Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

STROKE INFARK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


Pembimbing:
dr. Fuad Hanif, Sp.S., M.Kes. BLUD RSU KOTA BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Disusun oleh: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Antoro Rekso Samudro - 2016730015 2021
Anamnesis
• Keluhan Utama : Kelemahan anggota gerak kiri sejak 5 hari SMRS

• Riwayat Penyakit Sekarang (Alloanamnesis)

Pasien datang ke RSUD Kota Banjar pada tanggal 02-03-2021


Identitas Pasien dengan keluhan 5 hari SMRS pasien mengalami kelemahan anggota

Nama : Ny.I gerak kiri. Sebelumnya pasien mengaku jatuh terpeleset dikamar

Jenis Kelamin : Perempuan mandi saat sedang melakukan aktivitas. Pasien mengaku memiliki
Usia : 59 tahun Riwayat stroke sekitar 4 tahun lalu dan mengalami kelemahan anggota
Alamat : Sindangjaya Kab.
gerak kiri namun tidak terlalu berat dan pasien masih dapat berjalan.
Pangandaran
Agama : Islam
Pasien megeluhkan pusing (+), muntah sebanyak 5 kali, baal (+),

Status : Menikah kesemutan (+), BAK normal, belum BAB sejak 5 hari SMRS, penurunan
Tanggal masuk RS : Minggu, 02-03-2021 penglihatan (+), disartria (+), Tekanan Darah saat awal kejadian 200/100
2
mmHg.
• Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat stroke 4 tahun lalu dengan kelemahan aggota gerak kiri.

Hipertensi (+), Riwayat DM (+).

• Riwayat Penyakit Keluarga


Identitas Pasien Anggota keluarga tidak ada yang mengalami hal yang serupa. Riwayat

Nama : Ny.I diabetes melitus, penyakit jantung, dan hipertensi disangkal.

Jenis Kelamin : Perempuan • Riwayat Alergi


Usia : 59 tahun
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, obat ataupun cuaca
Alamat : Sindangjaya Kab.
Pangandaran dingin.
Agama : Islam
• Riwayat Pengobatan
Status : Menikah
Tanggal masuk RS : Minggu, 02-03-2021 Pasien pernah mengkonsumsi obat untuk hipertensi namun tidak
3
dilanjutkan setelah obatnya habis.
Kepala :
Kepala : Normocephal, distribusi rambut merata, alopesia (-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya

Pemeriksaan langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+), pupil bulat
isokor
Fisik Hidung : Normonasi, septum deviasi (-), nyeri tekan (-), sekret (-/-), epistaksis
(-/-)

• Keadaan umum : Tampak sakit berat Telinga : Normotia (+/+), nyeri tekan (-/-), nyeri tarik (-/-), sekret
(-/-)
• Kesadaran : (E4/M6/V (NT: Afasia)
Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-)
• Tanda Vital
 
TD saat masuk: 200/100 mmHg
Leher : Pembesaran KGB (-), deformitas (-)
TD saat pemeriksaan: 160/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit, reguler Thorax :

Pernafasan : 20 x/menit, reguler Paru


Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dinding dada datar dan
Suhu : 36,5º C 4
simetris, retraksi dinding dada (-), penggunaan otot bantu napas (-)
Palpasi : Vocal fremitus simetris, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicularis sinistra
Perkusi :

Pemeriksaan Batas kanan atas


Batas kanan bawah
: SIC II linea parasternalis dekstra
: SIC IV linea parasternalis dekstra

Fisik Batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra


Batas kiri bawah : SIC V linea midklavikularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : Bentuk datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi :Timpani pada seluruh lapang abdomen, nyeri ketok (-),
shifting dullness (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), turgor kulit normal, hepatomegali (-)

 
Ektremitas :
5
Atas : Akral hangat (+/+), CRT ≤ 2 detik (+/+), edema (-/-)
Bawah : Akral hangat (+/+), CRT ≤ 2 detik (+/+), edema (-/-)
• Pemeriksaan Saraf Kranial

Normal
Menurun

Pemeriksaan Status Normal

Neurologis
(-/-)
(+)
Pemeriksaan Rangsang Meningens
(+)
Kaku kuduk : (-) (+)

Brundzinski I : (-)
Brundzinski II : (-)
Kernig : (-) (+)

Lasegue : (-)
(+) 6
(+)
(+)
• Pemeriksaan Saraf Kranial

Pemeriksaan Status
Neurologis

7
• Pemeriksaan Saraf Kranial

Pemeriksaan Status
Neurologis
• Pemeriksaan Motorik
Ekstremitas Atas

8
• Pemeriksaan Motorik
Ekstremitas Bawah

Pemeriksaan Status
Neurologis

• Pemeriksaan Refleks Patologis

9
• Pemeriksaan Sensorik

Pemeriksaan Status
Neurologis

10
• Fungsi Vegetatif
BAB : belum BAB sejak ± 5 hari lalu
BAK : normal

Pemeriksaan Status • Pemeriksaan Koordinasi


Neurologis

• Pemeriksaan Fungsi Luhur


Fungsi bahasa : disartria
Fungsi orientasi : normal
11
Fungsi memori : normal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Ro. Thorax

Pemeriksaan Penunjang

• COR CTR > 50%, corakan


bertambah
• Pinggang jantung mendatar
• Tidak tampak pembercakan lunak
• Kesan: cardiomegali
Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan Penunjang
• Sinus takikardi
• Infark inferior masih belum dapat
disingkirkan
• Gelombang T dan segmen ST
abnormal. Curiga iskemia anterior
• Abnormal EKG
CT-scan

Pemeriksaan Penunjang
CT Scan:
• Multiple infark lakuner di lobus temporal kanan
• Ny. I 59 tahun datang ke RSUD Kota Banjar pada tanggal 02-03-2021
dengan keluhan 5 hari SMRS pasien mengalami kelemahan anggota gerak kiri.
Sebelumnya pasien mengaku jatuh terpeleset dikamar mandi saat sedang
melakukan aktivitas. Pasien mengaku memiliki Riwayat stroke sekitar 4 tahun
lalu dan mengalami kelemahan anggota gerak kiri namun tidak terlalu berat dan
pasien masih dapat berjalan.

•Pasien megeluhkan pusing (+), muntah sebanyak 5 kali, baal (+),


Resume kesemutan (+), BAK normal, belum BAB sejak 5 hari SMRS, penurunan
penglihatan (+), disartria (+), Tekanan Darah saat awal kejadian 200/100 mmHg.
Siriraj Stroke Score:
•Pada pemeriksaan fisik didapatlkan tekanan darah 180/100, Nadi 92
= (2.5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri
kepala) + (0.1 x tekanan diastolik) – (3 x tanda atheroma) –
x/menit, RR 22 x/menit, Suhu 36.8°C.
12
• Kesadaran pasien Composmentis, bentuk pupil bulat isokor, refleks cahaya
= (2.5 x 1) + (2 x 1) + (2 x 0) + (0.1 x 100) – (3 x 1) – 12
+/+, doll’s aye movement +/+, tanda rangsang meningeal (-), refleks babinsky -/-
= -0.5
dan pemeriksaan motorik didapatkan :
SGM :

Ny.S mengalami penurunan kesadaran (+), refleks


Babinsky (+)

Kesimpulan : Stroke Perdarahan Intraserebral (PIS)


16
 Diagnosis Klinis : Penurunan kesadaran,
hemiparesis sinistra, disartria

Diagnosis 

Diagnosis Topis : Hemisferium Cerebrii Dekstra
Diagnosis Etiologi : Stroke infark lakuner sistem
karotis kanan dengan faktor risiko HT
 Diagnosis Tambahan : Hipertensi grade II,
Hipokalemia, DM Tipe II.
Tatalaksana umum
 IVFD Asering 20 TPM

Penatalaksanaan Tatalaksana khusus


 Inf NaCl 0,9% drip + KCL 3 siklus
 Citicolin 500 mg
Prognosis
 Amlodipin 1 x 10 mg
Quo ad Vitam : bonam
 Irbesartan 1 x 300 mg
Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam
 KSR 1 x 600 mg
Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam
 Metformin 2 x 500 mg
 Aspilet
18
Follow Up

19
Tinjauan Pustaka
Stroke
Merupakan sindrom klinis yang terdiri dari defisit neurologis, baik
fokal maupun global, yang terjadi secara tiba- tiba, dengan
progresivitas yang cepat, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh
gangguan vaskular atau peredaran darah otak nontraumatik .
Klasifikasi Stroke Non Haemoragik menurut Padila (2012)
• Transient Ischemic Attack (TIA)
• defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otaksepintas dan
menghilang lagi tanpa sisa dengan cepat dalam waktu tidak lebihdari 24 jam.
• Reversible Iscemic Neurological Deficit (RIND)
• defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otak berlangsung
lebih dair 24 jam dan menghilang tanpa sisa dalam waktu 72 jam.
• Stroke in Evolution (Progressing Stroke)
• deficit neurologik fokal akut karena
gangguan peredaran darah otak yang berlangsung progresif dan
mencapai
maksimal dalam beberapa jam hingga beberapa hari4.
• Stroke in Resolution:
• deficit neurologik fokal akut karena
gangguan peredaran darah otak yang memperlihatkan perbaikan
dan mencapai maksimal dalam beberapa jam sampai bebrapa hari.
• Completed Stroke (infark serebri):
• defisit neurologi fokal akut karena oklusi atau gangguan peredaran darah
otak
SUBTIPE STROKE ISKEMIK
Stroke Lakunar
• Terjadi karena penyakit pembuluh halus hipersensitif dan menyebabkan
sindrom stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam atau kadang-
kadang lebih lama. Infark lakunar merupakan infark yang terjadi setelah
oklusi aterotrombotik atau hialin lipid salah satu dari cabang-cabang
penetrans sirkulus Willisi, arteria serebri media, atau arteri vertebralis dan
basilaris. Trombosis yang terjadi di dalam pembuluh-pembuluh ini
menyebabkan daerah-daerah infark yang kecil, lunak, dan disebut lacuna.
• Gejala-gejala yang mungkin sangat berat, bergantung pada kedalaman
pembuluh yang terkena menembus jaringan sebelum mengalami trombosis.
Terdapat empat sindrom lakunar yang sering dijumpai :
– Hemiparesis motorik murni akibat infark di kapsula interna posterior
– Hemiparesis motorik murni akibat infark pars anterior kapsula interna
– Stroke sensorik murni akibat infark thalamus
– Hemiparesis ataksik atau disartria serta gerakan tangan atau lengan yang
canggung akibat infark pons basal
SUBTIPE STROKE ISKEMIK
Stroke Trombotik Pembuluh Besar
• Sebagian besar dari stroke ini terjadi saat tidur, saat pasien relative mengalami
dehidrasi dan dinamika sirkulasi menurun. Gejala dan tanda akibat stroke iskemik
ini bergantung pada lokasi sumbatan dan tingkat aliran kolateral di jaringan yang
terkena. Stroke ini sering berkaitan dengan lesi aterosklerotik.
• Hipertensi non simptomatik pada pasien berusia lanjut harus diterapi secara hati-
hati dan cermat, karena penurunan mendadak tekanan darah dapat memicu
stroke atau iskemia arteri koronaria atau keduanya.

Stroke Embolik
• Asal stroke embolik dapat dari suatu arteri distal atau jantung. Stroke yang terjadi
akibat embolus biasanya menimbulkan deficit neurologik mendadak dengan efek
maksimum sejak awitan penyakit. Biasanya serangan terjadi saat pasien
beraktivitas. Pasien dengan stroke kardioembolik memiliki risiko besar menderita
stroke hemoragik di kemudian hari.

Stroke Kriptogenik
• Biasanya berupa oklusi mendadak pembuluh intrakranium besar tanpa penyebab
yang jelas walaupun telah dilakukan pemeriksaan diagnostic dan evaluasi klinis
yang ekstensif.
STROKE (gejala klinis)
Stroke (pemeriksaan)
• CT scan  sebagai pemeriksaan baku emas.
Perdarahan akan memperlihatkan gambaran
hiperdens. Gambara iskemik akan
menyebabkan gambaran hipodense.
• MRI  dapat dilakukan untuk menyingkirkan
stroke hemoragik dan menunjang hasil CT
scan, namun harga pemeriksaan mahal.
STROKE (tatalaksana)
• Menjaga airway, breathing dan circulation.
• Pada stroke iskemik, reperfusi dapat dilakukan
menggunakan recombinant tissue
plasminogen activator (t-PA). Pemberian
antikoagulan juga dapat dipertimbangkan
• Pada stroke homoragik tatalaksana dilakukan
dengan memposisikan tubuh lebih tinggi,
pemberian larutan manitol 20-25%. Kontrol
tekanan darah jika MAP > 130.
Tatalaksana Hipertensi Pada Stroke Iskemik
• Pada pasien stroke iskemik akut, tekanan darah
diturunkan sekitar 15% (sistolik maupun diastolic)
dalam 24 jam pertama setelah awitan apabila
tekanan darah sistolik (TDS) >220 mmHg atau
tekanan darah diastolic (TDD) >120 mmHg.
• Pada pasien stroke iskemik akut yang akan diberi
terapi trombolitik (rtPA), tekanan darah
diturunkan hingga TDS <185 mmHg dan TDD
<110 mmHg (AHA/ASA, Class I, Level of evidence
B)
Perdossi. Stroke. 2011
Tatalaksana Hipertensi Pada Stroke Hemoragik
• Pada pasien stroke perdarahan intraserebral akut
(AHA/ASA, Class IIb, Level of evidence C), apabila TDS >200
mmHg atau Mean Arterial Preassure (MAP) >150 mmHg,
tekanan darah diturunkan dengan menggunakan obat
antihipertensi intravena secara kontinu dengan
pemantauan tekanan darah setiap 5 menit.
• Apabila TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg disertai
dengan gejala dan tanda peningkatan tekanan intracranial,
dilakukan pemantauan tekanan intracranial.
– Tekanan darah diturunkan dengan menggunakan obat
antihipertensi intravena secara kontinu atau intermiten dengan
pemantauan tekanan perfusi serebral ≥60 mmHg.

Perdossi. Stroke. 2011


Tatalaksana Hipertensi Pada Stroke Hemoragik
• Apabila TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg
tanpa disertai gejala dan tanda peningkatan
tekanan intracranial, tekanan darah diturunkan
secara hati-hati dengan menggunakan obat
antihipertensi intravena kontinu atau intermitten
dengan pemantauan tekanan darah setiap 15
menit hingga MAP 110 mmHg atau tekanan
darah 160/90 mmHg.
– Pada studi INTERACT 2010, penurunan TDS hingga 140
mmHg masih diperbolehkan. (AHA/ASA, Class IIa,
Level of evidence B)
Perdossi. Stroke. 2011
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai