Anda di halaman 1dari 36

REKOMENDASI TATANAN BARU

PELAYANAN DI KAMAR BEDAH


PP HIPKABI
JUNI 2020
Latar Belakang

 Fasilitas pelayanan kesehatan ditantang untuk beradaptasi


dengan cepat untuk merawat semakin banyak pasien COVID-
19.
 Dengan belum adanya vaksin atau pengobatan yang efektif,
Rumah Sakit harus berjuang untuk mengatur kembali proses
dan prosedur pelayanan kesehatan
 Pemerintah telah mempersiapkan transisi pasca PSBB menuju
tatanan kehidupan baru atau yang dikenal dengan istilah “New
Normal”, hal ini termasuk dalam bidang pelayanan kesehatan.
Latar Belakang

 Aktivitas pembedahan harus dilaksanakan dengan


prosedur baru (New Normal) dan peraturan
keselamatan untuk menentukan kasus-kasus
pembedahan yang menjadi prioritas
 Sistem pelayanan bedah tidak akan kembali ke
tatanan yang “lama" tetapi akan beralih ke tatanan
yang "baru" di mana aktivitas pelayanan bedah rutin
perlu secara bertahap dilanjutkan pada pelayanan
pasien dengan COVID-19
Latar Belakang

 Selama Fase Transisi, seluruh sistem masih akan


didasarkan pada pengendalian penyebaran COVID-
19
 Fase Transisi membutuhkan upaya untuk melakukan
seleksi ulang pada pasien yang masih dalam daftar
tunggu
 Pemulihan operasi elektif harus dilakukan sedini
mungkin untuk mengatasi sejumlah besar kasus
yang tertunda karena pandemic COVID-19
New Normal /Tatanan Baru

 Adalah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam


aspek kesehatan dan sosial-ekonomi.
 Tatanan, kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada
adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
 Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk
mengimplementasikan skenario new normal dengan
mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional.
Ruang Lingkup Rekomendasi Tatanan Baru di Kamar
Bedah

a. Prinsip prosedural perioperatif tatanan baru

b. Kewaspadaan tatanan normal baru di kamar bedah


1) Manajemen pasien di kamar bedah

2) Manajemen tim bedah

3) Manajemen lingkungan dan alur di kamar bedah yang aman


c. Manajemen alat perlindungan diri (APD) di kamar
bedah
Prinsip Prosedural Perioperatif Di
Era Tatanan Baru
PRE OPERATIF
 Pertimbangan untuk mengaktifkan pelayanan pembedahan elektif
yang sebelumnya ditunda pada fase pelaksanaan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) selama pandemi COVID-19 dengan
memperhatikan kebijakan di tiap wilayah masing-masing.
 Keputusan mengaktifkan operasi elektif diputuskan oleh Pimpinan
Rumah Sakit
 Keputusan untuk jenis kasus operasi yang akan dimulai atau
diaktifkan diambil melalui rapat tim Gugus Tugas di Rumah Sakit,
termasuk kapasitas kamar operasi yang akan digunakan untuk
operasi elektif
PRE OPERATIF
 Semua pasien yang akan menjalani pembedahan harus
dilakukan screening COVID-19 sesuai kebijakan Rumah Sakit

 Rumah Sakit mempersiapkan Ruang Rawat di Zona Hijau yang


berfungsi sebagai ruang rawat pra dan pasca bedah serta ICU
non Covid-19 di Zona Hijau untuk pasien post operasi yang
membutuhkan.

 Rumah sakit dapat mempertimbangkan mengaktifkan Operasi


elektif secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan dan
kebijakan rumah sakit.
PRE OPERATIF

 Pendaftaran pasien operasi elektif diupayakan melalui sistem


online atau via telepon ke kamar bedah untuk dijadwalkan

 Pelayanan pembedahan COVID-19 hanya dilaksananakan untuk


kasus emergency.

 Pelayanan pembedahan COVID-19 dan Pelayanan operasi


elektif non COVID-19 berada di zona terpisah, dimana pelayanan
pembedahan COVID-19 berada di Zona merah dan pelayanan
operasi elektif berada di zona hijau.
PRE OPERATIF
 Persiapan pra bedah harus sudah selesai sebelum pasien dijadwalkan untuk
dilakukan tindakan pembedahan.
 Screening pra bedah minimal pemeriksaan laboratorium, rontgen, PCR
dan consul dokter penanggung jawab PINERE (Penanggulangan Infeksi
New-Emerging dan Re-Emerging)
 Rumah Sakit menentukan petugas yang menangani pelayanan di zona
hijau dan zona merah.
 Saat pasien berada di ruang pre operasi diberi jarak minimal 1 meter
dengan pasien lain.
 Penerimaan pasien di ruang pre operasi disesuaikan pada kapasitas
ruangan. Pasien di ruang pre operasi untuk asesmen ulang pra operasi.
INTRA OPERATIF
 Rumah sakit mempersiapkan Kamar bedah yang digunakan untuk
pembedahan elektif dan terpisah dengan kamar bedah COVID-19
 Kamar bedah dengan tekanan, pertukaran udara, suhu dan
kelembaban sesuai standar untuk meminimalkan risiko infeksi yang
mengacu pada PMK No. 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
 Kamar bedah yang digunakan untuk pembedahan elektif berada
dalam Zona hijau Petugas yang masuk ke Kamar Bedah harus
melalui pintu masuk petugas zona hijau.
INTRA OPERATIF
 Kamar bedah memiliki kriteria prosedur (SPO) penggunaan APD,
sebagai kewaspadaan terhadap paparan  spt aerosol.
 Selama operasi, pintu kamar operasi harus selalu tertutup dan
petugas dilarang keluar masuk
 Mesin anestesi yang digunakan dilengkapi dengan 3 (tiga) buah
filter HME (Heat and Moisture Exchanger) yang diletakkan di ujung
ETT, konektor antar ETT dan sirkuit, dan inlet ke dalam mesin
anestesi.
 Setiap selesai operasi yang menggunakan mesin anestesi, maka
filter HME yang digunakan, soda lime, dan sirkuit harus diganti
INTRA OPERATIF

 Semua kebutuhan operasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)


yang diperlukan untuk operasi disiapkan dalam paket per pasien.

 BMHP disiapkan sekali pakai, termasuk jas operasi  Linen


operasi bisa menggunakan linen berbahan kain

 Semua barang yang digunakan di kamar operasi harus digunakan


sesuai kebutuhan untuk pembedahan.

 Kebutuhan tambahan disiapkan oleh perawat sirkuler yang


bertugas.
POST OPERATIF
 Pasien post operatif yang tidak membutuhkan perawatan Intensif dilakukan
pemantauan di ruang pemulihan dengan jarak minimal 1 meter.
 Lakukan hand over melalui telepon/rekam medik elektronik antara perawat
kamar bedah dengan perawat ruang rawat inap/ICU.
 Segera setelah pembedahan, kamar operasi langsung dilakukan
dekontaminasi menggunakan Chlorin 5000 ppm.
 Beri jeda waktu untuk kontak time desinfektan minimal satu jam antar kasus
dengan kasus lain untuk memungkinkan petugas melakukan dekontaminasi
semua permukaan di kamar operasi yang digunakan untuk operasi pasien sesuai
kebijakan
KEWASPADAAN TATANAN NORMAL BARU DI KAMAR
BEDAH

MANAJEMEN PASIEN
 Rumah Sakit  kebijakan  semua pasien yang akan dilakukan pembedahan
 harus di screening untuk mendeteksi kemungkinan infeksi COVID - 19,
sehingga memungkinkan manajemen pasien yang akan dilakukan pembedahan
dapat ditentukan
 Sebelum pembedahan, pasien dirawat di ruang rawat pra bedah yang berada di
zona hijau rumah sakit dan perawatan pasca bedah sesuai dengan kebutuhan
pasien  ke rawat inap atau ICU
 Semua pasien tindakan pembedahan  memakai masker dari ruang rawat
 diganti di kamar bedah.
MANAJEMEN PERSONEL KAMAR BEDAH
 Semua personel bedah (termasuk Operator, anestesi dan perawat)
wajib cuci tangan, harus memakai APD sebelum masuk kamar
bedah.
 Personil kamar bedah yang akan melakukan prosedur operasi
menggunakan APD Level 2 :

 Topi bedah (Surgical Cap)  Apron


 Pakaian dasar kamar bedah/ baju  Surgical gown
bedah  Goggles/ Face Shields
 Masker Surgical N95  Sepatu boots/ sandal kamar bedah
 Masker Bedah yang tertutup
MANAJEMEN PERSONEL KAMAR
BEDAH
 Rumah Sakit memiliki jumlah staf terlatih dan kompeten yang
sesuai dengan prosedur bedah yang direncanakan,
 Rumah Sakit memberikan fasilitas pemeriksaan secara berkala
kepada tim bedah.
 Pemenuhan Kompetensi kamar bedah tentang pengetahuan
perubahan budaya / perilaku seperti cuci tangan prosedural,
pemakaian masker, penggunaan APD sesuai level dan zonasi.
MANAJEMEN PERSONEL KAMAR
BEDAH
 Kamar bedah memiliki kebijakan untuk membatasi kehadiran peserta didik
dengan mempertimbangkan protocol kesehatan sesuai kebijakan RS

 Personel kamar bedah harus memperhatikan protocol Kesehatan selama


bekerja dilingkungan kamar bedah atau diluar kamar bedah, seperti di ruang
makan, ruang pertemuan, ruang istirahat, ruang beribadah, dan ruang
ganti baju.

 Rumah Sakit memberikan nutrisi tambahan dan vitamin pada personel


kamar bedah
MANAJEMEN LINGKUNGAN DAN ALUR DI
KAMAR BEDAH
 Lingkungan perioperatif memiliki risiko tinggi untuk penularan
kuman patogen karena banyaknya kontak yang terjadi antara
anggota tim perioperatif, pasien, dan permukaan lingkungan.
 Pembersihan lingkungan sangat penting untuk mengurangi
kemungkinan penularan kuman patogen.
 Peninjauan kembali pedoman keperawatan perioperative penting
dilakukan untuk pembaruan pedoman sesuai dengan kondisi terkini
yaitu terkait dengan Pandemic COVID-19 dan praktik berbasis
bukti
Manajemen lingkunan Kamar Operasi yang saat ini digunakan,
yaitu :

 Ventilasi di ruang operasi harus merupakan ventilasi tersaring dan terkontrol.


 Pertukaran udara dan sirkulasi memberikan udara segar dan mencegah
pengumpulan gas-gas anestesi dalam ruangan.
 Pertukaran udara di ruang bedah 25 (dua puluh lima) kali per jam.
 Filter microbial dalam saluran udara pada ruang bedah tidak menghilangkan
limbah gas-gas anestesi.
 Filter penyaring udara praktis hanya menghilangkan partikel-partikel debu.
Lanjutan
 Jika udara pada ruang bedah disirkulasikan, kebutuhan sistem
buangan gas anestesi (scavenging) untuk gas (penghisapan gas)
adalah mutlak, terutama untuk menghindari pengumpulan gas
anestesi yang merupakan risiko berbahaya untuk kesehatan anggota
tim bedah.
 Ruang bedah menggunakan aliran udara laminair Sistem
pengaliran udara searah dibuat dalam satu kotak dalam kamar
operasi.
 Udara disaring dengan menggunakan high efficiency particulate
filter (HEPA Filter).
Lanjutan ...
 Sistem ventilasi dalam ruang operasi harus terpisah dari sistem ventilasi
lain di rumah sakit.
 Tekanan dalam setiap ruang operasi harus lebih besar dari yang berada di
koridor-koridor, ruang sub steril dan ruang bersih (daerah scrub) 
tekanan positif.
 Tekanan positif diperoleh dengan memasok udara dari diffuser yang
terdapat pada langit-langit ke dalam ruangan.
 Udara dikeluarkan melalui return grille yang berada pada + 20 cm diatas
permukaan lantai.
 Organisme-organisme mikro dalam udara bisa masuk ke dalam ruangan,
kecuali tekanan positip dalam ruangan dipertahankan.
Tabel Time Air Change
     
ACH Waktu yang dibutuhkan 99% Waktu yang dibutuhkan 99,9 %
Pertukaran udara membuang udara yang membuang udara yang
per/jam terkontaminasi (Menit) terkontaminasi (Menit)

2 138 207
4 69 104
6 46 69
8 35 52
10 28 41
12 23 35
15 18 28
20 14 21
50 6 8
Note : pada umumnya pertukaran udara yang ada kamar bedah Indonesia bervariasi seperti
diberi tanda merah. Guidelines for Environmental Infection Control in Health-Care Facilities (2003),
 Table di atas menunjukan hubungan antara kecepatan
pertukaran udara dengan waktu yang dibutuhkan, dan
kementerian kesehatan telah menetapkan Pedoman
Teknis Bangunan Kamar Operasi tahun 2012, bahwa
pertukaran udara di kamar operasi adalah untuk tekanan
positif 25 ACH (Air Change Per Hour) dan untuk tekanan
negative 12 ACH (Air Change Per Hour).
Manajemen Limbah Kamar Bedah

 Penatalaksanaan penanganan limbah medis kamar bedah


sesuai dengan kaidah PPI yang mengacu pada PMK RI No
27 tahun 2017, Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 
Limbah Infeksius, Limbah Non Infeksius, Limbah Benda
Tajam termasuk penanganannya dan Limbah Cair
Penatalaksanaan Limbah Linen
Memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
 Menerapkan prosedur penatalaksanaan linen ssi kebijakan RS
 Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD (sarung tangan rumah
tangga, gaun, apron, masker dan sepatu tertutup)
 Linen dipisahkan berdasarkan linen kotor dan linen terkontaminasi cairan
tubuh, pemisahan dilakukan sejak dari lokasi penggunaannya oleh perawat
atau petugas.
 Minimalkan kontak dengan linen kotor untuk mencegah kontaminasi ke udara
dan petugas yang menangani linen tersebut
Lanjutan .....

 Linen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh lain,


harus dibungkus, dimasukkan kantong kuning dan
diangkut/ditranportasikan secara berhati-hati agar tidak terjadi
kebocoran

Catatan:
 Penangangan linen pasien dengan COVID-19 mengacu pada
Rekomendasi Penanganan Pasien COVID-19 Di Kamar Bedah
Manajemen Pembersihan Kamar Bedah
1. Pembersihan debu / Damp dusting
 Pembersihan debu yang dilakukan pertama kali di pagi hari sebelum
barang/consumable masuk ke dalam kamar operasi
 Gunakan kain bersih dan tidak berbulu yang dibasahi disinfektan
 Membersihkan dari ATAS Ke BAWAH
 Ini bertujuan membuang debu pada permukaan horizontal
 Membersihkan Debu atau kotoran yang terlihat dari benda sangat penting
 Debu dan kotoran dapat mengurangi efektifitas disinfektan dalam membunuh
kuman di permukaan
 Desinfektan yang digunakan sesuai dengan kebijakan RS
2. Pembersihan akhir prosedur dan desinfeksi
/End of procedure cleaning and disinfecting

 Pembersihan dan desinfeksi kamar operasi yang dilakukan antar prosedur


atau sering disebut “turnover cleaning”.
 Pembersihan dan desinfeksi dapat menghentikan penyebaran kuman dari
satu pasien ke pasien berikutnya dan mengurangi jumlah kuman di
lingkungan Kamar bedah
 Pembersihan tidak boleh dilakukan saat pasien masih berada dalam kamar
operasi
 Beri jeda waktu sesuai dengan kewaspadaan transmisi pencegahan infeksi
di kamar bedah dengan memperhatikan efektifitas desinfektan.
 Gunakan APD saat pembersihan (sarung tangan rumah tangga, apron,
masker dan sepatu tertutup).
3. Pembersihan Terminal (Akhir) / Terminal Cleaning
and disinfecting
 Pembersihan dan desinfeksi kamar operasi yang dilakukan setelah seluruh
prosedur operasi yang dijadwalkan selesai
 Bersihkan dan desinfeksi semua permukaan yang terbuka Termasuk roda dan
Semua peralatan di dalam Kamar Operasi
 Pindahkan peralatan di sekitar ruangan untuk membersihkan lantai dibawahnya
 Prinsip pembersihan dari ATAS ke BAWAH dan dari daerah BERSIH ke
KOTOR
 Pembersihan dilakukan searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam dapat
dilakukan saat digunakan bersama dengan metode pembersihan dari area bersih
ke kotor dan dari area atas ke bawah
4. Pembersihan Terjadwal (Scheduling Cleaning)

 Pembersihan terjadwal merupakan pembersihan mingguan atau bulanan


yaitu pembersihan yang dilakukan pada fasilitas dan prasarana yang ada
di kamar bedah yang tidak dibersihkan setiap hari,
 Fasilitas atau prasarana atau peralatan yang ada di kamar bedah akan
dibersihkan sesuai dengan jadwal  Melibatkan multidisiplin yang ada
di Rumah Sakit
 Contoh : ventilasi di kamar bedah, exhaust, connecting ventilasi, ruang
utilitas yang bersih dan kotor, area penyimpanan alat steril, tirai
pembatas antar pasien, Ruang Sterilisasi lounge/lemari es
Manajemen Alur kamar bedah

Manajemen alur di kamar bedah membutuhkan alur yang jelas dalam


pelayanan kamar bedah, ini bertujuan untuk mengatur :
 Alur petugas kamar bedah sesuai standar
 Alur pasien bedah sesuai standar
 Alur bersih dan alur kotor di kamar bedah
Catatan:
 Kamar bedah yang tidak menggunakan system zonasi maka alur masuk
dan keluar pasien operasi dengan COVID-19 dan pasien operasi non
COVID-19 harus berbeda dan tidak boleh bersilangan.
 Tata laksana penangganan untuk pasien dengan COVID-19 di kamar
bedah merujuk pada rekomendasi HIPKABI tentang Penanganan
Pasien dengan Covid-19 di Kamar Bedah.
MANAJEMEN APD DI KAMAR BEDAH
Penggunaan APD memerlukan 4 unsur yang harus dipatuhi :
 Tetapkan indikasi penggunaan dengan pertimbangan:
 Resiko terpapar
 Dinamika/cara transmisi:
o Tansmisi penularan COVID-19 adalah droplet dan kontak : gaun, sarung tangan, masker
bedah, penutup kepala, goggle, sepatu pelindung
o Transmisi airbone  Tindakan yang memicu terjadinya aerosol : gaun, sarung tangan,
masker bedah, penutup kepala, goggle, sepatu pelindung dan face shield
 Cara memakai dengan benar
 Cara melepas dengan benar
 Cara mengumpulkan (“disposal”) setelah pakai
Prinsip Pemilihan APD
(KEMENKES, 6 April 2020)
 Harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang spesifik atau
bahaya – bahaya yang dihadapi (Percikan, kontak langsung maupun tidak
langsung)
 Bahan APD hendaknya seringan mungkin, dan tidak menimbulkan rasa
ketidaknyamanan
 Dapat dipakai secara fleksible (reuse maupun dispossible)
 Tidak menimbulkan bahaya tambahan
 Tidak mudah rusak
 Memenuhi ketentuan dari standar yang ada
 Pemeliharaan mudah
 Tidak membatasi gerak

Anda mungkin juga menyukai