Artikel Agama
Artikel Agama
Metode Penelitian
Penelitian adalah suatu metode dari studi melalui penelitian yang penuh hati-
hati dan sempurna terhadap suatu masalah yang dibahas sehingga diperoleh
jawaban yang tepat terhadap masalah tersebut (Hilway:1956).
Metode deskriptif
Menurut Whiteney (1960:55). Metode deskriptif merupakan pencarian fakta
dengan interprestasi yang tepat. Penelitian ini juga mempelajari masalah yang
ada dalam masyarakat, serta bagaimana tata cara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-
sikap, pandangan-pandangan, serta bagaimana proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh dari suatu fenomena yang terjadi.
Metode kuantitatif
Metode kuantitatif adalah data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif dengan
menghitung atau mengukur. Jadi data kuantitatif lebih banyak terdapat angka
dan bukan kata-kata atau gambar. Sehingga data penelitian kuantitatif tersebut
dapat berupa skala ordinal, nominal, interval ataupun rasio.
Penelitian kuantitaif mencoba untuk memecahkan dan membatasi fenomena
menjadi terukur. dari Metode penelitian ini dapat menggunakan pengukuran
yang terstandar atau menggunakan skala pengukuran data. Sehingga secara
esensial penelitian kuantitaif adalah penelitian tentang pengumpulan data
numerik untuk menjelaskan fenomena tersebut .
penulis menggunakan angket atau kuesioner untuk berpartisipasi kepada untuk
menceritakan pengalaman mereka mengenai pergaulan remaja yang mereka
alami.
Hasil Data
Pertanyaan Presentase jawaban
Ke-
1 Dari 39 responden yang menjawab YA sebanyak 31
responden (79,5%) dan menjawab KADANG-KADANG
sebanyak 8 responden (20,5%)
2 Dari 39 responden yang menjawab YA sebanyak 26
responden (66,7%) dan menjawab KADANG-KADANG
sebanyak 13 responden (33,3%)
3 Dari 39 responden yang mennjawab YA sebanyak 26
responden (66,7%) dan menjawab KADANG-
KADANG sebanyak 13 responden (33,3%)
4 Dari 39 responden yang menjawab YA sebanyak 8
responden (20,5%), menjawab KADANG-KADANG
sebanyak 18 responden (46,2%), dan menjawab TIDAK
sebanyak 13 responden (33,3%)
5 Dari 39 responden yang menjawab YA sebanyak 37
responden (94,9%) dan menjawab KADANG-KADANG
sebanyak 2 responden (5,1%)
6 Dari 39 responden yang menjawab YA sebanyak 29
responden (74,4%) dan menjawab KADANG-KADANG
sebanyak 10 responden (25,6%)
7 Dari 39 responden yang menjawab YA sebanyak 19
responden (48,7%) dan menjawab KADANG-KADANG
sebanyak 6 responden (15,4%), dan menjawab TIDAK
sebanyak 14 responden (35,9%)
8 Dari 39 responden yang menjawab YA sebanyak 39
responden (100%)
9 Dari 39 responden yang menjawab YA sebanyak 36
responden (92,3%) dan menjawab KADANG-KADANG
sebanyak 3 responden (7,7%)
10 Dari 39 responden yang menjawab YA sebanyak 36
responden (92,3%) dan menjawab KADANG-KADANG
sebanyak 3 responden (7,7%)
Analisis
Manusia adalah makhluk sosial yang dimana manusia sangat membutuhkan
orang lain dalam kehidupannya menjalani kegiatan sehari-hari. Allah
menciptakan manusia dalam banyak perbedaan didalam diri manusia yang satu
dan yang lain. Manusia di dunia ini memiliki banyak perbedaan baik secara
fisik dan psikis seseorang. Dengan adanya perbedaan tersebut Allah berfirman
dalam Alqur’an surah Al Hujurat ayat 13, Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, dan juga menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al
Hujurat [49] :13)
Menurut Hasan Basri (Isa Ahmad, Abduh Ghalib, 2010:10) remaja adalah
Mereka yang telah meninggalkan masa keremaja-remajaanya yang penuh
dengan ketergantungan dan menuju masa tanggung jawab. Masa remaja
ditandai dengan pengalaman-pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah
terbayangkan dan dialaminya, dalam bidang fisik maupun psikis seseorang.
1. Peran Keluarga Dalam Pergaulan Remaja
Keluarga menjadi salah satu faktor dalam pergaulan remaja yang ia alami.
Pakar "pengasuhan" Eleanor Maccoby (1992) yakin bahwa ada sejumlah aspek
penting dalam konteks keluarga yang dialami oleh semua anggota keluarga.
Setidaknya, para remaja mengamati perlakuan orang tua terhadap saudara-
saudara mereka, dan belajar dari hal-hal yang mereka amati maupun mereka
alami secara langsung. Suasana hubungan atau suasana hati cenderung
menyebar dan dapat dirasakan oleh mereka yang berada dalam ruangan yang
sama ataupun tidak sama. Dengan adanya pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa lingkungan keluarga bisa menjadi salah satu faktor bagi
seseorang dalam memilih teman sepergaulan remaja. Keluarga terutama bagi
orang tua dituntut untuk bisa mengarahkan, membimbing, dan juga meingatkan
serta mengawasi akhlak dan perilaku remaja. Pada era digitalisasi saat ini
banyak sekali adanya contoh-contoh yang buruk yang terdapat pada media
sosial, dimana hal tersebut bisa mengarahkan remaja menjadi seseorang yang
tidak memiliki rasa malu ,akhlak yang baik, serta membuat generasi sekarang
menjadi rusak. Tugas yang harus dilakukan keluarga dan yang terpenting adalah
orang tua adalah untuk selalu mengawasi serta selalu meingatkan mengenai
memilih pergaulan yang remaja jalani.
Sebagaimana Allah Swt, berfirman dalam surah Al Tahrim ayat :6
َِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُوْ نَ هّٰللا َ َم ۤا اَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ َما يُْؤ َمرُوْ ن
yaaa ayyuhallaziina aamanuu quuu angfusakum wa ahliikum naarow wa
quuduhan-naasu wal-hijaarotu 'alaihaa malaaa-ikatun ghilaazhung syidaadul laa
ya'shuunalloha maaa amarohum wa yaf'aluuna maa yu-maruun
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa
yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkannya"
Maksud ayat diatas dapat dipahami bahwa keluarga mempunyai tanggung
jawab yang sangat besar bagi menjaga pergaulan remaja. Seorang remaja sangat
di tentukan oleh pendidikan mereka yang diperoleh sejak kecil yang dimulai
dari lingkungan keluarganya, oleh karena itu kita sebagai orangtua harus
bertanggung jawab penuh terhadap mengawasi tingkah laku remaja.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan keluarga dalam mencegah remaja
memasuki pergaulan remaja yang menyimpang yaitu dengan memberikan
bimbingan, nasehat yang baik,mengawasi dalam setiap pergaulan remaja,
sehingga si remaja itu tidak mudah terpengaruh dalam hal-hal yang negatif ,
memberikan waktu dan perhatian yang lebih dan lain sebagainya, memberikan
nilai-nilai keagamaan dalam lingkungan dikeluarganya. Maka remaja tersebut
agar menjadi remaja yang sholeh, taat kepada orangtuanya dan bermanfaat
kepada masyarakatnya itu sendiri, mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif
seperti kegiatan islami untuk remaja,ceramah agama, dan diskusi dan tanya
jawab seputar masalah keagamaan.
DAFTAR PUSTAKA
HS, Fachruddin. 1995. Etika Dan Pergaulan Remaja, Cet Ke-II. Jakarta: Rineke
Cipta.
Hurlock, Elizabeth B. 1992. Psikologi Perkembangan, Terj. Istiwidayanti.
Jakarta: Erlangga.
Kartono, Kartini. 1986. Patologi Sosial Kenakalan Remaja, Cet. I. Jakarta:
Rajawali Press.
Manshur, Syaikh Hasan Hasan. 2002. Cet Ke-2, Metode Islam Dalam Mendidik
Remaja, Terj. Abu Fahmi Huaidi. Jakarta: Mustaqiim.
Maria, Ulfah. 1995. Kecenderungan Kenakalan Remaja, Cet Ke-2. Semarang:
Pustaka Rizki Putra.
Kartini kartono. (2002). Kenakalan Remaja. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
K. Bertens. (200)2. Etika. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Ninik Widiyanti dan Pandji Anoraga. (1987).
Pergaulan remaja Dan Masalahnya. Jakarta:
PT Pradnya Paramita.
Paulus, wahana. (1993). Pergaulan remaja dan nilai-nilai pancasila.
Yogyakarta: Kanisius
Roucek, Joseph S dan roland L. walerren. (1984).
Pegaulan remaja dan etika pergaulan. Jakarta: Bina Aksara
Solomon, Robert C. (1987). pengertian pergaulan remaja.
Jakarta: Erlangga
Sudarsono. (2004). Kenakalan Remaja. Jakarta :PT
Rineka Cipta
Prof. dr. Soetjiningsih, S. (2004). Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya.
Jakarta: CV. SAGUNG SETO.