Anda di halaman 1dari 16

Nama :

Tiksna Apta Samoda

No Absen :

36

ASSALAMU’ÁLAIKUM Kelas :

WR.WB XI Ips 3

Mata Pelajaran :

Ekonomi

Materi :

BUMN dan BUMD


APBN
(Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan Negara)

Menurut undang-undang Republik Indonesia


Nomor 18 Tahun 2016 tentang anggaran
pendapatan dan belanja negara tahun anggaran
2007, APBN adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).
Ringkasan Realisasi APBN 2015, APBNP 2016, dan APBN 2017
(Miliar Rupiah)
2015 2016 2017
No. Uraian
APBN LKPP APBNP APBN
A. 1.508.020,5
Pendapatan Negara 1.786.225,0 1.750.283,4
I. Pendapatan Dalam Negeri 1.496.047,3 1.784.249,9 1.748.910,7
1. Penerimaan Perpajakan 1.240.418,9 1.539.166,2 1.498.871,6
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 255.628,5 245.083,6 250.039,1
II. Penerimaan Hibah 11.973,0 1.975,2 1.372,6
B.
Belanja Negara 1.806.515,2 2.082.948,9 2.080.451,1
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.183.303,7 1.306.696,0 1.315.526,1
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 623.139,6 776.252,9 764.925,1
C. Keseimbangan Primer (142.485,1) (105.505,6) (108.973,2)
D.
Surplus Defisit Anggaran (A-B) (298.494,8) (296.723,9) (330.167,7)
%Defisit terhadap PDB (2,36) (2,35) (2,41)
E.
Pembiayaan (I+II+III+IV+V) 323.108,0 296.723,9 330.167,7
I. Pembiayaan Hutang 380.916,1 371.526,6 384.690,4
II. Pembiayaan Investasi (59.654,8) (93.984,8) (47.488,9)
III. Pemberian Pinjaman 1.504,9 461,7 (6.409,6)
IV. Kewajiban Penjamin (651,7) (924,1)
V. Pembiayaan Lainnya 341,7 19.336,1 300.00
Neraca Dagang Indonesia
Berpotensi Defisit
Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia yang terjadi
tahun lalu berpotensi menyusut, seiring dengan membaiknya perekonomian global dan dalam negeri pada
2016.
Dengan menggeliatnya roda perekonomian, maka besaran impor bahan baku dan beberapa komponen lain
ke Indonesia diyakini akan meningkat.Seperti diketahui, tahun lalu neraca perdagangan Indonesia
mencetak rekor tertinggi sejak 2011 dengan mencatatkan surplus sebesar US$7,52 miliar, meningkat
US$9,72 miliar dibandingkan kinerja tahun sebelumnya yang mencatatkan defisit US$ 2,2 miliar.
Akan tetapi, seiring dengan surplusnya neraca perdagangan 2016 besaran ekspor dan impor
Indonesia mengalami penurunan menyusul dengan perlambatan ekonomi global. Hal ini tercermin dari
data ekspor Indonesia 2015 yang tercatat berada di angka US$150,25 miliar, turun 14,6 persen
dibandingkan tahun sebelumnya dengan rincian ekspor non migas yang melorot 9,77 persen ke angka US$
131,7 miliar, serta jumlah ekspor produk migas yang tergerus 38,2 persen ke posisi US$ 18,55 miliar
dibandingkan tahun sebelumnya.
AS Beri Hibah US$600 Juta Untuk
Program Bappenas

Pemerintah AS menguncurkan hibah US$600 juta untuk beberapa program Badan


Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), yang menurut pihak AS merupakan
jumlah terbesar yang pernah diberikan untuk Indonesia.

Duta Besar Amerika untuk Indonesia Scot Marciel mengatakan,progam yang akan
diluncurkan dalam waktu dekat adalah program untuk nutrisi,karena pembangunan
ekonomi suatu negara harus dimulai dari peningkatan kesehatan untuk menciptakan
generasi yang produktif dan kreatif.

Dalam kerja sama kali ini,ada empat program yang mendapat bantuan,yaitu terbesar untuk
proyek lingkungan hidup sebanyak $333 juta,proyek kesehatan dan gizi sebanyak $132
juta,dan sisanya untuk proyek pengadan barang dan jasa publik serta utuk program target
kesehatan gender
Nilai Impor untuk Indonesia

Nilai impor yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS),nilai impor mengalami
penurunan sebesar USD 135,6 miliar dibandingkan tahun lalu USD 142,6 miliar.

Adapun rincian impor tersebut adalah USD 18,7 miliar berasal dari impor migas
dan USD 116,8 miliar berasal dari impor non-migas.
Strategi Untuk Meningkatkan Ekspor

1.Mengembangkan market intelligence (perwakilan perdagangan atau atase) di semua


negara,
2.Memfasilitasi pameran dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC),
3.Meningkatkan research dan development untuk meningkatkan daya saing produk,
4.Mengajak perbankan untuk mendukung pertumbuhan ekspor industri pengolahan,
5.Mengubah mindset pelaku usaha untuk inovatif menggunakan sedikit bahan baku impor
dan kreatif memanfaatkan bahan baku lokal,
6.Mendukung terjaminnya pasokan bahan baku legal,
7.Menyederhanakan prosedur atau perizinan akspor.
Jumlah Utang Yang Dimiliki Indonesia

Sampai saat ini, Indonesia masih memiliki pinjaman luar negeri. Per Mei 2017,
utang luar negeri pemerintah Indonesia (baik bilateral maupun multilateral)
tercatat Rp 723,44 triliun, turun dari April 2017 yang sebesar Rp 729,62 triliun.

Secara bilateral, Jepang, Prancis, dan Jerman masih menjadi kreditur terbesar
utang Indonesia. Sementara secara multilateral, Indonesia masih meminjam
dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Bank Pembangunan Islam
(IDB).
Berikut adalah pemberi pinjaman bilateral dan multilateral terbesar buat
Indonesia
1. Prancis
Sampai Mei 2017, utang Indonesia ke Prancis mencapai Rp 24,3 triliun. Naik tipis dari bulan sebelumnya Rp 24,19
triliun. Jumlah tersebut adalah 3,3% dari total utang luar negeri pemerintah pusat.
2. Bank Pembangunan Asia (ADB)
Utang dari ADB hingga Mei 2017 adalah Rp 119,51 triliun, turun dari bulan sebelumnya Rp 120,91
triliun. Jumlah ini adalah 16,5% dari total utang luar negeri pemerintah pusat.
3. Jepang
Negeri Matahari Terbit ada di posisi kedua pemberi utang terbesar ke pemerintah Indonesia. Per
Mei 2017, utang pemerintah Indonesia ke Jepang mencapai Rp 196,98 triliun, turun dari bulan
sebelumnya Rp 200,67 trliun.
Utang tersebut mencapai 27,2% dari total pinjaman luar negeri pemerintah.
4. Bank Dunia
Bank Dunia kembali pemberi utang terbesar ke pemerintah Indonesia. Jumlahnya hingga Mei 2017
mencapai Rp 234,68 triliun, naik tipis dari bulan sebelumnya Rp 234,49 triliun.
5. Jerman
Indonesia mempunyai hutang kepada Jerman sebesar 4.7% atau 3.1 miliar USD atau Rp 37 triliun.
6. Inggris
Utangnya sebesar 1.7% atau 1.1 miliar USD atau Rp 13 triliun.
7. negara/lembaga lain
Utangnya sebesar 14.6% atau 9.6 miliar USD atau Rp 115 triiun
Cara Mengurangi Ketergantungan
Indonesia
Terhadap Utang Luar Negeri
1.Meningkatkan daya beli masyarakat,yakni melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan
pemberian modal usaha kecil seluasnya. Dengan tujuan untuk membuat barang-barang
hasil buatan dalam negeri terjual habis tentu akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.Meningkatkan pajak secara progresif terhadap barang mewah dana impor.
3.Konsep pembangunan yang berkesinambungan,berlanjut dan mengarah pada satu titik
maksimilisasi kekuatan ekonomi nasional,melepaskan secara bertahap ketergantungan
utang luar negeri.
4.Menggalakan kebanggan akan produksi dalam negeri, meningkatkan kemauan dan
kemampuan ekspor produk unggulan dan membina jiwa kewirausahaan masyarakat
5.Mengembangkan SDA berkualitas dan menempatkan kesejateraan yang berkeadilan dan
merata sebagai landasan penyusunan operasionalisasi pembangunan ekonomi.
APBD
(Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan DAERAH)

Menurut peraturan Menteri dalam negeri republic


Indonesia nomo 31 tahun 2016 2016 tentang pedoman
penyusunan anggaran dan belanja daerah tahun anggaran
2017 artinya rencana keuangan tahunan pemerintahan
daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
pemerintahan daerah dan DPRD, serta ditetapkan dengan
peraturan daerah.
Ringkasan Realisasi Pendapatan APBd 2014-2016 (Rupiah)

Nomer Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016


Uraian
Kode
(Rp)
1
640.280.042.141,21
Pendapatan Daerah 710.011.478.597,00 768.388.452.683,00
1 1 1
Pendapatan Asli Daerah 51.106.54.240,21 62.784.670.224,00 103.524.412.318,00
1 1 2
Hasil Pajak Daerah 17.550.000.000,00 24.320.000.000,00 26.520.000.000,00
1 1 3
Hail Retribusi Daerah 25.755.975.592,00 11.133.216.400,00 6.570.016.282,00
1 1 4 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dippisahkan 1.622.224.555,00 2.000.000.000,00 1.600.000.000,00
1 1 5 Lain-Lain Hasil Pendapatan Daerah yang
dipisahkan 5.885.637092,21 25.331.453.824,00 68.834.396.036,00
1 2
Dana Perimbangan 519.457.222.717,00 530.829.583.550,00 557.956.493.375,00
1 2 1
Bagi Hasil Pajak,Bagi Hasil Bukan Pajak 26.133.784.717,00 15.404.442.550,00 18.998.868.375,00
1 2 2
Dana Alokasi Umum (DAU) 431.527.888.000,00 467.557.061.000,00 478.943.765.000,00
1 2 3
Dana Alokasi Khusus (DAK) 61.795.550.000,00 47.868.460.000,00 60.013.860.000,00
1 3
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Disahkan 69.645.979.184,00 116.396.824.823,00 106.857.546.990,00
1 3 1 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Pemeritah Daerah
Lainya dan Provinsi 25.780.193.184,00 27.091.540.523,00 30.799.805.990,00
1 3 2
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 34.055.986.000,00 69.890.184.000,00 72.892.941.000,00
1 3 3 Bantuan Keuangan Dari Pemerintah Daerah
Lain dan Provinsi 9.509.800.000,00 10.414.500.000,00 3.164.800.000,00

Jumlah Pendapatan 640.280.042.141,21 710.011.478.597,00 768.388.452.683,00


Ringkasan realisasi belanja APBd 2014-2016
( Rupiah)
Realiasasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016
No Kode Uraian
(Rp)
2
715.068.374.314,00
Belanja Daerah 764.188.174.918,00 833.239.611.492,00
2 1
Belanja Tidak Langsung 369.803.212.882,00 397.346.436.223,00 412.842.885.885,00
2 1 1
Belanja Pegawai 349.515.057.610,00 381.136.953.871,00 395.352.998.612,00
2 1 2
Belanja Bunga 641.180.620,00 650.000.000,00 0,00
2 1 3
Belanja Hibah 15.725.703.500,00 11.687.000.000,00 13.978.720.000,00
2 1 4
Belanja Bantuan Sosial 1.429.500.000,00 1.763.511.200,00 1.195.280.000,00
2 1 5
Belanja Bantuan Kepada Provinsi
Kabupaen/Kota,Pemerintah Desa dan Partai
Politik 99.771.152,00 658.971.152,00 869.887.266,00
2 1 6
Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000,00 1.450.000.000,00 1.450.000.000,00
2 2
Belanja Langsung 345.265.161.432,00 366.841.738.695,00 420.396.725.607,00
2 2 1
Belanja Pegawai 31.496.136.507,00 30.731.599.268,00 47.922.086.165,00
2 2 2
Belanja Barang dan Jasa 105.150.836.250,00 124.953.108.257,00 142.032.683.456,00
2 2 3
Belanja Modal 208.618.188.675,00 211.157.031.710,00 230.441.955.98600

Jumlah Belanja 715.068.374.314,00 764.188.174.918,00 833.239.611.492,00


Apakah dana APBN dan APBD dapat
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
Para kepala daerah memiliki peran penting dalam mengoptimalkan APBN dan
APBD bagi kesejahteraan rakyat di daerahnya. Hal ini mengingat pemerintah pusat
telah mengalokasikan banyak dana ke daerah untuk meningkatkan kesejahteraan,
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi kemiskinan di daerah.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo di
depan para Bupati-Walikota dan Wakil Bupati dan Wakil Walikota dari berbagai
daerah di Indonesia pada acara Simposium Pembekalan Kepemimpinan
Pemerintah Dalam Negeri Bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun
2017 di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian  Dalam
Negeri, Jakarta pada Jumat (08/12).
Pada APBN 2018 juga dialokasikan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar Rp766,2 triliun
yang terutama diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat.
Untuk itu, Pemerintah Daerah diingatkan agar menglokasikan dana yang ada
lebih besar bagi kepentingan masyarakat di daerahnya daripada untuk
kepentingan belanja aparatur daerahnya.   

Selain itu, Pemerintah Daerah (Pemda) diminta untuk melakukan inovasi


misalnya dengan melakukan beberapa terobosan, misalnya pemerintah daerah
perlu mempertimbangkan penerbitan obligasi daerah, membuka kerjasama
dengan pihak swasta demi kesejahteraan rakyat.
Sekian

dan

Wassalamu’alaikum wr.wb Terima kasih

By:

Tiksna Apta Samoda

Anda mungkin juga menyukai