Anda di halaman 1dari 31

AKTIVITAS PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN

BIJIH TIMAH UNIT DARAT DI TAMBANG BESAR 1.42


PEMALI PT.TIMAH (PERSERO) Tbk. KABUPATEN
BANGKA PROVINSI BANGKA BELITUNG
A R I E F M A U L A N A 0 3 0 2 11 8 1 5 2 0 0 0 1
M RIFQI RAFIF ASIDIQI 03021381520077
Y O G A F I R M A N A N TO 0 3 0 2 1 3 8 1 5 2 0 0 7 9
LATAR BELAKANG
Timah merupakan salah satu bahan galian yang dimiliki oleh Indonesia. Industri
pertimahan Indonesia merupakan produsen terbesar kedua di dunia. Bijih timah
termasuk bahan galian yang tidak dapat diperbaharui, sehingga dengan eskploitasi secara
besar-besaran dan terus menerus maka lama kelamaan bijih timah akan habis.
Sedangkan permintaan akan bijih timah semakin meningkat baik di dalam maupun di luar
negeri. Hal ini karena semakin banyak kebutuhan teknologi yang menggunakan bijih
timah sebagai salah satu bahannya. Oleh karena itu, PT. Timah (Persero) Tbk. berusaha
untuk memenuhi permintaan pasar.
SEJARAH
PT Timah sebagai Perusahaan Perseroan didirikan tanggal 02 Agustus 1976, dan
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang pertambangan
timah dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1995. PT Timah
merupakan produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki segmen usaha
penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan,
pengolahan hingga pemasaran.
RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas penambangan dan proses pencucian bijih timah di TB 1.42 Pemali?

2. Alat-alat apa saja yang digunakan pada proses penambangan dan pencucian bijih timah di
TB 1.42 Pemali?

3. Berapa produktivitas, serta nilai kesesuaian alat yang didapatkan dari alat gali-muat dan
alat angkut yang digunakan di TB 1.42 Pemali?
TUJUAN
Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah:

1. Mengetahui dan Memahami aplikasi ilmu pertambangan dan teknologi aktivitas


penambangan timah di PT. Timah (Persero) Tbk. Provinsi Bangka Belitung.

2. Mengetahui alat - alat yang digunakan pada produksi bijih timah di PT. Timah
(Persero) Tbk. Sungailiat Kabupaten Bangka Induk Provinsi Bangka Belitung.

3. Mengetahui produktivitas dan kesusaian alat gali-muat dan alat angkut yang
digunakan di TB 1.42 Pemali, PT. Timah (Persero) Tbk.
MANFAAT
Adapun manfaat yang akan didapat pada Kerja Praktek ini adalah:

1. Mendapat informasi tentang kondisi real proses penambangan bijih timah dan memiliki
pengalaman terlibat langsung dalam aktivitas penambangan.

2. Memperkuat keterampilan kerja mahasiswa dalam mempraktekkan ilmu yang telah didapat
selama masa perkuliahan.

3. Mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dengan
praktek di lapangan.

4. Mendapat pengetahuan tentang proses pengolahan bijih timah


METODELOGI
Adapun Metodelogi Penelitian pada laporan kerja praktek ini meliputi:

1. Pengumpulan data, yang mencakup:


a. Data primer, mencakup pengamatan langsung aktivitas penambangan di front kerja.

b. Data sekunder, mencakup studi literatur, laporan dan penelitian sebelumnya.

2. Pengolahan data. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah berdasarkan objek yang diamati.

3. Penyusunan laporan, melakukan bimbingan secara berkala dan pembuatan laporan secara
sistematis
AKTIFITAS PENAMBANGAN
AKTIFITAS PENGOLAHAN
MONITOR

Monitor yang dipakai pada TB


1.42 Pemali mempunyai tekanan
yang dihasilkan sebesar 38 MKA
(Meter Kolom Air).
GRIZZLY SCREEN

Grizzly Screen pada TB 1.42 Pemali memiliki dimensi


panjangn 2,38 meter, lebar 1,77 m serta jarak antar
batangan besi 0,05 meter.
ROTARY SCREEN

Rotary screen pada TB 1.42


tersusun dari batang-batang
paralel yang memiliki ukuran
saringan sebesar 0,02 meter dan
melakukan 12 putaran dalam
satu menit.
LOUNDER

Lounder digunakan untuk menyalurkan


material setelah melalui proses Rotary
Screen dan menuju Jig Primer
JIG PRIMER

Pada TB 1.42 Pemali terdapat 6 jig


primer. Ukuran masing- masing jig
adalah 2 x 4 meter. Tiap 2 jig
mendapat supply aliran pulp dari satu
saluran pembagi (lounder).
TAILING

Tailing dari jig primer menuju ke kolam


penampungan
SPIGOT

Spigot akan dihubungkan dengan selang


untuk mempermudah mengalirkan
konsentrat ke pipa besi menuju ke proses
selanjutnya, yaitu jig sekunder.
JIG SEKUNDER

Fungsi jig sekunder sendiri adalah untuk


membersihkan mineral ikutan yang
masih ikut terbawa dari proses jigging
sebelumnya
SAKHAN ( SLUICE BOX )

Sakhan yang digunakan pada instalasi


pencucian berjumlah 2 unit dengan
panjang antar 4 sampai 5 meter, lebar
perjalur sekitar 1 sampai 1,5 meter,
dengan tinggi dinding 40-80 sentimeter
dan kemiringan 5o sampai 6o
LOBI

Prinsip kerja lobi mirip dengan sakhan,


yang membedakannya adalah tekanan
medium air yang lebih besar agar
mineral lebih terpisahkan berdasarkan
SG
SHAKING TABLE ( MEJA GOYANG )

Pada meja goyang dapat dikelompokkan


tiga jenis mineral, yaitu mineral berat
yang memiliki berat jenis tinggi, mineral
ringan yang memiliki berat jenis rendah
dan mineral middling yang memiliki berat
jenis antara mineral berat dan mineral
ringan.
ROTARY DRYER
Rotary dryer bekerja menggunakan aliran
panas yang berasal dari pembakaran gas LPJ
(Liquided Petroleum Gas) yang menghasilkan
suhu kurang lebih sebesar 300oC.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan
pemutaran berkali-kali sehingga seluruh
bagian mengalami proses pengeringan
menjadi lebih merata.
MAGNETIC SEPARATOR

Magnetic separator merupakan alat


pemisah satu mineral atau lebih
dengan mineral lainnya yang
memanfaatkan perbedaan sifat
kemagnetan dari mineral-mineral yang
akan dipisahkan
PRODUKTIFITAS EXCAVATOR
KOMATSU PC400 ( STRIPPING )
 
Diketahui :
Kb = 1,9 m3
bff = 1,2
CTEXA = 23,69 detik
Ek = 0,75
SF = 0,8
=
= 217,05 m3/ jam
PRODUKTIFITAS EXCAVATOR
KOMATSU PC300 ( ORE GETTING )
 
Diketahui :
Kb = 1,3 m3
bff = 1,2
CTEXA = 23,67 detik
Ek = 0,75
SF = 0,8
=
= 142,36 m3/ jam
PRODUKTIVITAS ADT TEREX TA
400 (ORE GETTING)
 Cycle Time untuk ADT TEREX TA 400 pada ore getting adalah 15 menit 11,9 detik ~ 15, 20 menit
Diketahui :
n = 12
Kb = 1,3 m3
CTADT = 15,20 menit
Ek = 0,75
SF = 0,8
=
= 44,33 m3/ jam
PRODUKTIVITAS ADT TEREX TA
400 (STRIPPING )
 Cycle Time untuk ADT TEREX TA 400 pada ore getting adalah 18 menit 14,3 detik ~ 18,23 menit
Diketahui :
n = 10
Kb = 1,9 m3
CTADT = 18,23 menit
Ek = 0,75
SF = 0,8
=
= 45,02 m3/ jam
MATCH FAKTOR KEGIATAN
STRIPPING
  Diketahui: CTADT = 18,16 menit
Na = 6 unit MF
CTEXA = 23,69 detik = 1,30
n = 10 kali
Nm = 1 unit Dapat disimpulkan bahwa faktor kesesuaian
alat pada TB 1.42 Pemali belum bekerja
dengan efisien dan serasi antara alat gali muat
dan alat angkut sehingga alat muat
mempunyai waktu tunggu untuk dimuat, maka
diperlukan pengurangan pengoperasian
articullated dump truck sebanyak 1 unit agar
kesesuaian alat bisa menjadi 1,08
MATCH FAKTOR KEGIATAN ORE
GETTING
  Diketahui: CTADT = 15,20 menit
Na = 3 unit MF
CTEXA = 23,67 detik = 0,93
n = 12 kali
Nm = 1 unit Dapat disimpulkan bahwa alat muat pada TB
1.42 Pemali sudah bagus dengan nilai faktor
kesesuaian mendekati 1, sehingga
produktivitas penambangannya efisien.
KESIMPULAN
1. Aktivitas penambangan bijih timah di TB 1.42 Pemali menggunakan metode penambangan Open Pit,
dengan alat gali muat excavator jenis backhoe dan alat angkut articulated dump truck. Pada proses
pencucian bijih timah di TB 1.42 Pemali bertujuan untuk meningkatkan kadar konsentrat timah. Proses
pencucian mulai dari penyemprotan oleh monitor, proses screening, proses jigging, proses lobi, dan
proses di meja goyang. Setelah itu dilakukan proses pengeringan dengan rotary dryer untuk
menghilangkan kadar air dalam konsetrat timah.
2. Proses pengupasan tanah penutup (overburden) dan penambangan lapisan tanah bertimah (kaksa) pada TB
1.42 Pemali menggunakan alat Excavator Komatsu PC 400 dan Excavator Komatsu PC 300 sebagai alat gali-
muat dan ADT Terex TA 400 sebagai alat angkut. Pada proses pencucian bijih timah di TB 1.42 Pemali
menggunakan alat yang dapat memisahkan bijih timah dari pengotornya berdasarkan berat jenisnya, yaitu
Pan American Jig dan Sluice Box. Terdapat juga alat pendukung lainnya seperti grizzly dan saringan putar
yang berfungsi untuk menyaring dan memperkecil ukuran material kaksa sebelum diproses ke Pan American
Jig dan Sluice Box.
3. Produktivitas Excavator Komatsu PC 400 pada TB 1.42 adalah sebesar 217,05 m3/ jam, sedangkan
produktivitas Excavator Komatsu PC 300 adalah sebesar 142,36 m3/ jam dan produktivitas ADT Terex TA 400
pada stripping adalah sebesar 44,19 m3/ jam, produktivitas ADT Terex TA 400 pada ore getting adalah 45,19
m3/ jam.
4. Faktor kesesuaian alat pada front Ore getting di TB 1.42 Pemali mempunyai nilai 0,78 , hal ini menunjukkan
bahwa pada TB 1.42 Pemali membutuhkan penambahkan jumlah alat angkutnya agar pada nantinya
mencapai nilai faktor kesesuaian mendekati 1, sehingga produktivitas penambangannya akan lebih efisien.
Adapun jumlah alat angkut yang harus ditambah oleh PT. Timah (Persero) Tbk. pada TB 1.42 Pemali adalah
sebanyak 1 unit alat angkut lagi. Dengan menambahkan 1 unit alat angkut, maka nilai kesesuaian alat akan
bertambah menjadi 1,03.
5. Faktor kesesuaian alat pada front Stripping di TB 1.42 Pemali mempunyai nilai 1,56 , hal ini menunjukkan
bahwa pada TB 1.42 Pemali belum bekerja dengan efisien dan serasi antara alat gali muat dan alat angkut
sehingga alat muat mempunyai waktu tunggu untuk dimuat, maka diperlukan pengurangan pengoperasian
articullated dump truck sebanyak 2 unit agar kesesuaian alat bisa menjadi 1,04.

Anda mungkin juga menyukai