Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KELUARGA YANG ANGGOTANYA


MENDERITA DIABETES MILITUS
KELOMPOK 4 :
1. IDA MALIANA ( 19020)
2. INTAN MILIYANTI ( 19021)
3. ISNAENIYAH HIYA LAZULFA ( 19022)
4. JESSY SRI LASMAWATI ( 19023)
5. KARTIKA DEWI FBRIANTI (19024)
6. MAHMUDIN LATIEF (19025)
DEFINISI
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis
yang terjadi akibat pankreas tidak memproduksi
cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif (WHO, 2017).
Secara umum, terdapat dua kategori utama DM,
yaitu DM tipe 1 dan tipe 2. DM tipe 1 ditandai
dengan kurangnya produksi insulin sedangkan DM
tipe 2 disebabkan penggunaan insulin yang kurang
efektif oleh tubuh (Pusdatin Kemenkes RI, 2014).
ETIOLOGI
Kombinasi antara faktor genetik, faktor lingkungan, resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin merupakan penyebab DM tipe 2. Faktor lingkungan
yang berpengaruh seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, stres, dan
pertambahan umur (KAKU, 2010). Faktor risiko juga berpengaruh terhadap
terjadinya DM tipe 2.
Beberapa faktor risiko diabetes melitus tipe 2 antara lain berusia ≥ 40
tahun, memiliki riwayat prediabetes ( A1C6,0 % - 6,4 % ), memiliki riwayat
diabetes melitus gestasional, memiliki riwayat penyakit 10 vaskuler,
timbulnya
kerusakan organ karena adanya komplikasi, penggunaan obat seperti
glukokortikoid, dan dipicu oleh penyakit seperti HIV serta populasi yang
berisiko tinggi terkena diabetes melitus seperti penduduk Aborigin, Afrika,
dan
Asia (Ekoe et al., 2013).
Klasifikasi etiologi diabetes melitus adalah sebagai berikut (Perkeni, 2011):
a. Tipe 1 (destruksi sel β).
b. Tipe 2 (dominan resistensi insulin, defisiensi insulin relatif, dan disertai
resistensi insulin).
c. Diabetes tipe lain,yaitu:
1) Defek genetik fungsi sel β.
2) Defek genetik kerja insulin.
3) Penyakit eksokrin pankreas.
4) Endokrinopati.
5) Pengaruh obat.
6) Infeksi.
7) Imunologi.
8) Sindrom genetik lain seperti sindrom down.
d. Diabetes melitus gestasional.
PATOFISIOLOGI
A. Patofisiologi DM tipe 1
Terjadinya DM tipe 1 utamanya disebabkan oleh defisiensi
insulin. Defisiensi insulin dapat menyebabkan gangguan
metabolisme lipid, protein, dan glukosa (Raju dan Raju, 2010
dalam Ozougwu et al., 2013). Gangguan metabolisme lipid
terjadi karena meningkatnya asam lemak bebas dan benda keton
sehingga penggunaan glukosa berkurang dan menyebabkan
hiperglikemia. Gangguan metabolisme protein terjadi karena
meningkatnya kecepatan proteolisis yang menyebabkan asam
amino dalam plasma tinggi dan peningkatan proses katabolisme
protein. Gangguan metabolisme glukosa terjadi karena
peningkatan proses glukoneogenesis sehingga glukosa hepatik
meningkat.
B. Patofisiologi DM tipe 2
Terjadinya DM tipe 2 utamanya disebabkan oleh resistensi
insulin (Raju dan Raju, 2010 dalam Ozougwu et al.,
2013). Selain itu, terjadinya DM tipe 2 bisa terjadi karena
resistensi insulin dan defisiensi insulin (Holt, 2004 dalam
Ozougwu et al., 2013).
Resistensi insulin dan defisiensi insulin merupakan
penyebab utama DM tipe 2. Terjadinya lipolisis dan
peningkatan glukosa hepatik merupakan karakteristik dari
resistensi insulin (Dipiro et al., 2015).
MANISFESTASI KLINIS

Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM diantaranya :


1) Pengeluaran urin (Poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam meningkat
melebihi batas normal.
2) Timbul rasa haus (Polidipsia)
Poidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa terbawa
oleh urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan.
3) Timbul rasa lapar (Polifagia)
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan karena
glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa dalam darah cukup
tinggi.
4) Peyusutan berat badan
Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena tubuh terpaksa
mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang utama untuk diabetes mellitus adalah pemeriksaan
kadar gula darah. Diabetes didefinisikan sebagai kadar gula darah puasa di
atas 126 mg/dL atau kadar gula darah sewaktu di atas 200 mg/dL. Lakukan
pemeriksaan ulang pada pasien yang memiliki gejala klasik diabetes
(polidipsi, poliuria, polifagia) dengan kadar gula darah di bawah angka
tersebut. Jika hasil tetap di bawah batas, lakukan pemeriksaan toleransi
glukosa.
Pemeriksaan gula darah
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Hemoglobin A1c (HbA1c)
Aseton Darah
Penentuan Tipe Diabetes Mellitus
Pemeriksaan Laboratorium Lainnya
PENATALAKSANAAN

Diabetes Mellitus Tipe 1 dan 2 terangkum


dalam 4 pilar pengendalian diabetes. Empat
pilar pengendalian diabetes tersebut yaitu :
1) Edukasi
2) Pengaturan makanan
3) Olahraga
4) Obat
1. Identitas pasien :
a. Identitas pasien
Nama : Ny .L
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin :perempuan
Pekerjaan : petani
Agama : islam
Alamat : tegal gubug , Cirebon
Tanggal masuk : 19 September 2020
Tanggal pengkajian : 20 September 2020
Diagnosa medis : diabetes militus
b. Identitas penaggung jawab
Nama : Tn. N
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : pedagang
Hub. Dengan klien : Anak
Alamat : tegal gubug , Cirebon
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
klien mengatakan sesak napas
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk ke IGD RSUD Gunung Jati Cirebon diantar keluarga pada
tanggal 19 September 2020 pukul 19.45 WIB dengan keluhan sesak nafas

dan muntah 3x
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan sudah 1 tahun mempunyai sakit jantung dan sedang
berobat jalan .
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan di keluarganya ada yang mempunyai riwayat
hipertensi
yaitu ibunya .
3. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia
a. Pemenuhan kebutuhan oksigen
Klien tidak terpasang O2.
b. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
selama dirawat nafsu makan klien berkurang ,klien hanya makan
2 sendok ,namun klien selama dirawat banyak minum air putih
c. Pemenuhan kebutuhan eliminasi
BAK : klien sering Bak warna urin kuning bening .
BAB : selama dirawat klien belum BAB.
d. Pemenuhan aktivitas dan istirahat
selama dirawat tidur klien tidak nentu ,malam hari klien sering terbangun
dan sulit tidur kembali.pada pagi hari setelah makan siang klien biasanya
akan tidur .
e. Kebutuhan aman nyaman
klien merasa aman karena dijaga oleh anak-anak nya namun klien merasa
tidak nyaman karena ingin cepat pulang dan sembuh .
•  
f. Kebutuhan psikososial – spiritual
Psikososial : klien dengan bersosialisasi tidak memiliki kendala dan klien sabar
menerima sakit yang di alami .
Spritual : klien mengatakan saat sakit klien kadang melewatkan waktu solat
dan lutut sering sakit ketika solat.

4. Keadaan umum
a. Berat badan dan tinggi badan
tinggi badan : 160 cm
bb sebelum sakit : 65 kg
bb saat sakit : 54 kg
b. Tanda –tanda vital
Tanggal 20 September 2020 jam : 08.00
TD : 150 /90 mmHg
Nadi : 80 x /menit
RR : 25X/menit
Suhu : 36 ,3
c. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
bentuk kepala simetris , rambut dan kulit kepala bersih , warna rambut hitam tidak
ada lesi.
2. Wajah
bentuk wajah simetris , tidak ada edema ,tidak ada nyeri tekan
3. Mata
bentuk warna simetris , reflek kedip baik ,sclera tidak ikteri ,pupil normal
berbentuk bulat (ishokor )tidak ada nyeri , konjungtiva tidak anemis .
4. Hidung
hidung klien bersih tidak terdapat secret .
5. Mulut
mulut klien bersih ,selama sakit klien masih menjaga kebersihan mulut.
6. Telingan
pendengaran normal ,tidak ada kelainan ,tidak ada serame dan respon
nyeri.
7. Dada
bentuk dada simetris , tidak ada nyeri tekan .
8. paru-paru
Infeksi : pergerakan kanan dan kiri normal dengan frekuensi 20x / menit .
Palpasi : tidak ada nyeri tekan .
Perkusi : bunyi resona pada lapang dada .
Auskultasi : vesikuler tidak ada wheezing
9. Jantung
Infeksi : dada simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tidak terdengar suara pekak
Auskultasi : terdengar suara jantung
10. Abdomen
Tidak ada luka ,tidak ada nyeri tekan.
11. Ekstremitas
Atas : tidak adanya nyeri tekan , tidak ada luka ,bagian lengan kak terpasang
infus.
Bawah : tidak ada luka di ekstremitas bawah ,nyeri lutut kanan ,hilang timbul .
4. Pemeriksaan penunjang
no Jenis pemesiksaan Hasil Nilai normal
1. Warna urine , kekeruhan Kuning , keruh -
2. Eritrosin urine 0-2 high 0-1
3. Leukosit urine 6-8 high Negatif
4. Epitel urine 10-12 5-16 lpk
5. Silinder ,kristai Negatif ,negative Negatif ,negative
6. Bakteri , parasite Negatif ,negative Negatif ,negative
7. Berat jenis urine 1.010 1.000 -1.000
8. Ph urine 5.0 4,8 -7.5
9. Leukosit esterase Positif Negatif
10. Nitrit urine Negatif Negatif
11. Protein urine Negatif Kurang dari 10 mg
12. Reduksi urine Positif 3 Negatif
13. Ketoin urine Positif 2 Negatif
5. Therapi

No Jenis obat Dosis Indikasi


1. Ceftriaxon 1x2 gr Antibiotik
2. Omeprazole 2x1 u/ mengurangai asam lambung
3. Ondan 2x1 u/ mual muntah
4. Novoravid 6-6-6 u/ memperbaikin produksi
5. Lantus 0-0-10 urine
6. Nael 0,9 20 amp u/ mengontrol gula darah
u/ pengganti cairan tubuh
6. Analisis data

No Data Etiologi Masalah


1. Ds : klien mengatakan Tekanan diastole Ketidak efektifan
pola nafas
sesak napas
Do : klien tampak Bendungan atrium kanan
sesak dan tidak
nyaman .
Hepar
Td : 150 /90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Rr : 25 x /menit Hepatomegali
S : 36,3

Tekanan pembulu portai

Ketidak efektifan pola napas


No Data Etiologi Masalah

2. Ds : klien mengatakan Kehilangan kalori Ketidakseimbangan


tidak napsu makan nutrisi kurang dari
Do : klien tidak ke
mengabiskan porsi Sel kekurangan bahan untuk
makan metabolism

Bb sebelum sakit : 65kg Merangsang hipotalamus


Bb saat sakit 54 kg

Pusat lapar dan haus

Polidipsia ,polipagia

Ketidak seimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh
No Data Etiologi Masalah
3. Ds : klien mengeluh Hiperglikemia Ketidakseimbangan
mual muntah elektrolit
Do : klien tampak
lemas Batas kelebihan ambang
ginjal
Td : 150 /90 mmHg
N : 80 x/menit
Rr : 25 x /menit Dieresis osmotic
Suhu : 36.3

Poliaria retensi urine

Ketidakseimbangan
elektrolit
7. Diagnosa Keperawatan
• Ketidakaktifan pola nafas b.d keletihan otot-
otot pernafasan
• Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d gangguan keseimbangan
insulin
• Ketidak seimbangan elektrolit b.d gejala
policiria dan dehidrasi
 
8. Perencanaan Keperawatan
Nama : Ny. L Tanggal Masuk : 19 September 2020
Diagnose : DM Tanggal Pengkajian : 20 September 2020
No Diagnose Perencanaan
keperawatan

    Tujuan Intervensi Rasional


 
1. Dx I Setelah dilakukan asuhan  Pertahakn jalan nafas  Untuk mengotrol
keperawatan 3x24 jam yang paten sesak nafas
diharapkan sesak nafas  Posisikan klien semi  Untuk mengetahui
teratasi dengan kriteria fower perkembangan
hasil:  Monitor tanda tanda klien
 Menunjukan jalan vital
nafas yang paten
 Klien merasa nyaman
 Tanda tanda vital
dalam batas normal
TD : 130/80 mmHg
N : 80x /menit
RR : 20x menit
S : 36c̊
 
2. Dx II Stelah dilakukan  Kali pola makan  Untuk
asuhan  Anjurkan makan mengetahui
keperawatan selama sedikit tapi sering intalasi nutrisi
3x24 jam di  Kolaborasi  Dapat
harapkan nutrisi dengan ahli gizi memenuhi
klien terpenuhi untuk kebutuhan
dengan kriteria menentukan nutisi
hasil: jumlah nutrisi  Agar
 Adanya  Monitor adanya mendapatkan
peningkatan peningkatan berat asupan nutrisi
berat badan badan yang di
 Menghabiskan butuhkan
porsi makan  Untuk
 Tidak terjadi mengetahui
mual peningkatan
berat badan
 
3. Dx III Setlah dilakukab  Kaji kebiasaan  Untuk
asyhan pola eliminasi mengetahui
keperawatan 3x24 urin klien pemasukan
jam di harapkan  Observasi dan
masalah teratasi pemasukan dan pengeluaran
dengan kriteria pengeluaran urin  Untuk
hasil :  Kolaborasi memenuhi
 Pola eliminasi pemberian cairan cairan yang
urin dan output iv hilang
dalam batas  Monitor TTV  Untuk
normal mengetahui
 Tidak ada tanda perkembanga
tanda dehidrasi n klien
 Ttv dalam batas
normal
TD : 130/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/ menit
S : 36c ̊
 
9. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : Ny. L Tanggal Masuk : 19 September 2020
Diagnosa : DM Tanggal Pengkajian : 20 September 2020
NO TANGGAL/JAM DX IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
1. 20 September 2020 I I : Mempertahankan jalur S = Klien mengatakan sesak Kelompok 4
  napas yang paten napas
  R : Jalur napas O = Klien tampak sesak
  dipertahankan A = Masalah belum teratasi
    P = Intervensi di lanjutkan
  I : Memposisikan klien  Memposisikan klien semi
  semi fowler fowler
  R : Posisi klien semi  
  fowler S = Klien mengatakan sesak
    berkurang
  I : Memonitor tanda-tanda O = Klien tanpak lebih tenang
  vital klien A = Masalah teratasi sebagian
  R : TD : 130/80mmhg P = intervensi dilanjutkan
  N : 80x/Menit
  S:C
  R : 21x/Menit
   
08.00-09.00 WIB  
 
 
 
2. 20 September II I : Mengkaji pola S = Klien mengatakan Kelompok 4
2020 makan klien tidak napsu makan
  R : Pola makan  
  terkaji O = Klien
    hanyamakan 2
  I : Menganjurkan sendok
  klien makan sedikit  
  tapi sering A = Masalah teratasi
  R : Klien Memahami sebagian
     
     
  I : Memonitor P = intervensi
  adanya peningkatan dilanjutkan
  berat badan
  R : Pengukuran
14.00-14.30 berat badan
WIB  
   
3. 20 September 2020 III I : Mengkaji kebiasaan S : Klien mengatakan masih Kelompok 4
  pola eliminasi urin klien lemas
  R : Klien mengatakan urin O : TD : 130/80 mmHg
  keluar banyak R : 20x/menit
    N : 80x/menit
  I : Mengobservasi S : 36,6oC
  pemasukan dan  Klien terlihat lemas
  pengeluaran urin
  R : Klien sedikit A : Masalah belum Teratasi
  minum,tapi urin yang P : Lanjutkan Intervensi
  keluar lebih banyak,tidak
  seperti biasanya
   
  I :Mengkolaborasi
  Pemberian cairan IV
  R : Klien mau diberikan
  cairan IV
   
  I : Memonitor tanda-tanda
  vital
  TD : 130/80 mmHg
21. 00-22.00 WIB R : 20x/menit
  N : 80x/menit
  S : 36,6oC
 
DAFTAR PUSTAKA
• Buku SDKI
• Buku Nanda & Nic-noc
• Repository. 2015. BAB II TINJAUAN PUSTAKA [Online]. Tersedia
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10706/6.%20
BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
[ 30 september 2020]
• Alomedika.2020. DIABETES MELLITUS TIPE 2 [Online]. Tersedia
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-mellitus
-tipe-2/diagnosis
[ 30 september 2020]
• Sobat diabet. 2018. Penatalaksanaan Diabetes [Online]. Tersedia
http://sobatdiabet.org/hidup-bersama-diabetes/penatalaksanaan-diabet
es/
[30 september 2020]
 

Anda mungkin juga menyukai