Anda di halaman 1dari 30

* ASKEP PADA ANAK

DENGAN ASMA
FITRIA MASULILI
*PENGERTIAN ASMA
*Asma adalah suatu peradangan pada bronchus
akibat reaksi hipersensitif mukosa bronkus (yg
dapat menimbulkan pembengkakan pada bronkus)
terhadap bahan alergen (Riyadi & Sukarmin, 2009)
*Asma adalah mengi berulang dan/atau batuk
persisten dengan karakteristik sebagai beriku:
timbul secara episodik, cenderung pada
malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah
aktivitas fisik, serta terdapat riwayat asma atau
atopik lain pada pasien dan/atau keluarga
(Nataprawira, 2012)
*Asma episodik jarang  75% populasi pada anak,
serangan <1x dalam 4-6 pekan, mengi setelah aktivitas
berat, tidak terdapat gejala diantara episode
serangan, & fungsi paru normal diantara serangan,
tidak dibutuhkan terapi profilaksis
*Asma episodik sering  20% populasi asma, frekuensi
serangan lebuh sering (<1x/minggu), mengi pada
aktivitas sedang, tetapi dapat dicegah dengan
pemberian agonis-β, fungsi paru normal atau hampir
normal diantara serangan. Profilaksis biasanya
dibutuhkan

*KLASIFIKASI ASMA
(Phelan, dkk, 1998)
*Asma persisten  5% anak asma,
seringnya episode akut, mengi pada
aktivitas ringan, diantara interval
gejala dibutuhkan agonis-β >3
x/pekan karena anak terbangun di
malam hari arau dada terasa berat di
pagi hari, & terapi profilaksis sangat
dibutuhkan

*Cont…
* ETIOLOGI
(Riyadi & Sukarmin, 2009)

* Faktor genetik  hipersensifitas saluran pernafasan


* Faktor pemicu munculnya reaksi hipersensifitas saluran
pernafasan:
* Hirupan debu (jalan, rumah)
* Hirupan asap kendaraan, asap rokok, asap pembakaran
* Hirupan aerosol (asap pabrik bersampur gas buangan seperti
nitrogen)
* Pajanan hawa dingin
* Bulu binatang
* Stres yang berlebihan
* PATOFISIOLOGI
(Riyadi& Sukarmin, 2009)

*Adanya alergen, dianggap oleh tubuh sebagai benda


asing (antigena)
*Memicu dikeluarkannya antibodi sbg respon reaksi
hipersensitifitas (neutrofil, basofil & imunoglobulin E 
reaksi antigen-anti bodi dengan mebentuk ikatan (key
and lock)
*Merangsang pengeluaran keluarnya mediator kimia
(histamin, neutrofil chemostatic slow acting, epinefrin,
norepinefrin, & prostaglandin)  merangsang
peningkatan permeabilitas kapiler, pembengkakan
mukosa saluran pernafasan (terutama bronchus)
*Pembengkakan hampir merata pd semua bagian
bronchus  penyempitan bronchus & sesak
nafas
*Menurunkan oksigen masuk saat inspirasi 
oksigen darah menurun  oksigen jaringan
menurun  pucat & lemah
*Pembengkakan bronchus  meningkatkan
sekresi mukus & meningkatkan silia pd mukosa
 batuk & produksi mukup banyak

*Cont…
* GAMBARAN KLINIK
(Riyadi & Sukarmin, 2009)

*Sesak nafas
*Batuk
*Suara nafas weezing/mengi
*Pucat
*Lemah
* PENATALAKSANAAN
(Supriyanto & Makmuri, 2012)

*Tata laksana serangan asma (klinik atau gawat


darurat)
*Serangan asma ringan (nebulisasi 1x respon
baik)  observasi 1-2 jam (jika baik
dipulangkan), bekali obat agonis-β (hirupan
atau oral) 4-6 jam, jika pencetus infeksi virus
beri steroid oral jangka pendek (3-5 hari),
kontrol 24-48 jam utk reevaluasi tatalaksana,
jika gejala muncul lagi lakukan tata laksana
serangan sedang
*Serangan asama sedang (nebulisasi 2x
respon parsial)  inhalasi langsung dengan
β2-agonis dan ipratropium bromide
(antikolinergik), pasien perlu diobservasi &
ditangani di ruang rawat sehari. Serangan
asma sedang diberikan kortikosteroid
sistemik (oral) metil prednisolon dosis 0,5-
1 mg/kg.BB/hari selama 3-5 hari. Pasang
jalur intravena

*Cont…
*Serangan asma berat (nebulisasi 3x respon
buruk)  diawal berikan oksigen oksigen 2-4
liter/menit saat/diluar nebulisasi, jika nebulisasi
dengan β2-agonis + antikolinergik, rawat di ruang
rawat inap, Pasang jalur parenteral & foto
thoraks. Pasien dengan ancaman henti nafas,
pasien dirawat di ruang intensif, langsung foto
thoraks utk mendeteksi komplikasi
penumothoraks dan/atau pneumomediastinum

*Cont…
*Terapi medikamentosa:
Bronchodilator (seperti β-agonis:
salbutamol dll), antikolinergik
(seperi ipratropium bromida),
kortikosteroid (seperti: metil
prednisolon) dan obat-obatan lain
(magnesium sulfat, mukolitik,
antibiotik, obat sedasi &
antihistamin)

* TATA LAKSANA (Supriyanto &


Makmuri, 2012)
* Terapi suportif: oksigen
*oksigen pada serangan sedang & berat, pada bayi
& anak kecil diukur dengan pulse oximetry (nilai
normal > 95%)
*Periksa analisa gas darah (AGD) jika saturasi
oksigen <90% & kondisi pasien memburuk
*Pertahankan saturasi oksigen sekitar 95%, dicapai
dengan oksigen (kanula hidung, masker atau
kadang-kadang head box (terutama pada bayi)
*Pada nebulisasi β-agonis, tetap beri oksigen
untuk mengatasi hipoksia

* Cont…
*Terapi suportif: terapi cairan
*Dehidrasi dapat terjadi pada serangan
asma berat, karena kurang asupan
cairan, peningkatan IWL, takipnea,
akibat efek teofilin yg menyebabkan
diuresis (peningkatan pengeluaran urine)
*Pemberian cairan dan pantau hidrasi
berlebihan (overhydration)
*Jumlah cairan yang diberikan 1-1,5 kali
kebutuhan rumatan

*Cont…
* TATA LAKSANA JANGKA PANGJANG
PADA ANAK DENGAN ASMA
(Rahajoe, 2012)

*Tujuan untuk menjamin potensi tumbuh


kembang anak secara optimal, meliputi:
*Anak dapat beraktivitas normal termasuk
bermain & berolahraga
*Sesedikit mungkin angka absensi sekolah
*Gejala tidak timbul pada siang maupun
malam
*Uji fungsi paru senormal mungkin, tidak
ada variasi diurnal yang mencolok
*Kebutuhan obat seminimal mungkin &
tidak ada serangan
*Efek samping obat dapat dicegah sehingga
tidak/sedikit mungkin timbul, terutama yg
mempengaruhi tumbang anak
*Bila tujuan ini belum tercapai maka perlu
reevaluasi tata laksana

* Cont…
*Tata laksana medikamentosa:
*Obat pereda (reliever) atau obat pelega atau obat
serangan  diberikan saat serangan gejala 
penggunaan dihentikan jika serangan teratasi
*Obat pengendali atau obat pencegah atau
profilaksis  untuk mengatasi masalah dasar asma
(inflamasi kronik saluran nafas)  dipakai terus-
menerus dalam waktu lama tergantung derajat
asma & responnya terhadap pengobatan (tidak
diperkenankan untuk asma periodik jarang)

* Cont…
*Obat-obat tata laksana jangka panjang:
*Steroid hirupan dosis rendah
*Glukokortikoid
*Disodium cromoglicate
*antileukotrin

*Cont…
* ASUHAN
KEPERAWATAN
FITRIA MASULILI
* PENGKAJIAN
(Billota, 2012)

* Riwayat
*Sering diawali infeksi pernafasan akut
*Iritan, stres emosional, keletihan, terpajan
asap beracun
*Terpajan alergen tertentu kemudian diikuti
serangan gejala sesak nafas dan mengi,
disertai batuk dengan sputum tebal, jernih
atau kuning
*Pemeriksaan fisik:
*Status penampilan kesehatan: lemah
*Kesadaran: komposmentis atau apatis
*Tanda-tanda vital
*Frekuensi nadi & TD ; takikardia, hipertensi
sistolik ringan
*Frekeunsi nafas: takipnea, dispnea, nafas
dangkal, penggunaan otot bantu nafas
*Suhu tubuh: normal 36,5 ⁰C-37,5 ⁰C

* Cont… (Riyadi & Sukarmin, 2009


* Berat badan : kecenderungan BB anak mengalami
penurunan
* Integumen: warna pucat sampai sianosis
* Dada (thoraks dan paru)
* Inspeksi: takipnea, dispnea, dangkal, peningkatan
diameter anteroposterior thotaks
* Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vokal
premitus
* Perkusi: hiperesonan
* Auskultasi: mengi inspirasi atau ekspirasi, fase
ekspirasi nafas memanjang, ronkhi

* Cont… (Riyadi & Sukarmin, 2009


*Laboratorium:
*Analisis gas darah  hipoksemia
*Kadar IgE serum meningkat 
reaksi alergi
*Hitung darah lengkap 
peningkatan eosinofil

* Cont… (Billota, 2012)


*Pencitraan  Pemeriksaan
penunjang: radiologi gambaran
bervariasi  bercak konsolidasi pada
bronchus
*Pemeriksaan lain: pengukuran
oksimetri  saturasi oksigen
menurun

* Cont… (Riyadi & Sukarmin, 2009;


Billota, 2012 )
*DIAGNOSA
KEPERAWATAN
*Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d
peningkatan jumlah mukus, broncospasme
*Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
otot pernafasan & deformitas dinding dada
*Gangguan pertukaran gas b.d. retensi
karbondioksida
*Gangguan kebutuhan cairan b.d intake
kurang
*Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan
antara suplai & kebutuhan oksigen &
keletihan
*Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d laju metabolik,
dispnea saat makan
*Ansietas b.d keadaan penyakit yang
diderita

*Cont…
*INTERVENSI
(Billota, 2012)
* Atur posisi fowler tinggi
* Anjurkan Nafas mencucu & bernafas diafragma
* Anjurkan nafas dalam & batuk efektif
* Lakukan fisioterapi dada (postural drainase,
Vibrasi,& perkusi) bila memungkinkan
* Lakukan suction sesuai indikasi
* Beri oksigen lembab yg diprogramkan, sesuai
tanda vital & nilai saturasi oksigen dan nilai
AGD
* Tangani dehidrasi dengan cairan intravena atau
oral bila memungkinkan
* Pertahankan suhu ruangan yg nyaman (pakai AC
atau kipas angin pada cuaca panas)
* Beri obat yang diprogramkan (nebulisasi, oral
atau IV)
* Pantau: tanda-tanda vital, asupan & haluaran,
respons terhadap terapi, suara nafas, AGD,
onksimetri nadi tingkat ansietas

*Cont…
*Pendidikan kesehatan:
*Penyakit, diagnosis & terapi
*Pengobatan & kemungkinan reaksi simpang
*Menghindari iritan & alergen yang diketahui
*Penggunaan inhaler
*Nafas dalam & batuk efektif
*Nafas mencucu & bernafas diafragma
*Mempertahankan hidrasi yg adekuat

*Cont…
*SELESAI

Anda mungkin juga menyukai