan masalah gangguan keluarga manfaat dan
1. Nyeri akut bd agen cedera Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
sulit menggerakkan mobilitas fisik klien dapat tujuan melakukan latihan
fisik dd mengeluh keperawatan selama ....x24 jam, 1. Monitor tanda-tanda vital
ekstremitas,nyeri saat teratasi. sendi
nyeri,tampak meringis diharapkan masalah nyeri akut 2. Lakukan pengkajian
bergerak,gerakan terbatas. 2. Monitor lokasi dan
pasien dapat teratasi. komprehensif yang Kriteria Hasil :
kecenderungan adanya
meliputi lokasi,
Tingkat nyeri 1. Kemampuan mobilitas nyeri dan
karakteristik, onset/durasi, pasien meningkat ketidaknyamanan selama
Kriteria hasil: frekuensi, kualitas, 2. Pasien mampu beraktivitas.
intensitas atau beratnya beraktivitas secara 3. Dukung latihan ROM
- Skala nyeri berkurang
nyeri dan factor pencetus bertahap aktif ,sesuai jadwal yang
- Ekperesi wajah santai dan
3. Pasien tidak takut untuk terencana dan teratur
3. Dorong pasien untuk
tenang bergerak 4. Lakukan latihan ROM
memonitor nyeri dan
- Pasien tampak rileks pasif atau ROM dengan
menangani nyeri dengan
- Tanda-tanda vital dalam bantuan sesuai indikasi
tepat
batas normal 5. Instruksikan pasien atau
4. Ajarkan penggunaan keluarga cara melakukan
teknik non farmakologi ROM pasif ,ROM dengan
(seperti,biofeedback, bantuan, atau ROM aktif
TENS, hypnosis, 6. Dukung pasien untuk