Anda di halaman 1dari 120

dr.

Ernadia Wulansari SpA


• Tempat/Tgl. Lahir: Jakarta/16 September 1987
• Pendidikan:
– Dokter umum - FK Universitas Indonesia 2010
– Dokter spesialis anak – FK Universitas Indonesia 2019
• Pekerjaan:
– Dokter spesialis Program Pendayagunaan Dokter Spesialis
(PGDS) Kemkes di RSUD Dr. Murjani Sampit – September
2019-2020
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
PELAYANAN KESEHATAN
NEONATAL ESENSIAL
• Sasaran : Bayi baru lahir (0-28 hari)
• Pelayanan neonatal esensial
 Perawatan Neonatal Esensial Saat Lahir (< 6 jam)
 Perawatan Neonatal Esensial setelah lahir (6 jam- 28 hari):
Kunjungan Neonatal:
- KN 1: 6-48 jam,
- KN 2: 3-7 hari,
- KN 3: 8-28 hari

• Tujuan :
Upaya preventif  mencegah kesakitan dan memantau
kesehatan neonatus
PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESENSIAL
SETELAH LAHIR
SAAT LAHIR
KN1 (6-48 jam) KN2 (3-7 hari) KN3 (8-28 hari)
Petugas: Petugas: Petugas:
Kewaspadaan Standar • Konseling • Konseling perawatan bayi baru
Penilaian awal perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif
Pencegahan kehilangan lahir, • Memeriksa kesehatan dengan

panas ASI eksklusif menggunakan pendekatan MTBM


Pemotongan dan • Memeriksa • Penanganan dan rujukan kasus

perawatan tali pusat kesehatan dengan


Inisiasi Menyusu Dini menggunakan
pendekatan MTBM
Pencegahan perdarahan
• Vit K & Hep B
(Vit.K) 1

Pencegahan infeksi mata injeksi (utk bayi lahir


bkn dg nakes)
(Tetrasiklin salep mata)
• Penanganan dan
Pemberian imunisasi (HB0)
rujukan kasus
Pemberian identitas
Anamnesis dan
Pemeriksaan PEMBERIAN
Fisik ASI DAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN MERUPAKAN
KOMPONEN PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL YANG SELALU ADA
BAIK SAAT LAHIR MAUPUN SETELAH LAHIR
Pelayanan Neonatal Esensial Saat Lahir (0-6 jam)

Perawatan Bayi Baru Lahir

5
Perawatan Neonatal Esensial Saat Lahir
(0-6 jam)
• Perawatan Neonatus pada 0-30 detik
• Perawatan Neonatus pada 30 detik – 90 menit
• Perawatan Neonatus pada 90 menit – 6 jam

6
Perawatan Neonatus pada 0-30 detik
Tujuan utama dari perawatan BBL dalam 30 detik
adalah memastikan apakah bayi memerlukan ventilasi
atau tidak dengan menggunakan langkah:
1.Jaga kehangatan bayi dengan menerima bayi menggunakan kain
kering yang hangat
2.Nilai bayi apakah bayi bernapas/ menangis, tonus otot baik dan
perkiraan berat lahir lebih dari 2000 gram
3.Apabila jawaban poin 2 “YA”, lakukan kontak kulit ke kulit dengan
meletakkan bayi diatas permukaan perut ibu dan lanjutkan ke poin 5
4.Apabila jawaban poin 2 “TIDAK”, pindahkan bayi ke meja resusitasi
dan lanjutkan dengan alur resusitasi pada panduan kegawatdaruratan
pada neonatus 7
Perawatan Neonatus pada 0-30 detik
5. Posisikan bayi untuk memastikan jalan napas bersih dan bebas dari
lendir
6. Keringkan dan rangsang bayi dengan melakukan usapan pada muka,
kepala punggung, lengan dan tungkai
7. Selesai mengeringkan, singkirkan kain pengering
8. Selimuti seluruh tubuh bayi dengan kain hangat dan kering dan
pasangkan topi pada kepala bayi
9. Nilai bayi terus menerus apakah bayi bernapas/ menangis, tonus otot
baik
10. Apabila jawaban poin 9 “TIDAK” RESUSITASI
11. Apabila jawaban poin 9 “YA”, lanjutkan dengan perawatan rutin

8
9
10
Perawatan Neonatus 30 detik – 90 menit

1. Menjaga bayi tetap hangat


2. Lakukan Klem dan potong tali pusat pada 2 menit setelah lahir
3. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada ibu setidaknya 60 menit
kecuali ada distress respirasi atau kegawatan maternal
4. Lakukan pemantauan tiap 15 menit selama IMD
5. Lakukan Pemberian Identitas
6. Lakukan Pemberian Injeksi Vitamin K1 (i.m)
7. Lakukan Pencegahan Infeksi mata (pemberi salep/ tetes mata
antibiotik)

11
1. Pencegahan kehilangan panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui:
•Ruang bersalin yang hangat
•Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
•Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu
ke kulit bayi
•Inisiasi Menyusu Dini
•Gunakan pakaian yang sesuai untuk mencegah kehilangan
panas

12
• Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru
lahir
• Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat yaitu
tidak kurang dari enam jam setelah lahir dan setelah
kondisi stabil.
• Rawat gabung
• Resusitasi dalam lingkungan yang hangat
• Transportasi hangat

13
2. Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat
Memotong dan mengikat tali pusat:
•Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi
lahir. Penyuntikan oksitosin pada ibu dilakukan sebelum
tali pusat dipotong.
•Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam
DTT 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik
jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong
isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada
saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan
ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah
ibu.

14
• Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu
tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi
bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara
kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT
atau steril
• Ikat tali pusat dengan penjepit tali pusat atau benang
DTT
• Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan
ke dalam larutan klorin 0,5%.
• Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi
Menyusu Dini.

15
Perawatan Tali Pusat:
•Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.
•Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau
bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga kepada ibu dan
keluarganya. Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih
diperkenankan apabila terdapat tanda infeksi
•Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi:
– Lipat popok di bawah puntung tali pusat.
– Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali
pusat mengering dan terlepas sendiri.
– Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain
bersih.
– Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar
tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi,
nasihati ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.
16
3. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

17
Pemantauan IMD
Nama: Nama Ibu/ayah:
Waktu sesudah lahir
_____________ _____________
Tanggal lahir: Jam Lahir:
_____________ _____________ 15 menit 30 menit 45 menit dst
Parameter yang harus dipantau
1. Bayi diposisikan dengan mulut dan hidung        
yang terlihat dan tidak terhalang (Ya /
Tidak)
1. Warna kemerahan (kulit dan / atau selaput        
lendir) (Ya / Tidak)
1. Napas normal (tidak ada retraksi atau        
pernapasan cuping hidung) (Ya / Tidak)
1. Tingkat pernapasan normal: 40-60 napas /        
menit (Ya / Tidak)
1. Suhu aksiler setelah kelahiran dalam        
kisaran normal (36,5 °C-37,5 °C)
1. Ibu tidak pernah ditinggal sendiri dengan        
bayinya (Ya / Tidak)
1. Upaya menyusui pertama (waktu)        
1. Catatan         18
19
4. Pemberian Identitas

20
5. Pencegahan Perdarahan dengan Injeksi
Vitamin K1

Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna, maka
semua bayi akan berisiko untuk mengalami perdarahan

Untuk mencegah perdarahan,


pada bayi baru lahir diberikan suntikan vitamin K1
(Phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal
intramuskular pada antero lateral paha kiri

21
6. Pencegahan Infeksi Mata dengan Salep Mata
Antibiotika
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata
diberikan segera setelah proses IMD dan bayi selesai
menyusu, sebaiknya 1 jam setelah lahir. Pencegahan
infeksi mata dianjurkan menggunakan salep mata
antibiotik.

22
Perawatan Neonatus pada 90 menit – 6 jam
- Pemeriksaan fisik neonatus
- Penentuan usia gestasi
- Pemberian Imunisasi HB-0
- Pemantauan Neonatus dalam periode 90 menit-6
jam

23
1. Anamnese dan Pemeriksaan Fisik
(akan dibahas pada penilaian bayi baru lahir)

2. Penentuan Usia Gestasi


(akan dibahas pada penilaian bayi baru lahir)

24
3. Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0 (nol)
Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 2-3 jam
setelah pemberian Vitamin K1 secara intramuskular.

25
4. Pemantau Neonatus pada 90 menit – 6 jam

Pemantauan stabilisasi Waspadai tanda bahaya!


kondisi bayi periodik setiap •Napas cepat (> 60 kali permenit)
1 jam sekali yang meliputi: •Napas lambat (< 40 kali permenit)
•Sesak napas/sukar bernapas ditandain
•Postur tubuh dengan merintih, tarikan dinding dada
saat inspirasi
•Aktivitas •Denyut jantung (< 100 kali permenit
•Pola napas atau > 160 kali permenit)
•Gerakan bayi lemah
•Denyut jantung •Gerakan bayi berulang atau kejang
•Perubahan suhu tubuh •Demam (> 37,5˚C) atau Hipotermi (<
36,5˚C)
•Warna kulit •Perubahan warna kulit, misalkan biru
atau pucat.
•Kemampuan menghisap •Malas/ tidak bisa menyusu atau minum

26
Pelayanan Neonatal Esensial Saat Lahir (0-6 jam)

Penilaian Bayi Baru Lahir


Penilaian Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin
jika terdapat kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL
terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir
di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di
fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.

Waktu pemeriksaan BBL:


•Setelah lahir saat bayi stabil (sebelum 6 jam)
•Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)
•Pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2)
•Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3)
Alat yang digunakan untuk memeriksa:
• Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan
kehangatan.
• Air bersih, sabun, handuk kering dan hangat
• Sarung tangan bersih
• Kain bersih
• Stetoskop
• Jam dengan jarum detik
• Termometer
• Timbangan bayi
• Pengukur panjang bayi
• Pengukur lingkar kepala.
Langkah-langkah pemeriksaan
1. Anamnesis
•Tanyakan pada ibu dan atau keluarga tentang masalah
kesehatan pada ibu dan bayi:
– Keluhan tentang bayinya
– Penyakit ibu yang mungkin berdampak pada bayi
(Hipotiroid, hepatitis B, Tuberculosa, HIV, Sifilis, tanda-tanda
korioamnionitis, dan penggunaan obat tertentu).
– Cara, waktu, tempat bersalin, kondisi bayi saat lahir
(langsung menangis /tidak) dan tindakan yang diberikan
pada bayi jika ada.
– Warna air ketuban
– Riwayat buang air besar dan kecil
– Frekuensi bayi menyusu dan kemampuan menghisap
2. Pemeriksaan Fisik
•Prinsip:
• Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi
tenang (tidak menangis)
• Bayi dalam kondisi telanjang
• Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan
menilai pernapasan dan tarikan dinding dada
kedalam, denyut jantung serta kondisi perut
Pemeriksaan fisik Keadaan normal

1 Lihat postur, tonus dan  Posisi tungkai dan lengan fleksi


aktivitas  Bayi sehat akan bergerak aktif

2 Lihat kulit  Wajah, bibir dan selaput lendir,


dada harus berwarna merah
muda, tanpa adanya kemerahan
atau bisul
3 Hitung pernapasan dan  Frekuensi napas normal 40 - <60
lihat tarikan dinding kali per menit
dada kedalam ketika  Tidak ada tarikan dinding dada
bayi sedang tidak kedalam yang kuat
menangis
Pemeriksaan fisik Keadaan normal
4 Hitung denyut jantung  Frekuensi denyut jantung normal
dengan meletakan 120-160 kali per menit
stetoskop di dada kiri
setinggi apeks kordis
5 Lakukan pengukuran  Suhu normal adalah 36,5-37,5°C
suhu ketiak dengan
termometer
6 Lihat dan raba bagian  Bentuk kepala terkadang asimetris
kepala karena penyesuaian pada saat
proses persalinan, umumnya hilang
dalam 48 jam
 Ubun-ubun besar rata atau tidak
membonjol, dapat sedikit
membonjol pada saat bayi
menangis
7 Lihat mata  Tidak ada kotoran/secret

8 Lihat bagian dalam  Bibir, gusi, langit-langi utuh dan tidak


mulut. ada bagian yang terbelah
Masukan satu jari yang  Nilai kekuatan isap bayi
menggunakan sarung Bayi akan mengisap kuat jari pemeriksa
tangan ke mulut, raba
langit-langit
9 Lihat dan raba perut.  Perut bayi datar, teraba lemas
Lihat tali pusat.  Tidak ada perdarahan,
pembengkakan, nanah, bau yang
tidak enak pada tali pusat atau
kemerahan sekitar tali pusat

10 Lihat punggung dan raba  Kulit terlihat utuh tidak terdapat


tulang belakang lubang dan benjolan pada tulang
belakang
11 Lihat ekstremitas  Hitung jumlah jari tangan dan kaki
 Lihat apakah kaki posisinya baik atau
bengkok ke dalam atau keluar
 Lihat gerakan ekstremitas simetris atau
tidak

12 Lihat lubang anus.  Terlihat lubang anus dan periksa apakah


Hindari memasukan alat atau mekonium sudah keluar
jari dalam memeriksa anus  Biasanya mekonium keluar dalam 24 jam
Tanyakan pada ibu apakah setelah lahir
bayi sudah berak

13 Lihat dan raba alat kelamin  Bayi perempuan kadang terlihat cairan
luar. vagina berwarna putih atau kemerahan
Tanyakan pada ibu apakah  Bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada
bayi sudah kencing ujung penis
 Pastikan bayi sudah kencing dalam 24 jam
setelah lahir
Timbang bayi.  Berat lahir 2,5 – 4 kg
Timbang bayi dengan menggunakan  Dalam minggu pertama, berat bayi mungkin turun
selimut, hasil dikurangi dengan dahulu baru kemudian naik kembali dan pada usia 7-
berat selimut 10 hari umumnya telah mencapai berat lahirnya.
Penurunan berat badan maksimal untuk bayi baru lahir
cukup bulan maksimal 10% untuk bayi kurang bulan
maksimal 15%
Mengukur panjang dan lingkar  Panjang lahir normal 48-52 cm
kepala bayi  Lingkar kepala normal 33-37 cm
 
 

Menilai cara menyusui, minta ibu  Kepala dan badan dalam satu garis lurus; wajah bayi
untuk menyusui bayinya menghadap paudara; ibu mendekatkan bayi ke
  tubuhnya
   Bibir bawah membuka keluar, sehingga bagian besar
areola berada di dalam mulut bayi
 Menghisap dalam dan pelan kadang diserta berhenti
sesaat
Identifikasi Trauma Lahir dan Kelainan Bawaan

Trauma lahir yang sering ditemui pada Neonatus

Caput Succedaneum Sefalhematom Hematome subgaleal

Fraktur Klavikula Trauma Pleksus Dislokasi Sendi


Brakialis Panggul
Kelainan Bawaan tersering pada bayi baru lahir

Atresia Ani Atresia Esofagus Hernia Diafragmatika

Kelainan
jantung
Bawaan

Hidrosefalus Spina Bifida


Celah bibir
Penentuan Usia Gestasi
1. Berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

(H + 7), (B-3), (T+1)

Keterangan:
•H = Hari pertama haid terakhir
•B = Bulan haid terakhir
•T = Tahun haid terakhir
Penentuan Usia Gestasi
2. Teknik lain seperti pengukuran diameter biparietal
janin melalui USG bisa memberikan informasi
tentang usia kehamilan dan pertumbuhan janin serta
perkembangannya sebelum lahir.
3. Instrumen alternatif yang berbeda untuk menilai
usia kehamilan bayi, dengan mengevaluasi
perkembangan fisik, neurologis dan neuromuskular.
Skor New Ballard, yang merupakan penyederhanaan
skor Dubowitz memberi nilai 1-5 untuk masing-
masing dari enam tanda fisik dan neurologis.
Penentuan Usia Gestasi BBLR dengan New Ballard Score
Pencatatan Perawatan Rutin dan Penilaian Bayi Baru Lahir
MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA
UMUR KURANG DARI
2 BULAN

( MTBM )

44
Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM)
• Menanyakan kepada ibu masalah bayi
• Memeriksa : kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi
bakteri, ikterus, diare, status HIV, kemungkinan BB rendah
dan atau masalah pemberian ASI
• Menentukan status pemberian vit K1
• Menentukan status immunisasi
• Menentukan masalah atau keluhan lain pada bayi dan ibu
• Menentukan tindakan dan pengobatan jika perlu
• Merujuk bayi muda dan memberi tindakan pra rujukan
• Melakukan konseling
• Memberi pelayanan tindak lanjut
45
MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN UNTUK
KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT
ATAU INFEKSI BAKTERI
1. Memeriksa apakah bayi tidak bisa minum atau
memuntahkan semuanya.

Bayi ‘tidak bisa minum atau menyusu’ jika bayi terlalu


lemah untuk minum, atau tidak bisa mengisap/menelan
apabila diberi minum.

Bayi mempunyai tanda ‘memuntahkan semuanya’ jika bayi


sama sekali tidak dapat menelan apapun. Semua
makanan atau air yang masuk akan keluar lagi. 46
2. Memeriksa gejala kejang.
Riwayat kejang pada episode sakit ini dapat
berupa kaku di seluruh tubuh atau tremor,
menangis melengking tiba-tiba, gerakan yang
tidak terkendali, mulut mencucu.

3. Memeriksa gejala gangguan napas.


Frekuensi napas ≥ 60x/menit atau < 40x/menit
menunjukan adanya ‘gangguan napas’ dan
biasanya disertai gejala sianosis, tarikan dinding
dada ke dalam yang sangat kuat, pernapasan
cuping hidung dan suara merintih.

47
4. Memeriksa gejala hipotermia.
Bayi demam jika suhu ≥ 37,50C
Hipotermia jika suhu < 36,50C
Apabila tidak tersedia termometer, raba bayi.

5. Memeriksa infeksi bakteri lokal.


Yang sering terjadi pada bayi muda adalah infeksi

pada kulit (pustul), mata (bernanah) dan pusar


(kemerahan atau bernanah).

48
49
50
51
Memeriksa Dan Mengklasifikasikan
Ikterus

1. Menilai Ikterus

Jika bayi kuning, tanyakan pada umur berapa timbul


kuning.
Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode
“Kramer”.
Tentukan warna kekuningan sampai di bagian tubuh mana,
lihat telapak tangan dan telapak kaki bayi, apakah kuning?

52
2. Mengklasifikasikan Ikterus

Sesuai tanda/gejala yang ditemukan, dapat


diklasifikasikan sebagai IKTERUS BERAT atau
IKTERUS atau TIDAK ADA IKTERUS

53
MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN
DIARE

1. Menilai Diare
Jika bayi diare, periksa keadaan umum, lihat
apakah matanya cekung dan cubit kulit perut
untuk mengetahui turgor.

2. Mengklasifikasi Diare
Untuk mengklasifikasi diare dehidrasi berat atau
ringan/sedang pada bayi muda diperlukan
sedikitnya 2 tanda/gejala.
54
55
Memeriksa Dan Mengklasifikasikan Status
HIV
1. Memeriksa Status HIV
• Tanyakan apakah ibu dan bayi pernah test HIV.
– Jika ya hasilnya positif atau negatif,
– jika positif maka tanyakan : apakah Ibu sudah minum
ARV dan apakah minum ARV minum minimal 6 bln.
• Apakah bayi pernah mendapat ASI atau masih
menerima ASI
• Jika status HIV ibu dan bayi tidak diketahui dan
belum tes HIV maka tawarkan dan lakukan tes
serologis HIV pada ibu
56
2. Klasifikasi Status HIV
Sesuai, status HIV ibu dan bayi yang ditemukan,
dapat diklasifikasikan sebagai infeksi HIV
TERKONFIRMASI atau TERPAJAN HIV atau mungkin
BUKAN infeksi HIV .

57
MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN
KEMUNGKINAN BB RENDAH DAN MASALAH
PEMBERIAN ASI

 Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah dan


Masalah Pemberian ASI

→ ditentukan berat badan menurut umur.


→ Menilai Cara Menyusui : posisi, pelekatan dan
isapan bayi.

58
...

59
60
MEMERIKSA STATUS/ PENYUNTIKAN
VITAMIN K-1

Semua bayi beresiko mengalami perdarahan


ringan sampai berat, maka semua bayi baru
lahir diberi suntikan 1 mg vitamin K1 dosis
tunggal intra muskular pada antero lateral
paha kiri

61
MEMERIKSA STATUS IMUNISASI
Imunisasi pada bayi muda meliputi :
HB-O, BCG dan Polio-1

Bila kontak pertama dengan petugas


umur bayi lebih dari 7 hari, tidak lagi diberikan HB-O.
Berikan HB-1 pada umur 2 bulan.

Imunisasi HB-O disuntikan di paha kanan bayi segera


setelah lahir.

BCG di lengan kanan dan Polio secara oral atau


suntikan. 62
MEMERIKSA MASALAH/ KELUHAN LAIN

Masalah atau keluhan lain pada bayi muda dapat


ditemukan dengan memeriksa :

kelainan bawaan/kongenital (contoh: bibir atau


langit-langit sumbing, kaki pengkor, dll.),
kemungkinan trauma lahir atau memeriksa
perdarahan tali pusat.

63
MEMERIKSA MASALAH IBU

Masalah ibu mungkin berpengaruh pada kesehatan bayi.

Permasalahan yang sering terjadi misalnya: perdarahan,


demam, sakit kepala, stres atau depresi.

64
Tindakan Dan Pengobatan Pada Bayi Muda

1. Menentukan perlunya rujukan bagi bayi muda

2. Tindakan dan pengobatan pra rujukan


- Menangani gangguan napas
- Menangani kejang
- Mencegah gula darah tidak turun
- Memberi antibiotik intra muskular
- Menghangatkan tubuh bayi
- Menasihati ibu cara menjaga bayi tetap hangat
selama perjalanan
65
3. Tindakan/pengobatan pada bayi muda yang tidak
memerlukan rujukan
- Melakukan asuhan dasar bayi muda (Mencegah
Infeksi, Menjaga bayi tetap hangat, memberi ASI
sesering mungkin, immunisasi)
- Mengobati infeksi bakteri lokal
- Mengobati luka atau thrush di mulut
- Melakukan rehidrasi oral

4. Tindakan/pengobatan pada masalah atau keluhan ibu

66
KONSELING BAGI IBU
1.Menggunakan keterampilan komunikasi yang baik
2.Menasihati ibu untuk memberikan cairan tambahan
pada waktu bayi sakit.
3.Menasihati dan mengajari ibu cara mengobati infeksi
bakteri lokal di rumah (infeksi mata, kulit atau pusar).

67
4. Menasihati ibu tentang cara pemberian ASI.

- Anjuran pemberian ASI Eksklusif


- Mengajari ibu menyusui dengan baik
- Cara memerah ASI
- Mengajari ibu cara meningkatkan ASI

68
5. Mengajari untuk menjaga bayi berat lahir rendah
tetap hangat di rumah
6. Menasihati ibu tentang kesehatan dirinya.
7. Menasihati ibu kapan harus segera membawa bayi
ke petugas kesehatan.
8. Menasihati ibu kapan kunjungan ulang.

69
RUJUKLAH NEONATUS

• Keadaan bayi memburuk atau


• Keadaan bayi tidak membaik dan obat tidak
tersedia atau
• Anda khawatir tentang keadaan bayi atau
• Anda tidak tahu harus berbuat apa dengan
bayi

70
71
72
Pelayanan Tindak lanjut
• Pelayanan tindak lanjut penting untuk melihat
keadaan bayi, apakah membaik, tetap atau
memburuk.
• Beberapa anak mungkin tidak bereaksi atas
pemberian obat awal.
• Pada bayi muda yang datang untuk kunjungan
ulang, penilaian ulang secara lengkap selalu
dilakukan.

73
Kunjungan Ulang
• Infeksi bakteri lokal 2 hari
• Ikterus 1 hari
• Diare dehidrasi ringan/sedang 1 hari
• Berat badan rendah menurut umur 7 hari
• Masalah pemberian ASI 2 hari
• Luka atau bercak putih (thrush) di mulut 2 hari

74
Untuk Semua Klasifikasi
Apabila Pada Kunjungan Ulang Yang
Kedua Masih Tetap Tidak Ada Perbaikan

Bayi Harus

Dirujuk Segera

75
Perawatan Neonatal Esensial Setelah Lahir ( 6 jam – 28 hari)

Bimbingan Pemberian ASI,


dan Pemantauan Pertumbuhan
Bimbingan Pemberian ASI
Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini
mungkin, eksklusif selama 6 bulan diteruskan
sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI
sejak usia 6 bulan.
Bimbingan Pemberian ASI
1. Posisi menyusui yang baik
•Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan keberhasilan pemberian
ASI dan mencegah lecet puting susu.
•Pastikan ibu memeluk bayinya dengan benar. Berikan bantuan dan
dukungan jika ibu memerlukan, terutama jika ibu pertama kali menyusui
atau ibu berusia sangat muda.
•Posisi ibu yang benar saat menyusui akan memberikan rasa nyaman
selama ibu menyusui bayinya dan juga akan membantu bayi melakukan
isapan yang efektif.
Empat butir kunci memegang bayi :
Ibu menyangga seluruh tubuh bayi
Kepala dan badan bayi lurus
Badan bayi dekat dengan badan ibu,
perut bayi menempel pada perut ibu.
Wajah bayi menghadap payudara dan
hidung berhadapan dengan puting ibu
Posisi Menyusui dan Pelekatan
Berbagai Posisi Menyusui
Berbagai Posisi Menyusui
Perlekatan yang benar
Cara pelekatan menyusu sebagai berikut:
1.Saat bayi mulai menyusu, sentuhkan puting pada pipi
atau bibir bayi bagian atas untuk merangsang agar
mulut bayi terbuka lebar.
2.Ketika mulut bayi terbuka lebar, dekatkan bayi ke
payudara ibu, arahkan puting ke langit-langit mulut bayi
dan masukkan sebagian besar areola (bagian yang
berwarna gelap pada payudara) ke mulut bayi.
Posisi perlekatan yang benar
Tanda-tanda menyusu efektif
• Kepala bayi agak menengadah, pipi bayi
membulat, bayi menghisap pelan dan dalam
serta terdengar suara bayi menelan.
Tanda-tanda menyusu efektif
• Payudara ditopang dengan cara membentuk
huruf C yaitu empat jari menopang payudara
bagian bawah dan ibu jari membantu
menyentuhkan puting ke bibir bayi agar mulut
bayi terbuka lebar.
Perlekatan yang baik
Menyusu yang efektif
6. Susui bayi dari satu payudara sampai
kosong/kempes (yang menandakan ASI habis)
sebelum pindah ke payudara sebelahnya
7. Setelah memperbaiki pelekatan yang tidak baik,
ibu akan spontan mengatakan rasanya lebih
nyaman dan tidak lagi merasa kesakitan, terlihat
bahagia dan bayinya melekat dengan baik.
8. Pada proses pelekatan menyusui yang baik, bayi
menarik jaringan payudara membentuk ‘dot
panjang’.
Puting payudara yang merupakan bagian tengah dari
areola hanya sekitar sepertiga dari ’dot’ tersebut.
Bayi menyusu pada areola payudara, bukan pada
putingnya saja.
Memantau Kecukupan ASI
Sejumlah kecil kolostrum adalah semua yang
diperlukan pada beberapa hari pertama
Volume Kolostrum
Frekuensi menyusu
dalam 24 jam

Successful Breastfeeding 3rd edition, Royal College of Midwives, 2002, p38


Memantau Kecukupan ASI
Gambaran Tinja pada popok
Hari I Hari II Hari III-IV Hari V

Gambaran Urine pada popok


Noda Urates
berwarna oranye
pada popok adalah
normal
Menghitung Volume Minum Bayi Sehat

• Kebutuhan Kalori Bayi agar dapat tumbuh : 110 sd 120


KKal/KgBB/hari

• 1 ml ASI mengandung 0,67 KKal

• Untuk Bayi 2500 gram agar dapat tumbuh membutuhkan : 110 X


2,5 : 0,67 = 410 ml ASI/hari atau 50 mL tiap 3 jam
Pesan penting dalam menyusu 
• Kolostrum jangan dibuang 
• Hisapan bayi sangat mempengaruhi produksi ASI, agar ibu
menghasilkan cukup ASI, bayinya harus sering menyusu. 
• Rawat gabung ibu bersama bayi selama 24 jam sehari
membuat bayi dapat menyusu sesering mungkin sesuai
keinginan bayi
• Susui bayi lebih sering dan bangunkan bayi untuk menyusu
bila bayi tidur lebih dari 3-4 jam 
•  Perhatikan posisi dan pelekatan menyusui yang benar agar
puting susu tidak lecet 
Ready to feed? A

B
I’m Hungry

I’m Hungry
C
I’m Really Hungry

I’m Very Hungry I’m Not Hungry


Kenaikan berat badan bayi

Berat badan neonatus biasanya akan turun pada hari-hari pertama


kehidupan, akan tetapi tidak boleh lebih dari 10 persen dari berat badan
lahir. Berat badan bayi diharapkan naik kembali dan mencapai berat
badan lahir maksimal pada minggu kedua.
Menilai kemajuan bayi pada minggu pertama
SENDAWA
Tanda Terpercaya ASI Kurang

• Pertambahan berat badan kurang


(pertumbuhan berjalan lambat dari kurva
standar) 
• Pengeluaran air seni pekat dan sedikit (kurang
dari 6 kali sehari) 
• Feses bayi masih berwarna seperti mekonium
pada hari ke-5 
Tanda bahwa ‘mungkin’ bayi tidak
mendapat cukup ASI
• Bayi tidak merasa puas setelah disusui 
• Bayi sering menangis 
• Sering sekali menyusu 
• Menyusui sangat lama 
• Bayi menolak disusui 
Tanda bahwa ‘mungkin’ bayi tidak
mendapat cukup ASI
• Tinja bayi keras, kering 
• Bayi jarang buang air besar dan tinjanya kecil-
kecil 
• Tidak ada ASI yang keluar ketika ibu memerah 
• Payudara tidak membesar 
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
Pemantauan Pertumbuhan Bayi dengan
Grafik WHO
Pemantauan Pertumbuhan BBL
dengan Grafik WHO 2006
• Pada tahun 2005, WHO mengeluarkan sebuah
kurva pertumbuhan standar yang dapat
menggambarkan pertumbuhan anak umur 0-59
bulan, termasuk didalamnya pertumbuhan
neonatus
• Dalam Manajemen Terpadu Bayi Muda,
penentuan status gizi dilakukan berdasarkan
nilai Z score pada kurva pertumbuhan WHO
2005
Langkah-langkah penggunaan grafik pertumbuhan
WHO 2006
• Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun dan berat
badan.
• Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada
kurva. Garis horisontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO
menggambarkan umur dan panjang badan.
• Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva.
Garis vertikal pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan
panjang/berat badan, umur, dan IMT.
• Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis
vertikal hingga mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini
merupakan gambaran perkembangan anak berdasarkan kurva
pertumbuhan WHO.
Langkah-langkah penggunaan grafik pertumbuhan
WHO

Cara menginterpretasikan:
•Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-
rata
•Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO
garis ini diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang
berada jauh dari garis median menggambarkan masalah pertumbuhan.
•Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah -2.
•Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.
Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada
kurva pertumbuhan WHO dapat menggunakan tabel
berikut ini:
Grafik kurva partumbuhan WHO 2005 dapat
dipergunakan bagi semua bayi cukup bulan, baik dengan
BB sesuai masa kehamilan maupun BB lahir rendah,
asalkan panjang badan tidak kurang dari 45 cm .

Bagi bayi kurang bulan dengan berat badan < 2000 gram
dan/ panjang badan < 45 cm, diperlukan pemantauan
dengan grafik tersendiri dan dirujuk di fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
Bagi bayi prematur maupun dengan berat
badan rendah dapat digunakan panduan
sebagai berikut:
•Apabila usia gestasi <40 minggu, maka rerata
target kenaikan berat badan yang harus dicapai
adalah 15 gram/kg/hari
•Apabila bayi tersebut tidak tumbuh sesuai
target maka dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan lebih tinggi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai