PERENCANAAN TEKNIK
PERKERASAN JALAN
SPESIFIKASI TEKNIS
PERKERASAN JALAN
1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA LENGKAP : Ir. TASRIPIN SARTIYONO, MT
TEMPAT / TGL LAHIR : DEMAK, 08-09-1959
JABATAN TERAKHIR : WIDYAISWARA KEMENTERIAN PU-PR
ALAMAT EMAIL : tasripinsar@yahoo.co.id
JABATAN LAIN SAAT INI :
3
INDIKATOR HASIL
PEMBELAJARAN
PESERTA MAMPU MENERAPKAN SPESIFIKASI
TEKNIS JALAN DALAM PERENCANAAN
PERKERASAN JALAN SECARA TEPAT,
KHUSUSNYA :
1. Divisi 3 : Pekerjaan Tanah
2. Divisi 4 : Pelebaran Perkerasan & Bahu Jalan
3. Divisi 5 : Perkerasan Berbutir dan Perkerasan
Beton Semen
4. Divisi 6 : Perkerasan Aspal
5. Divisi 8 : Pengembalian Kondisi & Pekerjaan Minor
4
SPESIFIKASI UMUM
Versi Revisi Spesifikasi 2010 REV.3 (12 Nov 2014)
Div 1. Umum
Div 2. Drainase
Div 3. Pekerjaan Tanah
Div 4. Pelebaran Perkerasan & Bahu Jalan
Div 5. Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton
Semen
Div 6. Perkerasan Aspal
Div 7. Struktur Jembatan
Div 8. Pengembalian Kondisi & Pekerjaan Minor
Div 9. Pekerjaan Harian
Div 10. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
5
DIVISI 3 :
PEKERJAAN TANAH
6
PERBEDAAN REVISI 3 (KIRI) DAN REVISI 2 (KANAN)
DIVISI 3 – PEKERJAAN TANAH
3.1. GALIAN
3.1.(1a) Galian Biasa Meter Kubik 3.1.(1a) Galian Biasa Meter kubik
3.1.(1b) Galian batu Lunak Meter Kubik 3.1.(1b) Galian Cadas Muda Meter kubik
3.1.2 Galian Batu Meter Kubik 3.1.(2) Galian Batu Meter kubik
3.1.3 Galian Struktur dengan Kedalaman 0 – 2 M Meter Kubik 3.1.(3) Galian Struktur dengan Kedalaman 0-2 m Meter kubik
3.1.4 Galian Struktur dengan Kedalaman 2 – 4 M Meter Kubik 3.1.(4) Galian Struktur dengan Kedalaman 2-4 m Meter kubik
3.1.5 Galian Struktur dengan Kedalaman 4 – 6 M Meter Kubik 3.1.(5) Galian Struktur dengan Kedalaman 4-6 m Meter kubik
3.1.6 Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine Meter Kubik 3.1.(6) Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Meter kubik
Machine
3.1.7 Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine Meter Kubik 3.1.(7) Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Meter kubik
Machine
3.1.8 Galian Perkerasan Berbutir Meter Kubik 3.1.(8) Galian Perkerasan Berbutir Meter kubik
3.1.9 Galian Perkerasan Beton Meter Kubik 3.1.(9) Galian Perkerasan Beton Meter kubik
3.2. TIMBUNAN
3.2.(1a) Timbunan Biasa dari Sumber Galian Meter Kubik 3.2.(1) Timbunan Biasa Meter kubik
3.2.(1b) Timbunan Biasa dari Galian Meter Kubik
3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari sumber galian Meter Kubik 3.2.(2) Timbunan Pilihan Meter kubik
3.2.(2b) Timbunan Pilihan dari galian Meter Kubik
3.2.(3) Timbunan Pilihan Berbutir (diukur di atas bak truk) Meter Kubik 3.2.(3) TImbunan Pilihan Berbutir (diukur di atas bak truk) Meter kubik
3.2.(3) Timbunan Pilihan Berbutir (diukur dengan rod & plate) Meter Kubik
3.4. PENYIAPAN BADAN JALAN
3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan Meter 3.3.(1) Penyiapan badan jalan Meter Persegi
Persegi
7
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (1)
3.1 GALIAN
Galian Biasa:
Mencakup galian bahan, tanah gambut, organik, lunak,
ekspan- sif, yg tidak dikehendaki, tergumpal, daya dukung
sedang.
Galian Batu Lunak:
Mencakup bahan dengan kuat tekan uniaksial 300-400 kg/m2
(ASTM D7012), tidak bisa dengan bucket biasa tetapi harus
dilengkapi dengan Penetration Plus Tip (1000 Mpa), tanpa perlu
drilling & blasting
Galian Batu:
Mencakup bongkahan batu dengan volume > 1m3 atau
memerlukan alat bertekanan udara, drilling atau blasting, atau
yang tidak dapat dibongkat dengan ripper dari dozer 15 ton –
180 HP
8
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (2)
Galian Struktur:
Mencakup segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur.
Bukan galian biasa, galian batu, galian perkerasan beton
Terbatas untuk galian lantai beton pondasi jembatan, tembok
penahan tanah beton, dan struktur beton pemikul beban lainnya
selain yang disebut dalam Spesifikasi ini
Termasuk penimbunan kembali dengan bahan yg disetujui;
pembuangan bahan galian yg tidak terpakai; semua keperluan
drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong;
pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta
pembongkarannya
Galian Perkerasan Beraspal
dengan Cold Milling Machine maupun tidak
Galian Perkerasan Berbutir
Galian Perkerasan Beton 9
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (3)
Galian Tanah Lunak, Ekspansif, atau Tanah Dasar
Berdaya Dukung Sedang selain Organik atau Gambut
Tanah Lunak adalah tanah dengan CBR lapangan < 2%.
Diperlukan Capping Layer
10
Nomor Mata Pembayaran, Uraian dan Satuan Pengukuran
3.1. GALIAN
3.1.(1a) Galian Biasa Meter Kubik
3.1.(1b) Galian batu Lunak Meter Kubik
3.1.2 Galian Batu Meter Kubik
3.1.3 Galian Struktur dengan Kedalaman 0 – 2 M Meter Kubik
3.1.4 Galian Struktur dengan Kedalaman 2 – 4 M Meter Kubik
3.1.5 Galian Struktur dengan Kedalaman 4 – 6 M Meter Kubik
3.1.6 Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine Meter Kubik
3.1.7 Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine Meter Kubik
3.1.8 Galian Perkerasan Berbutir Meter Kubik
3.1.9 Galian Perkerasan Beton Meter Kubik
11
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (4)
3.2 TIMBUNAN
Timbunan Biasa:
Bebas dari bahan organik
Bukan A-7-6 menurut AASHTO atau CH menurut USCS untuk
30 cm lapisan teratas
CBR ≥ daya dukung tanah dasar dalam Gambar atau ≥ 6%
jika tidak disebutkan lain.
Nilai Aktif (= PI / % Clay) ≤ 1,25
NILAI AKTIF < 0,75 : TIDAK AKTIF
NILAI AKTIF 0,75 – 1,25 : NORMAL
NILAI AKTIF > 1,25 : AKTIF
Non Ekspansif
Derajat pengembangan yg diklasifikasikan oleh AASHTO T258
BUKAN sebagai "very high" atau "extra high"
12
KLASIFIKASI TEKNIS TANAH
PRIMER (UKURAN BUTIRANNYA) :
BOULDER (BERANGKAL) : > 20 cm
COBBLE (KERAKAL) : 7,5 cm ~ 20 cm
GRAVEL (KERIKIL) : 4,75 mm ~ 7,5 cm
SAND (PASIR) : 0,075 mm ~ 4,75 mm
SILT (LANAU) : 0,005 ~ 0,075 mm
CLAY (LEMPUNG) < 0,005 mm
SEKUNDER :
BUTIRAN > PASIR : GRADASI
BUTIRAN < PASIR : SIFAT-SIFAT (PROPERTIS)
13
Perkiraan CBR
Berdasarkan Klasifikasi Tanah
AASHTO CBR Casagrande CBR
(%) (%) atau U S C S
GW > 50
A1 > 20 GC > 40
A2 > 8 GP 25 – 60
A3 > 10 GF 20
A4 3 – 25 SW & SC 20 – 60
A5 < 7 SP 10 – 30
A6 & A7 < 15 SF 8 – 30
ML 6 – 25
Catatan : CL 4 – 15
G C & S C : gradasi menerus dng OL 3 – 8
sedikit l e m p u n g MH < 7
G F & S F : g r a d a s i jelek d n g CH < 6
14
sedikit l e m p u n g OH < 4
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (5)
Timbunan Pilihan:
CBR ≥ 10%
Juga digunakan sebagai Capping Layer.
Timbunan Pilihan Berbutir:
Bahan timbunan pilihan berbutir di atas tanah rawa dan untuk
keadaan di mana penghamparan dalam kondisi jenuh atau
banjir tidak dapat dihindarkan
Batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya
dengan Index Plastisitas maks 6% (PI = LL – PL)
Tanah Rawa adalah permukaan tanah yang secara
permanen berada di bawah permukan air, menurut
pendapat Direksi Pekerjaan, tidak dapat dialirkan atau
dikeringkan dengan metoda yang dapat dipertimbangkan
dalam Spesifikasi ini.
15
Nomor Mata Pembayaran, Uraian dan Satuan Pengukuran
3.2. TIMBUNAN
16
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (6)
17
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (8)
3.5 GEOTEKSTIL
Uraian:
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi bahan geotekstil filter
untuk drainase bawah permukaan, separator dan stabilisator,
sedangkan spesifikasi Geogrid disyaratkan dalam Spesifikasi
Khusus
Bahan:
Persyaratan Kekuatan Geotekstil
Persyaratan Geotekstil untuk Drainase Bawah Permukaan
Persyaratan Geotekstil Separator
Persyaratan Derajat Daya Bertahan (Survivability)
Persyaratan Geotekstil untuk Stabilisasi
Ketentuan Tumpang Tindih (Overlap)
Tergantung dari CBR tanah dasar
18
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (9)
Pengukuran dan Pembayaran:
AASHTO M 288-06 Geotextile Specifïcation for Highway
Applications, kekuatan geotekstil terdiri dari 3 kelas:
Geotekstil Filter utk Drainase Bawah Permukaan (Kelas 2)
Geotekstil Separator Kelas 1
Geotekstil Separator Kelas 2
Geotekstil Separator Kelas 3
Geotekstil Stabilisator (Kelas 1)
19
Nomor Mata Pembayaran, Uraian dan Satuan Pengukuran
3.5. GEOTEKSTIL
20
DIV 4 :
PELEBARAN PERKERASAN &
BAHU JALAN
21
PERBEDAAN REVISI 3 (KIRI) DAN REVISI 2 (KANAN)
4.2. BAHU JALAN
4.2.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A Meter 4.2.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A Meter Kubik
Kubik
4.2.(2a) Lapis Pondasi Agregat Kelas B Meter 4.2.(2a) Lapis Pondasi Agregat Kelas B Meter Kubik
Kubik
4.2.(2b) Lapis Pondasi Agregat Kelas S Meter 4.2.(2b) Lapis Pondasi Agregat Kelas S Meter Kubik
Kubik
4.2.(3) Semen Untuk Lapis Pondasi Semen tanah Ton 4.2.(3) Semen Untuk Lapis Pondasi Semen Ton
tanah
4.2.(4) Lapis Pondasi Semen Tanah Meter 4.2.(4) Lapis Pondasi Semen Tanah Meter Kubik
Kubik
4.2.(5) Agregat Penutup BURTU Meter 4.2.(5) Agregat Penutup BURTU Meter Persegi
Persegi
4.2.(6) Bahan Aspal untuk Pekerjaan pelaburan Liter 4.2.(6) Bahan Aspal untuk Pekerjaan pelaburan Liter
4.2.(7) Lapis Resap Pengikat Liter 4.2.(7) Lapis Resap Pengikat Liter
4.2.(8) Lapis Resap Perekat Liter 4.2.(8) Lapis Resap Perekat Liter
4.2.(9) Laston Lapis Antara (AC-BC) Ton 4.2.(9) Laston Lapis Antara (AC-BC) (Gradasi Ton
Halus.Kasar)
4.2.(10) Laston Lapis Antara Modifikasi (AC-BC Mod) Ton 4.2.(10) Laston Lapis Antara Modifikasi (AC-BC Ton
Mod)
4.2.(11) Latson Lapis Pondasi (Ac Base) Ton 4.2.(11) Latson Lapis Pondasi (Ac Base) (Gradasi Ton
Halus/kasar)
4.2.(12) Laston Lapis Pondasi Modifikasi (AC-Base Mod) Ton 4.2.(12) Laston Lapis Pondasi Modifikasi (AC- Ton
(Gradasi Halus/Kasar) Base Mod) (Gradasi Halus/Kasar)
4.2.(13) Bahan anti pengelupasan Ton 4.2.(13) Aspal Keras Ton
4.2.(14) Perkerasan Beton semen Meter kubik 4.2.(14) Aspal Modifikasi Ton
4.2.(15) Perkerasan beton semen dengan anyaman Meter kubik 4.2.(15) Bahan Anti Pengelupasan Kg
tulangan tunggal
4.2.(16) Lapis pondasi bawah beton kurus Meter kubik 4.2.(16) Bahan Pengisi (filler) Tambahan Kapur Kg
4.2.(17) Bahan Pengisi (filler) Tambahan Semen Kg
4.2.(18) Asbuton (bitumen dan mineral) sebagai Ton
Bahan pengisi (filler) tambahan
22
DIV 4. PELEBARAN
PERKERASAN & BAHU JALAN (1)
4.1 PELEBARAN
Uraian:
Bilamana alinyemen jalan lama tidak memenuhi ketentuan
minimum dari fungsi jalan tersebut (arteri, kolektor, dan
lokal), maka pelebaran perkerasan harus dilaksanakan
dengan perbaikan alinyemen sedemikian hingga sumbu jalan
menjadi lebih lurus dan lengkung pada tikungan maupun
pada puncak tanjakan dapat dikurangi.
Toleransi Dimensi:
Ketentuan yg disyaratkan Seksi 5.1 Lapis Pondasi Agregat &
Seksi 5.4 Lapis Pondasi Semen Tanah, harus berlaku
Rentangtebal lapisan yg diijinkan dihampar dalam 1
kali operasi harus seperti yang ditentukan di Seksi lain
dalam Spesifikasi ini untuk bahan ybs.
23
DIV 4. PELEBARAN
PERKERASAN & BAHU JALAN (2)
Lebar Pekerjaan Pelebaran:
Lebar pelebaran perkerasan harus cukup untuk pelebaran
jalur lalu lintas sesuai dng lebar rancangan, sebagaimana yg
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan
Direksi Pekerjaan, serta pelebaran tambahan yang cukup
sehingga memungkinkan tepi setiap lapisan yang dihampar
bertangga terhadap lapisan di bawahnya atau terhadap
perkerasan lama. Susunan bertangga ini diperlukan untuk
memungkinkan penggilasan yang sedikit ke luar dari tepi
hamparan dan untuk memperoleh daya dukung samping yang
memadai, dan harus dibuat berturut-turut selebar 5 cm
untuk setiap pelapisan (overlay) yang dihampar.
Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi
Agregat:
Frekuensi pengujian pengendalian mutu harus ditingkatkan
sedemikian rupa sehingga tidak kurang dari 5 pengujian
indeks plastisitas (plasticity index), 5 pengujian gradasi 24
butiran, dan 1 pengujian kepadatan kering maksimum harus
DIV 4. PELEBARAN
PERKERASAN & BAHU JALAN (3)
Bilamana Lapis Pondasi Agregat telah dicampur dng bahan
lama, maka frekuensi minimum pengujian yg disyaratkan di
atas harus diterapkan pada tiap bahan baru yang dibawa ke
lapangan, dan sebagai tambahan harus diterapkan juga pada
bahan yang telah dicampur di lapangan.
Frekuensi pengujian kepadatan dan kadar air paling sedikit 1
pengujian untuk setiap 50 m pekerjaan pelebaran pada
masing-masing sisi dari jalan (jika diterapkan pelebaran dua
sisi), diukur sepanjang sumbu jalan
Memproduksi, Menghampar, Memadatkan, dan Pengu-
jian Bahan Perkerasan pada Pekerjaan Pelebaran:
Pengujian kepadatan dari bahan lapisan beraspal terhampar
yang ditentukan dengan pengujian benda uji inti (core), harus
dilaksanakan dengan frekuensi tidak kurang dari 1 pengujian
setiap 50 m pekerjaan pelebaran untuk masing-masing sisi
jalan (jika diterapkan pelebaran dua sisi), diukur sepanjang
sumbu jalan
25
DIV 4. PELEBARAN
PERKERASAN & BAHU JALAN (4)
28
DIV 5 :
PERKERASAN BERBUTIR &
PERKERASAN BETON SEMEN
29
PERBEDAAN REVISI 3 (KIRI) DAN REVISI 2 (KANAN)
DIVISI 5 – PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
5.1. LAPIS PONDASI AGREGAT
5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A Meter 5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat kelas A Meter Kubik
Kubik
5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B Meter 5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat kelas B Meter Kubik
Kubik
5.2. PERKERASAN BERBUTIR TANPA PENUTUP ASPAL
5.2.(1) Lapis Permukaan Agregat Tanpa Penutup Aspal Meter 5.2.(1) Lapis Permukaan Agregat Tanpa Meter Kubik
Kubik Penutup Aspal
5.2.(2) Lapis Pondasi Agregat Tanpa Penutup Aspal Meter 5.2.(2) Lapis Pondasi Agregat Tanpa Penutup Meter Kubik
Kubik Aspal
5.3. PERKERASAN BETON SEMEN
5.3.(1) Perkerasan Beton Semen Meter 5.3.(1) Perkerasan Beton Semen Meter Kubik
Kubik
5.3.(2) Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Meter 5.3.(2) Perkerasan Beton Semen dengan Meter Kubik
Tulangan Tunggal Kubik Anyaman Tulangan Tunggal
5.3.(3) Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus Meter 5.3.(3) Lapis Pondasi Bawah beton Kurus Meter Kubik
Kubik
5.4. LAPIS PONDASI SEMEN TANAH
5.4.(1) Semen untuk Lapis Pondasi Semen Tanah Ton 5.4.(1) Semen untuk Lapis Pondasi Semen Ton
Tanah
5.4.(2) Lapis Pondasi Semen Tanah Meter 5.4.(2) Lapis Pondasi Semen Tanah Meter Kubik
Kubik
30
PERSYARATAN
PERKERASAN BERBUTIR
Sifat - sifat Kelas A Kelas B Kelas S
37
DIV 5. PERKERASAN BERBUTIR
& PERKERASAN BETON SEMEN
5.4 LAPIS PONDASI TANAH SEMEN
Tanah sebelum Pulverization (Penghalusan):
Butiran < 75 mm
Material lolos #200 < 50%
Tanah setelah Pulverization (Penghalusan):
Butiran < 25 mm
Material lolos #4 > 75%
Semen Portland:
PC Tipe I atau yang disetujui (PPC & PCC)
Kadar 3 – 8%
Chipping:
Kadar 1,2 kg/m2
38
PERSYARATAN
LAPIS PONDASI TANAH SEMEN
BATAS-BATAS SIFAT
PENGUJIAN (Setelah Perawatan 7 Hari)
Minimum Target Maksimum
Unconfined Compressive Strength (UCS) 20 24 35
kg/cm2
California Bearing Ratio (CBR) % 100* 120* 200*
Rata-rata Scala Penetration Resistance 1,0* 1,3* 2,5*
(SPR) > 2/3 tebal (pukulan/cm) (1,0+) (0,8+) (0,4+)
Scala Penetration Resistance (SPR) yang 0,8* - -
menentukan batas minimum tebal efektif (1,3+)
(pukulan/cm)
Pengujian Wetting & Drying
(i) % Kehilangan Berat - - 7
(ii) % Perubahan Volume - - 2
* Angka-angka ini dapat disesuaikan oleh Direksi Pekerjaan untuk dikalibrasikan dengan angka-angka
UCS yang disyaratkan, mengikuti pengujian kalibrasi untuk setiap jenis tanah baru. 39
+ Angka-angka di dalam kurung adalah kemampuan penetrasi ekivalen dalam cm per pukulan
PERSYARATAN
LAPIS PONDASI TANAH SEMEN
Petunjuk Untuk Pemilihan Alat-alat Yang Cocok
Petunjuk Indeks Plastisitas Tebal Perkiraan Maksimum
Jenis Peralatan Tanah Dikalikan Persen Yang Mampu Dilakukan
Lolos Ayakan No.40 Dalam Satu Lapis (cm)
Mesin Pencampuran Pusat < 500 Tak Dibatasi
Penggaru Piringan, Luku < 1000 12 s/d 15
Piringan, dsb, dan motor
grader [bukanlah
mixer]
Rotovator Ringan (< 100 <2000 15
PK)
Rotovator untuk Pekerjaan < 3500 20 s/d 30
Berat (> 100 PK) tergantung jenis tanah
dan PK mesin yang
tersedia
Mesin Stabilisasi Tanah < 2000 s/d 20
Satu Lintasan 3000 40
PULVERIZATION DNG SINGLE SHAFT
MIXER
41
PENGETAMAN DNG MOTOR GRADER
SEBELUM PEMADATAN AKHIR
42
KLASIFIKASI TANAH (AASHTO) &
PERKIRAAN KEBUTUHAN SEMEN
KLASIFIKASI TANAH & PERKIRAAN KADAR
SEMEN (dari Portland Cement
Association)
A1 (fraksi batu : kerikil & pasir); A1-a : 3 ~ 5% & A1-
b : 5 ~ 8%
A2 (kerikil-pasir kelanauan/kelempungan); A2-4,
A2-
5, A2-6 & A2-7 : 5 ~ 9%
A3 (pasir halus) : 7 ~ 11%
A4 (tanah lanau) : 7 ~ 12%
A5 (tanah lanau) : 8 ~ 13%
43
A6 (tanah lempung) : 9 ~ 15%
DIV 5. PERKERASAN BERBUTIR
& PERKERASAN BETON SEMEN
5.5 LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CTB &
CTSB)
Semen Portland:
PC Tipe I atau yang disetujui (PPC & PCC)
Gradasi Agregat:
LPAS Kelas A (CTB) = Lapis Pondasi Agregat Kelas A &
LAPS Kelas B (CTSB) = Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Kuat Tekan (UCS):
CTB = 45 – 55 kg/m2 & CTSB = 35 – 45 kg/m2
Kadar Air:
Kadar Air = 70 – 100% OMC
Kepadatan:
Jika Tebal Padat > 20 cm, 2 x Sand Cone Test
Pengujian 20 cm bagian atas & 15 cm bagian bawah 44
PEMILIHAN PERALATAN
PEKERJAAN CTB DAN CTSB
Peralatan:
Self Propelled Rotary Mixer dengan lebar pencampuran ≥ 1,8 m
& kedalaman ≥ 30 cm
Vibratory Padfoot Roller, Berat Statis ≥ 19 ton, dengan tonjolan
≥ 12,5 cm
45
DIVISI 6 :
PERKERASAN ASPAL
46
PERBEDAAN REVISI 3 (KIRI) DAN REVISI 2 (KANAN)
DIVISI 6 – PERKERASAN ASPAL
6.1. LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT
6.1.(1a) Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair Liter 6.1.(1a) Lapis Resap Pengikat – Aspal cair Liter
6.1.(1b) Lapis Resap Pengikat – Aspal Emulsi Liter 6.1.(1b) Lapis Resap Pengikat – Aspal emulsi Liter
6.1.(2a) Lapis Perekat – Aspal Cair Liter 6.1.(2a) Lapis Perekat – Aspal cair Liter
6.1.(2b) Lapis Perekat – Aspal Emulsi Liter 6.1.(2b) Lapis Perekat – Aspal emulsi Liter
6.1.(2c) Lapis Perekat – Aspal Emulsi Modifikasi Liter 6.1.(2c) Lapis perekat – Apal Emulsi Modifikasi Liter
6.2. LABURAN ASPAL SATU LAPIS (BURTU) DAN LABURAN ASPAL DUA LAPIS (BURDA)
6.2.(1) Agregat Penutup BURTU Meter 6.2.(1) Agregat Penutup BURTU Meter Persegi
Persegi
6.2.(2) Agregat Penutup BURDA Meter 6.2.(2) Agregat Penutup BURDA Meter Persegi
Persegi
6.2.(3a) Bahan Aspal untuk Pekerjaan Pelaburan Liter 6.2.(3a) Bahan Aspal untuk Pekerjaan Pelaburan Liter
6.2.(3b) Bahan Aspal Modifikasi untuk Pekerjaan Liter 6.2.(3b) Bahan Aspal Modifikasi untuk Pekerjaan Liter
pelaburan pelaburan
6.2.(4a) Aspal Cair untuk Precoated Liter 6.2.(4a) Aspal Cair untuk Precoated Liter
6.2.(4b) Aspal Emulsi untuk Precoated Liter 6.2.(4b) Aspal Emulsi untuk Precoated Liter
6.2.(4c) Aspal Emulsi Modifikasi untuj Precoated Liter 6.2.(4c) Aspal Emulsi Modifikasi untuj Precoated Liter
6.2.(4d) Bahan Anti Pengelupasan Kg 6.2.(4d) Bahan Anti Pengelupasan Kg
47
PERBEDAAN REVISI 3 (KIRI) DAN REVISI 2 (KANAN)
6.3. CAMPURAN BERASPAL PANAS
6.3.(1) Latasir Kelas A (SS-A) Ton 6.3.(1) Latasir Kelas A (SS-A) Ton
6.3.(2) Latasir Kelas B (SS-B) Ton 6.3.(2) Latasir Kelas B (SS-B) Ton
6.3.(3a) Lataston Lapis Aus (HRS-WC) (gradasi senjang/semi senjang) Ton 6.3.(3a) Lataston Lapis Aus (HRS-WC) (gradasi senjang/semi senjang) Ton
6.3.(3b) Lataston Lapis Aus Perata (HRS-WC(L)) (gradasi senjang/semi Ton 6.3.(3b) Lataston Lapis Aus Perata (HRS-WC(L)) (gradasi senjang/semi Ton
senjang) senjang)
6.3.(4a) Lataston lapis Pondasi (HRS-Base) (gradasi senjang/semi Ton 6.3.(4a) Lataston lapis Pondasi (HRS-Base) (gradasi senjang/semi Ton
senjang) senjang)
6.3.(4b) Lataston lapis Pondasi Perata (HRS-Base(L)) (gradasi Ton 6.3.(4b) Lataston lapis Pondasi Perata (HRS-Base(L)) (gradasi Ton
senjang/semi senjang) senjang/semi senjang)
6.3.(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC) Ton 6.3.(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC) (gradasi halus/kasar) Ton
6.3.(5b) Laston Lapis Aus Modifikasi (AC-WC Mod) Ton 6.3.(5b) Laston Lapis Aus Modifikasi (AC-WC Mod) (gradasi Ton
halus/kasar)
6.3.(5c) Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) Ton 6.3.(5c) Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) (gradasi halus/kasar) Ton
6.3.(5d) Laston Lapis Aus Modifikasi Perata (AC- WC(L)Mod) Ton 6.3.(5d) Laston Lapis Aus Modifikasi Perata (AC- WC(L)Mod) (gradasi Ton
halus/kasar)
6.3.(6a) Laston Lapis Antara (AC_BC) Ton 6.3.(6a) Laston Lapis Antara (AC_BC)(gradasi halus/kasar) Ton
6.3.(6b) Laston Lapis Antara Modifikasi (AC_BC Mod) ( Ton 6.3.(6b) Laston Lapis Antara Modifikasi (AC_BC Mod) (gradasi Ton
halus/kasar)
6.3.(6c) Laston Lapis Antara Perata (AC_BC) (L) Ton 6.3.(6c) Laston Lapis Antara Perata (AC_BC(L)) (gradasi halus/kasar) Ton
6.3.(6d) Laston Lapis Antara Modifikasi Perata (AC_BC(L)Mod) leveling Ton 6.3.(6d) Laston Lapis Antara Modifikasi Perata (AC_BC(L)Mod) Ton
(gradasi halus/kasar)
6.3.(7a) Laston Lapis pondasi (AC-Base) Ton 6.3.(7a) Laston Lapis pondasi (AC-Base) (gradasi halus/kasar) Ton
6.3.(7b) Laston Lapis pondasi Modifikasi (AC-Base Mod) Ton 6.3.(7b) Laston Lapis pondasi Modifikasi (AC-Base Mod) (gradasi Ton
halus/kasar)
6.3.(7c) Laston Lapis pondasi Perata(AC-Base(L)) Ton 6.3.(7c) Laston Lapis pondasi Perata(AC-Base(L)) (gradasi Ton
halus/kasar)
6.3.(7d) Laston Lapis pondasi Modifikasi Perata (AC- Base(L)Mod) Ton 6.3.(7d) Laston Lapis pondasi Modifikasi Perata (AC- Base(L)Mod) Ton
(gradasi halus/kasar)
6.3.(8) Bahan anti pengelupasan Ton 6.3.(8a) Aspal Keras Ton
6.3.(8b) Aspal Modifikasi Ton
6.3.(9) Bahan Anti Pengelupasan Kg
6.3.(10a) Bahan Pengisi (filler) Tambahan Kapur Kg
6.3.(10b) Bahan Pengisi (filler) Tambahan Semen Kg
6.3.(10c) Asbuton (bitumen dan mineral) sebagai bahan pengisi (filler) Ton
Tambahan
48
DIV 6. PERKERASAN ASPAL (1)
EMULSI
49
DIV 6. PERKERASAN ASPAL (2)
LAPIS PEREKAT (TACK COAT)
SEBAGAI PEREKAT, PADA SEMUA JENIS LAPISAN YANG
ADA PENGIKATNYA
ASPAL EMULSI : RS (Rapid Setting) & RS Mod
RESIDU :
SERAGAM (GRADASI)
BERSIH
TAHAN AUS
BENTUK
KELEKATAN
TERHADAP ASPAL
DIGUNAKANNYA ASPAL
DISTRIBUTOR, BUKAN 51
ALAT PEMBERSIH YG MEMADAI
KOMPRESOR
HAND SPRAYER
ASPAL DISTRIBUTOR
53
KERB SEHARUSNYA DITUTUP
DIV 6. PERKERASAN ASPAL (4)
AC-Base = 7,5 cm
GRADASI LASTON (AC)
1 GRADASI DNG
AMPLOP YG LEBIH
LEBAR
GRADASI LATASTON
(HRS)
SENJANG & SEMI SENJANG
AGREGAT HALUS PECAH MESIN 54
Tipe II Aspal yang
Tipe I Dimodifikasi
Metoda
No. Jenis Pengujian Aspal A(1)
B
Pengujian
Pen.60-70 Asbuton yg Elastomer
diproses Sintetis
1 Penetrasi pada 25C (0,1 SNI 06-2456-1991 60-70 Min.50 Min.40
mm)
2 Viskositas Dinamis 60C SNI 06-6441-2000 160 - 240 240 - 360 320 - 480
(Pa.s)
3 Viskositas Kinematis 135C (cSt) SNI 06-6441-2000 ≥ 300 385 – 2000 < 3000
4 Titik Lembek (C) SNI 2434:2011 > 48 > 53 > 54
5 Daktilitas pada 25C, SNI 2432:2011 > 100 > 100 > 100
(cm)
6 Titik Nyala (C) SNI 2433:2011 > 232 > 232 > 232
7 Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) AASHTO T44-03 > 99 > 90(1)
> 99
8 Berat SNI 2441:2011 > 1,0 > 1,0 > 1,0
JenisStabilitas Penyimpanan: ASTM D 5976 part
9 - < 2,2 < 2,2
Perbedaan Titik Lembek (C) 6.1
10 Partikel yg lebih halus dari 150 micron (%) Min. 95(1) -
Pengujian Residu hasil TFOT (SNI-06-2440-1991) atau RTFOT(SNI-03-6835-2002) :
11 Berat yang Hilang (%) SNI 06-2441-1991 < 0,8 < 0,8 < 0,8
12 Viskositas Dinamis 60C (Pa.s) SNI 03-6441-2000 < 800 < 1200 < 1600
13 Penetrasi pada 25C (%) SNI 06-2456-1991 > 54 > 54 ≥ 54
14 Daktilitas pada 25C (cm) SNI 2432:2011 > 100 > 50 ≥ 25
55
15 Keelastisan setelah Pengembalian (%) AASHTO T 301-98 - - > 60
Ketentuan Agregat Kasar
Pengujian Standar Nilai
61
Sifat-sifat Campuran Lataston
Lataston
Sifat-sifat Campuran Lapis Aus Lapis Pondasi
Senjang Semi Senjang Semi
Senjang Senjang
Kadar aspal efektif (%) Min 5,9 5,5 5,5
5,9
112 (1)
Jumlah tumbukan per bidang 75
1,0
dengan kadar aspal efektif Maks. 1,4
Rongga dalam campuran (%) (2)
Min. 3,0
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min. 1000 2250(1)
Pelelehan (mm) Min. 2 3
6 (1)
Maks. 4
90
Stabilitas
perendaman Marshall
selamaSisa
24(%)
jam,setelah
60 ºC (3) Min.
2
Rongga
Kepadatandalam campuran
membal (%)
(refusal) (4) pada Min.
Stabilitas Dinamis, lintasan/mm(5) Min. 2500
64
DIV 6. PERKERASAN ASPAL (7)
KETENTUAN CAMPURAN BERASPAL
RONGGA DLM CAMPURAN : 3 – 5% untuk semua AC
(apakah
> kuat dari AC-WC & AB-BC ?) & PELELEHAN =
4,5
mm (apakah > lentur dari AC-WC & AC-BC ?)
ALT. PENGUJIAN KEPEKAAN CAMPURAN TERHADAP
AIR : NILAI INDIRECT TENSILE STRENGTH (ITSR)
DNG RONGGA DALAM CAMPURAN 7±0,5%, ≥ 80%
ASPHALT MIXING PLANT
BAHAN BAKAR HARUSLAH MINYAK TANAH, SOLAR
ATAU GAS 65
DIV 6. PERKERASAN ASPAL (8)
PENGUKURAN
SEMUA DIUKUR DALAM TON
ASPAL KERAS
TON PRODUKSI
LEBAR
SUATU
SEGMEN PRODUK PER HARI
CORE DIAMBIL 2 TITIK PENGUJIAN PER CROSS
CAMPURAN ASPAL :
jumlah tonase bersih dari campuran yang telah
68
COLD BIN
PENGEMBALIAN KONDISI
PERKERASAN BERBUTIR
74
DIV 8. PENGEMBALIAN KONDISI
DAN PEKERJAAN MINOR (1)
PENGEMBALIAN KONDISI & PEKERJAAN MINOR
1. PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA
PATCHING > 40cm x 40cm & TOTAL <10m3/km
SEALING 10 – 30% per 100m & TOTAL ≤40m2
SPOT LEVELLING TOTAL < 10m3/km
GALIAN, PRIME/TACK COAT & PEMADATAN KEMBALI SUB-
GRADE TIDAK DIBAYAR TERPISAH
KERUSAKAN YG MELUAS AKIBAT KETERLAMBATAN
KONTRAKTOR MENJADI BEBAN KONTRAKTOR
2. PENGEMBALIAN KONDISI BAHU LAMA PADA
PERKERASAN BERPENUTUP ASPAL
RE-KONSTRUKSI BAHU JALAN ≤ 50m/km
TEBANG POHON Ø < 15cm DIUKUR 1m DIATAS TANAH
BESERTA AKAR-AKARNYA
75
DIV 8. PENGEMBALIAN KONDISI
DAN PEKERJAAN MINOR (2)
3. PENGEMBALIAN KONDISI SELOKAN, SALURAN AIR,
TIMBUNAN, GALIAN & PENGHIJAUAN
MENCAKUP DRAINASE, LERENG & PENGHIJAUAN
DIBAYAR MENURUT MASING-MASING PAY ITEM, KECUALI :
STABILISASI LERENG DNG TANAMAN & PENANAMAN
POHON/SEMAK BARU
4. PERLENGKAPAN JALAN & PENGATUR LALU LINTAS
(pekerjaan minor yang sebenarnya)
Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yg
baru diaspal kurang dari 1 bulan setelah pelaksanaan lapis
permukaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan
Tebal basah min.0,38 milimeter untuk “cat bukan termoplastik”
dan tebal min. 1,50 mm untuk “cat termoplastik”
76
Nomor Mata Pembayaran, Uraian dan Satuan Pengukuran
77
Nomor Mata Pembayaran, Uraian dan Satuan Pengukuran
78
Nomor Mata Pembayaran, Uraian dan Satuan Pengukuran
79
TERIMA KASIH
80