Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA FASHION STYLE

JIBAB DENGAN PERILAKU


CATCALLING YANG DIALAMI OLEH
MAHASISWI UNSYIAH

Metodologi Penelitian Kuantitatif


Kelompok 5

 Intan Maulisa (1907101130029)


 Mas Ulan Dyva (1907101130031)
 Rahmatil Munazzilah (1907101130060)
 Rizky Anisah Husna (1907101130063)
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
 Menurut hasil Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik dengan persentase sebanyak
64 persen dari 38.766 perempuan, 11 persen dari 23.403 laki-laki, dan 69 persen dari
45 gender lainnya pernah mengalami pelecehan di ruang publik. Kebanyakan dari
korban mengaku bahwa mereka pernah mengalami pelecehan yang diterima secara
verbal (Sumber: Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik).
RUMUSAN MASALAH
 Apakah para mahasiswi menyadari apa itu catcalling?
 Apakah tanggapan dan yang dirasakan oleh korban dari perilaku catcalling?
 Apakah ada hubungan antara perilaku catcalling dengan fashion style jilbab pada mahasiswi?
VARIABEL TERKAIT

 Variabel Terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah perilaku catcalling

Catcalling secara sederhana diartikan sebagai godaan, siulan, teriakan, komentar, bahkan
tatapan mata yang bersifat seksual yang biasanya dialami oleh perempuan dan dilakukan oleh
laki-laki yang lewat di jalan atau biasa disebut street harassment. Benard dan Schlaffer (1981)
menyatakan bahwa ketika perempuan di jalan sering mengalami pelecehan dan tidak
memandang umur, pakaian, atau ras sekalipun.
 Variabel Bebas (independent) dalam penelitian ini adalah fashion style jilbab.

Menurut Featherstone (2001), fashion kerap kali dimaknai sama dengan busana, padahal
arti dari fashion bisa mencakup sesuatu yang berhubungan dengan adornment (perhiasan), style
(gaya) dan dress (pakaian). Jilbab berupa jenis pakaian yang menutupi seluruh tubuh disertai
cadar (mutahjjibah) maupun tidak disertai cadar (Shihab, 2010) yang dapat dikarakteristikkan dengan
berbagai jenis pakaian yaitu jilbab non syar‘i dan jilbab syar,i (Amrullah, 2016).
HIPOTESIS

Atas dasar latar belakang masalah, rumusan masalah dan


kerangka pikiran yang sebelumnya telah diterangkan oleh
peneliti, maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian seperti
berikut ini: “Tidak Adanya Hubungan Antara Fashion Style jilbab
dengan Perilaku Catcalling yang dialami oleh Mahasiswi
Universitas Syiah Kuala.”
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi di Universitas Syiah Kuala.
 Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode random sampling.
 Cara memperoleh data dalam penelitian ini dengan cara menyebarkan kuesioner
dalam bentuk Google Form di platform media sosial.
 Kriteria sampel yang ditentukan adalah:
1) Bersedia menjadi sampel penelitian
2) Mahasiswi di Unsyiah
3) Usia 18-23 tahun
4) Berstatus belum menikah
5) Menggunakan jilbab
INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN

 Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner.


 Alat pengumpul data dilakukan dengan menyebarkan angket yang dikembangkan oleh peneliti
berdasarkan teori.
 Bentuk angket dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari 34 item
pernyataan dengan jenis pernyataan favorable dan unfavorable yang terdiri dari 22 butir item
tentang catcalling dan 12 item tentang jilbab.
 Untuk item favorable jawaban “Sangat Setuju” (SS) memperoleh nilai 4, “Setuju” (S) memperoleh
nilai 3, “Kurang Setuju” (KS) memperoleh nilai 2, dan “Tidak Setuju” (TS) memperoleh nilai 1.
 Sedangkan untuk jawaban item unfavorable jawaban “Sangat Setuju” (SS) memperoleh nilai 1,
“Setuju” (S) memperoleh nilai 2, “Kurang Setuju” (KS) memperoleh nilai 3, dan “Tidak Setuju”
(TS) memperoleh nilai 4.
ANALISIS DATA

 Uji Validitas

 Uji Reliabilitas dengan menggunakan SPSS dengan metode Cronbach Alpha diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Catcalling : 0,868 > 0,60 (Reliabel)
2) Jilbab : 0,735 > 0,60 (Reliabel)

 Uji Normalitas dilakukan dengan melihat grafik distribusi normalitas dan melakukan pengujian Kolmogorov
Smirnov dan diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0, 176 lebih besar dari 0,05.
Maka berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan dapat ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi secara
normal.

 Uji Linieritas pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. diperoleh
nilai deviation of linearity sig adalah 0,176 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
linear secara signifikan antara variabel perilaku catcalling dengan fashion style jilbab.

 Berdasarakan nilai F dari tabel diatas diperoleh nilai F hitung adalah 1,607 < F tabel adalah 2,34, karena nilai F
hitung lebih kecil dari nilai F tabel maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara signifikan antara
variabel perilaku catcalling dengan variabel fashion style jilbab
HASIL UJI HIPOTESIS

Uji hipotesis dilakukan dengan metode Independent Sample T-Test didapatkan hasil
sebagai berikut:
 Dari hasil uji hipotesis ini ditemukan bahwa nilai Sig. Levene’s Test for Equality of
Variances sebesar 0,163 > 0,05 yang mana disimpulkan bahwa varians data antara
kelompok hijab non syar’i dan hijab syar’i merupakan sama atau homogen.
 Didapati nilai Sig. (2-Tailed) sebesar 0,037 < 0,05, maka oleh karena itu kesimpulan
dari pengambilan keputusan dalam uji Independent T-Test adalah H0 ditolak dan Ha
diterima.
 Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima sehingga ditarik kesimpulan “Adanya Hubungan Antara Fashion Style jilbab
dengan Perilaku Catcalling yang dialami oleh Mahasiswi Universitas Syiah Kuala”.
KESIMPULAN

 Catcalling merupakan hal-hal yang nyata dan dapat disaksikan menggunakan panca indra. Fenomena yang
tergolong ke dalam catcalling yang sering terjadi di masyarakat sebagai bentuk pelecehan di jalan, membuat
komentar seksual pada orang yang sedang lewat, mengikuti mereka dan mencoba untuk terlibat pada
percakapan atau meneriaki penghinaan rasial saat mereka di jalan

 Fokus utama penelitian yang dilakukan peneliti yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
fashion style dengan perilaku catcalling yang dialami mahasiswi di universitas syiah kuala. Kajian penelitian ini
difokuskan pada makna dari pelecehan seksual secara verbal untuk menginformasikan kepada masyarakat
bahwa catcalling tersebut adalah pelecehan seksual terhadap perempuan yang menjatuhkan martabat wanita.
Pakaian merupakan obyek yang oleh sebagian besar orang diangap bisa menyampaikan sesuatu sebagaimana
yang dikemukakan oleh Barthes mengenai “the language of fashion”, bahwa setiap bentuk fashion pasti
mengandung pesan tertentu yang kemudian ingin disampaikan oleh pemakainya.

 Catcalling dan hijab pada penelitian ini reliabel, dari ulasan diatas bahwa H0 ditolak dan Ha diterima sehingga
ditarik kesimpulan “Adanya Hubungan Antara Fashion Style jilbab dengan Perilaku Catcalling yang dialami oleh
Mahasiswi Universitas Syiah Kuala”.

Anda mungkin juga menyukai