negara Islam, tapi al-jumhuriyah al-indonesiyah (1290 h/1873 m) ISLAM NUSANTARA DAN MERAH-PUTIH (waramzu izzina al-hamra wal-baidha’) PESANTREN, LABORATORIUM ISLAM NUSANTARA Setiap pengembangan ilmu butuh laboratorium. Sebuah sekolah yang tidak punya laboratorium, tenpat anak didik belajar bereksperimen dalam produksi pengetahuan, ibarat rumah tanpa pintu dan jendela. Demikian pula Islam Nusantara punya laboratoriumnya sendiri: yaitu pesantren.
Dokter Soetomo di tahun 1930-an menyatakan:
“Pesantren-lah jang mendjadi soember pengetahoean, mendjadi mata air ilmoe, bagi bangsa kita [Islam Nusantara] seboelat-boelatnja”. PESANTREN, LABORATORIUM ISLAM NUSANTARA Ada lima karakter pengetahuan pesantren yang memberi warna dan hakikat ISLAM NUSANTARA, seperti disebut Dokter Sutomo: “pengetahoean pada moerid-moeridnja”; “memberi alat-alat goena berdjoeang di doenia ini”; “pendidikan jang bersemangat Kebangsa’an, tjinta kasih pada Noesa dan Bangsa choesoesnya, dan pada doenia dan sesama oematnja oemoemnja”; “moerid-moerid akan menjediakan diri oentoek menoendjang keperloean oemoem”; “kekoeatan batin dididik; ketjerdasan roh diperhatikan dengan sesoenggoeh- soenggoehnja, sehingga pengetahoean jang diterima olehnja itoe akan dapat dipergoenakan dan disediakan oentoek melajani keperloean oemoem teroetamanja Ir H.Soekarno, Muktamar 23 Solo, 25 Desember 1962 “Saya Tindjau, dari sudut nasionalisme, nomer dua daripada isi hati saya, NU tjinta kepada tanah air. NU ikut didalam revolusi. NU menyumbangkan iya punja tenaga bahkan menjumbangkan kepada usaha untuk mendirikan satu negara yang kuat, yang bernama Republik Indonesia. NU ikut berkorban, ikut berusaha, ikut membanting tulang, agar supaja segenap kepulauan, antara sabang dan merauke tergantung didalam satu negara yang besar dan megah, yang bernama Republik Indonesia”. KH Wahab Hasbullah “Sudah semestinya sebagai pejuang dan pendiri negeri ini, NU harus berperan sebagai undeel holder (pemegang saham) negeri ini. Berperan membangun dan membela negara ini serta mampu menempatkan diri secara benar. Terlibat dalam setiap urusan. Bahkan harus berani menjadi pelopor dalam bidang pihak lain tidak bisa menjalankan. Jangan sampai kita diam dan bertopang dagu, bermalas-malasan, takut mengambil resiko, serta bakhil menginfakkan harta untuk perjuangan”. ُوسى ... يث م َ • َو َه ْل أَ َت َ اك َح ِد ُ اخ َلعْ َنعْ َل ْي َ ك • إِ ِّني أَ َنا َر ُّب َ ك َف ْ
NU BERDIRI SEBAGAI HARAKAH DEKLARASI Hubungan Pancasila Dengan Islam
1. Pancasila sebagai dasar falsasah Negara Republik Indonesia bukanlah agama,
tidak dapat menggantikan agamadan tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan kedudukan agama 2. Sila ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang menjadi sila-sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut pengertian keimanan dalam islam 3. Bagi Nahdlatul Ulama, Islam adalah aqidah dan syari’ah, meliputi aspek hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antar manusia. 4. Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari upaya umat islam Indonesia untuk menjalankan syari’at agamanya. 5. Sebagai konsekuensi dari sikap diatas, Nahdlatul Ulama berkewajiban mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan pengamalannya yang murni dan konsekuen oleh semua pihak األمر إذا ضاق اتسع و إذا اتسع ضاق Apabila sesuatu ketat, maka harus dilonggarkan, apabila longgar harus diketatkan – االشباه و النظائر- PERAN KEBANGSAAN NU • 1. MENOLAK GAGASAN KHILAFAH DAN NEGARA ISLAM 1924 • 2. MENGUKUHKAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA BANGSA. 1936 • 3. TERLIBAT DALAM MELAWAN BELANDA DAN JEPANG 1942 • 4. PEMEGANG PERAN STRATEGIS SEBAGAI PIMPINAN SUMUBU DAN KETUA MASYUMI 1943 • 5. MENYIAPKAN INDONESIA MERDEKA DENGAN PERUMUSAN PANCASILA DAN UUD 1945 PERAN POLITIK NU 1. PEMENANG KETIGA DALAM PEMILU 1955 2. PENENTU DALAM KONSTITUANTE 1956-1959 3. PENYEIMBANG DALAM DEMOKRASI TERPIMPIN 4. PENJAGA KESEIMBANGAN DALAM KONFLIK IDEOLOGI 1960 5. KEKUATAN PEMERSATU DAN PENYANGGA NKRI DALAM KONFLIK 1966 DEKONSTRUKSI NU 1. BANGKITNYA KEKUATAN ORDE BARU KOMPRADOR KAPITALIS. 2. MENGEMBANGKAN PARADIGMA MODERNISASI DAN DEVELOPMENTALISME 3. MENGHANCURKAN TRADISI DAN BUDAYA NUSANTARA. 4. DENUISASI- DENGAN PENGHANCURAN NU SEBAGAI KEKUATAN POLITIK NASIONAL 5. DENUISASI-PENGHANCURAN NU SEBAGAI PENYANGGA BUDAYA NUSANTARA INTERVENSI DAN DE-NU-ISASI DAN SUBORDINASI NU ORBA 1. MUSLIMAT 1. KOWANI 2. FATAYAT 2. KOWANI-KNPI 3. ANSOR 3. KNPI 4. PMII 4. KNPI/KOSGORO/FKPPI 5. IPNU/IPPNU 5. OSIS 6. SARBUMUSI 6. SBSI 7. PERTANU 7. HKTI 8. MISSI ISLAM 8. MDI-MUI DAMPAK DENUISASI 1971-1999 1. SELURUH ANDERBOW NU KEHILANGAN KEMAMPUAN BERPOLITIK 2. SELURUH ANDERBOW NU KEHILANGAN RASA KHIDMAH DALAM ORGANISASI 3. ANSOR, PMII, IPNU KEHILANGAN KEPEKAAN SOSIAL, MENJADI AGEN DENGAR PENDAPAT DENGAN PEMERINTAH. 4. NU RUNTUH: ANSOR, MUSLIMAT,FATAYAT, PMII, IPNU IPPNU JUGA RUNTUH. LANGKAH REKONSTRUSI NU OLEH GUS DUR KONDISI YANG DIHADAPI GUS DUR 1984 1. KENYATAANNYA NU MENGALAMI KEMADEKAN DARI 250 CABANG HANYA 75 YANG HIDUP, DAN HANYA 20 YANG AKTIF. 2. SEMENTARA MUSLIMAT, FATAYAT, ANSOR, PMII, IPNU IPPNU, SARBUMUSI TELAH MENJADI SUBORDINAT ORDE BARU. 3. SULIT MENGENDLIKAN MEREKA KARENA DALAM CENGKERAMAN ORDE BARU. 4. GUS DUR MENCIPTAKAN LAKPESDAM SEBAGAI MOTOR PENGGERAK NU, DENGAN AGENDA BARU DAN AKTOR BARU DAMPAK REKONSTRUKSI GUS DUR 1. NU TAMPIL SEBAGAI ORGANISASI YANG KEMBALI BESAR SOLID DAN DISEGANI. 2. NU MENJADI KEKUATAN POLITIK ALTERNATIF (UNPOLITICAL POLITICS) 3. MENJADI PENANTANG ORDE BARU 4. MENJADI PENENTU DALAM PERALIHAN DARI ORBA KE REFORMASI. DAMPAK REFORMASI REFORMASI YANG DIKENDALIKAN KAPITALISME GLOBAL MEMBAWA DAMPAK NEGATIF TERHADAP KEKUATAN SOSIAL POLITIK DI INDONESIA KALAU MASA ORDE BARU NU DIKUASASI ORBA GUS DUR BERHAASIL MENETRALISIR KEADAAN MASA REFORMASI NU DISUBORDINASI NEOLIB REKONSTRUKSI NU 1. IDEOLOGISASI KADER NU 2. MENGINTEGRASIKAN SELURUH KEKUATAN NU 3. MERUMUSKAN AGENDA BARU BAGI NU DAN NKRI. 4. KADERISASI SISTEMATIS TERSTRUKTUR DAN MASSIF. 5. REORIENTASI PEMIKIRAN DAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI NU. RUNTUHNYA KEKUATAN BESAR BANGKIT RUNTUH • SAREKAT ISLAM 1911 • SI PECAH 1918
Tujuan Negara, Tugas Pemimpin adalah menciptakan ; • Kesejahteraan Rakyat • Keluhuran Bangsa dan Kejayaan Negara • Keamanan Nasional KEDUA
SANYARI BUMI SADUMUK BATHUK
(Menjaga Kemerdekaan dan Kedaulatan).
• Dilaksanakan Ekpedisi Pamalayu Oleh Raja Kertanegara
Singasari (1275 M) untuk mengusir tentara Mongolia. • Dilaksanakannya Ekspedisi Pamalaka oleh Pati Unus Kerajaan Demak (1512) untuk mengusir penjajah Portugis. • Ekspedisi Irian Barat (1962) menggempur penjajah Belanda KETIGA ING NGARSO SUN TOLODO, ING MADYA MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI 1.Pemimpin Sebagai teladan Masyarakat) 2. Kelas Menengah menggerakkan rakyat 3. Rakyata memberikan dukungan KEEMPAT MANUNGGALING NUSWANTORO (Menciptakan Integritas Nasional) • Hamukti Palapa • Sumpah Pemuda • Proklamasi Kemerdekaan