Anda di halaman 1dari 10

METODE ILMIAH

Kata “metode’’ berasal dari kata Yunani, meta yang berarti


“sesudah’’ dan hodos yang berarti “jalan’’.  Metode adalah
langkah-langkah berurutan yang diambil untuk mencapai
pengetahuan yang benar. Langkah-langkah tersebut dapat berupa
tata cara, tehnik, teori beserta urutannya, atau jalan yang telah
dirancang sebelumnya, maupun langkah-langkah baru yang
ditemukan.
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan
pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat
berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan
eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Metode utama dalam sains biasanya diwarnai pendekatan
empiris. Hal ini disebabkan oleh sejarah sains yang
sangat berkembang karena adanya eksperimen-
eksperimen yang dilakukan di laboratorium.
Dalam proses pencarian yang dilakukan manusia, ada
dua momen yang melahirkan metode ilmiah.
Momen yang pertama adalah momen kesadaran akan
adanya masalah.
Momen yang kedua adalah proses berpikir baru untuk
mengusahakan pemecahan masalah.
Dan proses yang terjadi di antara kesadaran akan
masalah dan pemecahan masalah ini merupakan
penelitian dimana di dalamnya digunakan metode. Jika
diteliti lebih lanjut, momen-momen kesadaran ini
sangatlah rumit dinamikanya, dan banyak menarik
perhatian para pemikir di abad pertengahan.
Rene Descartes yang juga dijuluki Bapak Filsafat Modern
pernah merenungkan perihal pengetahuan dan kesadaran, dan
hasil pemikiran Descartes sanagat berpengaruh pada lahirnya
metode-metode dalam ilmu pengetahuan.
Dalam salah satu buku utamanya yaitu “Wacana Metode’’
(Discours de la Methode, 1637) Descartes mengatakan bahwa
beberapa kaidah pokok perihal metode adalah sebagai berikut :

Jangan pernah menerima apapun sebagai benar kecuali jika


mengetahui secara jelas bahwa hal itu memang benar, artinya
hindari secara berhati-hati penyimpulan terlalu cepat
prasangka, dan jangan memasukkan apapun ke dalam
pandangan anda kecuali apa yang ditampilkan sangat jelas dan
gamblang di dalam nalar, sehingga tidak akan ada kesempatan
untuk meragukannya.
Memilah-milah satu persatu kesulitan yang akan
ditelaah menjadi bagian-bagian kecil sebanyak mungkin
atau sejumlah yang diperlukan, untuk lebih
memudahkan menyelesaikannya.
Memikirkan secara runtut, mulai dari objek-objek
yang paling sederhana dan paling mudah dikenali, lalu
meningkat setahap demi setahap sampai ke masalah
yang paling rumit, dan bahkan dengan menata urutan
objek-objek yang secara alami tidak beraturan.
Membuat perincian selengkap mungkin dan
memeriksa secara menyeluruh sampai yakin bahwa tidak
ada yang terlupakan.
METODE DEDUKSI DALAM
SAINS

Deduksi berasal dari bahasa inggris deduction yang


berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan
umum, menemukan yang khusus dari yang umum.
(Kamus umum bahasa Indonesia hal. 273 W.J.S.
Poerwadarminta, Balai pustaka, 2006)
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan
yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus. Penarikan kesimpulan secara deduksi biasanya
mempergunakan pola pikir silogisme yang secara
sederhana digambarkan sebagai penyusun dua buah
pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang
mendukung silogisme disebut premis yang kemudian
dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis
minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang
didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua
premis tersebut.
Metode Deduksi sendiri adalah
bentuk silogisme (bentuk, cara berpikir
atau menarik simpulan yg terdiri atas
premis umum, premis khusus, dan
simpulan) dari proposisi (ungkapan
yang dapat dipercaya, disangsikan,
disangkal, atau dibuktikan benar-
tidaknya) yang menjadi dasar hipotesis.
Penalaran deduktif berbasis pada
silogisme terdiri atas dua bagian yaitu
premis mayor dan premis minor. Premis
mayor didasarkan sesuatu yang bersifat
umum. Sedangkan premis minor
merupakan contoh khusus dan
dilanjutkan pada suatu kesimpulan.
Contoh  
Pernyataan pertama : Semua manusia akan mati 
Pernyataan kedua : Pak Amir adalah manusia 
Kesimpulan  : Pak Amir akan mati 

Pernyataan pertama : Anak-anak yang pintar


mempunyai IQ lebih dari 130
Pernyataan kedua : Amir mempunyai IQ 135
Kesimpulan : Amir adalah anak yang pintar
Penalaran deduktif mulai dari pernyataan yang bersifat
umum kemudian dicari contoh pada subyek tertentu
untuk membuktikan apakah keteraturan yang bersifat
umum tersebut berlaku.  
Bila keteraturan berlaku pada subyek khusus maka
subyek khusus itu merupakan bagian dari pernyataan
umum. Dapat juga dikatakan bahwa deduksi bersifat
tertutup karena kesimpulan yang diambil tidak boleh
ditarik dari luar premis mayor. Asalkan semua premisnya
benar, maka kesimpulan yang diambil secara deduktif
juga akan benar.
Deduksi ini banyak digunakan sampai sekarang untuk
menjelaskan suatu bagian.  Proses deduksi adalah proses
“jika-maka”. Dalam kenyataannya sering terjadi “jika,
jika, dan jika, maka.”

Anda mungkin juga menyukai