Apendisitis
Nama Kelompok:
1. Jazzem Binawe Abdul
2. Ayu Choriqa
3. Erni Fitriani
4. Lailatus Sa’adah
5. Nia Pratiwi
DEFINISI
Penyebab apendiks menurut Hurst 2015 adalah obstruksi, inflamasi, dan infeksi,
obstruksi dapat terjadi akibat massa feces, tumor, striktur, cacing, virus.
Sedangkan menurut Le Mone dkk 2015 adalah obstruksi lumen proksimal apendiks
yang mengalami inflamasi, biasanya disebabkan oleh fecalit atau massa feces
yang keras. Penyebab obstruksi lain mencakup kalkulus atau batu, benda asing,
inflamasi, tumor, parasit (mis, cacing jarum atau cacing karawit) atau edema
jaringan limfoid
KLASIFIKASI
1. Pra operasi
Puasa dipertahankan selama 8 jam sebelum operasi dilakukan (NPO)
Posisi fowler untuk mengurangi nyeri
Berikan infus cairan untuk mencegah dehidrasi
Jangan sesekali memberikan kompres hangat, karena suhu hangat akan meningkatkan aliran darah ke
appendiks dan meningkatkan inflamasi
2. Pasca operasi
Pantau tanda-tanda vital, asupan, dan keluaran cairan
Berikan analgetik sesuai resep
Dorong pasien untuk nafas dalam dan mobilisasi untuk mencegah komplikasi paru
Catat bising usus, kemampuan flatus, dan buang air besar untuk selanjutnya mendapatkan asupan per oral
Awasi adanya komplikasi pasca bedah misalnya nyeri dan demam yang mengindikasikan abses, sehingga
dilakukan dengan memeriksa kasa pembalut dengan sering untuk menilai drainase luka
KOMPLIKASI
1. Pengkajian
a. Anamnesa
Identitas diri
Kebanyakan pada laki-laki, usia 20-30 tahunan, pekerjaan, alamat, no RM, diagnosa
Keluhan utama
Didapatkan nyeri sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan sampai punggung, nyeri bisa terus menerus atau hilang timbul, keluhan
yang menyertai biasanya klien mengeluh rasa mual, muntah atau panas demam
Riwayat kesehatan sekarang
Diuraikan bagaimana keluhan utama timbul, dan apa yang dilakukan saat keluhan itu timbul, pada pasien dengan pasca operasi
appendisitis didapatkan nyeri saat dibuat gerak
Riwayat kesehtan dahulu
Dikaji masalah kesehatan dahulu yang berhubungan dengan masalah saat ini seperti pernah dilakukan pembedahan sebelumnya atau
memiliki gangguan sistem pencernaan seperti gastritis, appendisitis, dll
Riwayat kesehatan keluarga
Dikaji penyakit keturunan yang berhubungan dengan masalah pasien saat ini seperti appendisitis, kanker, tumor, dll. Kaji pula adanya
penyakit menular
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Pasien tampak lemah karena nyeri
Tanda-tanda vital
Tekanan darah dalam batas normal, Nadi memungkinkan takikardi, Suhu memungkinkan meningkat akibat
hipertermi, Pernafasan dalam batas normal
Pengkajian pola gordon
a. Pola nutrisi
b. Pola eliminasi
c. Pola aktivitas dan latihan
d. Pola istirahat tidur
e. Pola persepsi kognitif
f. Pola kenyamanan (Nyeri)
3. Pemeriksaan fisik B1-B6
a. B1 (Breathing)
Inspeksi
Pada pasien tidak terdapat batuk produktif, sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, dan pernapasan
cuping hidung tidak ada pula retraksi intercosta dan ketidaksimetrisan bentuk dada
Palpasi
Pada pasien taktil fremitus teraba pada bagian kanan kiri paru
Auskultasi
Pada pasien tidak terdengar suara tambahan pernapasan seperti whezing, ronchi, goorgling, cracles
Perkusi
Pada pasien terdengar vesikuler yang menunjukan tidak ada gangguan paru-paru
b. B2 (Blood)
Inspeksi
Pada pasien kulit tidak pucat, CRT <2 detik, kedua beah dada simetris
Palpasi
Pada pasien ictus cordis dapat teraba pada ruang intercostal kiri kelima agak ke medial 2cm dari linea mid
klafikula kiri, nadi radial teraba cepat/ takikardia (kemungkinan) saat nyeri timbul
Perkusi
Pada pasien batas kiri jantung yaitu ICS 2 kiri di linea parasternal kiri (atas) dan ICS 5 kiri agak kemedial linea
midklavikula kiri (bawah). Sedangkan batas kanan jantung yaitu ICS 3-4 kanan di linea parasternal kanan (bawah)
dan ICS 2 kanan di linea parasternal kanan (atas)
Auskultasi
Pada pasien terdengar suara bunyi jantung I dan II (lup dup) pada ICS 3 kiri, tidak terdengar bising jantung
(murmur)
3. B3 (Brain)
Inspeksi
Pada pasien terlihat kesadaran penuh (compos metris), ekspresi wajah sesuai, gaya bicara jelas, aktivitas
motorik terganggu akibat luka operasi, status mental baik, pasien terdapat refleks menelan, refleks patella,
refleks respon pupil terhadap cahaya
4. B4 (Bladder)
Inspeksi
Tidak ada distensi kandung kemih, urin dalam batas normal (warna, jumlah)
Palpasi
Tidak teraba massa, tidak teraba adanya regangan (tegangan/distensi) kandung kemih, tidak ada nyeri tekan
Perkusi
Terdengar suara timpani, bila volume urin penuh suaranya redup/dullness
Auskultasi
Tidak terdengar beuits pada arteri renalis (diatas pusar 2-3 jari lalu geser kearah kiri 2/3 jari)
5. B5 (Bowel)
Inspeksi
Pada pasien terdapat mual muntah sebelum operasi akibat peningkatan mucus lumen GI dan sekresi lambung,
mual muntah setelah operasi akibat peristaltik yang belum berfungsi kembali secara sempurna, pada pasien post
op akan mengalami penurunan nafsu makan. Terdapat luka jahitan apendiktomy pada kuadran kanan bawah
berupa insisi melintang dengan jahitan operasi, keadaan luka (kaji tanda-tanda infeksi)
Palpasi
Terdapat nyeri pantul saat sebelum operasi dimana nyeri semakin sakit saat tekanan bagian titik Mc Burney di
lepaskan, nyeri semakin meningkat saat ekstensi/ fleksi tungkai kanan, jongkok (kaji P-Q-R-S-T). Terdapat nyeri
akut saat setelah operasi akibat insisi apendiktomy (P-Q-R-S-T) disebelah kuadran kanan bawah perut
Perkusi
Terdengar redup pada daerah hepar (normal)
Auskultasi
Suara bising usus saat sebelum operasi tidak ada gangguan, suara peristaltik setelah operasi terdengar belum
baik, <12x/ menit akibat anastesi
6. B6 (Bone)
Inspeksi
Kelemahan, tirah baring, keterbatasan gerak akibat nyeri, mudah lelah
DIAGNOSA
Pre Operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi (distensi jaringan intestinal oleh inflamasi)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan akibat mual
muntah
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif akibat mual muntah
4. Hipertermi berhubungan dengan infeksi dan inflamasi
5. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan
Post operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (luka insisi post operasi appendictomy)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya asupan makanan yang adekuat
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik pasca operasi
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan persepsi sensori: nyeri akut
5. Resiko infeksi berhubungan dengan infasi kuman pada luka operasi