SOP KATETER LAKI-LAKI

BAHASA INGGRIS II
Disusun Oleh Kelompok 6 :
Maya Amelia ( 142012018066 )
Oktin Reksa Siwi ( 142012018074 )
Sisti Anggreani ( 142012018083 )
Tyas Oktaviani ( 142012018086 )
Tri Anggraeni ( 142012018087 )
Wulan Safitri ( 142012018090 )
 Standard Operating Procedure
Catheter Installation In Men
Understanding

The squeeze of a catheter or urine catheter is an act of nursing to insert

a catheter into the bladder through the urethra.
The installation of this catheter is often used in patients who are not
able to dispose of their own small water normally such as in patients
with prostate enlargement, thus requiring catheter aids.
In addition catheters are often used in various medical procedures,
such as :
1. Intensive care that requires monitoring the balance of body fluids
2. Bladder emptying process before, during or after surgery
3. When administering drugs directly into the bladder, for example
due to bladder cancer
 Pengertian
Pengertian :
Pemasanan kateter atau kateter urine adalah suatu tindakan keperawatan
memasukkan kateter kedalam kandung kemih melalui uretra.
Pemasangan kateter ini sering digunakan pada pasien-pasien yang tidak mampu
untuk membuang air kecil sendiri dengan normal semisal pada pasien-pasien
dengan pembesaran prostat, sehingga memerlukan alat bantu kateter.
Selain itu kateter sering digunakan dalam berbagai prosedur medis, seperti :
Proses persalinan dan operasi caesar
1. Perawatan intensif yang membutuhkan pemantauan keseimbangan cairan
tubuh
2.Proses pengosongan kandung kemih sebelum, saat atau sesudah operasi
3. Saat pemberian obat langsung kedalam kandung kemih, misalnya karena
adanya kanker kandung kemih
Catheter Installation Purposes
Keteterurine installation has various purposes, including:
1. Eliminates distension in the bladder
2. Emptying the kemi bladder completely
3. Exploration of the urethra whether there is seanosis or
lesions
4. Knowing the redual urine after miksi
5. Inserting contrast into the buli-buli
6. Obtaining sterile urine specimens
7. Therapeutic : meet the needs of urine elimination
8. Indwelling catherezation
9. Intermitter catherezation
 Pengertian
Pemasangan keteterurine mempunyai berbagai tujuan, diantaranya :
1. Menghilangkan distensi pada kandung kemih
2. Mengosongkan kandung kemi secara lengkap
3. Eksplorasi uretra apakah terdapat seanosis atau lesi
4. Mengetahui redual urine setelah miksi
5. Memasukkan kontras kedalam buli-buli
6. Mendapatkan specimen urine steril
7. Therapeutic : memenuhi kebutuhan eliminasi urine
8. Kateterisasi menetap
9. Kateterisasi sementara
 Indications of Catheter Installation

Indications of catheter installation are divided into 2, namely Diagnostic

indications for the purposes of diagnostic enforcement and therapeutic
indications or for treatment.
1. Diagnostic Indications of Catheter Installation:
a. Retrieving urine specimens without being contaminasi
b. Monitoring and production of urine ( urine output) as an indicator of
fluid status and assessing renal perfusion ( especially in critical patients)
c. Radiology examination of the urinary tract
d. Diagnosis of urinary hemorrhage, or obstruction of urinary tract
( e.g. structure or hypertropy of the prostate) characterized by difficulty
inserting urinary tract catheter
 Pengertian
Indikasi pemasangan kateter terbagi menjadi 2, yaitu Indikasi
diagnostik untuk keperluan penegakan diagnostik dan indikasi terapi
atau untuk pengobatan.
1. Indikasi diagnostik pemasangan kateter :
a. Mengambilan spesimen urine tanpa terkontaminasi
b. Memonitoring dan produksi urine ( urine output ) sebagai
indikator status cairan dan menilai perfusi renal ( terutama pada
pasien kritis )
c. Pemerikasaan radiologi pada saluran kemih
d. Diagnosis dari perdarahan saluran kemih, atau obstruksisaluran
kemih ( misalnya struktur atau hipertropi prostat ) yang ditandai
dengan kesulitan memasukkan kateter
2. Indications of Catheter Installation
a. Acute urine retention ( e.g. benign prostatic hyperplation, blood
clots, neuroganic disorders)
b. Chronic obstruction that causes hydronephrosis, and cannot be
corrected with medication or surgery
c. Urinary incontinence handled with other therapies, which can also
cause irritation of the pubic skin
d. Continuous bladder irrigation inization
e. Intermittent decompression of neuroganic bladder disorders
f. Maintenance of hygiene conditions or as palliative therapy
( terminal patients) in conditions that require rest ( bedrest) for a long
time
 Indikasi terapi pemasangan kateter :
2. Indikasi Terapi Pemasangan Kateter :
a. Retensi urine akut ( misalnya pada benign prostatic hyperplasi,
bekuan darah, gangguan neuroganik )
b. Obstruksi kronik yang menyebabkan hidronefrosis, serta tidak
dapat diperbaiki dengan obat atau tindakan bedah
c. Inkontinensia urine yang tertangani dengna terapi lainya, yang
juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit kemaluan
d. Inisasi irigasi kandung kemih berkelanjutan
e. Dekompresi intermiten pada gangguan kandung kemih neuroganik
f. Pemeliharaan kondisi higiene atau sebagai terapi paliatif ( pasien
terminal ) pada kondisi yang memerlukan istirahat ( bedrest ) dalam
waktu lama
 Contraindications of Catheter
Installation

Urethra catheterization is indicated in patients with trauma symptoms

of the lower urinary tract, for example, a tear in the urethra. The
condition can be found in male patients who experience pelvic
trauma or straddle-type injuries.
Symptoms that can be found in physical examination is the discovery
of a high-ridding prostate or edema, hematom in the perineum, or
blood exit from the urethra hole.
If this condition is found, a urethrogram examination should be
performed to avoid tearing the urethra before catheter installation.
 Kontraindikasi Pemasangan Kateter

Kateterisasi uretra dikontaindikasikan pada pasien dengan gejala

trauma pada traktus urinarius bagian bawah, misalnya terjadi
robekan pada uretra. Kondisi ini dapat ditemukan pada pasien laki-
laki yang mengalami trauma pelvis atau straddle-type injury.
Gejala yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik adalah
ditemukannya prostat yang meninggi ( high-ridding ) atau edema,
hematom di perineum, atau keluarnya darah dari lubang uretra.
Apabila kondisi ini ditemukan maka harus dilakukan pemeriksaan
uretrogram untuk menghindari terjadinya robekan pada uretra
sebelum dilakukan pemasangan kateter.
 Catheter Mounting Tools and
Materials
1. Handshoen sterile
2. Handshoen on sterile
3. Sterile catheter according to size and type
4. Urobag
5. Doek hole sterile
6. Jelly
7. Lodokain 1% mixed jelly ( comparison 1:1 ) put in a syringe ( without needles)
8. Antiseptic solution + sterile kassa
9. Perlak and sander
10.Anatomical tweezers
11.Bengkok
12.10 cc syringe containing aquades
13.Urinal bag
14.Plester/hypavik
15.Scissors
16.Sampiran
 Alat dan Bahan Pemasangan Kateter
1. Handshoen steril
2. Handshoen on steril
3. Kateter steril sesuai ukuran dan jenis
4. Urobag
5. Doek lubang steril
6. Jelly
7. Lodokain 1% dicampur jelly ( perbandingan 1:1 ) masukkan dalam spuit ( tanpa jarum )
8. Larutan antiseptic + kassa steril
9. Perlak dan pengalas
10.Pinset anatomis
11. Bengkok
12.Spuit 10 cc berisi aquades
13.Urinal bag
14.Plester/hypavik
15.Gunting
16.Sampiran
 Sop The Use of Urine Catheters In
Men
1. Pre-Interaction Stage
a. Checking for therapy
b. Hand washing
c. Setting up tools
2. Orientation Stage
d. Give greetings and greet the patient's name
e. Explain the objectives and prosedut implementation
f. Ask for patient approval and readiness
Sop Pemasangan Katerer Urine Pada
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan pengecekan program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
d. Memberikan salam dan meyapa nama pasien
e. Menjelaskan tujuan dan prosedut pelaksanaan
f. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
3. Work Stage
a. Maintain patient privacy by installing sampiran and extra blankets
b. Adjust the position of the patient in the lying position and remove
the lower clothing
c. Installing repellents and welders
d. Installing pots under the patient's buttocks
e. Prepare catheter fixation plaster and catheter installation time label,
open the outer packaging of the catheter with tetep maintain its
sterility, prepare lubricant on sterile kassa and maintain its sterility
f. Wearing gloves
g. Hands are not dominant hold the penis using sterile gauze, disinfect
with dominant hands by using cotton sublimat / betadin sol on the
urethra metaus
3. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy pasien dengan memasang sampiran dan selimut extra
b. Mengatur posisi pasien dalam posisi terlentang dan melepaskan pakaian
bawah
c. Memasang perlak dan pengalas
d. Memasang pispot di bawah bokong pasien
e. Menyiapkan pleste fiksasi kateter dan label waktu pemasangan kateter,
membuka kemasan luar kateter dengan tetep mempertahankan
kesterilannya, menyiapkan pelumas pada kassa steril dan dijaga
kesterilanya
f. Memakai sarung tangan
g. Tangan tidak dominan pegang penis pakai kasa steril, disinfeksi dengan
tangan dominan dengan menggunaan kapas sublimat/betadin sol pada
metaus uretra
h. Replacing sterile gloves, installing sterile ducts
i. Insert anesthetic jelly or lubricant in the urethra approximately 10cc, hold the tip of the
penis and meatus urethra with the tip of the thumb and forefinger to prevent jelly reflux,
wait a while about 5 minutes for the anaesthetic effect to work
j. Choose foley catheter according to size ( large: 10 and 20, small: 8 and 10 frech
catheter) or according to the joints
k. Insert the foley catheter into the urethra slowly by slightly lifting the penis until the
urine comes out ( clients are recommended to take a deep breath)
l. Holding urine in a bottle when needed for examination
m. Push again foley catheter about 5 cm in
n. Bladder ( 1-2 inc )
o. Bloat the balloon with liquid aquades according to size, approximately 20 cc
p. Gently pull the catheter until it feels like there is a prisoner and place it on the lower
abdomen
q. Connecting catheters with urine bags
r. Remove the ducts, sanders and gloves
s. Fix a catheter above the lower abdomen
t. Paste the catheter installation time label
h. Mengganti sarung tangan steril, memasang duk steril
 Masukkan jelly anestesi atau pelumas pada uretra kira-kira 10cc, tahan ujung
penis dan meatus uretra dengan ujung ibu jari dan telunjuk untuk mecegah
refluk jelly, tunggu sebentar kira-kira 5 menit agar efek anastesi bekerja
i. Pilih foley kateter sesuai ukuran ( besar : 10 dan 20, kecil : 8 dan 10 frech
catheter ) atau sesuai persedian
j. Masukkan foley kateter ke uretra secara perlahan dengan sedikit mengangkat
penis hingga urine keluar ( klien dianjurkan tarik nafas panjang )
k. Menampung urine pada botol bila diperlukan untuk pemerikasaan
l. Mendorong lagi foley kateter kira-kira 5 cm ke dalam
m. Bladder ( 1-2 inc )
n. Kembungkan balon dengan cairan aquades sesuai ukuran, kira-kira 20 cc
o. Menarik kateter dengan perlahan sampai terasa ada tahanan dan
meletakannya di atas abdomen bagian bawah
p. Menyambung kateter dengan urine bag
q. Melepas duk, pengalas da sarung tangan
r. Memfiksasi kateter di atas abdomen bagian bawah
s. Menempelkan label waktu pemasangan kateter
4. Termination Stage
a.Conducting evaluation of the newly performed action
b.Tidying up patients and the environment
c.Say goodbye to clients
d.Cleaning the tools and returning the equipment to its
original place
e.Hand washing
f. Record activities in a care log sheet
4. Tahap Terminasi
a. Melaukan evaluasi tindakan yang baru dilakukan
b. Merapikan pasien dan lingkungan
c. Berpamitan dengan klien
d. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat
semula
e. Mencuci tangan
f. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan