STROKE INFARK
Nama : Ny.I gerak kiri. Sebelumnya pasien mengaku jatuh terpeleset dikamar
Jenis Kelamin : Perempuan mandi saat sedang melakukan aktivitas. Pasien mengaku memiliki
Usia : 59 tahun Riwayat stroke sekitar 4 tahun lalu dan mengalami kelemahan anggota
Alamat : Sindangjaya Kab.
gerak kiri namun tidak terlalu berat dan pasien masih dapat berjalan.
Pangandaran
Agama : Islam
Pasien megeluhkan pusing (+), muntah sebanyak 5 kali, baal (+),
Status : Menikah kesemutan (+), BAK normal, belum BAB sejak 5 hari SMRS, penurunan
Tanggal masuk RS : Minggu, 02-03-2021 penglihatan (+), disartria (+), Tekanan Darah saat awal kejadian 200/100
2
mmHg.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pemeriksaan langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+), pupil bulat
isokor
Fisik Hidung : Normonasi, septum deviasi (-), nyeri tekan (-), sekret (-/-), epistaksis
(-/-)
• Keadaan umum : Tampak sakit berat Telinga : Normotia (+/+), nyeri tekan (-/-), nyeri tarik (-/-), sekret
(-/-)
• Kesadaran : (E4/M6/V (NT: Afasia)
Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-)
• Tanda Vital
TD saat masuk: 200/100 mmHg
Leher : Pembesaran KGB (-), deformitas (-)
TD saat pemeriksaan: 160/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit, reguler Thorax :
Ektremitas :
5
Atas : Akral hangat (+/+), CRT ≤ 2 detik (+/+), edema (-/-)
Bawah : Akral hangat (+/+), CRT ≤ 2 detik (+/+), edema (-/-)
• Pemeriksaan Saraf Kranial
Normal
Menurun
Neurologis
(-/-)
(+)
Pemeriksaan Rangsang Meningens
(+)
Kaku kuduk : (-) (+)
Brundzinski I : (-)
Brundzinski II : (-)
Kernig : (-) (+)
Lasegue : (-)
(+) 6
(+)
(+)
• Pemeriksaan Saraf Kranial
Pemeriksaan Status
Neurologis
7
• Pemeriksaan Saraf Kranial
Pemeriksaan Status
Neurologis
• Pemeriksaan Motorik
Ekstremitas Atas
8
• Pemeriksaan Motorik
Ekstremitas Bawah
Pemeriksaan Status
Neurologis
9
• Pemeriksaan Sensorik
Pemeriksaan Status
Neurologis
10
• Fungsi Vegetatif
BAB : belum BAB sejak ± 5 hari lalu
BAK : normal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
• Sinus takikardi
• Infark inferior masih belum dapat
disingkirkan
• Gelombang T dan segmen ST
abnormal. Curiga iskemia anterior
• Abnormal EKG
CT-scan
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan:
• Multiple infark lakuner di lobus temporal kanan
• Ny. I 59 tahun datang ke RSUD Kota Banjar pada tanggal 02-03-2021
dengan keluhan 5 hari SMRS pasien mengalami kelemahan anggota gerak kiri.
Sebelumnya pasien mengaku jatuh terpeleset dikamar mandi saat sedang
melakukan aktivitas. Pasien mengaku memiliki Riwayat stroke sekitar 4 tahun
lalu dan mengalami kelemahan anggota gerak kiri namun tidak terlalu berat dan
pasien masih dapat berjalan.
Diagnosis
Diagnosis Topis : Hemisferium Cerebrii Dekstra
Diagnosis Etiologi : Stroke infark lakuner sistem
karotis kanan dengan faktor risiko HT
Diagnosis Tambahan : Hipertensi grade II,
Hipokalemia, DM Tipe II.
Tatalaksana umum
IVFD Asering 20 TPM
19
Tinjauan Pustaka
Stroke
Merupakan sindrom klinis yang terdiri dari defisit neurologis, baik
fokal maupun global, yang terjadi secara tiba- tiba, dengan
progresivitas yang cepat, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh
gangguan vaskular atau peredaran darah otak nontraumatik .
Klasifikasi Stroke Non Haemoragik menurut Padila (2012)
• Transient Ischemic Attack (TIA)
• defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otaksepintas dan
menghilang lagi tanpa sisa dengan cepat dalam waktu tidak lebihdari 24 jam.
• Reversible Iscemic Neurological Deficit (RIND)
• defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otak berlangsung
lebih dair 24 jam dan menghilang tanpa sisa dalam waktu 72 jam.
• Stroke in Evolution (Progressing Stroke)
• deficit neurologik fokal akut karena
gangguan peredaran darah otak yang berlangsung progresif dan
mencapai
maksimal dalam beberapa jam hingga beberapa hari4.
• Stroke in Resolution:
• deficit neurologik fokal akut karena
gangguan peredaran darah otak yang memperlihatkan perbaikan
dan mencapai maksimal dalam beberapa jam sampai bebrapa hari.
• Completed Stroke (infark serebri):
• defisit neurologi fokal akut karena oklusi atau gangguan peredaran darah
otak
SUBTIPE STROKE ISKEMIK
Stroke Lakunar
• Terjadi karena penyakit pembuluh halus hipersensitif dan menyebabkan
sindrom stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam atau kadang-
kadang lebih lama. Infark lakunar merupakan infark yang terjadi setelah
oklusi aterotrombotik atau hialin lipid salah satu dari cabang-cabang
penetrans sirkulus Willisi, arteria serebri media, atau arteri vertebralis dan
basilaris. Trombosis yang terjadi di dalam pembuluh-pembuluh ini
menyebabkan daerah-daerah infark yang kecil, lunak, dan disebut lacuna.
• Gejala-gejala yang mungkin sangat berat, bergantung pada kedalaman
pembuluh yang terkena menembus jaringan sebelum mengalami trombosis.
Terdapat empat sindrom lakunar yang sering dijumpai :
– Hemiparesis motorik murni akibat infark di kapsula interna posterior
– Hemiparesis motorik murni akibat infark pars anterior kapsula interna
– Stroke sensorik murni akibat infark thalamus
– Hemiparesis ataksik atau disartria serta gerakan tangan atau lengan yang
canggung akibat infark pons basal
SUBTIPE STROKE ISKEMIK
Stroke Trombotik Pembuluh Besar
• Sebagian besar dari stroke ini terjadi saat tidur, saat pasien relative mengalami
dehidrasi dan dinamika sirkulasi menurun. Gejala dan tanda akibat stroke iskemik
ini bergantung pada lokasi sumbatan dan tingkat aliran kolateral di jaringan yang
terkena. Stroke ini sering berkaitan dengan lesi aterosklerotik.
• Hipertensi non simptomatik pada pasien berusia lanjut harus diterapi secara hati-
hati dan cermat, karena penurunan mendadak tekanan darah dapat memicu
stroke atau iskemia arteri koronaria atau keduanya.
Stroke Embolik
• Asal stroke embolik dapat dari suatu arteri distal atau jantung. Stroke yang terjadi
akibat embolus biasanya menimbulkan deficit neurologik mendadak dengan efek
maksimum sejak awitan penyakit. Biasanya serangan terjadi saat pasien
beraktivitas. Pasien dengan stroke kardioembolik memiliki risiko besar menderita
stroke hemoragik di kemudian hari.
Stroke Kriptogenik
• Biasanya berupa oklusi mendadak pembuluh intrakranium besar tanpa penyebab
yang jelas walaupun telah dilakukan pemeriksaan diagnostic dan evaluasi klinis
yang ekstensif.
STROKE (gejala klinis)
Stroke (pemeriksaan)
• CT scan sebagai pemeriksaan baku emas.
Perdarahan akan memperlihatkan gambaran
hiperdens. Gambara iskemik akan
menyebabkan gambaran hipodense.
• MRI dapat dilakukan untuk menyingkirkan
stroke hemoragik dan menunjang hasil CT
scan, namun harga pemeriksaan mahal.
STROKE (tatalaksana)
• Menjaga airway, breathing dan circulation.
• Pada stroke iskemik, reperfusi dapat dilakukan
menggunakan recombinant tissue
plasminogen activator (t-PA). Pemberian
antikoagulan juga dapat dipertimbangkan
• Pada stroke homoragik tatalaksana dilakukan
dengan memposisikan tubuh lebih tinggi,
pemberian larutan manitol 20-25%. Kontrol
tekanan darah jika MAP > 130.
Tatalaksana Hipertensi Pada Stroke Iskemik
• Pada pasien stroke iskemik akut, tekanan darah
diturunkan sekitar 15% (sistolik maupun diastolic)
dalam 24 jam pertama setelah awitan apabila
tekanan darah sistolik (TDS) >220 mmHg atau
tekanan darah diastolic (TDD) >120 mmHg.
• Pada pasien stroke iskemik akut yang akan diberi
terapi trombolitik (rtPA), tekanan darah
diturunkan hingga TDS <185 mmHg dan TDD
<110 mmHg (AHA/ASA, Class I, Level of evidence
B)
Perdossi. Stroke. 2011
Tatalaksana Hipertensi Pada Stroke Hemoragik
• Pada pasien stroke perdarahan intraserebral akut
(AHA/ASA, Class IIb, Level of evidence C), apabila TDS >200
mmHg atau Mean Arterial Preassure (MAP) >150 mmHg,
tekanan darah diturunkan dengan menggunakan obat
antihipertensi intravena secara kontinu dengan
pemantauan tekanan darah setiap 5 menit.
• Apabila TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg disertai
dengan gejala dan tanda peningkatan tekanan intracranial,
dilakukan pemantauan tekanan intracranial.
– Tekanan darah diturunkan dengan menggunakan obat
antihipertensi intravena secara kontinu atau intermiten dengan
pemantauan tekanan perfusi serebral ≥60 mmHg.