Anda di halaman 1dari 11

AMPUTASI

Kelompok 12

 Riska Istiana

 Arshi Ramadhani
Pengertian Amputasi
Amputasi berasal dari kata “amputare“ yang kurang lebih diartikan
“pancung“. Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan
bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstremitas. Tindakan ini
merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir
manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak
mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan tekhnik lain atau
manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh
klien secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat
menimbulkan komplikasi infeksi. Kegiatan amputasi merupakan
tindakan yang melibatkan beberapa sistem tubuh seperti sistem
integumen, sistem persarafan, sistem muskuloskeletal dan sisem
cardiovaskuler.
Amputasi adalah pengangkatan organ yang berada di luar tubuh (misal paha) dan
embel – embel tubuh (misal ekor), baik sebagian maupun keseluruhan (kedaruratan
medik. 2000)
Amputasi adalah pengangkatan melalui pembedahan kaki karena trauma,
penyakit, tumor atau anomaly kongenital; terkelupasnya kulit secara umum
diperbaiki kembali untuk memudahkan penyembuhan dan penggunaan peralatan
protetik (Standart Perawatan Pasien Vol. 3. 1998)
Penyebab amputasi adalah kelainan ekstremitas yang disebabkan oleh penyakit
DM, Gangren, cedera, dan tumor ganas.
Tindakan amputasi dapat dilakukan pada kondisi :
Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki
Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki
Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat
Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya
Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif
Deformitas organ
Trauma
Patofisiologi
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
•Biodata
•Keluhan Utama : Keterbatasan aktivitas, gangguan sirkulasi, rasa nyeri dan gangguan neurosensori
•Riwayat kesehatan Masa Lalu: kelainan muskuloskeletal (jatuh, infeksi, trauma dan fraktur), cara
penanggulangan dan penyakit (diabetes melitus)
• Riwayat kesehatan sekarang: kapan timbul masalah, riwayat trauma, penyebab, gejala (tiba
tiba/perlahan), lokasi, obat yang diminum, dan cara penanggulangan.
•Pemeriksaan Fisik: keadaan umum dan kesadaran, keadaan integumen (kulit dan kuku), kardiovaskuler
(hipertensi dan takikardia), neurologis (spasme otot dan kebas atau kesemutan), keadaan ekstremitas,
keadaan rentang gerak dan adanya kontraktur, dan sisa tungkai (kondisi dan fungsi).
• Riwayat Psikososial: reaksi emosional, citra tubuh, dan sistem pendukung
•Pemeriksaan diagnostik: rontgen (lokasi/luas), Ct scan, MRI, arteriogram, darah lengkap dan kreatinin.
•Pola kebiasaan sehari-hari: nutrisi, eliminasi, dan asupan cairan.
•Aktifitas / Istirahat. Gejala : keterbatasan actual / antisipasi yang dimungkinkan oleh kondisi / amputasi
•Integritas Ego. Gejala : masalah tentang antisipasi perubahan pola hidup, situsi financial, reaksi orang
lain, perasaan putus asa, tidak berdaya. Tanda : ansietas, ketakutan, peka, marah, menarik diri, keceriaan
semu
•Seksualitas. Gejala : masalah tentang keintiman hubungan
•Interaksi Sosial. Gejala : masalah sehubungan dengan kondisi tentang peran fungsi, reaksi orang lain
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan luka amputasi, pasca pembedahan
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, kulit yang
terluka
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan anggota
ekstremitas
4. Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan anggota badan
5. Gangguan pemenuhan ADL: personal hygiene kurang berhubungan dengan
kurangnya kemampuan dalam merawat diri.
C. Intervensi
Diagnosa 1 :
Nyeri berhubungan dengan luka amputasi pasca pembedahan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka nyeri dapat berkurang
sampai hilang
Kriteria hasil :
• Pasien menyatakan nyeri hilang / terkontrol
• Wajah pasien tampak rileks dan tenang
• Mampu tidur / istirahat dengan tepat
• Pasien memahami nyeri fantom dan mampu / mengerti cara menghilangkan
Diagnosa 2
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, kulit yang terluka
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien terkontrol/
terkurangi sampai hilang tanda – tanda infeksi dan infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
• Mencapai penyembuhan tepat waktu
• Bebas drainase purulen atau eritema
• Tidak demam atau tidak muncul tanda – tanda infeksi
Diagnosa 3
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan anggota ekstremitas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka dapat meningkatkan
mobilitas pada tingkat yang paling mungkin
Kriteria hasil :
•Klien dapat menggerakkan anggota tubuhnya yang lainnya yang masih ada
•Klien dapat merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk
•ROM, tonus dan kekuatan otot terpelihara.
•Klien dapat melakukan ambulasi.
Diagnosa 4
Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan anggota badan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan citra tubuh pasien
tidak terganggu.
Kriteria hasil :
•Klien dapat meningkatkan body image dan harga dirinya.
•Klien dapat berperan serta aktif selama rehabilitasi dan self care
•Pasien mampu berdaptasi
•Menyatakan penerimaan pada situasi diri mengenai perubahan konsep diri yang
akut
•Membuat rencana nyata untuk adaptasi peran baru/perubahan peran
Diagnosa 5
Gangguan pemenuhan ADL: personal hygiene kurang berhubungan dengan
kurangnya kemampuan dalam merawat diri.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka Klien dapat melakukan
perawatan diri secara mandiri.
Kriteria hasil :
•Tubuh, mulut dan gigi bersih serta tidak berbau.
•Kuku pendek dan bersih.
•Rambut bersih dan rapi.
•Klien mengatakan merasa nyaman.

Anda mungkin juga menyukai