Anda di halaman 1dari 14

KOPING,

Lau nc h
ADAPTASI DAN
PERTAHANAN
DIRI
ANGGOTA
Shania Dian Rahmatika (201932003)
Putri Septiya Ningrum (201932008)
Devie Anisatul Fatiya (201932013)
Elfa Fita Rahayu ( 201932125 )

2
KOPING
Koping yaitu cara yang digunakan
individu dalam menyelesaikan masalah,
mengatasi perubahan yang terjadi dan
situasi yang mengancam baik secara
kognitif maupun perilaku; cara yang
dilakukan untuk menyelesaikan masalah
dan beradaptasi dengan perubahan.

Ada dua jenis koping, yaitu Emotional-


Focused Coping dan Problem-Focused
Coping.

Jens
Jens Martensson
Martensson 3
Jenis-jenis Metode Koping

EMOTIONAL-FOCUSED COPING PROBLEM-FOCUSED COPING

Koping ini bertujuan untuk Koping ini bertujuan untuk


melakukan kontrol terhadap mengurangi dampak dari situasi
respon emosional terhadap stres atau memperbesar sumber
situasi penyebab stres, baik daya dan usaha untuk
dalam pendekatan secara menghadapi stres.
behavioral maupun kognitif.
BOFFIN

Jens
Jens Martensson
Martensson 4
Emotional-Focused Coping Problem-Focused Coping
• Self Control; bentuk penyelesaian masalah dengan cara • Self Control, merupakan suatu bentuk dalam penyelesaian
mengendalikan diri,teliti dan tidak tergesa mengambil masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan,
keputusan. maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil
• Seeking Social Support (For Emotional Reason); cara tindakan.
menghadapi masalah dengan cara mencari dukungan sosial • Distancing; usaha untuk menghindar dari permasalahan dan
pada keluarga atau lingkungan sekitar, bisa berupa simpati menutupinya dengan pandangan yang positif, dan seperti
dan perhatian. menganggap remeh/lelucon suatu masalah .
• Positive Reinterpretation; respon dari suatu individu • Planful Problem Solving; suatu strategi dan perencanaan
dengan cara merubah dan mengembangkan dalam menghilangkan dan mengatasi stress, dengan melibatkan
kepribadiannya, atau mencoba mengambil pandangan tindakan yang teliti, berhati-hati, bertahap dan analitis.
positif dari sebuah masalah (hikmah),
• Positive Reapraisal; yaitu usaha untuk mencari makna
• Acceptance; berserah diri, individu menerima apa yang positif dari permasalahan dengan pengembangan diri, dan
terjadi padanya atau pasrah, karena dia sudah beranggapan stategi ini terkadang melibatkan hal-hal religi.
tiada hal yang bisa dilakukannya lagi untuk memecahkan
masalahnya. • Escape; usaha untuk menghilangkan stress dengan
melarikan diri dari masalah, dan beralih pada hal-hal lain,
• Denial (avoidance); pengingkaran, suatu cara individu seperti merokok, narkoba, makan banyak dan lainnya.
dengan berusaha menyanggah dan mengingkari dan
melupakan masalah-masalah yang ada pada dirinya

Jens
Jens Martensson
Martensson 5
ADAPTASI

Adaptasi / penyesuaian diri merupakan suatu


proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah
perilaku individu agar terjadi hubungan yang
lebih sesuai antara diri individu dengan
lingkungannya.

Dalam hubungannya dengan rintangan-rintangan


tersebut ada individu-individu yang dapat
melakukan penyesuaian diri secara positif,
namun ada pula individu-individu yang
melakukan penyesuaian diri yang salah.

Jens
Jens Martensson
Martensson 6
Adaptasi / penyesuaian diri yang positif
Mereka tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut:
• Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional.
• Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis.
• Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi.
• Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri.
• Mampu dalam belajar. NES
N KY TU
FU
• Menghargai pengalaman.
• Bersikap realistik dan objektif.

Jens
Jens Martensson
Martensson 7
Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk, antara lain:
1. Penyesuaian diri dengan menghadapi masalah secara 5. Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri
langsung
Dalam hal ini individu mencoba menggali kemampuan-
Dalam situasi ini individu secara langsung menghadapi kemampuan khusus dalam dirinya, dan kemudian dikembangkan
masalahnya dengan segala akibat-akibatnya. Ia melakukan segala sehingga dapat membantu penyesuaian diri.
tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapinya.
6. Penyesuaian dengan belajar
2. Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan)
Dengan belajar, individu akan banyak memperoleh pengetahuan
Dalam situasi ini individu mencari berbagai bahan pengalaman dan keterampilan yang dapat membantu menyesuaian diri.
untuk dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya.
7. Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri
3. Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba
Penyesuaian diri akan lebih berhasil jika disertai dengan
Dalam cara ini individu melakukan suatu tindakan coba-coba, kemampuan memilih tindakan yang tepat dan pengendalian diri
dalam arti kalau menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak secara tepat pula. Dalam situasi ini individu berusaha memilih
diteruskan. Taraf pemikiran kurang begitu berperan dibandingkan tindakan mana yang harus dilakukan, dan tindakan mana yang
dengan cara eksplorasi. tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi.
Disamping itu, individu harus mampu mengendalikan dirinya
4. Penyesuaian dengan substitusi (mencari pengganti) dalam melakukan tindakannya.
Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia 8. Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat
dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.
Dalam situasi ini tindakan yang dilakukan merupakan keputusan
yang diambil berdasarkan perencanaan yang cermat. Keputusan
dimbil setelah dipertimbangkan dari berbagai segi, antara lain segi
untung dan ruginya.

Jens
Jens Martensson
Martensson 8
Adaptasi / penyesuaian diri yang salah

Penyesuaian diri yang salah ditandai dengan berbagai bentuk tingkah laku
yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik,
agresif, dan sebagainya.

Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu: reaksi bertahan,
reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri.

IN
BOFF

Jens
Jens Martensson
Martensson 9
1. Reaksi Bertahan (Defence Reaction) • Suka menggertak, baik dengan ucapan maupun dengan
perbuatan
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah
tidak menghadapi kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain: • Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka
• Rasionalisasi; yaitu mencari-cari alasan yang masuk akal untuk • Menunjukkan sikap menyerang dan merusak
membenarkan tindakannya yang salah.
• Keras kepala dalam sikap dan perbuatannya
• Represi; yaitu menekankan perasaan yang dirasakan kurang
enak ke alam tidak sadar. Ia berusaha melupakan • Bersikap balas dendam
pengalamannya yang kurang menyenangkan. • Memperkosa hak orang lain
• Proyeksi; yaitu menyalahkan kegagalan dirinya pada pihak lain • Tindakan yang serampangan
atau pihak ketiga untuk mencari alasan yang dapat diterima.
• Marah secara sadis
• “Sour Grapes”(anggur kecut); yaitu dengan memutarbalikan
fakta atau kenyataan. 3. Reaksi melarikan diri ( Escape Reaction )
2. Reaksi Menyerang (Aggressive Reaction) Dalam reaksi ini orang mempunyai penyesuaian diri yang salah
akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalan,
Berusaha menutupi kekurangan atau kegagalannya. Ia tidak mau reaksinya tampak dalam tingkah laku sebagai berikut:
menyadari kegagalannya. Reaksi-reaksinya tampak dalam tingkah
laku: • Berfantasi yaitu memasukan keinginan yang tidak tercapai
dalam bentuk angan-angan (seolah-olah sudah tercapai)
• Selalu membenarkan diri sendiri
• Banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi
• Selalu berkuasa dalam setiap situasi pecandu ganja, narkotika.
• Mau memiliki segalanya • Regresi yaitu kembali kepada awal (misal orang dewasa yang
• Merasa senang bila mengganggu orang lain bersikap dan berwatak saperti anak kecil) dan lain-lain.

Jens
Jens Martensson
Martensson 10
PERTAHANAN DIRI
ES
KY TUN
FUN

Mekanisme pertahanan diri (self-


defense mechanism) merupakan
salah satu bentuk penyesuaian diri
untuk melindungi seorang individu
dari kecemasan, meringankan
penderitaan saat mengalami
kegagalan, dan untuk menjaga
harga diri.
IN
BOFF

Jens
Jens Martensson
Martensson 11
Jenis-jenis Pertahanan Diri
• Identifikasi yaitu ingin menyamai figur yang diidolakan. Ia akan memindahkan salah satu ciri dari figur yang diidolakan ke
dalam dirinya sehingga ia merasa harga dirinya bertambah tinggi.
• Introjeksi merupakan bentuk sederhana dari identifikasi. Ia akan mengikuti norma-norma sehingga ego-nya tidak terganggu oleh
ancaman dari luar (pembentukan super-ego).
• Proyeksi yaitu menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kekurangan, keinginan, atau impuls dirinya sendiri.
• Represi yaitu secara tidak sadar mencegah keinginan atau pikiran-pikiran yang menyakitkan masuk ke dalam kesadaran. Represi
membantu individu mengendalikan impuls yang berbahaya. Misalnya melupakan suatu pengalaman traumatik (amnesia).
Keinginan yang direpresi dapat muncul kembali bila pertahanan diri melemah atau saat mabuk dan tidur.
• Regresi yaitu kembali ke tingkat perkembangan terdahulu. Cenderung bertingkah primitif, misalnya mengamuk, meraung-raung,
melempar, merusak, dan sebagainya.
• Reaction formation yaitu bertingkah laku berlebihan yang bertentangan dengan keinginan atau perasaan sebenarnya. Misalnya,
pantang membicarakan seks karena dorongan seks yang kuat atau terlalu banyak protes yang berarti sama saja mengakui
kesalahan diri sendiri.
• Undoing yaitu menghilangkan pikiran atau impuls yang tidak baik, seolaholah menghapus suatu kesalahan. Misalnya, pacar yang
berselingkuh tiba-tiba bertindak manis di depan kekasihnya dengan demikian ia merasakan ketidaksetiaannya terhapus.
• Displacement yaitu mengalihkan emosi, arti simbolik atau fantasi sumber yang sebenarnya ke orang lain, benda ataupun keadaan
lain. Misalnya, seorang karyawan dimarahi oleh bosnya kemudian saat pulang ke rumah ia marah-marah pada istri dan anaknya.

Jens
Jens Martensson
Martensson 12
• Sublimasi yaitu mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat. Misalnya,
kehilangan pacar disalurkan menjadi novel percintaan, dan sebagainya.
• Acting out yaitu langsung mengutarakan perasaan bila keinginan terhambat. Misalnya, bertengkar untuk menyelesaikan masalah.
• Denial yaitu menolak untuk menerima atau menghadapi kenyataan yang tidak enak.
• Kompensasi yaitu menutupi kelemahan dengan menonjolkan kemampuannya yang lain.
• Rasionalisasi yaitu memberi keterangan bahwa tingkah lakunya menurut alasan yang seolah-olah rasional sehingga tidak menjatuhkan
harga diri.
• Fiksasi yaitu berhenti pada tingkat perkembangan satu aspek tertentu (emosi, tingkah laku atau pikiran) sehingga perkembangan
selanjutnya terhalang. Misalnya, bersikap kekanak-kanakan, atau selalu mengharapkan bantuan dari orang lain.
• Simbolisasi yaitu menggunakan benda atau tingkah laku sebagai simbol pengganti suatu keadaan yang sebenarnya. Misalnya, seorang
anak selalu mencuci tangan untuk menghilangkan kegelisahannya, setelah ditelusuri ternyata ia melakukan masturbasi sehingga merasa
berdosa
• Disosiasi yaitu keadaan dimana seorang individu memiliki dua kepribadian. Kepribadian primer adalah yang asli; dan sekunder berasal
dari unsur lain terlepas dari kontrol kesadaran individu.
• Konversi yaitu transformasi konflik emosional ke dalam bentuk gejala jasmani. Misalnya, seseorang tiba-tiba tidak dapat bersuara.
Faktor penyebab perlunya dilakukan mekanisme pertahanan adalah kecemasan.

Jens
Jens Martensson
Martensson 13
Large image slide

THANK YOU

Jens
Jens Martensson
Martensson 14

Anda mungkin juga menyukai