Anda di halaman 1dari 30

z

 ASUHAN KEPERAWATAN
 ANEMIA
PENGERTIAN
 Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar

Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah


dari normal.

 Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit
serta jumlah Hb dalam 1mm3 darah atau
berkurangnya volume sel yang
didapatkan (packed red cells volume)
dalam 100 ml darah.
PENYEBAB ANEMIA
 Anemia dpt dibedakan menurut mekanisme kelainan
pembentukan, kerusakan/ kehilangan sel-sel darah
merah serta penyebabnya. Penyebab anemia
antara
lain sbb:

 Anemia pasca perdarahan : akibat perdarahan massif 

 Anemia defisiensi.

 Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang
berlebihan. Karena faktor intrasel: talasemia,
hemoglobinopatie,dll. Sedang factor ekstrasel:
intoksikasi, infeksi malaria, reaksi hemolitik transfusi
  –

darah.

 Anemia aplastik disebabkan terhentinya pembuatan
sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan sumsum
tulang).
JENIS ANEMIA
1. Anemia Defisiensi Besi
 – Kebutuhan Fe dalam makanan sekitar 20 mg
sehari, dari jumlah ini hanya kira-kira 2 mg yang
diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2   –

4 g, kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35


mg/kg BB pada wanita. Umumnya akan terjadi
anemia dimorfik, karena selain kekurangan Fe
juga terdapat kekurangan asam folat.
2. Anemia pada penyakit kronik
  –  Anemia ini dikenal pula dengan nama
Sideropenic
 Anemia yang reticuloendothelial siderosis
 Anemia defisiensi besi
3.  Anemia Pernisiosa
  –  Anemia Pernisiosa adalah sejenis anemia megaloblastik
yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Tidak
adanya faktor intrinsik pada sel mukosa lambung
mencegah ileal dalam penyerapan vitamin B12.

4.  Anemia Defisiensi Asam Folat


  –  Asam folat terutama terdapat dalam daging, susu, daun-
daun hijau, umumnya berhubungan dengan malnutrisi.
Penurunan absorbsi asam folat jarang ditemukan karena
absorbsi terjadi di seluruh saluran cerna, juga
berhubungan dengan sirosis hepatis, karena terdapat
penurunan cadangan asam folat.
 Anemi pernisiosa
megaloblastic
5. Anemia karena perdarahan.
 Perdarahan akut. Mungkin timbul renjatan bila
pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan
penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari
kemudian.
 Perdarahan kronik. Pengeluaran darah biasanya
sedikit-sedikit sehingga tidak diketahui klien.
 Penyebab yang sering antara lain ulkus peptikum,
menometroragi, perdarahan saluran cerna
karena pemakaian analgesik, dan epistaksis. Di
Indonesia sering infestasi cacing tambang.
6. Anemia Hemolitik
– Terjadi penurunan usia sel darah merah.
– Anemia terjadi hanya bila sumsum tulang telah tidak mampu
mengatasinya karena usia sel darah merah sangat pendek,
atau bila kemampuannya terganggu oleh sebab lain.
7. Anemia Hemolitik Autoimun

– Merupakan kelainan darah yang didapat, dimana auto antibody


IgG yang dibentuk terikat pada membran sel darah
merah (SDM).

Antibodi ini umumnya berhadapan langsung dengan
komponen dasar dari sistem Rh
8. Anemia Aplastik

– Terjadi karena ketidakmampuan sumsum tulang untuk


membentuk sel-sel darah.
 Anemia aplastik
TANDA & GEJALA

Tanda-tanda umum anemia:



pucat, kelemahan

ikterik
• pusing

tachikardi, palpitasi

bising sistolik anorganik,
bising karotis,

pembesaran jantung.
Manifestasi khusus pada anemia:

 Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi
oral, infeksi bakteri, demam, anemis, pucat, lelah,
takikardi, ikterus, hepatosplenomegali.

 Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl),
telapak tangan pucat (Hb < 8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia,
takikardi,

murmur sistolik, letargi, tidur meningkat, kehilangan minat


bermain atau aktivitas bermain (pada anak), tampak
lemas,
sering berdebar-debar, lekas lelah, sakit kepala, anak tak
tampak sakit, tampak pucat pd telapak tangan dan dasar
kuku. Jantung agak membesar dan terdengar bising
sistolik yang fungsional.
Pemeriksaan penunjang

Jumlah darah lengkap:
  –

fKeairditanr &H bes <ur 1m0 gir/dnol, lreunkdoashit,idroanbtroni mdibnogs


cti a kpadcatinyg normal,


Kadar B12 serum rendah pd anemia pernisiosa
Test comb direk positif jk ada anemia hemolitik

autoimun

Test Schilling

Benzidine test
Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing
 –
tipe anemia
 Anemia :
defisiensi asam folat : makro/megalositosis
  –  Anemia hemolitik : retikulosit meninggi, bilirubin
indirek dan total naik, urobilinuria.
  –  Anemia aplastik : trombositopeni, granulositopeni,

papananensmstiioap aepnal ias, istke kl apraetnolao gkeki g danrasha nte.pi


PATHWAYS
Perdarahan Kurang bahan Penghancuran Terhentinya
masif  baku eritrosit yang pembuatan sel darah
pembuat
sel darah berlebihan oleh sum-sum tulang

 Anemia

Prosedur
 Anoreksia Resti Ggn nutrisi invasif : cairan
Kadar HB
kurang dari iv, tranfusi

Lemas kebutuhan
Komparten sel
Cepat lelah penghantar oksigen/ Resiko infeksi
Tonus otot  zat nutrisi ke sel <

Intoleransi aktifitas Perubahan


sirkulasi darah Ggn perfusi jaringan

Mi Resiko ggn
integritas jaringan
PENATALAKSANAAN

 Anemia pasca perdarahan:
ttransfusi dar h.
  –

  – Pilihan ke ua: plasma ekspander atau plasma


substitute.
  – Pada keadaan darurat bisa diberikan infus IV apa
saja.
 Anemia defisiensi:

  – makanan adekuat
  – diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari.
  – Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5
gr/dl.

 Anemia aplastik:
  – Prednison dan testosteron
Transfusi darah
 –
  –

 –
PMPeankgaonbantayng ibnee
f rgkiszi
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat atau adanya faktor-faktor penyebab :
 –
Kehilangan darah kronis, Riwayat ulkus gastrik kronis
atau reseksi gastrik.
  – Penggunaan kemotherapi, Penggunaan antibiotik
kronis.
  – Gagal ginjal.
  – Defisiensi nutrisi.
Luka bakar luas .
2. Pemeriksaan fisik : (head to toe)
  –

  – Kelelahan, kelemahan
  – Palpitasi
  – Sakit kepala ringan, sesak nafas saat aktivitas
atau

takipneu saat istirahat


B. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi jaringan, perubahan : (uraikan) berhubungan dengan :

Penurunan komponen seluler yg diperlukan untuk pengiriman O2 /
nutrien ke sel.

Penurunan haluaran urine.

Perubahan TD, pengisian kapiler lambat.


Ketidakmampuan berkonsentrasi, disorientasi.


2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan :


Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan

kebutuhan.

Kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna
3. Ggn kebutuhan nutrisi, perubahan : < dari kebutuhan
makanan
tubuh b.d : atau absorbsi nutrien yang diperlukan untuk pembentukan
SDM normal.

Perubahan gusi, membran mukosa mulut.

Penurunan toleransi untuk aktivitas, dan kehilangan


kelemahan
d. Gangguan/kerusakan integritas kulit ,(resiko tinggi)
terhadap faktor resiko yang b.d :

Perubahan sirkulasi dan neurologis (anemia)

Gangguan mobilitas.

Defisit nutrisi.
e. Resiko tinggi infeksi b.d :
 – Pertahanan sekunder tidak adekuat. Misal :
penurunan Hb, leukopenia ,penuruan granulosit (respons
 –
inflamasi
Pertahanantertekan).
utama tidak adekuat. Misal : kerusakan kulit,
stasis cairan tubuh, prosedur invasif, penyakit kronis, mal
nutrisi.
e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi
• prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d :
Kurang terpajan/mengingat.
Salah interpretasi informasi.


Tidak mengenal sumber informasi.
C. Intervensi
1. Diagnosa Keperawatan
A.
Independen :
  –  Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit atau membran
mukosa, dasar kuku.
Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
 –

 –
 Awasi upaya pernafasan ; auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi
adventisius,.
Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi.
 –

 –
Kaji untuk respins verbal melambat, mudah terangsang,
agitasi, gangguan memori, bingung.
Orientasi/orientasikan ulang klien sesuai kebutuhan. Catat jadwal
 –

aktivitas klien untuk dirujuk. Berikan cukup waktu untuk


klien
berpikir, komunikasi dan aktivitas.
Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan
 –

tubuh hangat sesuai


dan
indikasi.
Kolaborasi :
Pantau pemeriksaan laboratorium,
misal ; Hb/Ht dan jumlah SDM,
GDA.
Berikan SDM darah
lengkap/packed, produk darah
sesuai indikasi, awasi ketat
untuk komplikasi tranfusi.
Berikan oksigen tambahan sesuai
indikasi.
Siapkan intervensipembedahan
sesuai indikasi.
2. Diagnosa Keperawatan
2.
Independen :
  –Kaji kemampuan klien untuk melakukan tugas normal,
catat
laporan kelelahan, kelebihan dan kesulitan
menyelesaikan tugas.
  – Awasi TD, nadi, pernafasan, selama dan sesudah
aktivitas.
  –Catat respons terhadap aktivitas (misal peningkatan
denyut
 jantung/TD, Disritmia, pusing, Dispnea, tachipnea.
Kolaborasi :
  – Berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi bila
3. Diagnosa Keperawatan
3. Independen :

Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang


 –

 – disukai. Observasi dan catat masukan makanan


 –
klien.
Timbang berat badan setiap hari.
 –

Berikan dan bantu higiene mulut yang baik.


Kolaborasi :
 – Konsultasi pada ahli gizi.
 – Pantau pemeriksaan laboratorium, misal Hb/Ht, BUN, Albumin,
protein, transferin, basiserum, B12, asam folat, TIBC, elektrolit
serum.
 – Berikan obat sesuai indikasi. Misal ; Vitamin dan suplemen.
Mineral, misal : kobalamin (vit. B12), asam folat (flovit), asam

askorbat (vitC)
 – Besi dextran (im/iv)
4. Diagnosa
Keperawatan 4.
Independen
 –
:
Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor,
gangguan warna, hangat lokal, eritema, ekskoriasi.
  – Ubah posisi secara periodik dan pijat permukaan tulang

bila klien tidak bergerak atau di tempat tidur.


 –  Ajarkan permukaan kulit kering dan bersih,
batasipenggunaan sabun.
  – Bantu untuk latihan rentang gerak pasif atau aktif.
Kolaborasi :
  – Gunakan alat pelindung, misal kulit domba, keranjang,
kasur tekanan udara.air, pelindung tumit/siku dan bantal
sesuai indikasi.
5. Diagnosa Keperawatan
5. Independen :
  –
Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberi perawatan
dan klien.

  – Pertahankan teknik aseptik pada prosedur/perawatan luka.


  –

Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat.


  – Dorong perubahan posisi/ambulansi yang sering, latihan

batuk dan nafas dalam.


 –

Tingkatkan masukan cairan adekuat.


  – pantau./batasi pengunjung, berikan isolasi

bilamemungkinkan, batasi tumbuhan hidup/bunga


potong.

  – Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardia


Kolaborasi :
  –

 Ambil spesimen untuk kultur/sensitivitas sesuai


indikasi.

  – Berikan anti septik topikal, antibios sistemik.

  – Berikan pelembek feses, stimulan ringan,


laksatif pembentuk bulk atau senema sesuai

indikasi.
  – Berikan obat anti diare jk ada diare
6. Diagnosa Keperawatan
6. Independen :

  – Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan


kenyataan bahwa therapi tergantung pada tipe dan
beratnya anemia.

  – Jelaskan bahwa darah diambil untuk pemeriksaan


 –
laboratorium tidak akan memperburuk anemia.
Tinjau perubahan diet yang diperlukan untuk memnuhi
kebutuhan diet khusus (ditentukan oleh tipe
 –
anemia/defisiensi).
Dorong untuk berhentimerokok.
 –

Sarankan minum obat dengan makanan atau segera


setelah makan.
Kolaborasi
  –
: pentingnya memelihara kebersihan mulut.
Tekankan

  – Pemberian besi parenteral berupa pemberian obat

Anda mungkin juga menyukai